Saturday, November 28, 2020

Doa Keluar dari Rumah

 


 

Ketika beraktivitas dan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, kira mesti keluar dari rumah untuk memenuhi hajat kita. Tahukah saat keluar rumah ada amalan yang bisa dilakukan? Ya, ada amalan yang bisa kita lakukan sebagai seorang muslim ketika hendak keluar rumah, yaitu membaca do’a keluar rumah. Diantara do’a keluar rumah terdapat pada hadis berikut:

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ يَعْنِي إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ يُقَالُ لَهُ كُفِيتَ وَوُقِيتَ وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Yahya bin Sa'id Al Umawi, telah menceritakan kepada kami ayahku (Yahya bin Sa'id bin Abban bin Sa'id bin Al 'Ash bin Umayyah), telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang ketika keluar dari rumahnya mengucapkan; BISMILLAAHI TAWAKKALTU 'ALLALLAHI LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada  ada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan dengan pertolongan Allah) maka dikatakan baginya, engkau telah mendapatkan kecukupan, telah mendapat pertolongan dan syetan menjauh darimu." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari sisi ini (HR. Tirmidzi, no. 3348).

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نَزِلَّ أَوْ نَضِلَّ أَوْ نَظْلِمَ أَوْ نُظْلَمَ أَوْ نَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْنَا. أحمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki', dia berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Manshur, dari Asysya'bi, dari Ummu Salamah, apabila Nabi SAW keluar dari rumahnya, beliau membaca: BISMILLAHI TAWAKALTU 'ALA ALLAHI ALLAHUMMA INNI A'UDZUBIKA MIN AN NAZILLA AU NA DLILLA AU NAZHLIMA AU NUZHLAMA AU NAJHALA AU YUJHALA 'ALAINA (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu bila kami akan tergelincir, tersesat, menzhalimi, dizhalimi, tidak tahu, atau dibodohi)." (HR. Ahmad, no. 25400).

Keterangan:

Hadis tersebut tidak shahih karena ada rawi yang bernama Manshur bin Al Mu'tamir. Ia tertuduh dusta.

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ كَاسِبٍ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ التُّكْلَانُ عَلَى اللَّهِ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Humaid bin Kasib, telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma'il, dari Abdullah bin Husain bin 'Atha` bin Yasar, dari Suhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah bahwa apabila Rasulullah SAW apabila keluar dari rumahnya beliau mengucapkan: "Bismillah laa haula walaa quwwata illa billahi at tuklanu 'alallah (Dengan nama Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan kehendak Allah, dan bersandar kepada Allah)." (HR. Ibnu Majah, no. 3875).

Keterangan:

Hadis tersebut dlaif karena ada rawi yang bernama Abdullah bin Al Husain bin 'Atha' bin Asar. Ia dilemahkan oleh Abu Zur’ah, Bukhari, dan Ibnu Hajar.

 

Melalui ketiga hadis tadi bisa terlihat bahwa hadis pertama yang berasal dari Nabi SAW. Hal tersebut dikarenakan hadis kedua ada rawi yang bernama Manshur bin Al Mu'tamir yang tertuduh dusta dan hadis ketiga ada rawi Abdullah bin Al Husain bin 'Atha' bin Asar yang dilemahkan Abu Zur’ah, Bukhari, dan Ibnu Hajar. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah di mana pun kita berada. Aamiin.

 

Wallahu a’lam bishshawab

 

Friday, November 27, 2020

Khotbah Jum'at: Warga Negara yang Baik Menjalankan Perintah Agama

 


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

  • اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:
  • يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
  • يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
  • يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
  • أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهَ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ.
  • اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Syukur alkhamdulillah pada siang ini kita diberi kesempatan untuk melaksanakan rangkaian ibadah salat Jum’at. Kesempatan beramal salih ini merupakan nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita semua. Hal tersebut mesti kita syukuri di tengah kesibukan kita dalam beraktivitas. Kita mesti menyempatkan untuk melaksanakan kewajiban yang Allah berikan. Kita juga berupaya mengamalkan amalan-amalan sunah lainnya. Tak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa risalah Islam kepada umatnya. Risalah yang membawa umat ke jalan yang lurus dan juga jalan yang terang.

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan secara khusus kepada diri saya sendiri dan kepada jamaah salat jumat pada umumnya agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berupaya meningkatkan iman dan takwa. Melalui bekal iman dan takwa, kita dapat selamat di dunia dan di akhirat. Hal tersebut tentunya diikuti dengan belajar ilmu agama.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Seorang muslim hendaknya menghiasi kehidupannya dengan nilai-nilai yang ada pada Agama Islam. Setiap aspek pada sendi kehidupan seorang muslim mestinya bersesuaian dengan nilai-nilai yang ada pada Agama Islam. Kita sebagai seorang muslim yang menjadi warga Negara Indonesia juga berkewajiban untuk menjalankan perintah agama. Warga negara yang baik adalah warga negara yang menjalankan perintah agama. Hal tersebut sebagaimana sila pertama Pancasila yang berbunyi: Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal tersebut menunjukkan bahwa negara hadir ditengah-tengah umat beragama. Selain itu juga sudah menjadi keharusan bagi warga negaranya untuk beragama atau meyakini adanya Tuhan. Sebagai warga negara, kita semaksimalnya menjalankan perintah agama. Hal tersebut adalah wujud dari warga negara yang baik. Bisa dikatakan ketika seseorang yang beragama Islam tidak salat lima waktu adalah bentuk warga negara yang kurang baik, atau bahkan tidak baik. Oleh karenanya, supaya kita tidak menerjang perintah agama maupun negara, kita sebagai seorang muslim mesti paham akan ilmu Agama Islam.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Ilmu agama tidak seperti ilmu dunia. Perbedaannya adalah ilmu Agama Islam mesti diketahui oleh seluruh pemeluknya. Tetapi ilmu dunia ada sebagian yang tidak tahu tidak mengapa. Sebagai contoh ilmu tentang salat mesti diketahui oleh pemeluk agama Islam. Bagaimana gerakan salat, bagaimana bacaan salat, bagaimana tata tertib salat berjamaah, dan lain sebagainya, pemeluk Agama Islam mesti paham. Hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan praktik ibadah masing-masing seorang muslim. Selain itu dalam bermuamalah, ada batasan-batasan yang perlu diketahui seorang muslim agar tidak terjerembab ke jurang kefasikan. Berbeda dengan ilmu dunia yang tidak harus diketahui setiap orang. Misalnya ilmu pertanian tidak semua orang mesti paham akan ilmu pertanian. Hal tersebut karena tidak semua orang diwajibkan untuk menjadi petani.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Tidak dipungkiri bahwa seseorang yang berilmu akan diberi derajat yang lebih. Ketika seseorang belajar ilmu dunia akan diberi gelar akademik setelah menyelesaikan belajarnya. Sebagai seorang muslim, kita juga terus belajar ilmu agama untuk menggapai rida Allah. Orang yang belajar ilmu agama akan dinaikkan derajatnya oleh Allah. Namun orang yang berlepas diri dari ilmu agama atau mengikuti hawa nafsu akan dihinakan oleh Allah. Hal tersebut sebagaimana Alquran Surat Al A’raf ayat 176.

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنٰهُ بِهَا وَلٰكِنَّهٗٓ اَخْلَدَ اِلَى الْاَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوٰىهُۚ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ الْكَلْبِۚ اِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ اَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْۗ ذٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ. الا عراف: 176

Artinya: Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir (QS. Al A’raf: 176).

Melalui Alquran Surat Al A’raf ayat 176 bisa kita ketahui bahwa Allah akan meninggikan derajat seseorang karena paham akan ilmu agama. Kita tahu bahwa sumber ilmu Agama Islam adalah Alquran dan hadis Nabi. Allah mengangkat derajat seseorang yang paham ilmu agama karena seluruh aspek kehidupan seorang hamba tersebut berlandaskan Alquran dan sunah. Hal tersebut tercermin pada akhlak seorang hamba sebagaimana nilai-nilai yang ada pada Alquran dan sunah. Sebaliknya, orang yang berlepas diri dari ilmu agama dengan mengikuti hawa nafsu diibaratkan seperti anjing. Digambarkan pada ayat tadi bahwa ketika anjing dihalau, maka anjing tersebut menjulurkan lidah. Ketika anjing tersebut didiamkan saja, anjing tersebut tetap menjulurkan lidahnya. Penggambaran itu sepertihanya seseorang yang berlepas diri dari ilmu agama dan cenderung mengikuti hawa nafsunya apabila diingatkan akan tetap menuruti hawa nafsunya. Begitu juga ketika dibiarkan, seseorang yang mengikuti hawa nafsunya tetap menuruti apa yang menjadi hawa nafsunya. Artinya sama saja kelakuannya ketika diingatkan atau tidak dingatkan dengan aturan-aturan Agama Islam. Oleh karenanya sebagai seorang muslim sekaligus warga negara yang baik, kita ketika diingatkan dengan nasehat-nasehat Agama Islam ya sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taati).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Sebagai seorang muslim ketika dinasehati dengan ilmu Agama hendaknya mentaatinya. Hal tersebut menandakan bahwa hati kita sehat. Namun sebaliknya apabila seseorang diingatkan dengan ilmu agama malah bertambah kekufurannya, berarti dalam hatinya ada penyakit. Allah SWT berfirman,

وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ

Artinya: Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir (QS. At Taubah: 125).

Melalui Alquran Surat At Taubah ayat 125 dapat diketahui bahwa apabila seseorang yang kejelekkannya disinggung dengan Alquran malah bertambah kekufurannya, berarti hatinya ada penyakit. Sebaliknya seseorang yang hatinya sehat ketika diingatkan dengan aturan-aturan Agama Islam justru bertambah imannya. Hal tersebut sebagaimana firman Allah surat Al Anfal ayat 2 dan 3.

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ {2} الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗ {3}

Artinya: (2) Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (3) (yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka (QS. Al Anfal: 2 - 3).

Melalui Surat Al Anfal ayat 2 dan 3, kita tahu bahwa hati yang sehat itu apabila dibacakan ayat-ayat Allah akan gemetar hatinya dan justru bertambah kuat imannya. Melalui iman yang kuat, seorang hamba menegakkan salat dan menginfakkan hartanya. Hal tersebut merupakan tanda hamba yang bertawakal kepada Allah. Oleh karena itu marilah senantiasa belajar Agama. Sebab mempelajari ilmu agama tidak akan selesai meskipun belajarnya dari ayunan sampai liang lahat. Seseorang akan mulia dengan diangkat derajatnya oleh Allah karena paham ilmu agama. Seseorang melaksanakan perintah agama berdasarkan ilmu agama. Melaksanakan perintah agama merupakan wujud warga negara yang baik.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi nasihat bagi saya pribadi dan keluarga, serta secara umum bila ada manfaatnya dihaturkan kepada jamaah sekalian. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا وَ خَيْرًا مَجِيْدًا، هُوَ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ الله، وَ اتَّقُوا اللهَ وَ اعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ،

·      اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

·      اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

·      رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

·      رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

·      اللَّهُمَّ اِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ.

·      رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

·      سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

·      وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.