Monday, May 30, 2022

Salam Mengakhiri Salat


 

Setelah selesai berdo’a ketika duduk Tahiyat akhir, kita akhiri ibadah salat kita dengan mengucap salam dua kali. Caranya dengan memalingkan kepala ke kanan lebih dahulu sehingga wajah memandang lurus ke sebelah kanan sambil mengucap salam “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh”. Kemudian memalingkan kepala ke kiri sehingga wajah lurus memandang ke sebelah kiri dengan mengucap salam “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh”. Cara lainnya adalah dengan memalingkan kepala ke kanan lebih dahulu sehingga wajah memandang lurus ke sebelah kanan sambil mengucap “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatulloohi wa barokaatuh”, lalu ke kiri “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh.” Dikatakan bahwa salam adalah akhir dari ibadah salat itu dimulai dengan Takbiratul Ihram dan diakhiri dengan Salam. Hal tersebut sebagaimana disebutkan di dalam hadis berikut lengkap dengan sanadnya:

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَهَنَّادٌ وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالُوا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَنَفِيَّةِ عَنْ عَلِيٍّ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا الْحَدِيثُ أَصَحُّ شَيْءٍ فِي هَذَا الْبَابِ وَأَحْسَنُ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ هُوَ صَدُوقٌ وَقَدْ تَكَلَّمَ فِيهِ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ قِبَلِ حِفْظِهِ قَالَ أَبُو عِيسَى و سَمِعْت مُحَمَّدَ بْنَ إِسْمَعِيلَ يَقُولُ كَانَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَالْحُمَيْدِيُّ يَحْتَجُّونَ بِحَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ قَالَ مُحَمَّدٌ وَهُوَ مُقَارِبُ الْحَدِيثِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ جَابِرٍ وَأَبِي سَعِيدٍ. الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Hannad dan Mahmud bin Ghailan mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan. (Dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil dari Muhammad Ibnul Hanafiah dari Ali dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Kunci salat adalah bersuci, mulainya salat adalah takbir dan selesainya salat adalah salam." Abu Isa berkata; "Hadis ini adalah yang paling shahih dan paling baik dalam bab ini. Abdullah bin Muhammad bin Aqil adalah seorang yang jujur, namun ada beberapa ahli ilmu yang memperbincangkan tentang hafalannya. Abu Isa berkata; "Aku telah mendengar Muhammad bin Isma'il berkata; "Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Ibrahim dan Al Humaidi, mereka berdalil dengan hadis Abdullah bin Muhammad bin Aqil. Muhammad berkata; "Masanya berdekatan." Abu Isa berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Jabir dan Abu Sa'id." (HR. Tirmidzi, no. 3).

 

Selain hadis riwayat Tirmidzi tersebut, ada juga hadis lain yang menerangkan tentang hal tersebut. Adapun hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ يَعْنِي الْأَحْمَرَ عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَاللَّفْظُ لَهُ قَالَ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ عَنْ بُدَيْلِ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَفْتِحُ الصَّلَاةَ بِالتَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةَ بِ { الْحَمْد لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }. وَكَانَ إِذَا رَكَعَ لَمْ يُشْخِصْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُصَوِّبْهُ وَلَكِنْ بَيْنَ ذَلِكَ وَكَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا وَكَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ السَّجْدَةِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ جَالِسًا وَكَانَ يَقُولُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ التَّحِيَّةَ وَكَانَ يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى وَكَانَ يَنْهَى عَنْ عُقْبَةِ الشَّيْطَانِ وَيَنْهَى أَنْ يَفْتَرِشَ الرَّجُلُ ذِرَاعَيْهِ افْتِرَاشَ السَّبُعِ وَكَانَ يَخْتِمُ الصَّلَاةَ بِالتَّسْلِيمِ. وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ نُمَيْرٍ عَنْ أَبِي خَالِدٍ وَكَانَ يَنْهَى عَنْ عَقِبِ الشَّيْطَانِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid, yaitu Al Ahmar dari Husain Al Mu'allim, ia berkata: (Lewat jalur periwayatan lain) dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan lafal tersebut miliknya, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Husain Al Mu'allim dari Budail bin Maisarah dari Abu Al Jauza' dari Aisyah, ia berkata: Dahulu Rasulullah SAW memulai salat dengan takbir, dan memulai membaca (jahr) dengan Alhamdu lilaahi robbil ‘aalamiin. Apabila rukuk beliau tidak terlalu mengangkat kepalanya dan tidak pula terlalu menunduk, tetapi tengah-tengah antara itu. Apabila telah mengangkat kepala bangkit dari rukuk, beliau tidak sujud sehingga berdiri tegak. Dan apabila telah mengangkat kepala dari sujud (yang pertama), beliau tidak bersujud (yang kedua) sehingga duduk (antara dua sujud) dengan sempurna. Pada setiap dua rakaat beliau membaca attahiyyaat. Dan beliau duduk dengan menghamparkan kakinya yang kiri dan menegakkan kakinya yang kanan. Dan beliau melarang dari duduknya setan (menempelkan kedua pantatnya di tanah, menegakkan dua betisnya, lalu meletakkan kedua tangannya di tanah, seperti anjing sedang duduk), dan melarang seseorang menghamparkan dua tangannya seperti binatang buas menghamparkan dua tangannya. Dan beliau menutup salat dengan mengucap salam.” Dan dalam riwayat Ibnu Numair dari Abu Khalid, "Dan beliau melarang duduk seperti duduknya setan." (HR. Muslim, no. 768).

 

Melalui hadis pertama dapat diperoleh informasi bahwa kuncinya salat adalah bersuci, mulainya salat adalah takbir dan selesainya salat adalah salam. Sementara dalam hadis kedua banyak informasi yang didapat, salah satunya adalah Rasulullah menutup salat dengan mengucap salam. Adapun kaifiyat salam sebagai penutup ibadah salat dijelaskan pada berbagai hadis berikut. Hadis yang dimaksud ada yang dari Abdullah bin Mas’ud, Ammar bin Yasir, dan 'Alqamah bin Wa`il.

 

1. Hadis dari Abdullah bin Mas’ud

Kaifiyat salam dalam salat yang diterangkan hadis dari Abdullah bin Mas’ud adalah sebagai berikut.

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ وَابْنِ عُمَرَ وَجَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ وَالْبَرَاءِ وَأَبِي سَعِيدٍ وَعَمَّارٍ وَوَائِلِ بْنِ حُجْرٍ وَعَدِيِّ بْنِ عَمِيرَةَ وَجَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ مَسْعُودٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَيْهِ عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ بَعْدَهُمْ وَهُوَ قَوْلُ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ وَابْنِ الْمُبَارَكِ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَقَ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Bundar Muhammad bin Basysyar, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Abu Al Ahwash, dari Abdullah (bin Mas’ud), dari Nabi SAW bahwasanya dahulu Beliau mengucap salam ke arah kanan dan ke arah kirinya: Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh, Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh (Mudah-mudahan Allah mencurahkan keselamatan atas kalian dan begitu pula rahmat-Nya. Mudah-mudahan Allah mencurahkan keselamatan atas kalian dan begitu pula rahmat-Nya).” Ia berkata: "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Sa'd bin Abu Waqash, Ibnu Umar, Jabir bin Samurah, Al Bara`, Abu Sa'id, Ammar, Abu Wa`il bin Hujr, Adi bin Amirah, dan Jabir bin Abdullah." Abu Isa berkata: "Hadis Ibnu Umar derajatnya hasan shahih. Banyak ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi SAW dan orang-orang setelah mereka yang mengamalkan hadis ini. Hal ini adalah pendapat yang diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, dan Ibnu Al Mubarak, Ahmad dan Ishaq." (HR. Tirmidzi, no. 272).

 

Hadis Keempat

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ مِنْ هَاهُنَا وَبَيَاضُ خَدِّهِ مِنْ هَاهُنَا. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami 'Amr bin 'Ali, ia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman, dari Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwash, dari 'Abdullah (bin Mas’ud) dari Nabi SAW, bahwasanya dahulu beliau mengucap salam ke kanan dan ke kiri Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh, Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh, sehingga terlihat putih pipi beliau dari sebelah sini dan terlihat putih pipi beliau dari sebelah sini. (HR. Nasa’i, no. 1307).

 

Hadis Kelima

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عُبَيْدٍ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair berkata: telah menceritakan kepada kami Umar bin Ubaid dari Abu Ishaq dari Abu Al Ahwash dari Abdullah (bin Mas’ud) bahwasanya dahulu Rasulullah SAW mengucap salam ke kanan dan ke kiri sehingga terlihat putih pipi beliau (dengan mengucap) Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullooh. (HR. Ibnu Majah, no. 904).

 

Hadis Keenam

أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يَعْقُوبَ قَالَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ أَنْبَأَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَقَ عَنْ عَلْقَمَةَ وَالْأَسْوَدِ وَأَبِي الْأَحْوَصِ قَالُوا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْمَنِ وَعَنْ يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْسَرِ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Ya'qub, ia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Al Hasan bin Syaqiq, ia berkata: telah memberitakan kepada kami Al Husain bin Waqid, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq, dari 'Alqamah dan Al Aswad dan Abul Ahwash, mereka berkata: telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Mas'ud bahwasanya Rasulullah SAW mengucap salam ke kanan Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh, sehingga terlihat putih pipi beliau sebelah kanan, dan mengucap salam ke kiti Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh, sehingga terlihat putih pipi beliau sebelah kiri. (HR. Nasa’i, no. 1308).

 

2. Hadis dari Ammar bin Yasir

Kaifiyat salam dalam salat yang diterangkan hadis dari Ammar bin Yasir adalah sebagai berikut.

 

Hadis Ketujuh

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ صِلَةَ بْنِ زُفَرَ عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin 'Ayyasy, dari Abu Ishaq, dari Shilah bin Zufar, dari Ammar bin Yasir ia berkata: Dahulu Rasulullah SAW mengucap salam ke kanan dan ke kiri sehingga terlihat putih pipi beliau (dengan mengucap) Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullooh, Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullooh. (HR. Ibnu Majah,  no. 906).

 

3. Hadis dari 'Alqamah bin Wa`il

Kaifiyat salam dalam salat yang diterangkan hadis dari 'Alqamah bin Wa`il adalah sebagai berikut.

 

Hadis Kedelapan

حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ قَيْسٍ الْحَضْرَمِيُّ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ وَعَنْ شِمَالِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam, telah menceritakan kepada kami Musa bin Qais Al Hadlrami, dari Salamah bin Kuhail, dari 'Alqamah bin Wa`il dari Bapaknya, ia berkata: “Saya salat bersama Nabi SAW, maka beliau memberi salam ke sebelah kanan dengan mengucap Assalaamu ‘alaikum wa rohmatulloohi wa barokaatuh (Mudah-mudahan Allah mencurahkan keselamatan atas kalian dan begitu pula rahmat dan berkah-Nya), dan ke sebelah kiri dengan mengucapkan Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh. (Mudah-mudahan Allah mencurahkan keselamatan atas kalian dan begitu pula rahmat-Nya).” (HR. Abu Dawud, no. 846).

 

PENJELASAN SINGKAT

Sebagaimana disebutkan di awal ulasan bahwa ketika hendak mengakhiri ibadah salat dengan mengucap salam dua kali. Kaifiyat salam ketika mengakhiri salat sebagaimana hadis yang ada diantaranya terdapat dua macam, yaitu:

1. Memalingkan kepala ke kanan lebih dahulu sehingga wajah memandang lurus ke sebelah kanan sambil mengucap salam “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh”. Kemudian memalingkan kepala ke kiri sehingga wajah lurus memandang ke sebelah kiri dengan mengucap salam “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh”. Hal tersebut sebagaimana hadis dari Abdullah bin Mas’ud, Ammar bin Yasir.

2. Memalingkan kepala ke kanan lebih dahulu sehingga wajah memandang lurus ke sebelah kanan sambil mengucap “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatulloohi wa barokaatuh”, lalu ke kiri “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullooh.” Hal tersebut sesuai dengan hadis dari 'Alqamah bin Wa`il.

 

Demikianlah diantaranya dalil tentang tata cara salam mengakhiri ibadah salat. Semoga menambah wawasan, keimanan, dan kekhusyukan kita dalam beribadah salat. Aamiin.

 

Monday, May 23, 2022

Tata Cara Duduk Tahiyat Akhir dan Bacaannya


 

Setelah bilangan rakaat salat telah terpenuhi, kemudian kita memasuki duduk tahiyat akhir. Ada yang menyebut bahwa duduk tahiyat itu adalah duduk tasyahud. Hal tersebut dikarenakan di dalam duduk tahiyat, kita membaca tasyahud. Saat duduk tahiyat akhir, kita membaca bacaan tasyahud, selawat dan doa.  Tata cara duduk tahiyat akhir adalah duduk dengan meletakkan pantat pada tempat duduknya (lantai) dan memasukkan kaki kiri di bawah kaki kanan yang ditegakkan pada ujung telapak kakinya. Lalu tangan kanan diatas paha kanan dengan menggenggam jari-jarinya, kecuali jari telunjuk yang dikeluarkan menunjuk ke kiblat sebagai isyarat. Sedangkan jari tengah bertemu dengan ibu jari. Adapun tangan kiri diletakkan diatas paha kiri dan ujung jari-jarinya menyentuh lutut. Duduk yang seperti itulah dinamakan duduk tawarruk. Pada dasarnya, posisi duduk tahiyat akhir hampir mirip dengan duduk tahiyat awal. Perbedaannya hanya pada posisi duduk yang memasukkan kaki kiri di bawah kaki kanan yang ditegakkan pada ujung telapak kakinya. Tata cara duduk tahiyat akhir dijelaskan dalam berbagai hadis lengkap dengan sanad. Ulasan singkat ini akan membahas tentang cara duduk tahiyat akhir dan bacaannya.

 

A. Cara Duduk Tahiyat Akhir

Tata cara duduk tahiyat akhir dijelaskan dalam berbagai hadis yang ada. Tata cara duduk tahiyat akhir yang  ada dari Abu Humaid As Sa’idi. Adapun cara duduk tahiyat akhir yang dijelaskan dalam berbagai hadis adalah sebagai berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ خَالِدٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ وَحَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ وَيَزِيدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ أَنَّهُ كَانَ جَالِسًا مَعَ نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْنَا صَلَاةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، أَنَا كُنْتُ أَحْفَظَكُمْ لِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُهُ إِذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ حِذَاءَ مَنْكِبَيْهِ وَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ هَصَرَ ظَهْرَهُ فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ اسْتَوَى حَتَّى يَعُودَ كُلُّ فَقَارٍ مَكَانَهُ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلَا قَابِضِهِمَا وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ فَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْأُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ. وَسَمِعَ اللَّيْثُ يَزِيدَ بْنَ أَبِي حَبِيبٍ وَيَزِيدُ مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ حَلْحَلَةَ وَابْنُ حَلْحَلَةَ مِنْ ابْنِ عَطَاءٍ قَالَ أَبُو صَالِحٍ عَنْ اللَّيْثِ كُلُّ فَقَارٍ وَقَالَ ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَيُّوبَ قَالَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَمْرٍو حَدَّثَهُ كُلُّ فَقَارٍ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari Khalid, dari Sa'id, dari Muhammad bin 'Amru bin Halhalah, dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha', dan telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari Yazid bin Abu Habib dan Yazid bin Muhammad, dari Muhammad bin 'Amru bin Halhalah, dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha', bahwasanya dahulu ia duduk bersama sekumpulan para sahabat Nabi SAW. Lalu kami membahas tentang salat Nabi SAW. Kemudian Abu Humaid As Sa’idi berkata, “Aku yang paling hafal salatnya Rasulullah SAW diantara kalian. Aku melihat beliau (ketika salat) apabila bertakbir (untuk memulai salat) mengangkat kedua tangannya hingga sejajar kedua bahunya. Apabila rukuk, beliau menempatkan kedua tangannya pada kedua lututnya, lalu menundukkan punggungnya. Apabila beliau mengangkat kepalanya bangkit dari rukuk, beliau berdiri tegak sehingga tiap-tiap tulang kembali ke tempatnya. Apabila sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tidak terlalu menghamparkannya dan tidak terlalu mendekam, beliau menghadapkan ujung-ujung jari kakinya ke kiblat. Apabila duduk tasyahud pada rakaat kedua, beliau duduk pada kakinya yang kiri dan menegakkan telapak kakinya yang kanan. Apabila duduk tasyahud pada rakaat yang akhir beliau menjulurkan kaki kirinya dan menegakkan telapak kakinya yang kanan, dan beliau duduk pada tempat duduknya”. Dan Al Laits telah mendengar dari Yazid bin Abu Habib, dan Yazid dari Muhammad bin Halhalah, dan Ibnu Halhalah dari Ibnu 'Atha'. Abu Shalih menyebutkan dari Al Laits: " Tiap-tiap tulang." Ibnu Al Mubarak berkata dari Yahya bin Ayyub, ia berkata: telah menceritakan kepadaku Yazid bin Abu Habib bahwa Muhammad bin 'Amru menceritakan kepadanya: "Tiap-tiap tulang." (HR. Bukhari, no. 785).

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: سَمِعْتُهُ وَهُوَ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدُهُمْ أَبُو قَتَادَةَ بْنُ رِبْعِيٍّ يَقُولُ أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا مَا كُنْتَ أَقْدَمَنَا لَهُ صُحْبَةً وَلَا أَكْثَرَنَا لَهُ إِتْيَانًا قَالَ بَلَى قَالُوا فَاعْرِضْ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَرَكَعَ ثُمَّ اعْتَدَلَ فَلَمْ يُصَوِّبْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُقْنِعْ وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ أَهْوَى إِلَى الْأَرْضِ سَاجِدًا ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ جَافَى عَضُدَيْهِ عَنْ إِبْطَيْهِ وَفَتَخَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ أَهْوَى سَاجِدًا ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ وَقَعَدَ وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ ثُمَّ نَهَضَ ثُمَّ صَنَعَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى إِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ كَمَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ ثُمَّ صَنَعَ كَذَلِكَ حَتَّى كَانَتْ الرَّكْعَةُ الَّتِي تَنْقَضِي فِيهَا صَلَاتُهُ أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَى شِقِّهِ مُتَوَرِّكًا ثُمَّ سَلَّمَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَمَعْنَى قَوْلِهِ وَرَفَعَ يَدَيْهِ إِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ يَعْنِي قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَالْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ الْحُلْوَانِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ النَّبِيلُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ قَال سَمِعْتُ أَبَا حُمَيْدٍ السَّاعِدِيَّ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ أَبُو قَتَادَةَ بْنُ رِبْعِيٍّ فَذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ بِمَعْنَاهُ وَزَادَ فِيهِ أَبُو عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ هَذَا الْحَرْفَ قَالُوا صَدَقْتَ هَكَذَا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو عِيسَى زَادَ أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ فِي هَذَا الْحَدِيثِ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ هَذَا الْحَرْفَ قَالُوا صَدَقْتَ هَكَذَا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Muhammad bin Al Mutsanna, mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Qaththan, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`, dari Abu Humaid As Sa'idi, ia berkata: “Aku mendengarnya pada waktu itu Abu Humaid berada diantara sepuluh orang sahabat Nabi SAW, salah satunya adalah Abu Qatadah bin Rib’iy”. Abu Humaid berkata, “Aku adalah yang lebih mengetahui diantara kalian tentang salatnya Rasulullah SAW”. Mereka berkata, “Bukankah engkau lebih dahulu menjadi sahabat Nabi dan engkau lebih sering datang kepada beliau daripada kami?” Abu Humaid menjawab, “Ya”. Mereka berkata, “Terangkanlah!”. Lalu Abu Humaid berkata, “Dahulu Rasulullah SAW apabila salat, beliau memulai dengan berdiri tegak, lalu mengangkat kedua tangannya hingga sejajar kedua bahunya, (kemudian mengucap, “Alloohu akbar). Dan apabila akan rukuk beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar kedua bahunya kemudian mengucap “Alloohu akbar”, lalu rukuk dengan lurus, tidak terlalu menunduk dan tidak terlalu meninggikan kepalanya, dan beliau meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya. Kemudian beliau mengucap “Sami’alloohu liman hamidah” dengan mengangkat kedua tangannya untuk i’tidal, beliau berdiri tegak sehingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Kemudian beliau turun untuk sujud dan mengucap “Alloohu akbar.” Kemudian ketika sujud beliau menjauhkan kedua lengannya dari ketiaknya, dan menegakkan jari-jari kakinya. Kemudian beliau (duduk antara dua sujud dengan) melipat kakinya yang kiri dan duduk tegak padanya sehingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Kemudian beliau menunduk sujud, dan membaca “Alloohu akbar.” Kemudian beliau melipat kakinya (yang kiri) dan duduk tegak padanya sehingga setiap tulang kembali ke tempatnya, kemudian beliau bangkit berdiri. Dan beliau berbuat pada rakaat kedua seperti itu. Sehingga apabila beliau berdiri dari rakaat kedua, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar bahunya, sebagaimana beliau melakukan ketika memulai salat. Kemudian beliau melakukan seperti itu, sehingga ketika rakaat yang terakhir, beliau menjulurkan kaki kirinya, dan duduk pada pantatnya yang kiri beliau duduk tawarruk, kemudian salam.” Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Al Hasan bin Ali Al Khallal Al Hulwani dan selainnya, mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim An Nabil, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`, ia berkata: aku mendengar Abu Humaid As Sa'idi yang berada di antara sepuluh sahabat Nabi SAW yang di antaranya adalah Abu Qatadah bin Rib'i, lalu ia menyebutkan sebagaimana hadis Yahya bin Sa'id secara makna. Dan dalam hadis tersebut ia menahbahkan: (dari Abu 'Ashim, dari Abdul Hamid bin Ja'far dengan huruf ini). Mereka berkata: "Engkau benar, demikianlah Nabi SAW salat." Abu Isa berkata: "Abu 'Ashim Adl Dlahhak bin Makhlad menambahkan dalam hadis ini: dari Abdul Hamid bin Ja'far, dengan huruf ini. Mereka berkata: "Engkau benar, demikianlah Nabi SAW salat." (HR. Tirmidzi, no. 280).

 

Hadis Ketiga

أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارِ بُنْدَارٌ وَاللَّفْظُ لَهُ قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ تَنْقَضِي فِيهِمَا الصَّلَاةُ أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَى شِقِّهِ مُتَوَرِّكًا ثُمَّ سَلَّمَ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Muhammad bin Basysyar Bundar dan lafal ini baginya, mereka berdua berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id, ia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Abdul Hamid bin Ja'far, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amr bin 'Atha, dari Abu Humaid As-Sa'idi, ia berkata: Dahulu Nabi SAW apabila duduk terakhir pada salat yang dua rakaat, beliau menjulurkan kaki kirinya dan duduk pada pantatnya yang kiri, beliau duduk tawaruk, kemudian beliau salam. (HR. Nasa’i, no. 1245).

 

PENJELASAN SINGKAT

Sebagaimana pengantar di awal ulasan ini bahwa setelah bilangan rakaat salat telah terpenuhi, kemudian kita memasuki duduk tahiyat akhir. Ada yang menyebut bahwa duduk tahiyat itu adalah duduk tasyahud. Hal tersebut dikarenakan di dalam duduk tahiyat, kita membaca tasyahud. Tata cara duduk tahiyat akhir adalah duduk dengan meletakkan pantat pada tempat duduknya (lantai) dan memasukkan kaki kiri di bawah kaki kanan yang ditegakkan pada ujung telapak kakinya. Lalu tangan kanan diatas paha kanan dengan menggenggam jari-jarinya, kecuali jari telunjuk yang dikeluarkan menunjuk ke kiblat sebagai isyarat. Sedangkan jari tengah bertemu dengan ibu jari. Adapun tangan kiri diletakkan diatas paha kiri dan ujung jari-jarinya menyentuh lutut. Duduk yang seperti itulah dinamakan duduk tawarruk. Pada dasarnya, duduk tahiyat akhir hampir mirip dengan duduk tahiyat awal. Perbedaannya hanya pada posisi duduk yang memasukkan kaki kiri di bawah kaki kanan yang ditegakkan pada ujung telapak kakinya.

 

B. Bacaan Duduk Tahiyat Akhir

Saat duduk tahiyat akhir, kita membaca bacaan tasyahud, selawat dan doa. Adapun bacaan tasyahud dan selawat ada beragam. Pada dasarnya bacaan tasyahud dan selawat pada duduk tahiyat awal dan duduk tahiyat akhir adalah sama. Ulasan mengenai bacaan tasyahud dan selawat dapat disimak dengan cara klik di sini. Perbedaan bacaan tasyahud awal dan bacaan tasyahud akhir adalah adanya doa. Pada tasyahud akhir dalam salat terdapat doa yang dituntunkan Nabi Muhammad SAW. Namun demikian dalam ulasan ini hanya disampaikan beberapa saja diantaranya doa ketika tasyahud akhir.

 

Hadis Keempat

و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنِي الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَائِشَةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنْ التَّشَهُّدِ الْآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ. و حَدَّثَنِيهِ الْحَكَمُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا هِقْلُ بْنُ زِيَادٍ قَالَ ح و حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ جَمِيعًا عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنْ التَّشَهُّدِ وَلَمْ يَذْكُرْ الْآخِرِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim, telah menceritakan kepadaku Auza'i, telah menceritakan kepada kami Hasan bin 'Athiyyah, telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abu 'Aisyah, ia mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang diantara kalian selesai membaca tasyahud akhir, maka hendaklah mohon perlindungan kepada Allah dari empat hal, dari siksa jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari kejahatan Masiihid Dajjaal”. Dan telah menceritakan kepadaku Al Hakam bin Musa, telah menceritakan kepada kami Hiql bin Ziyad, ia berkata: (Dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Ali bin Khasyram, telah mengabarkan kepada kami Isa yaitu Ibnu Yunus semuanya dari Auza'i dengan isnad ini, dia berkata: "Jika salah seorang diantara kalian selesai tasyahud." Dan Auza'i tidak memakai redaksi akhir. (HR. Muslim, no. 926).

 

Hadis Kelima

و حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَابْنُ نُمَيْرٍ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ وَكِيعٍ قَالَ أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي عَائِشَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَعَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami dan Ibnu Numair dan Abu Kuraib dan Zuhair bin Harb, semuanya dari Waki'. Abu Kuraib mengatakan: telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Al Auza'i, dari Hasan bin 'Athiyyah, dari Muhammad bin Abu 'Aisyah, dari Abu Hurairah dan dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dia berkata: "Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang diantara kalian selesai membaca tasyahud, hendaklah memohon perlindungan kepada Allah dari empat hal, dengan mengucapkan Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabi Jahannama, wa min ‘adzaabil qobri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fitnatil Masiihid Dajjaal. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari kejahatan fitnah Masiihid Dajjaal).”  (HR. Muslim, no. 924).

 

Hadis Keenam

حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو وَيَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Hisyam, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah RA berkata: “Dahulu Rasulullah SAW berdo’a (di dalam salatnya) Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa min ‘adzaabin naar, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min fitnatil masiihid dajjaal. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa qubur, dari siksa neraka, dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah Masiihid Dajjaal”. (HR. Bukhari, no. 1288).

 

Hadis Ketujuh

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ هِشَامٍ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا: قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَشَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi, dari Hisyam, dari Yahya, dari Abu Salamah bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata: “Dahulu Nabiyullah SAW berdo’a Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa ’adzaabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarril Masiihid Dajjaal. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa neraka, dari fitnah hidup dan mati, dan dari kejahatan Masiihid Dajjaal)”. (HR. Muslim, no. 927).

 

Hadis Kedelapan

و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَلِّمُهُمْ هَذَا الدُّعَاءَ كَمَا يُعَلِّمُهُمْ السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ قُولُوا اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. قَالَ مُسْلِم بْن الْحَجَّاج بَلَغَنِي أَنَّ طَاوُسًا قَالَ لِابْنِهِ أَدَعَوْتَ بِهَا فِي صَلَاتِكَ فَقَالَ لَا قَالَ أَعِدْ صَلَاتَكَ لِأَنَّ طَاوُسًا رَوَاهُ عَنْ ثَلَاثَةٍ أَوْ أَرْبَعَةٍ أَوْ كَمَا قَالَ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, dari Malik bin Anas, dari apa yang telah dibacakan dihadapannya dari Abu Zubair, dari Thawus, dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW dahulu mengajarkan doa ini kepada para sahabat sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepada mereka. Beliau bersabda, “Bacalah: Alloohumma innaa na’uudzu bika min ‘adzaabi jahannama, wa a’uudzubika min ‘adzaabil qobri, wa a’uudzubika min fitnatil Masiihid Dajjaal, wa a’uudzubika min fitnatil mahyaa wal mamaat (Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, aku berlindung kepadamu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masiihid Dajjaal, dan aku berlindung kepadamu dari fitnah hidup dan mati).” Muslim bin Hajjaj mengatakan: "Telah sampai berita kepadaku bahwa Thawus bertanya kepada anaknya: "Apakah kamu berdo’a dengan do'a tersebut dalam salatmu?" Jawabnya: "Tidak." Thawus berkata: "Ulangi salatmu, sebab Thawus (maksudnya dirinya) telah meriwayatkan dari tiga atau empat orang, atau sebagaimana yang ia katakan." (HR. Muslim, no. 930).

 

Hadis Kesembilan

حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَقَ أَخْبَرَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ. قَالَتْ فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنْ الْمَغْرَمِ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Ishaq, telah mengabarkan kepada kami Abu Al Yaman, telah mengabarkan kepada kami Syuaib, dari Az Zuhri, ia berkata: telah menceritakan kepadaku 'Urwah bin Zubair, bahwasanya ‘Aisyah istri Nabi SAW memberitahukan kepadanya, bahwasanya dahulu Nabi SAW berdo’a di dalam salat Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa a’uudzu bika min fitnatil masiihid dajjaal, wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wal mamaat. Alloohumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghromi. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masiihid Dajjaal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang). ‘Aisyah berkata: Lalu ada seorang yang bertanya kepada beliau, “Alangkah banyaknya engkau mohon perlindungan dari hutang, ya Rasulullah!” Rasulullah SAW menjawab, “Sesungguhnya orang itu apabila berhutang (bisa menyebabkan) dia berbicara lalu berdusta, dan berjanji lalu menyelisihi.” (HR. Muslim, no. 925).

 

Hadis Kesepuluh

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنَا عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ. فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنْ الْمَغْرَمِ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ وَعَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَعِيذُ فِي صَلَاتِهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Syu'aib, dari Az Zuhri, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami 'Urwah bin Az Zubair, dari ‘Aisyah istri Nabi SAW, ia memberitahukan kepadanya, bahwasanya dahulu Nabi SAW berdo’a di dalam salat Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa a’uudzu bika min fitnatil Masiihid Dajjaal, wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wa fitnatil mamaat. Alloohumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghromi. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masiihid Dajjaal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang). Lalu ada seorang yang bertanya kepada beliau, “Alangkah banyaknya engkau mohon perlindungan dari hutang, (ya Rasulullah)!” Rasulullah SAW menjawab, “Sesungguhnya orang itu apabila berhutang (bisa menyebabkan) dia berbicara lalu berdusta, dan berjanji lalu menyelisihi.” Dan dari Az Zuhri, ia berkata: 'Urwah bin Az Zubair telah mengabarkan kepadaku, bahwa 'Aisyah RA berkata: "Aku mendengar Rasulullah SAW dalam salatnya meminta perlindungan dari fitnah Dajjal." (HR. Bukhari, no. 789).

 

Hadis Kesebelas

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ شُعَيْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ. فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنْ الْمَغْرَمِ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami 'Amr bin 'Utsman, ia berkata: Bapakku telah menceritakan kepada kami, dari Syu'aib, dari Az Zuhri, ia berkata: telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair, bahwasanya ‘Aisyah memberitahukan kepadanya, bahwasanya Rasulullah SAW dahulu berdo’a di dalam salat Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa a’uudzu bika min fitnatil Masiihid Dajjaal, wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wal mamaat. Alloohumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghromi. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masiihid Dajjaal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang).” Lalu ada seorang yang bertanya kepada beliau, “Alangkah banyaknya engkau mohon perlindungan dari hutang, (ya Rasulullah)!” Rasulullah SAW menjawab, “Sesungguhnya orang itu apabila berhutang (bisa menyebabkan) dia berbicara lalu berdusta, dan berjanji lalu menyelisihi”. (HR. Nasa’i, no. 1292).

 

Hadis Keduabelas

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari Yazid bin Abu Habib, dari Abu Al Khair, dari 'Abdullah bin 'Amru, dari Abu Bakar Ash Shiddiq RA, ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku do’a yang aku baca di dalam salat.” Rasulullah SAW bersabda, “Ucapkanlah Alloohumma innii dholamtu nafsii zhulman katsiiron, walaa yaghfirudzdzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotan min ‘indika warhamnii, innaka antal ghofuurur rohiim (Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi Engkau, dan berilah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). (HR. Bukhari, no. 790).

 

Hadis Ketigabelas

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي بَكْرٍ أَنَّهُ، قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي. قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَبِيرًا وَقَالَ قُتَيْبَةُ كَثِيرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. و حَدَّثَنِيهِ أَبُو الطَّاهِرِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي رَجُلٌ سَمَّاهُ وَعَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقَولُ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي وَفِي بَيْتِي ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثْلِ حَدِيثِ اللَّيْثِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ ظُلْمًا كَثِيرًا. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Laits. Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh, telah mengabarkan kepada kami Al Laits, dari Yazid bin Abu Habib, dari Abul Khair, dari 'Abdullah bin 'Amr, dari Abu Bakar (Ash Shiddiq RA), ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku do’a yang aku baca di dalam salat.” Rasulullah SAW bersabda, ”Ucapkanlah Alloohumma innii dholamtu nafsii zhulman kabiiron (Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dengan kezaliman yang besar). Qutaibah berkata: katsiiron (yang banyak), walaa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotan min ‘indika warhamnii, innaka antal ghofuurur rohiim (dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi Engkau, dan berilah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” Dan telah menceritakannya kepadaku Abu Ath Thahir, telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah bin Wahb, telah mengabarkan kepadaku seorang laki-laki yang dia sebutkan, dan 'Amr bin Al Harits, dari Yazid bin Abu Habib, dari Abul Khair bahwasanya ia mendengar 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata: bahwa Abu Bakar Ash Shiddiq, dia berkata kepada Rasulullah: "Ajarkanlah kepadaku do’a yang aku baca di dalam salat dan aku panjatkan di rumahku, lalu dia menyebutkan hadis yang sama dengan hadis Al Laits. Namun dia menyebutkan dengan kalimat: 'zhulman katsiiroon' (dengan kezaliman yang banyak). (HR. Muslim, no. 4876).

 

Hadis Keempatbelas

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ عبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari Yazid bin Abu Habib, dari Abul Khair, dari 'Abdullah bin 'Amr, dari Abu Bakar Ash Shiddiq, ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku do’a yang aku baca di dalam salat.” Rasulullah SAW bersabda, “”Ucapkanlah Alloohumma innii dholamtu nafsii dhulman katsiiron, walaa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotan min ‘indika warhamnii, innaka antal ghofuurur rohiim (Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi Engkau, dan berilah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). (HR. Nasa’i, no. 1285).

 

PENJELASAN SINGKAT

Sebagaimana pengantar disebutkan bahwa saat duduk tahiyat akhir, kita membaca bacaan tasyahud, selawat dan doa. Adapun bacaan tasyahud dan selawat itu macamnya banyak. Bacaan tasyahud dan selawat pada duduk tahiyat awal dan duduk tahiyat akhir adalah sama. Ulasan mengenai bacaan tasyahud dan selawat dapat disimak dengan cara klik di sini. Perbedaan bacaan tasyahud awal dan bacaan tasyahud akhir adalah adanya doa. Ketika duduk tahiyat akhir, kita membaca salah satu bacaan tasyahud, salah satu selawat, dan salah satu doa saja. Pada tasyahud akhir dalam salat terdapat doa yang dituntunkan Nabi Muhammad SAW. Adapun doa setelah tasyahud pada duduk tahiyat akhir dalam ulasan ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabi Jahannama, wa min ‘adzaabil qobri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fitnatil Masiihid Dajjaal. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari kejahatan fitnah Masiihid Dajjaal).”  

2. Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa min ‘adzaabin naar, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min fitnatil masiihid dajjaal. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa qubur, dari siksa neraka, dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah Masiihid Dajjaal”.

3. Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa ’adzaabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarril Masiihid Dajjaal. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa neraka, dari fitnah hidup dan mati, dan dari kejahatan Masiihid Dajjaal)”.

4. Alloohumma innaa na’uudzu bika min ‘adzaabi jahannama, wa a’uudzubika min ‘adzaabil qobri, wa a’uudzubika min fitnatil Masiihid Dajjaal, wa a’uudzubika min fitnatil mahyaa wal mamaat (Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, aku berlindung kepadamu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masiihid Dajjaal, dan aku berlindung kepadamu dari fitnah hidup dan mati).”

5. Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa a’uudzu bika min fitnatil masiihid dajjaal, wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wal mamaat. Alloohumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghromi. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masiihid Dajjaal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang).

6. Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa a’uudzu bika min fitnatil Masiihid Dajjaal, wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wa fitnatil mamaat. Alloohumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghromi. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masiihid Dajjaal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang).

7. Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qobri, wa a’uudzu bika min fitnatil Masiihid Dajjaal, wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wal mamaat. Alloohumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghromi. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masiihid Dajjaal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang).”

8. Alloohumma innii dholamtu nafsii zhulman katsiiron, walaa yaghfirudzdzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotan min ‘indika warhamnii, innaka antal ghofuurur rohiim (Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi Engkau, dan berilah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

9. Alloohumma innii dholamtu nafsii dhulman katsiiron, walaa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotan min ‘indika warhamnii, innaka antal ghofuurur rohiim (Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi Engkau, dan berilah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

 

Demikianlah diantaranya dalil tentang tata cara duduk tahiyat akhir dan bacaannya. Semoga menambah wawasan, keimanan, dan kekhusyukan kita dalam beribadah salat. Aamiin.