Tuesday, February 16, 2021

Memahami Keberagaman Masyarakat Indonesia


 

 

Kita tentu sudah memahami akan keberagaman masyarakat Indonesia. Keberagaman masyarakat Indonesia dapat dipahami dari aspek kewilayahan Indonesia dan aspek sosial budaya. Kita pahami satu per satu keberagaman masyarakat Indonesia berdasarkan kedua aspek tersebut dalam uraian singkat berikut.

 

Pertama, berdasarkan aspek kewilayahan, wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan yaitu negara yang memiliki ribuan pulau besar dan kecil. Bentangan perairan laut memisahkan pulau-pulau dalam wilayah NKRI. Keadaan wilayah Indonesia ini membuat jarak antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jika keadaan wilayah Indonesia ini tidak disadari segenap warga negara Indonesia, tentu akan memicu terjadinya perpecahan atau disintegrasi bangsa.

Kedua, berdasarkan aspek sosial budaya, masyarakat Indonesia diwarnal beragam perbedaan, baik suku, agama, ras, bahasa maupun kebudayaan lainnya. Kondisi sosial budaya yang penuh beragam perbedaan tersebut berpotensi menjadi pemicu terjadinya konflik.

 

Berdasarkan aspek wilayah dan aspek sosial budaya tersebut, banyak keberagaman dalam masyarakat Indonesia. Keberagaman masyarakat Indonesia hendaknya dijadikan perekat antar sesama anak bangsa, dan bukan sebagai pemicu terjadinya konflik sosial, Kita hendaknya benar-benar memahami adanya keberagaman dalam masyarakat Indonesia bahwa hal tersebut merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang bisa memperkaya khazanah budaya bangsa. Kita patut bersyukur atas anugerah Tuhan berupa keberagaman dalam masyarakat Indonesia dengan cara-cara, antara lain: (1) Menghargai dan menghormati perbedaan dalam masyarakat, baik perbedaan suku, agama, ras, budaya, maupun golongan; (2) Hidup berdampingan secara damai dengan orang lain meskipun berbeda suku, agama, ras budaya, maupun golongan; dan (3) Berinteraksi dengan baik tanpa ada sekat perbedaan suku, agama, ras, budaya, dan golongan.

 

Melalui penerapan perilaku di tadi, berarti kamu telah memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia. Selain itu, kamu telah melestarikan dan mewujudkan semboyan negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Melalui semangat Bhinneka Tunggal Ika, akan terjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa adanya pemahaman dari segenap bangsa Indonesia, keberagaman dalam masyarakat dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, penting bagi segenap bangsa Indonesia memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia agar terhindar dari dampak negatif seperti berikut

1. Perpecahan atau disintegrasi bangsa.

2. Konflik sosial, baik konflik rasial, antarsuku, maupun antar agama.

3. Etnosentrisme yaitu paham yang memandang masyarakat dan kebudayaan sendiri lebih baik dan merendahkan masyarakat dan kebudayaan lain

4. Chauvinisme yaitu adanya semangat nasionalisme yang berlebihan sehingga menganggap rendah bangsa lain.

5. Mempersulit pemerintah dalam menetapkan kebijakan pembangunan.

6. Menghambat usaha pembangunan dan pemerataan sarana dan prasarana.

7. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

 

Sikap menerima keberagaman dalam masyarakat juga dapat kita tunjukkan dengan menghindari perbuatan-perbuatan yang bisa memecah persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Contohnya sebagai berikut:

1. Fanatisme yang berlebihan

2. Memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Acuh tak tak acuh dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.

4. Menonjolkan suku, agama ras, golongan, dan budaya tertentu.

5. Sukuisme yaitu paham yang mementingkan suku bangsa sendiri atau sikap yang menganggap suku bangsanya lebih baik daripada suku bangsa yang lain.

6. Ekstremisme yaitu perbuatan yang bersifat fanatik atau cenderung memaksakan kehendak dan berani menempuh tindakan melanggar norma untuk mencapai tujuan.

7. Egoisme yaitu tingkah laku yang didasarkan atas dorongan untuk mencari keuntungan din sendiri (mementingkan diri sendiri) daripada untuk kesejahteraan orang lain.

 

Supaya terbina persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita perlu membiasakan sikap toleransi terhadap keberagaman. Sikap toleransi identik dengan hubungan antar umat beragama yang berbeda. Namun demikian sikap toleransi dalam hal ini tidak hanya menyangkut hubungan antar umat beragama yang berbeda. Akan tetapi, menyangkut toleransi terhadap segala keberagaman yang ada dalam masyarakat Indonesia. Kita tentu masih ingat bahwa dalam masyarakat Indonesia terdapat beragam perbedaan, baik agama, suku, ras, sosial budaya, maupun gender. Terhadap beragam perbedaan dalam masyarakat tersebut, segenap bangsa Indonesia hendaknya mengembangkan sikap toleransi

 

Toleransi berasal dari bahasa Latin, yaitu tolerare yang artinya dengan sabar atau membiarkan sesuatu. Pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap perilaku menghargai atau menghormati setiap tindakan orang lain sesuai hukum. Toleransi merupakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti perilaku terbuka dan menghargai segala perbedaan yang ada dengan sesama manusia. Bersikap toleransi berarti bersikap sabar, menahan diri, serta menghargai dan berhati lapang terhadap perpedaan perbedaan dalam masyarakat. Toleransi sejati didasarkan pada sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani, keyakinan dan keikhlasan terhadap sesama meskipun berbeda agama, suku, golongan, ataupun ideologi. Berikut bentuk sikap toleransi terhadap keberagaman agama, suku, ras, sosial budaya, dan gender.

 

1. Toleransi dalam Keberagaman Agama

Kebebasan beragama merupakan hak asasi manusia yang paling hakiki. Oleh karena itu, negara Indonesia menjamin kemerdekaan beragama bagi setiap penduduk Indonesia dalam konstitusi negara. Kebebasan beragama bagi setiap penduduk Indonesia dijamin dalam pasal 29 ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Bentuk nyata adanya jaminan kemerdekaan beragama dapat kita pahami dari adanya beragam agama yang diakui negara Indonesia yaitu agama Hindu, Buddha, Islam, Katolik, Kristen, dan Konghucu. Jaminan kebebasan beragama oleh Pemerintah Indonesia sangat penting untuk menjamin tetap kukuhnya persatuan dan kesatuan negara Indonesia. Oleh karenanya, meskipun masyarakat Indonesia berbeda-beda agama, tetap satu sebagai bangsa Indonesia. Sudah semestinya masyarakat Indonesia membiasakan sikap toleransi dalam keberagaman agama yang dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan, antara lain: (a) menghormati agama yang diyakini orang lain; (b) tidak memaksakan agama kepada orang lain; (c) mempersilakan pemeluk agama lain untuk untuk berbadah; (d) tolong-menolong tanpa memedulikan perbedaan agama; (f) saling bekerja sama antarumat ber agama dalam kegiatan di lingkungan masyarakat; (g) melaksanakan tri kerukunan umat beragama, antara lain kerukunan antarumat beragama, intern umat beragama dan antar umat beragama dengan pemerintah.

 

2. Toleransi dalam Keberagaman Suku dan Ras

Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan antarpulau terpisahkan oleh laut yang luas menjadi salah satu faktor lahirnya keberagaman suku bangsa di Indonesia. Tiap-tiap suku bangsa memiliki adat dan tradisi berbeda. Masyarakat Indonesia tidak hanya terdiri atas beragam suku bangsa. Masyarakat Indonesia juga terdiri atas beragam ras. Adapun ras adalah ciri penduduk yang didasarkan atas ciri-ciri fisik. Kita tentu masih ingat pengelompokan ras dalam masyarakat Indonesia. Secara garis besar, ras yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan atas ras Papua Melanezoid, ras Negroid, ras Weddoid, dan ras Melayu Mongoloid. Suku dan ras masyarakat Indonesia memang berbeda-beda. Namun demikian, masyarakat Indonesia tetap satu sebagai bangsa Indonesia, Oleh karena itu, masyarakat Indonesia tetap mesti menjaga persatuan dan kesatuan dalam keberagaman, baik suku maupun ras. Caranya dengan membiasakan sikap toleransi terhadap keberagaman suku dan ras dalam pergaulan sehari-hari diantaranya adalah: (a) bergaul dengan baik dengan semua orang tanpa mempermasalahkan perbedaan suku dan ras; (b) peduli terhadap sesama tanpa membeda-bedakan suku dan ras; (c) menghargai dan menghormati harkat dan martabat setiap manusia tanpa memandang perbedaan suku dan ras; (d) mengembangkan semangat persaudaraan dan menjunjung tinggt nilal-nilai kemanusisan dalam keberagaman suku dan ras; (e) menghindari paham chauvinisme atau paham yang menganggap suku bangsa sendiri paling unggul dan menganggap suku bangsa lain paling rendah.

 

3. Toleransi dalam Keberagaman Sosial Budaya

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keberagaman sosial budaya. Keberagaman sosial budaya merupakan kekayaan warisan nenek moyang terdahulu yang tidak ternilai harganya bagi bangsa Indonesia. Keberagaman sosial dan budaya bangsa Indonesia mampu menarik perhatian masyarakat dunia sehingga banyak wisatawan asing yang datang di Indonesia. Mereka ingin menyaksikan keberagaman sosial dan budaya bangsa Indonesia yang indah dan menakjubkan. Keberagaman sosial dan budaya bangsa Indonesia semakin tampak keindahannya ketika mampu bersatu padu dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tentu tidak mudah untuk menyatukan keberagaman sosial budaya bangsa Indonesia. Upaya menyatukan keberagaman sosial budaya bangsa Indonesia dibutuhkan toleransi yang tinggi antar masyarakat Indonesia. Banyak tindakan yang mencerminkan sikap toleransi dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan dalam keberagaman sosial budaya, antara lain: (a) menghormati, molestarikan, dan mengembangkan berbagai bentuk warisan sosial dan budaya Indonesia; (b) bangga terhadap keberagaman sosial dan budaya bangsa Indonesia; (c) mengenal keberagaman budaya sosial dan budaya bangsa Indonesia; (d) peduli terhadap berbagai informasi keberagaman sosial dan budaya bangsa Indonesia; (e) menghormati perbedaan menjalankan kebiasaan sosial dan adat istiadat dalam pergaulan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari; (f) menghargai hasil kebudayaan suku bangsa lain; (g) mempelajari dan menguasai seni budaya bangsa sesuai minat dan kesenangannya; (h) melestarikan dan mengembangkan berbagai jenis seni tradisional seperti seni tari seni musik, dan seni pertunjukan.

 

4. Toleransi dalam Keberagaman Gender dan Mengembangkan Kesetaraan Gender

Sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia, kita sebagai masyarakat Indonesia mengenal keberagaman gender dalam masyarakat Indonesia. Apa sebenarnya yang dimaksud gender? Pengertian gender menunjuk pada konsep hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Pemahaman dan kesadaran terhadap keselaraan gender bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat satu dan masyarakat yang lain. Secara umum, konsep dasar gender adalah konsep yang meletakkan kedudukan, peran antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat sejajar. Kesetaraan gender menginginkan antara laki-laki dan perempuan dapat bekerja sama dalam melakukan pembangunan fungsi dan menciptakan harmoni sosial. Sebagai contoh, laki-laki dan perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi sesama manusianya. Anak laki-laki dan perempuan memiliki dan tanggung jawab yang sama untuk menjaga kebersihan dan kerapian tempat tinggal. Siswa perempuan juga memiliki kesempatan sama untuk menjadi ketua kelas siswa laki-laki. seperti siswa. Dasar kesetaraan gender adalah adanya persamaan hak, kewajiban dan tanggung jawab yang sama pada setiap manusia tanpa membedakan jenis kelamin. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kesadaran gender bagi setiap warga masyarakat dengan membiasakan tindakan yang mencerminkan sikap toleransi dalam keberagaman gender dan mengembangkan kesetaraan gender, antara lain: (a) bergaul dalam kehidupan sehari-hari tanpa membeda-bedakan teman laki-laki dan perempuan; (b) menempatkan persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia tanpa membedakan laki-laki dan perempuan; (c) membiasakan tolong-menolong dan bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari tanpa membedakan jenis kelamin. Itulah berbagai bentuk sikap toleransi yang perlu dibiasakan oleh segenap bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Melalui sikap toleransi dalam keberagaman masyarakat akan tercipta kerukunan serta persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Kita telah memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia, baik keberagaman agama, suku, ras, sosial budaya, maupun gender. Meskipun beragam masyarakat Indonesia tetap bisa hidup berdampingan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kondisi tersebut tercipta karena adanya sikap toleransi antarwarga masyarakat. Sikap toleransi sangat penting dalam menciptakan kerukunan rasa nasionalisme, persatuan bangsa dan memperkukuh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sikap toleransi hendaknya kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Sikap toleransi dapat kita wujudkan dalam bentuk tindakan-tindakan sebagai berikut.

 

1. Lingkungan Keluarga

Tindakan yang dapat kamu biasakan di lingkungan keluarga sebagai pencerminan sikap toleransi antara lain; (a) ikut bekerja bakti membersihkan rumah; (b) membantu adik mengerjakan pekerjaan rumah; (c) tidak membuat gaduh saat ada tamu di rumah; (d) menerima perbedaan hobi antaranggota keluarga; (e) menjaga ketenangan saat anggota keluarga lain sedang istirahat.

 

2. Lingkungan Sekolah

Tindakan yang dapat kamu biasakan di lingkungan sekolah sebagai pencerminan toleransi antara lain: (a) melaksanakan tugas piket sesuai jadwal; (b) menghargai perbedaan pendapat dengan teman; (c) mendengarkan penjelasan Guru di depan kelas; (d) menjaga ketenangan saat berlangsung kegiatan belajar mengajar; (e) berteman tanpa mempermasalahkan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan.

 

3. Lingkungan Masyarakat

Tindakan yang dapat kamu biasakan di lingkungan masyarakat sebagai pencerminan sikap toleransi, antara lain: (a) tolong-menolong dengan tetangga; (b) ikut kerja bakti dengan warga masyarakat; (c) ikut menjaga keamanan di lingkungan masyarakat; (d) tenggang rasa dan tepo seliro dengan orang lain; (e) menjaga ketenangan saat umat beragama lain menjalankan ibadah.

 

Catatan: Sebagai latihan, selesaikan soal pada Buku PR Tema 6 & 7 di halaman 28 sampai dengan 29 yang A dan B.

 

No comments:

Post a Comment