Monday, October 30, 2023

Zakat Hewan Ternak


 

Islam merupakan agama yang mengajarkan untuk peduli sesama sebagai bentuk ibadah. Adapun ibadah sebagai bentuk kepedulian yang dimaksud itu beragam. Hal tersebut di antaranya adalah zakat. Adapun zakat banyak macamnya. Di antara macam zakat yang ada yaitu zakat hewan ternak. Supaya ada gambaran mengenai zakat hewan ternak, maka kita akan mengulas di antaranya: (a) pengertian zakat hewan ternak; (b) hukum zakat hewan ternak; (c) nisab dan haul zakat hewan ternak; (d) jumlah zakat yang ditunaikan; (e) orang yang mengeluarkan zakat; (f) orang yang berhak menerima zakat; (g) ucapan orang yang menerima zakat; (h) keutamaan menunaikan zakat; dan (i) ancaman bila zakat tidak dikeluarkan.

 

A. Pengertian Zakat Hewan Ternak

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya membutuhkan hewan ternak. Undang Undang Nomor 6 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan menyebutkan bahwa hewan ialah semua binatang, yang hidup di darat, baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar. Sementara itu juga disebutkan bahwa ternak ialah hewan-piara, yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembanganbiakannya serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia serta dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia. Oleh sebab itu dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan hewan ternak adalah semua hewan yang dipelihara dan dijaga serta diawasi dari segala sesuatunya untuk mendapatkan manfaat dari padanya. Menurut pengertian yang ada, hewan ternak dapat menghasilkan keuntungan. Adanya keuntungan tersebut merupakan hasil lebih dari usaha manusia. Agama Islam mengajarkan supaya menginfakkan sebagian harta yang sudah diusahakan. Oleh sebab itu ada zakat hewan ternak dalam Islam. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Syarat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat Untuk Usaha Produktif menyebutkan bahwa zakat peternakan dan perikanan adalah zakat yang dikenakan atas binatang ternak dan hasil perikanan yang telah mencapai nisab dan haul. Melalui berbagai pengertian, maka dapat disimpulkan bahwa zakat hewan ternak adalah zakat yang harus dikeluarkan atas binatang ternak yang dimiliki seperti unta, sapi, dan kambing.

 

B. Hukum Zakat Hewan Ternak

Dasar hukum zakat bagi binatang ternak adalah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari nomor 1362. Hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah ternak yang telah dipelihara setahun ditempat pengembalaan dan tidak dipekerjakan sebagai tenaga pengangkutan dan sebagainya, dan sampai nisabnya. Zakat hewan ternak hukumnya adalah wajib sebagaimana zakat yang lain. Hal tersebut sebagaimana firman Allah berikut.

 

Dalil Al-Qur’an Ke-1

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ. البقرة: 267.

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu tidak mau mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al Baqarah: 267).

 

Hadis Ke-1

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُثَنَّى الْأَنْصَارِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ حَدَّثَنِي ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَنَسٍ أَنَّ أَنَسًا حَدَّثَهُ، أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ هَذَا الْكِتَابَ لَمَّا وَجَّهَهُ إِلَى الْبَحْرَيْنِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ هَذِهِ فَرِيضَةُ الصَّدَقَةِ الَّتِي فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ وَالَّتِي أَمَرَ اللَّهُ بِهَا رَسُولَهُ، فَمَنْ سُئِلَهَا مِنْ الْمُسْلِمِينَ عَلَى وَجْهِهَا فَلْيُعْطِهَا، وَمَنْ سُئِلَ فَوْقَهَا فَلَا يُعْطِ، فِي أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ الْإِبِلِ فَمَا دُونَهَا مِنْ الْغَنَمِ مِنْ كُلِّ خَمْسٍ شَاةٌ، إِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا وَعِشْرِينَ إِلَى خَمْسٍ وَثَلَاثِينَ فَفِيهَا بِنْتُ مَخَاضٍ أُنْثَى، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَثَلَاثِينَ إِلَى خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ فَفِيهَا بِنْتُ لَبُونٍ أُنْثَى، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَأَرْبَعِينَ إِلَى سِتِّينَ فَفِيهَا حِقَّةٌ طَرُوقَةُ الْجَمَلِ، فَإِذَا بَلَغَتْ وَاحِدَةً وَسِتِّينَ إِلَى خَمْسٍ وَسَبْعِينَ فَفِيهَا جَذَعَةٌ، فَإِذَا بَلَغَتْ يَعْنِي سِتًّا وَسَبْعِينَ إِلَى تِسْعِينَ فَفِيهَا بِنْتَا لَبُونٍ، فَإِذَا بَلَغَتْ إِحْدَى وَتِسْعِينَ إِلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ فَفِيهَا حِقَّتَانِ طَرُوقَتَا الْجَمَلِ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ فَفِي كُلِّ أَرْبَعِينَ بِنْتُ لَبُونٍ وَفِي كُلِّ خَمْسِينَ حِقَّةٌ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ إِلَّا أَرْبَعٌ مِنْ الْإِبِلِ فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا. فَإِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا مِنْ الْإِبِلِ فَفِيهَا شَاةٌ وَفِي صَدَقَةِ الْغَنَمِ فِي سَائِمَتِهَا إِذَا كَانَتْ أَرْبَعِينَ إِلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ شَاةٌ. فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ إِلَى مِائَتَيْنِ شَاتَانِ. فَإِذَا زَادَتْ عَلَى مِائَتَيْنِ إِلَى ثَلَاثِ مِائَةٍ فَفِيهَا ثَلَاثُ شِيَاهٍ فَإِذَا زَادَتْ عَلَى ثَلَاثِ مِائَةٍ فَفِي كُلِّ مِائَةٍ شَاةٌ. فَإِذَا كَانَتْ سَائِمَةُ الرَّجُلِ نَاقِصَةً مِنْ أَرْبَعِينَ شَاةً وَاحِدَةً فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا. وَفِي الرِّقَّةِ رُبْعُ الْعُشْرِ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ إِلَّا تِسْعِينَ وَمِائَةً فَلَيْسَ فِيهَا شَيْءٌ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abdullah bin Al Mutsanna Al Anshariy, ia berkata: telah menceritakan kepadaku Bapakku, ia berkata: telah menceritakan kepada saya Tsumamah bin 'Abdullah bin Anas bahwa Anas (bin Malik) menceritakan kepadanya bahwa Abu Bakar RA menulis surat ini kepadanya ketika mengutusnya ke Bahrain: Bismillaahir rohmaanir rohiim. (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Ini adalah kewajiban zakat yang Rasulullah SAW wajibkan kepada kaum muslimin dan yang diperintahkan oleh Allah kepada Rasul-Nya dengannya, maka barangsiapa dari kaum muslimin yang diminta dengan ketentuan itu, hendaklah memberikannya, dan barangsiapa yang diminta lebih dari ketentuan itu, janganlah memberikannya. Pada 24 ekor unta atau yang kurang dari itu, zakatnya adalah kambing. Setiap 5 ekor unta zakatnya adalah 1 ekor kambing. (Tetapi) apabila mempunyai 25 ekor unta sampai 35 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta bintu makhodl betina (anak unta betina yang umurnya masuk tahun kedua). Apabila mempunyai unta 36 ekor sampai 45 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina bintu labun (anak unta betina yang umurnya masuk tahun ketiga). Apabila mempunyai unta 46 ekor sampai 60 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina hiqqoh (unta betina yang umurnya masuk tahun keempat), yang bisa dinaiki oleh unta jantan. Apabila mempunyai unta 61 ekor sampai 75 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina jadza'ah (unta betina yang umurnya masuk tahun kelima). Apabila mempunyai unta 76 ekor sampai 90 ekor, zakatnya adalah 2 ekor unta betina bintu labun. Apabila mempunyai unta 91 ekor sampai 120 ekor, maka zakatnya adalah setiap 40 ekor 1 ekor unta betina bintu labun, dan setiap 50 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina hiqqoh. Dan barangsiapa yang tidak mempunyai unta melainkan hanya 4 ekor, maka tidak ada kewajiban zakat, kecuali jika orang yang mempunyai unta tersebut ingin memberinya. Dan apabila sudah punya unta 5 ekor, maka zakatnya adalah 1 ekor kambing. Adapun zakatnya kambing yang digembalakan apabila kambing itu 40 ekor sampai 120 ekor, maka zakatnya adalah 1 ekor kambing. Apabila lebih dari 120 ekor kambing sampai 200 ekor, maka zakatnya adalah 2 ekor kambing. Apabila lebih dari 200 ekor sapai 300 ekor, maka zakatnya adalah 3 ekor kambing. Apabila kambing itu lebih dari 300 ekor, maka setiap 100 ekor zakatnya adalah 1 ekor kambing. Dan apabila kambing gembalaan seseorang itu kurang dari 40 ekor, walaupun kurangnya 1 ekor kambing, maka tidak ada kewajiban zakat padanya, kecuali jika yang mempunyai kambing itu ingin memberinya. Adapun tentang zakatnya perak, maka zakatnya adalah 1/40 (2,5 %). Dan jika perak itu tidak ada (200 dirham), melainkan hanya 190 (dirham), maka tidak ada kewajiban zakat padanya, kecuali jika yang mempunyai perak itu ingin memberinya." (HR. Bukhari, no. 1362).

 

Hadis Ke-2

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَنْصُورٍ الطُّوسِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ ابْنِ إِسْحَقَ قَالَ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي وَائِلِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ بَعَثَنِي إِلَى الْيَمَنِ أَنْ لَا آخُذَ مِنْ الْبَقَرِ شَيْئًا حَتَّى تَبْلُغَ ثَلَاثِينَ، فَإِذَا بَلَغَتْ ثَلَاثِينَ فَفِيهَا عِجْلٌ تَابِعٌ جَذَعٌ أَوْ جَذَعَةٌ، حَتَّى تَبْلُغَ أَرْبَعِينَ فَإِذَا بَلَغَتْ أَرْبَعِينَ فَفِيهَا بَقَرَةٌ مُسِنَّةٌ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Manshur Ath Thusi, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ya'qub (bin Ibrahim), dia berkata: Bapakku (Ibrahim bin Sa’ad) telah menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishaq, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Sulaiman Al A'masy dari Abu Wa'il bin Salamah dari Mu'adz bin Jabal, dia berkata: "Ketika Rasulullah SAW mengutusku ke negeri Yaman, beliau menyuruhku untuk tidak mengambil (zakat) dari sapi sedikitpun hingga mencapai tiga puluh ekor. Apabila sudah mencapai tiga puluh ekor, maka zakatnya seekor anak sapi yang berumur satu tahun lebih, baik yang jantan atau betina. Apabila mencapai empat puluh ekor, maka zakatnya satu ekor sapi yang sudah berumur dua tahun lebih." (HR. Nasa’i, no. 2410).

 

C. Nisab dan Haul Zakat Hewan Ternak

Terdapat waktu kapan umat Islam mengeluaran zakat. Haul dalam KBBI maksudanya adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak. Secara umum dapat dikatakan bahwa haul adalah batasan waktu satu tahun hijriah (12 bulan kamariah) kepemilikan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Waktu kapan umat Islam mengeluaran zakat adalah ketika tiba haul. Adapun haul sebagaimana yang sudah disebutkan adalah batasan waktu satu tahun hijriah (12 bulan kamariah). Nisab dalam KBBI maksudanya jumlah harta benda minimum yang dikenakan zakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa nisab adalah batasan minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Adapun keterangan nisab dan haul zakat hewan ternak sebagaimana hadis riwayat Bukhari nomor 1362. Oleh sebab itu, zakat hewan ternak hendaknya dikeluarkan ketika mencapai haul. Adapun nisab hewan ternak beragam tergantung dengan jenis hewan yang hendak dizakati. Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Syarat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat Untuk Usaha Produktif menerangkan bahwa nisab zakat hewan ternak sebagai berikut.

 

1. Nisab Hewan Ternak Unta

a. Nisab 25-35 ekor, zakat yang dikeluarkan 1 ekor anak unta betina (umur >1 tahun)

b. Nisab 36-45 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak unta betina (umur >2 tahun)

c. Nisab 46-60 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor anak unta betina (umur >3 tahun)

d. Nisab 61-75 ekor, zakat yang dikeluarkan 4 ekor anak unta betina (umur >4 tahun)

e. Nisab 76-90 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak unta betina (umur >2 tahun)

f. Nisab 91-120 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak unta betina (umur >3 tahun)

g. Nisab 121-129 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor anak unta betina (umur >2 tahun)

h. Nisab 130-139 ekor, zakat yang dikeluarkan 1 ekor anak unta betina (umur >3 tahun) dan 1 ekor anak unta betina (umur >2 tahun)

i. Nisab 140-149 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak unta betina (umur >3 tahun) dan 1 ekor anak unta betina (umur >2 tahun)

j. Nisab 150-159 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor anak unta betina (umur >3 tahun)

k. Nisab 160-169 ekor, zakat yang dikeluarkan 4 ekor anak unta betina (umur >2 tahun)

l. Nisab 170-179 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor anak unta betina (umur >2 tahun) dan 1 ekor anak unta betina (umur >3 tahun)

m. Nisab 180-189 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak unta betina (umur >2 tahun) dan 2 ekor anak unta betina (umur >3 tahun)

n. Nisab 190-199 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor anak unta betina (umur >3 tahun) dan 1 ekor anak unta betina (umur >2 tahun)

o. Nisab 200-209 ekor, zakat yang dikeluarkan 4 ekor anak unta betina (umur >3 tahun) atau 5 ekor anak unta betina (umur >2 tahun)

 

2. Nisab Hewan Ternak Sapi/ Lembu

a. Nisab 30-59 ekor, zakat yang dikeluarkan 1 ekor anak sapi betina

b. Nisab 60-69 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak sapi jantan

c. Nisab 70-79 ekor, zakat yang dikeluarkan 1 ekor anak sapi betina dan 1 ekor anak sapi jantan

d. Nisab 80-89 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak sapi betina

e. Nisab 90-99 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor anak sapi jantan

f. Nisab 110-119 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak sapi betina dan 1 ekor anak sapi jantan

g. Nisab > 120 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor anak sapi betina atau 3 ekor anak sapi jantan

 

3. Nisab Hewan Ternak Kuda

a. Nisab 30-59 ekor, zakat yang dikeluarkan 1 ekor anak kuda betina

b. Nisab 60-69 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak kuda jantan

c. Nisab 70-79 ekor, zakat yang dikeluarkan 1 ekor anak kuda betina dan 1 ekor anak sapi jantan

d. Nisab 80-89 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak kuda betina

e. Nisab 90-99 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor anak kuda jantan

f. Nisab 100-109 ekor, zakat yang dikeluarkan 1 ekor anak kuda betina dan 2 ekor anak

g. Nisab 110-119 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor anak kuda betina dan 1 ekor anak kuda jantan

h. Nisab > 120 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor anak kuda betina atau 3 ekor anak kuda jantan

 

4. Nisab Hewan Ternak Kambing

a. Nisab 5-9 ekor, zakat yang dikeluarkan 1 ekor kambing

b. Nisab 10-14 ekor, zakat yang dikeluarkan 2 ekor kambing

c. Nisab 15-19 ekor, zakat yang dikeluarkan 3 ekor kambing

d. Nisab 20-24 ekor, zakat yang dikeluarkan 4 ekor kambing

 

Bagi peternak kecil, tentunya zakat hewan ternak tidak mencapai nisab. Pun juga para peternak tidak hanya beternak unta, kambing, ataupun domba. Mereka juga beternak hewan lainnya yang menjadi kebutuhan masyarakat, sepertihalnya unggas dan ikan. Sebagaimana yang sudah kita tahu, zakat itu menurut hukum Islam wajib. Tentang nisab dan haul ada perbedaan pemahaman. Ada yang menggunakan nisab dan haul, ada yang tanpa nisab dan haul. Melalui pemaparan yang ada, penulis lebih condong pada zakat itu tanpa menunggu sampai nisab maupun tiba haul. Seandainya zakat dibayarkan sebelum mencapai nisab dan haul, itu tidak menyalahi Undang Undang Nomor 23 Tentang Pengelolaan Zakat maupun Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Syarat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat Untuk Usaha Produktif. Hal tersebut mengingat zakat yang mencapai nisab dan tiba haul hampir tidak mungkin dilakukan di jaman sekarang. Berbeda dengan jaman Rasulullah dan sahabat, umat di jaman ini rentan untuk mengakali haul dan nisab. Apabila haul dan nisab diakali, maka tidak akan tertunaikan zakat seorang muslim. Dampaknya adalah orang-orang yang termasuk penerima zakat tidak akan pernah lagi menerima zakat. Oleh sebab itu, penulis dalam berzakat berpegang kepada jiwa zakat. Berapapun rezeki yang Allah titipkan hendaknya dizakati. Kapan rezeki datang, saat itulah langsung bisa dizakati. Hal tersebut sebagaimana riwayat hadis berikut.

 

Hadis Ke-3

حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، فِي الرَّجُلِ يَسْتَفِيدُ مَالًا قَالَ: يُزَكِّيهِ حِينَ يَسْتَفِيدُهُ. ابن أبي شيبة

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Hisyam, dari 'Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas tentang seseorang yang memperoleh harta, (lalu) Ibnu 'Abbas berkata: ‘(Hendaknya) ia menzakatinya pada saat memperolehnya.’ (HR. Ibnu Abi Syaibah, no. 10010).

 

 

D. Jumlah Zakat yang Ditunaikan

Seberapa banyak zakat yang dikeluarkan menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Syarat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat Untuk Usaha Produktif sebagaimana yang sudah disampaikan sebelumnya. Namun demikian sebagaimana hadis riwayat Bukhari nomor 1362 dan hadis riwayat Nasa’i nomor 2410 disampaikan bahwa binatang ternak yang disebutkan meliputi unta, kambing, dan sapi. Terkait nisab kerbau dan kuda disetarakan dengan nisab sapi. Apabila seseorang telah memiliki sapi (kerbau/ kuda), maka ia telah terkena wajib zakat. Begitu juga dengan domba, nisabnya disamakan dengan kambing. Hal tersebut sebagaimana yang disebutkan dalam buku yang berjudul Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan Zakat terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2011. Terkait zakat yang dikeluarkan untuk kuda, ada yang memahami bahwa kuda tidak ada zakatnya. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Ke-4

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ قَالَ سَمِعْتُ سُلَيْمَانَ بْنَ يَسَارٍ عَنْ عِرَاكِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ عَلَى الْمُسْلِمِ فِي فَرَسِهِ وَغُلَامِهِ صَدَقَةٌ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Dinar, ia berkata: Saya mendengar Sulaiman bin Yasar dari 'Irak bin Malik dari Abu Hurairah RA berkata: Nabi SAW bersabda: "Tidak ada kewajiban zakat bagi seorang muslim pada kuda dan budaknya." (HR. Bukhari, no. 1370).

 

Sedikit berbeda dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Syarat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat Untuk Usaha Produktif bahwa unta, sapi/ kerbau, kuda dan kambing dianggap sama sebagai hewan ternak yang digembalakan di tempat penggembalaan umum. Hal tersebut sebagaimana bunyi pasal 16 ayat 1 dan pasal 17 ayat 1. Adapun zakatnya hewan ternak unta, kambing, dan sapi adalah sebagai berikut.

 

1. Zakatnya Hewan Ternak Unta

a. Pada 24 ekor unta atau yang kurang dari itu, zakatnya adalah kambing.

b. Setiap 5 ekor unta zakatnya adalah 1 ekor kambing.

c. Apabila mempunyai 25 ekor unta sampai 35 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta bintu makhodl betina (anak unta betina yang umurnya masuk tahun kedua).

d. Apabila mempunyai unta 36 ekor sampai 45 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina bintu labun (anak unta betina yang umurnya masuk tahun ketiga).

e. Apabila mempunyai unta 46 ekor sampai 60 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina hiqqoh (unta betina yang umurnya masuk tahun keempat), yang bisa dinaiki oleh unta jantan.

f. Apabila mempunyai unta 61 ekor sampai 75 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina jadza'ah (unta betina yang umurnya masuk tahun kelima).

g. Apabila mempunyai unta 76 ekor sampai 90 ekor, zakatnya adalah 2 ekor unta betina bintu labun.

h. Apabila mempunyai unta 91 ekor sampai 120 ekor, maka zakatnya adalah setiap 40 ekor 1 ekor unta betina bintu labun, dan setiap 50 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina hiqqoh.

i. Barangsiapa yang tidak mempunyai unta melainkan hanya 4 ekor, maka tidak ada kewajiban zakat, kecuali jika orang yang mempunyai unta tersebut ingin memberinya. Dan apabila sudah punya unta 5 ekor, maka zakatnya adalah 1 ekor kambing.

 

2. Zakatnya Hewan Ternak Kambing

a. Apabila kambing itu 40 ekor sampai 120 ekor, maka zakatnya adalah 1 ekor kambing.

b. Apabila lebih dari 120 ekor kambing sampai 200 ekor, maka zakatnya adalah 2 ekor kambing.

c. Apabila lebih dari 200 ekor sapai 300 ekor, maka zakatnya adalah 3 ekor kambing.

d. Apabila kambing itu lebih dari 300 ekor, maka setiap 100 ekor zakatnya adalah 1 ekor kambing.

e. Apabila kambing gembalaan seseorang itu kurang dari 40 ekor, walaupun kurangnya 1 ekor kambing, maka tidak ada kewajiban zakat padanya, kecuali jika yang mempunyai kambing itu ingin memberinya.

 

3. Zakatnya Hewan Ternak Sapi

a. Apabila mempunyai 30 ekor sapi, maka zakatnya seekor anak sapi jantan atau betina yang berumur satu tahun masuk tahun kedua.

b. Apabila mempunyai 40 ekor sapi. Maka zakatnya seekor sapi betina berumur dua tahun masuk tahun ketiga.

 

Buku berjudul Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan Zakat terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa nisab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Namun dihitung berdasarkan skala usaha. Nisab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas. Apabila seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau. setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %.

 

E. Orang yang Mengeluarkan Zakat Hewan Ternak

Orang yang temasuk wajib mengeluarkan zakat adalah orang beriman yang mampu. Kadar untuk mengukur mana yang mampu dan belum mampu adalah dengan melihat kriteria seorang muslim. Kriteria yang dimaksud adalah bukan termasuk orang-orang yang menerima zakat. Orang beriman di luar orang orang yang berhak menerima zakat adalah wajib untuk mengeluarkan zakatnya. Dalil bahwa orang beriman yang mampu untuk diwajibkan membayar zakat adalah sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 267.

 

Dalil Al-Qur’an Ke-2

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ. البقرة: 267

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu tidak mau mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al Baqarah: 267).

 

F. Orang yang Menerima Zakat

Sasaran atau orang yang berhak menerima zakat diatur dalam firman Allah. Hal tersebut tertuang pada surat At Taubah ayat 60.

 

Dalil Al-Qur’an Ke-3

اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَاْلعَامِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَاْلغَارِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيْلِ، فَرِيْضَةً مِّنَ اللهِ، وَاللهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ. التوبة:60

Artinya: Sesungguhnya zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. (QS. At Taubah: 60).

 

Melalui Surat At Taubah ayat 60 dapat diketahui siapa saja yang berhak menerima zakat fitrah. Adapun yang berhak menerima zakat sebagaimana Surat At Taubah ayat 60 meliputi: (1) orang-orang fakir; (2) orang-orang miskin; (3) amil zakat; (4) mualaf; (5) hamba sahaya; (6) orang terlilit hutang; (7) hal-hal terkait untuk jalan Allah; dan (8) musafir. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai siapa saja yang berhak menerima zakat dapat disimak dengan cara klik di sini.

 

G. Ucapan Orang yang Menerima Zakat

Ketika kita diamanahi sebagai panitia zakat atau pengurus zakat, hendaknya ketika kita menerima zakat yang dikeluarkan oleh muzaki dengan mengucapkan sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah. Ucapan yang dimaksud sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Ke-5

حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أَوْفَى، وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَاهُ قَوْمٌ بِصَدَقَةٍ قَالَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِمْ فَأَتَاهُ أَبِي بِصَدَقَتِهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Amru bin Murrah ia berkata; aku mendengar Abdullah bin Abu Aufa, (dia adalah sahabat yang ikut berbai'at di bawah pohon) katanya; "Adalah Rasulullah SAW, apabila ada suatu kaum datang kepada beliau untuk menyerahkan zakat, beliau mengucapkan Alloohumma Shalli 'alaihim (Ya Allah berilah selawat kepada mereka). Kemudian bapakku Abu Aufa datang kepada beliau untuk menyerahkan zakatnya, lalu Nabi SAW mengucapkan Alloohumma Shalli 'alaa aali Abi Aufa (Ya Allah berilah selawat kepada keluarganya Abu Aufa)". (HR. Bukhari, no. 3848).

 

Melalui hadis tadi, ketika kita diamanahi sebagai panitia zakat fitrah atau semacamnya, hendaknya ketika kita menerima zakat yang dikeluarkan oleh muzaki dengan mengucapkan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah. Adapun lafal ucapan yang dimaksud adalah Alloohumma Shalli 'alaihim (Ya Allah berilah selawat kepada mereka) atau dengan menyebut nama sehingga lafalnya adalah Alloohumma Shalli 'alaa aali (Fulan) (Ya Allah berilah selawat kepada keluarganya (fulan)).

 

H. Keutamaan Menunaikan Zakat

Zakat memiliki keutamaan yang besar. Keutamaan menunaikan zakat adalah mampu menyucikan dan membersihkan diri seorang muslim. Zakat mampu membersihkan diri seorang muslim dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta. Hal tersebut sebagaimana dalil berikut.

 

Dalil Al-Qur’an Ke-4

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ. التوبة: 103

Artinya: Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan332) dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At Taubah: 103).

Catatan: 332) Zakat membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta.

 

I. Ancaman Bila Zakat Tidak Dikeluarkan

Terdapat ancaman bagi orang beriman yang mampu dan tidak mau mengeluarkan zakat. Sebab orang beriman yang menumpuk kekayaan tanpa dizakati diancam dengan azab Allah. Azab yang dimaksud adalah kekayaan yang tidak dikeluarkan infaknya kelak itu dipanaskan dalam neraka Jahanam lalu disetrikakan pada dahi, lambung, dan punggung mereka yang tidak mengeluarkan zakat. Hal tersebut sebagaimana dalil Al-Qur’an berikut.

 

Dalil Al-Qur’an Ke-5

۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْاَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ يَّوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوٰى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْۗ هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ. التوبة: 34 - 35

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya banyak dari para rabi dan rahib benar-benar memakan harta manusia dengan batil serta memalingkan (manusia) dari jalan Allah. Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak menginfakkannya di jalan Allah, berikanlah kabar ‘gembira’ kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih (34), pada hari ketika (emas dan perak) itu dipanaskan dalam neraka Jahanam lalu disetrikakan (pada) dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan), “Inilah apa (harta) yang dahulu kamu simpan untuk dirimu sendiri (tidak diinfakkan). Maka, rasakanlah (akibat dari) apa yang selama ini kamu simpan.” (35). (QS. At Taubah : 34 – 35).

 

Demikian diantaranya yang berkaitan dengan zakat. Semoga yang informasi yang didapat membuat kita semakin paham dengan ilmu agama dan kita bisa mengamalkannya. Dalil yang kita gunakan untuk beribadah adalah dalil dari Al-Qur’an yang sudah pasti benar dan/ atau hadis shahih atau setidaknya hasan lidzatihi. Adapun selain dalil yang ada, tidak menutup kemungkinan terdapat dalil yang shahih maupun sharih lainnya yang bisa kita gunakan sebagai landasan hukum ibadah. Semoga kita semuanya mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan istikamah sebagai upaya kita meraih kesempurnaan amal salih. Aamiin.