Friday, October 1, 2021

Khotbah Jum'at: Belajar dari Sejarah G30S/PKI: Jika Berbuat Jahat, Maka Kejahatan Itu Bagi Pelakunya Sendiri

 

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

·      اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:

·      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

·      يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

·      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

·      أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهَ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Syukur alkhamdulillah pada siang ini kita diberi kesempatan untuk melaksanakan rangkaian ibadah salat Jum’at. Kesempatan beribadah merupakan sebagian dari nikmat sekaligus karunia Allah yang dianugerahkan kepada kita. Allah memberikan begitu banyak nikmat dan  sudah seharusnya kita syukuri. Melalui karunia Allah, kita semuanya masih diberi kesempatan untuk beribadah kepada-Nya. Berikutnya, selawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa risalah Islam ke umatnya. Semoga kita semuanya tergolong umatnya yang senantiasa melaksanakan ajaran Islam di dalam sendi-sendi kehidupan kita, sehingga kita selamat dunia akhirat. Selain itu tentunya juga terbentuk warga negara yang religius sebagaimana amanat Pancasila, khususnya pada sila pertama.

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada jamaah salat Jum’at agar terus menjaga, mempertahankan, dan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa. Iman dengan mengimani rukun iman yang enam dan takwa dengan mentaati segala perintah Allah dan Rasulullah, serta menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Indonesia sudah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak merdeka, Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang Undang 1945 yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, aman, tentram, serta tertib dan menjamin pembangunan nasional secara berkesinambungan dan berkelanjutan secara merata diseluruh Indonesia. Namun dalam upaya menggapai tujuan tersebut, sejarah telah mencatat bahwa terdapat salah satu bagian sejarah kelam Bangsa Indonesia. Bagian sejarah yang kelam tersebut adalah adanya suatu gerakan sosial politik  suatu partai yang menganut ideologi Marxisme-Komunisme. Partai tersebut adalah Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sejarah kelam mencatat kebiadaban PKI yang dilakukan dengan cara menembak, membakar, mencincang pejabat pemerintah, ulama, santri, dan saingan poliliknya. Meletusnya peristiwa Madiun merupakan salah satu usaha dari ideolog sosialis kiri untuk mewujudkan Negara Komunis Indonesia. Sebelum terbit fajar pada tanggal 18 September 1948 pagi, sekitar 1.500 orang pasukan Front Demokrasi Rakyat (FDR) dan 700 diantaranya dari Kesatuan Pesindo pimpinan Mayor Pandjang Djoko Prijono bergerak ke pusat Kota Madiun. Kesatuan CPM, TNI, Polisi, aparat pemerintahan sipil terkejut ketika diserang mendadak. Terjadi perlawanan singkat di markas TNI, kantor CPM dan kantor polisi. Pasukan Pesindo bergerak cepat menguasai tempat-tempat strategis di Madiun. Pada saat fajar terbit, Madiun sudah jatuh ke tangan FDR. Adapun FDR merupakan golongan yang menyatukan komunis dan golongan sosialis kiri.

Upaya mewujudkan Negara Komunis Indonesia merupakan wujud makar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejarah mencatat bahwa wujud makar tersebut diantaranya adalah adanya Gerakan 30 September 1965. Peristiwa tersebut terjadi ketika Letnan Kolonel Untung, meminta pasukan Cakrabirawa untuk menjalankan misi menculik 7 jenderal. Adapun 7 jenderal yang dimaksud yaitu: (1) Ahmad Yani; (2) Sutoyo Siswomiharjo; (3) M.T. Haryono; (4) Soeprapto; (5) S. Parman; (6) D.I. Pandjaitan; dan (7) Abdul Haris Nasution. Namun demikian, A.H. Nasution tidak tertangkap dan justru yang tertangkap adalah ajudannya, yakni Perwira Pierre Tendean. Penculikan tersebut berujung pada pembunuhan dan jenazahnya ditemukan di lubang buaya. Tentu sudah jelas bahwa gerakan tersebut amat bertentangan dengan aturan Tuhan, Hak Asasi Manusia (HAM), dan Demokrasi Pancasila.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Ideologi Komunis selalu pada intinya anti Hak Asasi Manusia (HAM), anti Demokrasi, dan anti Tuhan. Oleh karena itu, ideologi Komunis dunia yang dikembangakan Karl Mark, Lenin, Stalin identik dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Anti Hak Asasi Manusia (HAM), anti Demokrasi, dan anti Tuhan tentunya jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai dalam Pancasila.

Penetapan Pancasila sebagai dasar dari ideologi-ideologi negara Indonesia memberikan pengertian bahwa negara Indonesia merupakan negara Pancasila. Hal tersebut berarti bahwa semua harus tunduk pada Pancasila, dengan membela, dan melaksanakan dalam seluruh perundang-undangan bedasarkan Pancasila. Pandangan tersebut melukiskan bahwa Pancasila merupakan penopang yang kokoh bagi suatu bangsa, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan bersama untuk melindungi martabat, kewajiban, dan hak-hak semua warga bangsa Indonesia.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Kita sebagai warga bangsa Indonesia hendanya mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang positif. Hal tesebut demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang Undang 1945. Begitu besar jasa pahlawan yang telah gugur dalam peristiwa G30S/PKI. Kita sebagai generasi penerus, mengisi kemerdekaan dalam rangka andil pembangunan nasional dan khususnya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita sebagai seorang muslim, pada seluruh aspek kehidupan mengandung kebaikan, dan semua itu dilakukan untuk Allah SWT. Firman Allah,

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, (QS. Al An’am: 162)

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Salat, seluruh ibadah, ketaatan selama hidup, iman dan amal saleh yang akan seorang muslim bawa mati. Semuanya murni hanya untuk Allah yang telah menciptakan semua makhluk. Hanya Allah yang pantas disembah dan ditaati. Hal tersebut merupakan perwujudan seorang hamba yang meyakini bahwa hanya Allah yang pantas disembah. Oleh karena itu, dalam aspek kehidupan senantiasa berbuat kebaikan dengan tidak menimpakan musibah kepada makhluk lain. Kebaikan yang dilakukan supaya beruntung. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ۩

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung. (QS. Al Hajj: 77).

Sebagaimana tadi disebutkan bahwa berbuat kebaikan agar beruntung, kita sebagai kaum muslim sekaligus warga Negara Indonesia mengisi kemerdekaan dengan berbagai kegiatan positif. Kebaikan akan membawa kita kepada keberuntungan. Namun sebaliknya, bila berbuat jahat dengan menimbulkan kerusakan, maka kejahatan itu bagi pelakunya sendiri sebagai pembalasan atas kejahatan yang telah dilakukan. Sebagaimana pelajaran dari sejarah kelam bangsa Indonesia yaitu kebiadaban PKI yang dilakukan dengan cara menembak, membakar, mencincang pejabat pemerintah, ulama, santri dan saingan poliliknya. Semenjak sejarah kelam itu terjadi, perilaku jahat orang-orang yang tidak percaya Tuhan/ PKI akan terus diingat dan terkenal akan perbuatan jahatnya. Allah berfirman,

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ

Artinya: Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, ... . (QS. Al Isra: 7).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi diri saya dan bermanfaat bagi jamaah secara umum. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّ حِمِيْنَ.

اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا وَ خَيْرًا مَجِيْدًا، هُوَ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَمَّا بَعْدُ.

فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ، يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.

·      اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

·      اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

·      رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

·      رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

·      اللَّهُمَّ اِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ.

·      رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

·      سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

·      وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.