Monday, August 22, 2022

Sujud Sahwi dan Sujud Tilawah dalam Salat

Ketika salat munfarid maupun berjamaah ada kalanya lupa sehingga mengharuskan sujud sahwi. Oleh karenannya, kita perlu paham bagaimana tata cara sujud sahwi dalam salat. Selain itu, tidak menutup kemungkinan kita melakukan sujud tilawah dalam salat karena membaca ayat-ayat sajdah saat salat sendirian atau mendengar ayat-ayat sajdah yang dibaca imam. Tidak jarang ketika kita ikut salat jamaah melakukan sujud tilawah karena imam membaca ayat-ayat sajdah sehingga kita sebagai makmum perlu paham bagaimana tata cara sujud tilawah. Namun demikian, sujud tilawah dianjurkan baik di dalam salat maupun di luar salat. Oleh sebab itu, marilah kita simak penjelasan singkat berikut terkait sujud sahwi dan sujud tilawah.

 

A. Sujud Sahwi

Sujud Sahwi adalah sujud dalam salat dengan cara sujud dua kali karena terlupa salah satu rukun salat, baik kelebihan maupun kekurangan dalam melaksanakannya. Hal itu terdapat riwayat Nabi yang lupa bilangan rakaat salat. Adapun pengertian sujud sahwi dan riwayat Nabi memberi contoh tata cara sujud sahwi sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ قَالَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ رُمْحٍ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ بُحَيْنَةَ الْأَسْدِيِّ حَلِيفِ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِي صَلَاةِ الظُّهْرِ وَعَلَيْهِ جُلُوسٌ فَلَمَّا أَتَمَّ صَلَاتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ يُكَبِّرُ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ وَسَجَدَهُمَا النَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِيَ مِنْ الْجُلُوسِ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Laits dia berkata. Lewat jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Rumh, telah mengabarkan kepada kami Al-Laits dari Ibnu Syihab dari Al-A'raj dari Abdullah bin Buhainah Al-Asdi yaitu kawan yang telah bersumpah setia dengan Bani Abdul Muththalib, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bangkit berdiri dalam salat Zuhur padahal mestinya duduk (attahiyyat awal), maka setelah selesai salat, beliau masih dalam keadaan duduk, sebelum salam beliau bersujud dua kali, dan beliau bertakbir pada tiap-tiap sujud dan para makmum juga mengerjakan sebagaimana yang dikerjakan beliau untuk mengganti duduk (attahiyyat) yang terlupa itu." (HR. Muslim, no. 886).

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ مَوْلَى ابْنِ أَبِي أَحْمَدَ أَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا: صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْعَصْرِ فَسَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ، فَقَامَ ذُو الْيَدَيْنِ فَقَالَ: أَقُصِرَتْ الصَّلَاةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمْ نَسِيتَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ. فَقَالَ: قَدْ كَانَ بَعْضُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَأَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ: أَصَدَقَ ذُو الْيَدَيْنِ؟ فَقَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَأَتَمَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مَا بَقِيَ مِنْ الصَّلَاةِ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ بَعْدَ التَّسْلِيمِ. و حَدَّثَنِي حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْمَعِيلَ الْخَزَّازُ حَدَّثَنَا عَلِيٌّ وَهُوَ ابْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ ثُمَّ سَلَّمَ فَأَتَاهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَقُصِرَتْ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ وَسَاقَ الْحَدِيثَ و حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ شَيْبَانَ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَيْنَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الظُّهْرِ سَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ وَاقْتَصَّ الْحَدِيثَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dari Malik bin Anas dari Dawud bin Al-Hushain dari Abu Sufyan, maula Ibnu Abi Ahmad "Bahwasanya dia berkata: Saya mendengar Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW pernah salat Asar menjadi imam bagi kami, lalu beliau salam setelah dua rakaat, maka berdirilah (seorang sahabat yang panggilannya) Dzul-yadain dan bertanya: "Ya Rasulullah! Apakah salat ini diqashar atau engkau lupa?" Rasulullah SAW menjawab, "Semua itu tidak terjadi." Dia berkata: "Ya Rasulullah! salah satu dari (dua) itu telah terjadi." Lalu Rasulullah SAW menghadap kepada para sahabat sambil bertanya, "Benarkah Dzul-yadain?" Jawab para sahabat, "Betul, ya Rasulullah." Kemudian Rasulullah SAW menyempurnakan salat yang kurang itu, ketika beliau masih dalam keadaan duduk, lalu sujud dua kali sesudah salam. Dan telah menceritakan kepadaku Hajjaj bin Asy-Syair, telah menceritakan kepada kami Harun bin Ismail Al-Khazzaz, telah menceritakan kepada kami Ali, dan dia Ibnu Al-Mubarak, telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah, telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah RA "Bahwa Rasulullah SAW salat dua rakaat dari salat Zuhur, kemudian mengucapkan salam. Lalu seorang laki-laki dari bani Sulaim mendatanginya seraya bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah salat telah diqashar atau kamu telah lupa?' Lalu dia membawakan hadis tersebut." Dan telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Syaiban dari Yahya dari Abu Salamah dari Abu Hurairah RA dia berkata: "Ketika kami salat bersama Nabi SAW salat Zuhur, maka beliau mengucapkan salam dari dua rakaat tersebut. Lalu seorang laki-laki dari bani Sulaim berdiri dan menceritakan hadis tersebut." (HR. Muslim, no. 897).

 

Hadis Ketiga

و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُلَيَّةَ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ خَالِدٍ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي الْمُهَلَّبِ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِي ثَلَاثِ رَكَعَاتٍ ثُمَّ دَخَلَ مَنْزِلَهُ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ الْخِرْبَاقُ وَكَانَ فِي يَدَيْهِ طُولٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَذَكَرَ لَهُ صَنِيعَهُ وَخَرَجَ غَضْبَانَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى النَّاسِ، فَقَالَ: أَصَدَقَ هَذَا؟ قَالُوا: نَعَمْ. فَصَلَّى رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb semuanya meriwayatkan dari Ibnu Ulayyah berkata Zuhair, telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Khalid dari Abu Qilabah dari Abu Al-Muhallab dari Imran bin Hushain bahwasanya Rasulullah SAW pernah salat Asar lalu salam pada rakaat ketiga, kemudian beliau masuk ke rumahnya. Maka seorang sahabat yang bernama Khirbaq (yang panjang dua tangannya) memanggil Rasulullah SAW sambil menceritakan kejadian itu, maka Rasulullah SAW keluar dengan marah sambil menyeret serbannya hingga sampai kepada orang banyak, lalu bertanya, "Betulkah orang ini?" Para sahabat menjawab, "Betul." Kemudian Rasulullah SAW salat satu rakaat, lalu salam, kemudian sujud (Sahwi) dua kali kemudian salam (lagi). (HR. Muslim, no. 898).

 

Hadis Keempat

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ ح و حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا جَرِيرٌ وَهَذَا حَدِيثُ يُوسُفَ عَنْ الْحَسَنِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سُوَيْدٍ عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا، فَلَمَّا انْفَتَلَ تَوَشْوَشَ الْقَوْمُ بَيْنَهُمْ، فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ زِيدَ فِي الصَّلَاةِ؟ قَالَ: لَا، قَالُوا: فَإِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَمْسًا، فَانْفَتَلَ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali, telah mengabarkan kepada kami Jarir. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Musa, telah menceritakan kepada kami Jarir dan ini adalah hadis Yusuf dari Al Hasan bin 'Ubaidullah dari Ibrahim bin Suwaid dari 'Alqamah dia berkata: Abdullah (bin Mas’ud) berkata: Rasulullah SAW pernah salat bersama kami lima rakaat. Setelah selesai salat, para sahabat berbisik-bisik diantara mereka. Maka Rasulullah SAW bertanya, "Ada apa kalian?" Mereka menjawab, "Ya Rasulullah, apakah salat ini ditambah?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidak." Para sahabat berkata, "Sesungguhnya engkau telah salat lima rakaat." Maka Nabi SAW berpaling, lalu sujud dua kali kemudian salam. Setelah itu beliau bersabda: "Sesungguhnya aku adalah manusia biasa yang terkadang lupa sebagaimana kalian lupa." (HR. Muslim, 862).

 

Adapun dalil perintah sujud dua kali karena terlupa salah satu rukun salat, baik kelebihan maupun kekurangan dalam melaksanakannya adalah sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Kelima

و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي خَلَفٍ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلَاثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحْ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلَاتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لِأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ. حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ حَدَّثَنِي عَمِّي عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِي دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَفِي مَعْنَاهُ قَالَ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ السَّلَامِ كَمَا قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ahmad bin Abi Khalaf, telah menceritakan kepada kami Musa bin Dawud, telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Zaid bin Aslam dari 'Atha' bin Yasar dari Abu Sa'id Al-Khudri dia berkata: "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang diantara kalian syak (ragu) dalam salatnya, dan tidak mengetahui berapa rakaat dia salat, tiga ataukah empat rakaat, maka buanglah keraguan, dan ambilah yang pasti. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata dia salat lima rakaat, maka sujudnya telah menggenapkan salatnya. Dan jika, ternyata salatnya memang empat rakaat maka kedua sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan'." Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb, telah menceritakan kepadaku Pamanku, Abdullah, telah menceritakan kepadaku Dawud bin Qais dari Zaid bin Aslam dengan isnad ini, dan dalam maknanya, 'Hendaklah dia sujud dua kali sebelum salam.' Atau sebagaimana yang dikatakan Sulaiman." (HR. Muslim, no. 888).

 

Hadis Keenam

و حَدَّثَنَا عُثْمَانُ وَأَبُو بَكْرِ ابْنَا أَبِي شَيْبَةَ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ جَمِيعًا عَنْ جَرِيرٍ قَالَ عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ إِبْرَاهِيمُ: زَادَ أَوْ نَقَصَ. فَلَمَّا سَلَّمَ قِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَحَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَيْءٌ؟ قَالَ: وَمَا ذَاكَ؟ قَالُوا: صَلَّيْتَ كَذَا وَكَذَا، قَالَ: فَثَنَى رِجْلَيْهِ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ: إِنَّهُ لَوْ حَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَيْءٌ أَنْبَأْتُكُمْ بِهِ وَلَكِنْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِي، وَإِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ ثُمَّ لِيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ. حَدَّثَنَاه أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ بِشْرٍ قَالَ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ كِلَاهُمَا عَنْ مِسْعَرٍ عَنْ مَنْصُورٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ بِشْرٍ فَلْيَنْظُرْ أَحْرَى ذَلِكَ لِلصَّوَابِ وَفِي رِوَايَةِ وَكِيعٍ فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ و حَدَّثَنَاه عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنَا وُهَيْبُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا مَنْصُورٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ و قَالَ مَنْصُورٌ فَلْيَنْظُرْ أَحْرَى ذَلِكَ لِلصَّوَابِ حَدَّثَنَاه إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ فَلْيَتَحَرَّ أَقْرَبَ ذَلِكَ إِلَى الصَّوَابِ حَدَّثَنَاه يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا فُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ عَنْ مَنْصُورٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ فَلْيَتَحَرَّ الَّذِي يَرَى أَنَّهُ الصَّوَابُ حَدَّثَنَاه ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ عَنْ مَنْصُورٍ بِإِسْنَادِ هَؤُلَاءِ وَقَالَ فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Utsman dan Abu Bakar, keduanya putra Abu Syaibah, serta Ishaq bin Ibrahim semuanya meriwayatkan dari Jarir. Utsman berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Ibrahim dari Alqamah dia berkata: Abdullah berkata: "Rasulullah SAW salat. Ibrahim berkata: melebihi atau kurang dari jumlah rakaat (yang semestinya). Tatkala beliau memberi salam, ditanyakan kepadanya, 'Wahai, Rasulullah! Apakah ada perubahan dalam salat?' Nabi bertanya, 'Mengapa demikian pertanyaanmu?' Mereka menjawab, 'Engkau salat begini, begini, dan begini.' Lalu beliau menyimpulkan kedua kakinya menghadap ke kiblat, lalu bersujud dua kali, kemudian memberi salam. Kemudian beliau menghadapkan mukanya kepada kami seraya bersabda, 'Sesungguhnya jika ada suatu perubahan tentang cara salat, tentu aku memberitahukan kepada kalian semua. Aku hanyalah manusia yang bisa saja lupa (salah) sebagaimana kalian juga bisa lupa (salah). Karena itu, apabila aku lupa, maka ingatkanlah aku. Dan apabila seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam salatnya, hendaklah ia pilih yang mendekati benar, lalu ia sempurnakan menurut pilihan itu. Kemudian hendaklah ia sujud dua kali.'." Telah menceritakan tentangnya kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ibnu Bisyr dia berkata. Lewat jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim, telah menceritakan kepada kami Waki' keduanya meriwayatkan dari Mis'ar dari Manshur dengan isnad ini, dan dalam riwayat Ibnu Bisyr dengan redaksi, "Maka hendaklah dia melihat kepada yang lebih tepat pada kebenaran." Sedangkan dalam riwayat Waki', "Maka hendaklah dia menepatkan pada kebenaran." Dan telah menceritakan tentangnya kepada kami Abdullah bin Abdurrahman Ad-Darimi, telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Hassan, telah menceritakan kepada kami Wuhaib bin Khalid, telah menceritakan kepada kami Manshur dengan isnad ini, dan Manshur berkata: "Maka hendaklah dia melihat kepada yang lebih tepat pada kebenaran." Telah menceritakan tentangnya kepada kami Ishaq bin Ibrahim, telah mengabarkan kepada kami Ubaid bin Sa'id Al-Umawi, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Manshur dengan isnad ini, dan dia berkata: "Maka hendaklah dia menepatkan pada kebenaran." Telah menceritakan tentangnya kepada kami Muhammad bin Al-Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Manshur dengan isnad ini, dan dia berkata: "Maka hendaklah dia menepatkan pada yang paling dekat kepada kebenaran." Telah menceritakan tentangnya kepada kami Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Fudhail bin Iyadh dari Manshur dengan isnad ini, dan dia berkata: "Maka hendaklah dia menepatkan pada sesuatu yang dilihatnya benar." Telah menceritakan tentangnya kepada kami Ibnu Abi Umar, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdush Shamad dari Manshur dengan isnad mereka, dan dia berkata: "Maka hendaklah dia menepatkan pada kebenaran." (HR. Muslim, no. 889).

 

PENJELASAN SINGKAT

Melalui hadis-hadis yang ada dapat diambil berbagai pengertian. Adapun berbagai pengertian yang dimaksud diantaranya sebagai berikut:

1.  Orang yang lupa tidak duduk attahiyat awal yaitu orang yang lupa pada rakaat kedua sudah salam. Padahal masih ada satu atau dua rakaat lagi yang seharusnya ia sempurnakan maupun orang yang salat kelebihan rakaat dari yang semestinya. Orang yang lupa tidak duduk attahiyat awal tersebut supaya sujud sahwi dua kali.

2.  Sujud sahwi itu memakai takbir. Hal tersebut sebagai penanda perpindahan gerakan salat (intiqal). Dalil mengenai intiqal bisa disimak dengan cara klik di sini.

3.  Sujud Sahwi bisa dilakukan sebelum salam maupun sesudah salam. Apabila dikerjakan sesudah salam, maka setelah sujud sahwi lalu salam (lagi).

4.  Apabila kita syak (ragu-ragu) tentang rakaat salat, hendaknya kita ambil yang yakin, lalu kita sempurnakan.

5.  Tidak ada bacaan yang khusus untuk sujud sahwi. Namun demikian, ada sebagian kaum muslim yang memahami bahwa bacaan sujud sahwi dikembalikan pada bacaan sujud salat pada umumnya. Adapun penulis lebih condong kepada tidak ada bacaan khusus untuk sujud sahwi karena belum ditemukannya dalil sharih yang menjelaskan secara khusus dan gamblang terkait bacaan sujud sahwi. Wallahu a’lam.

 

B. Sujud Tilawah

Sujud tilawah adalah sujud diwaktu membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah. Sujud tilawah ini ada di dalam salat maupun di luar salat. Ketika di luar salat, sujud tilawah dianjurkan bagi mereka yang tilawah Al-Qur’an dan menjumpai ayat-ayat sajdah. Ketika di dalam salat, sujud tilawah dilakukakn ketika kita salat membaca ayat-ayat sajdah ataupun imam membaca ayat-ayat sajdah lalu sujud tilawah ketika salat berjamaah. Sebagai makmum yang berimam kepada imam yang membaca ayat-ayat sajdah hendaknya juga mengikuti gerakan imam yang sujud tilawah. Adapun berbagai dalil mengenai sujud tilawah diantaranya sebagai berikut.

 

Hadis Ketujuh

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ بْنِ الْبَرْقِيِّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا نَافِعُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ الْحَارِثِ بْنِ سَعِيدٍ الْعُتَقِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُنَيْنٍ مِنْ بَنِي عَبْدِ كُلَالٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْرَأَهُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَجْدَةً فِي الْقُرْآنِ، مِنْهَا ثَلَاثٌ فِي الْمُفَصَّلِ وَفِي سُورَةِ الْحَجِّ سَجْدَتَانِ. قَالَ أَبُو دَاوُد: رُوِيَ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى عَشْرَةَ سَجْدَةً وَإِسْنَادُهُ وَاهٍ. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahim bin Al Buraqi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah mengabarkan kepada kami Nafi' bin Yazid dari Al Harits bin Sa'id Al 'Utaqi dari Abdullah bin Munain dari Bani Abdul Kulal, dari 'Amru bin Al 'Ash bahwasanya Rasulullah SAW telah mengajarkannya lima belas (ayat) sujud di dalam Al-Qur'an. Tiga dari padanya di surah yang pendek-pendek, dan dua di surah Al-Hajj." Abu Dawud berkata: "di riwayatkan dari Abu Darda` dari Nabi SAW terdapat sebelas ayat sajadah, sedangkan sanadnya lemah." (HR. Abu Dawud, no. 1193).

Keterangan: Terkait rawi yang bernama Al Harits bin Sa'id merupakan kalangan tabi'ut tabi'in kalangan tua. Komentar ulama tentangnya diantaranya adalah Ibnul Qaththan mengmentarinya tidak diketahui keadaannya, Adz Dzahabi mengomentari tidak dikenal, tetapi Ibnu Hajar al 'Asqalani mengmentari maqbul.

 

Hadis Kedelapan

حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى قَالَ أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ أَنَّ ابْنَ جُرَيْجٍ أَخْبَرَهُمْ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ التَّيْمِيِّ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْهُدَيْرِ التَّيْمِيِّ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَكَانَ رَبِيعَةُ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ عَمَّا حَضَرَ رَبِيعَةُ مِنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. قَرَأَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِسُورَةِ النَّحْلِ حَتَّى إِذَا جَاءَ السَّجْدَةَ نَزَلَ فَسَجَدَ وَسَجَدَ النَّاسُ حَتَّى إِذَا كَانَتْ الْجُمُعَةُ الْقَابِلَةُ قَرَأَ بِهَا حَتَّى إِذَا جَاءَ السَّجْدَةَ قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا نَمُرُّ بِالسُّجُودِ فَمَنْ سَجَدَ فَقَدْ أَصَابَ وَمَنْ لَمْ يَسْجُدْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَلَمْ يَسْجُدْ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. وَزَادَ نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَفْرِضْ السُّجُودَ إِلَّا أَنْ نَشَاءَ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa berkata: telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Yusuf bahwasannya Ibnu Juraij mengabarkan kepada mereka, katanya telah mengabarkan kepada saya Abu Bakar bin Abu Mulaikah dari 'Utsman bin 'Abdurrahman At Taimiy dari Rabi'ah bin 'Abdullah Al Hudair At Taimiy. Abu Bakar berkata: "Rabi'ah adalah orang yang paling baik dalam mengisahkan segala hal yang berasal dari majelis 'Umar bin Al Khaththab RA. Saat hari Jum'at, 'Umar bin Al Khaththab RA membaca surah An Nahl dari atas mimbar hingga ketika sampai pada ayat sajadah (sajdah), dia turun dari mimbar lalu melakukan sujud tilawah. Maka orang-orang pun turut melakukan sujud. Kemudian pada waktu salat Jum'at berikutnya dia membaca surat yang sama hingga ketika sampai pada ayat sajadah, dia berkata: “Hai manusia, kita melewati ayat sujud (sajdah). Barangsiapa bersujud, ia mendapat pahala; dan barangsiapa tidak bersujud, ia tidak berdosa." Dan 'Umar bin Al Khaththab RA tidak melakukan sujud. Nafi' menambahkan dari Ibnu 'Umar RA: "Allah SWT tidaklah mewajibkan sujud tilawah. Kecuali siapa yang mau silakan melakukannya." (HR. Bukhari, no. 1015).

 

Hadis Kesembilan

عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ قَالَ: قَرَأَ رَجُلٌ سُورَةً فِيهَا سَجْدَةٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا فَرَغَ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا فِي هَذِهِ السُّورَةِ سَجْدَةٌ؟ قَالَ: بَلَى، وَلَكِنَّكَ كُنْتَ إِمَامًا فَلَوْ سَجَدْتَ سَجَدْنَا. وَقَالَهُ ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ. عبد الرزاق

Artinya: dari Ma’mar, dari Zaid bin Aslam, ia berkata: Seorang laki-laki di sisi Nabi SAW membaca surat Al-Qur’an yang di dalamnya ada ayat sujud. Setelah selesai ia bertanya, “Ya Rasulullah, apakah di dalam surat Al-Qur’an ini tidak ada sujud?" Rasulullah SAW menjawab, "Ada! Tetapi kamu sebagai imam kami, seandainya kamu sujud, kami pun juga sujud." Dan katanya Ibnu Juraij dari Atha’ (HR. ‘Abdur Razzaaq, no. 6348).

 

Hadis Keduabelas

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنِي التَّيْمِيُّ عَنْ بَكْرٍ عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ، الْعَتَمَةَ فَقَرَأَ إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ فَسَجَدَ فَقُلْتُ مَا هَذِهِ؟ قَالَ: سَجَدْتُ بِهَا خَلْفَ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا أَزَالُ أَسْجُدُ بِهَا حَتَّى أَلْقَاهُ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai', ia berkata: telah menceritakan kepadaku At Taimi dari Bakar dari Abu Rafi' berkata: Saya pernah salat Isya dengan Abu Hurairah, dan ia membaca surah Al-Insyiqaq, lalu ia sujud padanya. (Setelah selesai salat) saya bertanya, "Apa ini?" Ia menjawab, "Saya pernah sujud pada ayat itu dibelakang Abul Qasim SAW dan saya akan terus sujud padanya hingga saya bertemu beliau." (HR. Bukhari, no. 726).

 

Hadis Ketigabelas

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي سُجُودِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ: سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahab At Tsaqafi, telah menceritakan kepada kami Khalid Al Khadza' dari Abu Al Aliyah dari 'Aisyah dia berkata: Adalah Nabi SAW membaca pada sujud Al-Qur'an (sujud tilawah) pada malam hari, “Sajada wajhii lilladzii kholaqohu wa syaqqo sam'ahu wa bashorohu bihaulihi wa quwwatihi (Bersujud diriku kepada Tuhan yang telah menciptakannya dan membuatnya mendengar dan melihat dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya).” Abu 'Isa berkata: hadits ini ialah hasan shahih. (HR. Tirmidzi, no. 529).

 

PENJELASAN SINGKAT

Melalui hadis-hadis yang ada dapat diambil berbagai pengertian. Adapun pengertian yang dapat diambil sebagai berikut:

1.  Sujud tilawah dilakukan hanya sekali sujud

2.  Sujud tilawah hukumnya adalah sunah

3.  Kita tidak disunahkan sujud apabila yang membaca ayat sajdah itu tidak sujud, sedangkan bila yang membaca ayat itu sujud, kita juga sujud walaupun di dalam salat.

4.  Sujud tilawah pada dasarnya tidak perlu wudu dahulu. Hal tersebut dikarenakan sujud tilawah itu bisa dilakukan di luar salat. Adapun di dalam salat, tentunya sudah dalam keadaan suci.

5.  Ketika sujud tilawah membaca: SAJADA WAJHII LILLADZII KHOLAQOHU WA SYAQQO SAM'AHU WA BASHOROHU BIHAULIHI WA QUWWATIHI (Bersujud diriku kepada Tuhan yang telah menciptakannya dan membuatnya mendengar dan melihat dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya)

6. Ayat-ayat sajdah ada lima belas, yaitu: (a) Al-A'raaf: 206; (b) Ar-Ra'd: 15; (c) An-Nahl: 50; (d) Al-Israa': 109; (e) Maryam: 58; (f) Al-Hajj: 18; (g) Al-Hajj: 77; (h)  Al-Furqaan: 60; (i) An-Naml: 26; (j) As-Sajdah: 15; (k) Shaad: 24; (l) Fushshilat: 38; (m) An-Najm: 62; (n) Al-Insyiqaaq: 21; (o) Al-'Alaq: 19.

7. Sujud tilawah dalam keadaan sedang salat dengan cara setelah dibacanya ayat sajdah sehingga bertakbir untuk kemudian turun bersujud satu kali. Setelah itu bangun dari sujud untuk berdiri lagi dan melanjutkan salatnya. Bila ayat sajdah yang tadi dibaca berada di tengah surat maka ia kembali melanjutkan bacaan suratnya hingga selesai dan rukuk. Namun bila ayat sajdah yang tadi dibaca berada di akhir surat maka setelah bangun dari sujud tilawah sejenak berdiri atau dilanjutkan membaca sedikit ayat lalu diteruskan dengan rukuk dan seterusnya. Adapun takbir dalam sujud tilawah sebagai intiqal dalam salat. Dalil mengenai intiqal bisa disimak dengan cara klik di sini. Wallahu a’lam.

 

Berbagai hal yang ada berdasarkan berbagai dalil yang ditemukan penulis berupa hadis lengkap dengan sanad. Namun demikian tidak menutup kemungkinan terdapat dalil shahih maupun sharih lain yang dapat dijadikan landasan/ dasar hukum ketika salat sendirian maupun berjamaah. Semoga yang sedikit ini mampu menjadi perhatian kita semuanya sehingga meraih kesempurnaan pahala dalam salat berjamaah. Aamiin.