Kita sering kali membaca suatu teks atau bacaan. Kita dapat membacanya dalam surat kabar, novel, cerita pendek maupun karya ilmiah. Biasanya teks atau bacaan tersusun dari beberapa paragraf yang padu. Paragraf merupakan suatu rangkaian kalimat yang memiliki suatu gagasan utama. Biasanya gagasan utama juga disebut ide pokok, pokok pikiran atau gagasan pokok. Gagasan utama merupakan masalah utama yang dibahas atau diungkapkan dalam suatu bacaan. Gagasan utama termuat dalam kalimat utama. Sementara itu, kalimat utama dijelaskan oleh kalimat-kalimat penjelas. Gagasan pendukung terdapat dalam kalimat-kalimat penjelas yang menjelaskan atau memaparkan gagasan utama. Pada suatu artikel ataupun model tulisan lainnya, kita pasti sudah tidak asing menemui rangkaian paragraf yang berisi tentang keseluruhan isi dari tulisan tersebut. Terdapat berbagai jenis paragraf, yang digolongkan berdasarkan letak gagasan utamanya dan menurut tujuannya.
A. Jenis Paragraf Menurut Letak Gagasan Utama
Jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya dapat dibagi menjadi tiga jenis, antara lain sebagai berikut.
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif memiliki gagasan atau pikiran utama di bagian awal rangkaian kalimat. Biasanya pada paragraf deduktif, gagasan utamanya berada di kalimat pertama. Sementara itu, kalimat-kalimat lainnya berisi penjelasan (gagasan pendukung) yang mendukung gagasan utama yang telah dipaparkan di awal. Secara sederhana, paragraf deduktif dapat dipahami sebagai paragraf yang mempunyai gagasan utama pada awal kalimat. Sehingga pola pengembangan paragraf deduktif berpola umum-khusus, yaitu pernyataan yang bersifat umum diletakkan sebagai kalimat utama yang kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas yang bersifat sebuah pernyataan khusus. Kalimat penjelasnya dapat berupa contoh, perincian, uraian, dan sebagainya. Ciri-ciri paragraf deduktif adalah sebagai berikut: (a) kalimat utamanya berada di awal; (b) kalimat disusun yang diawali pernyataan umum dan diikuti oleh pernyataan-pernyataan khusus; dan (c) pola pengembangan paragraf berupa umum-khusus-khusus-khusus.
2. Paragraf Induktif
Berkebalikan dengan yang sebelumnya, paragraf induktif memiliki gagasan utama yang ditemukan pada bagian akhir dari rangkaian kalimat dan lebih sering berada di kalimat terakhir. Gagasan utama di akhir paragraf induktif bersifat menyimpulkan inti dari kalimat-kalimat penjelas yang berada di kalimat sebelumnya. Bisa dikatakan bahwa paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada akhir kalimat sehingga pola pengembangan paragrafnya menjadi khusus-umum. Kalimat yang mengawali paragraf induktif biasanya berupa data, uraian, ataupun contoh, yang kemudian ditarik secara garis besar kesimpulannya atau digeneralisasikan ke dalam satu simpulan pada kalimat akhir. Apabila kita ingin menekankan pada penjelasan dibandingkan dengan pernyataan akhir, sebaiknya kita menggunakan paragraf induktif. Ciri-ciri paragraf induktif adalah sebagai berikut: (a) diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang disusun secara runtun dan tidak sumbang; (b) kalimat akhir berupa pernyataan kesimpulan dari kalimat-kalimat penjelas yang telah diuraikan.
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah gabungan gagasan utama yang berada di awal dan akhir rangkaian kalimat. Gagasan di kalimat awal biasanya berupa inti pikiran dari paragraf tersebut. Sementara itu, di bagian akhir kembali ditekankan mengenai gagasan utama dengan kalimat yang mungkin saja berbeda dari kalimat gagasan utama di awal. Ciri-ciri paragraf campuran antara lain: (a) memiliki dua gagasan utama; (2) gagasan utama terletak di bagian awal paragraf dan di akhir paragraf.
B. Jenis Paragraf Menurut Tujuannya
Isi dari suatu paragraf tentunya memiliki berbagai tujuan yang ditetapkan oleh penulis. Ada tujuan yang sifatnya memaparkan, mengajak, mendebat, dan lain sebagainya. Berdasarkan tujuan dari isinya, paragraf dapat dikelompokkan menjadi lima jenis. Mari kita simak penjelasan singkat berikut.
1. Paragraf Narasi
Isi dari jenis paragraf narasi bersifat menceritakan suatu hal secara kronologis. Hal tersebut tentunya menunjukkan tiap kalimatnya disusun secara runtut sehingga memudahkan pembaca membayangkan kejadian atau peristiwa yang tengah diceritakan. Berhubung sifatnya yang “bercerita”, pembaca akan menemukan sudut pandang dalam kalimat-kalimat di paragraf tersebut. Jenis ini biasanya dijumpai pada cerpen, novel, ataupun prosa bebas lainnya.
2. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang isinya berupa penjelasan untuk memaparkan fakta-fakta yang ada. Berhubung fakta yang menjadi dasarnya, tulisan-tulisan eksposisi cenderung bersifat ilmiah. Tujuannya adalah memberikan informasi yang detail kepada pembaca. Ciri-cirinya adalah memiliki fakta yang jelas dari berita ataupun penelitian dan tidak mencampurkan pendapat penulis di dalamnya. Model seperti ini cenderung dijumpai pada artikel-artikel berita atau suatu karya ilmiah.
3. Paragraf Argumentasi
Paragraf Augmentasi merupakan jenis paragraf yang bertujuan memberikan pandangan kepada para pembacanya ini tidak hanya menyajikan fakta ataupun isu permasalahan dalam isinya, tetapi juga memberikan pendapat-pendapat dari sang penulis. Jadi data maupun fakta yang disajikan hanyalah pelengkap dari opini sang penulis. Pada jenis paragraf argumentasi, akan dijumpai kesimpulan dari rentetan pendapat penulis di dalam rangkaian kalimat tersebut. Kesimpulan tersebut cenderung diletakkan di akhir paragraf.
4. Paragraf Persuasi
Hampir sama dengan paragraf argumentasi, paragraf persuasi biasanya menampilkan berbagai pendapat dari sang penulis terhadap suatu berita atau isu tertentu. Perbedaannya adalah kalimat-kalimat yang isinya bertujuan memengaruhi pembaca cenderung mengandung kata-kata ajakan atau imbauan, seperti halnya ayo dan mari. Kata dan gaya bahasa yang digunakan pun dipilih yang semenarik mungkin untuk semakin meyakinkan pembaca atas ajakan tersebut.
5. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi bertujuan membuat pembaca dapat merasakan ataupun membayangkan hal yang dideskripsikan secara jelas dan nyata. Hal tersebut memungkinkan pembaca seolah-olah pembaca dapat melihat, mendengar, ataupun mencecap objek yang dijelaskan dalam paragraf deskripsi. Oleh karena itulah, isi paragraf deskripsi merupakan gambaran lengkap dari sebuah objek yang disusun dalam berbagai kalimat.
Demikianlah berbagai jenis paragraf, yang digolongkan berdasarkan letak gagasan utamanya dan menurut tujuannya. Setelah memahaminya, kita akan dengan mudah menggali informasi secara umum dalam suatu teks atau bacaan. Informasi merupakan penerangan, pemberitaan, atau penyampaian kabar berkaitan dengan masalah, kejadian, atau peristiwa yan terjadi. Setelah kita tahu gambaran umumnya, kita bisa menggali informasi lebih mendalam dan menyeluruh melalui berbagai cara, antara lain: (1) memahami judul bacaan; (2) membaca kalimat demi kalimat dalam setiap paragraf dengan saksama; (3) memahami makna setiap kata dalam kalimat dengan tepat supaya maksud penulis dapat dengan mudah dipahami; (4) menemukan informasi dalam bacaan dengan mengajukan pertanyaan ADIKSIMBA (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana). Selain hal tersebut, menemukan informasi dalam bacaan dapat dilakukan dengan cara membaca intensif pada suatu bacaan.
Membaca intensif merupakan cara yang dilakukan secara saksama terhadap berbagai rincian suatu teks atau bacaan. Membaca intensif dilakukan untuk meneliti dan memahami informasi dalam suatu bacaan. Setelah memahami maksud suatu bacaan, kita akan mudah menemukan ide pokok teks atau bacaan dan kita akan mudah dalam membuat atau menyajikan informasi ke dalam suatu ringkasan dari suatu teks atau bacaan. Ringkasan adalah adalah sajian singkat dari kejadian atau peristiwa yang panjang. Ringksan adalah hasil dari karangan yang asli tetapi dalam penyajiannya harus tetap mempertahankan urutan dan rumusan yang asli dari pengarangnya. Selain ringkasan, kita juga dapat menyajikan informasi ke dalam ikhtisar pada suatu bacaan. Ikhtisar merupakan sebuah penyajian singkat dari sebuah karangan asli yang tidak perlu memberikan seluruh isi dari karangan asli secara proporsional. Bisa dikatakan, ikhtisar merupakan sebuah bagian yang sangat penting setelah membuat kesimpulan dan juga rekomendasi. Ikhtisar mengandung topik persoalan serta tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut. Selain menyajikan dalam bentuk ringkasan dan ikhstisar, penyajian informasi suatu bacaan dapat disajikan ke dalam bentuk peta pikiran.
Setelah kita membaca teks atau bacaan dan menemukan ide pokok dalam setiap paragraf, kita dapat membuat peta pikiran berdasarkan bacaan atau teks yang kita baca. Peta pikiran adalah proses memetakan pikiran untuk menghubungkan ide-ide ke dalam bentuk grafik, diagram, dan gambar. Peta pikiran akan memudahkan memahami keseluruhan isi bacaan. Langkah-langkah membuat peta pikiran adalah sebagai berikut: (1) pastikan tema utama bacaan terletak di tengah; (2) Melalui tema utama tersebut akan muncul ide-ide turunan yang masih berkaitan dengan tema utama; (3) carilah hubungan antara setiap ide dan tandai dengan garis, warna atau simbol; (4) buatlah peta pikiran di atas kertas polos; (5) sisakan ruang untuk penambahan ide.
Demikianlah materi menemukan informasi bacaan. Semoga menambah wawasan kita semuanya.
Catatan:
Sebagai latihan, kerjakan Buku PR Tema 6 & 7 halaman 19 yang A dan B. Kerjakan pada Buku PR Tema kalian masing-masing dan jangan lupa kirimkan pekerjaanmu ke Ustadz kalian ya!
No comments:
Post a Comment