Ketika mencapai bilangan rakaat tertentu dan masih ada bilangan rakaat selanjutnya dalam salat, kemudian kita memasuki duduk tahiyat awal. Ada yang menyebut bahwa duduk tahiyat awal itu adalah duduk tasyahud awal. Hal tersebut dikarenakan di dalam duduk tahiyat, kita membaca tasyahud. Biasanya duduk tahiyat awal dilaksanakan pada bilangan rakaat kedua dalam salat fardu. Duduk tahiyat awal yang dimaksud terdapat pada salat Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya’. Namun demikian dalam beberapa salat witir, yakni salat witir dengan bilangan 7 rakaat dan 9 rakaat dijumpai dua duduk tahiyat. Salat witir 7 rakaat dengan dua duduk tahiyat pada rakaat 6 dan 7 lalu salam, sementara salat witir 9 rakaat dengan duduk tahiyat pada rakaat 8 dan 9 lalu salam. Ulasan mengenai salat witir bisa dibaca lebih lanjut dengan cara klik di sini. Cara duduk tahiyat awal adalah dengan duduk iftirasy. Tata cara duduk tahiyat awal dan dalil isyarah serta bacaannya dijelaskan dalam berbagai hadis lengkap dengan sanad. Ulasan singkat ini akan membahas tentang cara duduk tahiyat awal dan dalil isyarah, dan bacaannya.
A. Cara Duduk Tahiyat Awal dan Dalil Isyarah
Tata cara duduk tahiyat awal dijelaskan dalam berbagai hadis yang ada. Tata cara duduk tahiyat awal dan dalil isyarah ada yang dari Abdullah bin Az Zubair, Abu Humaid As Sa’idi, Wa'il bin Hujr, Ibnu Umar, dan Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi. Adapun cara duduk tahiyat awal yang dijelaskan dalam berbagai hadis adalah sebagai berikut.
1. Hadis dari Abdullah bin Az Zubair
Dalil duduk tahiyat dan isyarah yang dari Abdullah bin Az Zubair adalah sebagai berikut.
Hadis Pertama
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ قَالَ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَاللَّفْظ لَهُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَعَدَ يَدْعُو وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَيَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ وَوَضَعَ إِبْهَامَهُ عَلَى إِصْبَعِهِ الْوُسْطَى وَيُلْقِمُ كَفَّهُ الْيُسْرَى رُكْبَتَهُ. مسلم
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Laits, dari Ibnu Ajlan katanya. Lewat jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Abu bakar bin Abi Syaibah dan lafadz padanya, katanya, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar, dari Ibnu Ajlan, dari Amir bin Abdullah bin Az Zubair, dari Bapaknya, ia berkata: Dahulu Rasulullah SAW ketika duduk tasyahud beliau meletakkan tangan kanannya pada paha kanannya, dan meletakkan tangan kirinya pada pahanya yang kiri, beliau berisyarat dengan jari telunjuk dengan menghubungkan ibu jari dengan jari tengah, dan meletakkan tapak tangannya yang kiri pada lututnya. (HR. Muslim, no. 910).
2. Hadis dari Abu Humaid As Sa’idi
Dalil duduk tahiyat dan isyarah yang dari Abu Humaid As Sa’idi adalah sebagai berikut.
Hadis Kedua
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ خَالِدٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ وَحَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ وَيَزِيدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ أَنَّهُ كَانَ جَالِسًا مَعَ نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْنَا صَلَاةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، أَنَا كُنْتُ أَحْفَظَكُمْ لِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُهُ إِذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ حِذَاءَ مَنْكِبَيْهِ وَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ هَصَرَ ظَهْرَهُ فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ اسْتَوَى حَتَّى يَعُودَ كُلُّ فَقَارٍ مَكَانَهُ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلَا قَابِضِهِمَا وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ فَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْأُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ. وَسَمِعَ اللَّيْثُ يَزِيدَ بْنَ أَبِي حَبِيبٍ وَيَزِيدُ مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ حَلْحَلَةَ وَابْنُ حَلْحَلَةَ مِنْ ابْنِ عَطَاءٍ قَالَ أَبُو صَالِحٍ عَنْ اللَّيْثِ كُلُّ فَقَارٍ وَقَالَ ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَيُّوبَ قَالَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَمْرٍو حَدَّثَهُ كُلُّ فَقَارٍ. البخاري
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari Khalid, dari Sa'id, dari Muhammad bin 'Amru bin Halhalah, dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha', dan telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari Yazid bin Abu Habib dan Yazid bin Muhammad, dari Muhammad bin 'Amru bin Halhalah, dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha', bahwasanya dahulu ia duduk bersama sekumpulan para sahabat Nabi SAW. Lalu kami membahas tentang salat Nabi SAW. Kemudian Abu Humaid As Sa’idi berkata, “Aku yang paling hafal salatnya Rasulullah SAW diantara kalian. Aku melihat beliau (ketika salat) apabila bertakbir (untuk memulai salat) mengangkat kedua tangannya hingga sejajar kedua bahunya. Apabila rukuk, beliau menempatkan kedua tangannya pada kedua lututnya, lalu menundukkan punggungnya. Apabila beliau mengangkat kepalanya bangkit dari rukuk, beliau berdiri tegak sehingga tiap-tiap tulang kembali ke tempatnya. Apabila sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tidak terlalu menghamparkannya dan tidak terlalu mendekam, beliau menghadapkan ujung-ujung jari kakinya ke kiblat. Apabila duduk tasyahud pada rakaat kedua, beliau duduk pada kakinya yang kiri dan menegakkan telapak kakinya yang kanan. Apabila duduk tasyahud pada rakaat yang akhir beliau menjulurkan kaki kirinya dan menegakkan telapak kakinya yang kanan, dan beliau duduk pada tempat duduknya”. Dan Al Laits telah mendengar dari Yazid bin Abu Habib, dan Yazid dari Muhammad bin Halhalah, dan Ibnu Halhalah dari Ibnu 'Atha'. Abu Shalih menyebutkan dari Al Laits: " Tiap-tiap tulang." Ibnu Al Mubarak berkata dari Yahya bin Ayyub, ia berkata: telah menceritakan kepadaku Yazid bin Abu Habib bahwa Muhammad bin 'Amru menceritakan kepadanya: "Tiap-tiap tulang." (HR. Bukhari, no. 785).
Hadis Ketiga
حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمَدَنِيُّ حَدَّثَنِي عَبَّاسُ بْنُ سَهْلٍ السَّاعِدِيُّ قَالَ: اجْتَمَعَ أَبُو حُمَيْدٍ وَأَبُو أُسَيْدٍ وَسَهْلُ بْنُ سَعْدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ فَذَكَرُوا صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَلَسَ يَعْنِي لِلتَّشَهُّدِ فَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَأَقْبَلَ بِصَدْرِ الْيُمْنَى عَلَى قِبْلَتِهِ وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُمْنَى وَكَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ يَعْنِي السَّبَّابَةَ. قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَبِهِ يَقُولُ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَقَ قَالُوا يَقْعُدُ فِي التَّشَهُّدِ الْآخِرِ عَلَى وَرِكِهِ وَاحْتَجُّوا بِحَدِيثِ أَبِي حُمَيْدٍ قَالُوا يَقْعُدُ فِي التَّشَهُّدِ الْأَوَّلِ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ الْيُمْنَى. الترمذي
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Bundar Muhammad bin Basysyar, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al Aqadi, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Fulaih bin Sulaiman Al Madani, ia berkata: telah menceritakan kepadaku Abbas bin Sahl As Sa'idi, ia berkata: Dahulu Abu Humaid, Abu Usaid, Sahl bin Sa’ad, dan Muhammad bin Masalamah, mereka berkumpul lalu membahas tentang salatnya Rasulullah SAW. Abu Humaid berkata, “Aku yang paling mengetahui diantara kalian tentang salatnya Rasulullah SAW. Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila duduk (tasyahud) beliau menghamparkan telapak kaki kirinya, dan menghadapkan bagian depan telapak kaki kanannya ke kiblat, beliau meletakkan telapak tangan kanannya pada lututnya yang kanan, dan meletakkan telapak tangan kirinya pada lututnya yang kiri. Beliau berisyarat dengan jarinya, yakni jari telunjuk”. Abu Isa berkata: "Hadis ini derajatnya hasan shahih. Sebagian ahli ilmu berpegangan dengan hadis ini. Ini adalah pendapat Imam Syafi'i, Ahmad, dan Ishaq. Mereka berkata: "Pada tasyahud akhir hendaknya seseorang duduk pada pangkal pahanya." Mereka berdalil dengan hadis Abu Humaid, mereka berkata: "Pada tasyahud awal hendaknya seseorang duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya." (HR. Tirmidzi, no. 270).
Keterangan: Pada tasyahud akhir hendaknya seseorang duduk pada pangkal pahanya adalah pendapat Imam Syafi'i, Ahmad, dan Ishaq. Namun demikian, mengacu dalam redaksi hadis tidak menyebutkan tasyahud akhir sebagaimana hadis riwayat Bukhari no. 785. Hal tersebut apabila hadis riwayat Tirmidzi, no. 270 dikompromikan dengan hadis riwayat Bukhari no. 785, bahwa yang dimaksud dalam hadis riwayat Tirmidzi, no. 270 adalah duduk tahiyat awal/ tasyahud awal. Sahabat yang menerangkan dalam hadis riwayat Bukhari no. 785 dan hadis riwayat Tirmidzi, no. 270 adalah sahabat yang sama, yaitu sumbernya dari Abu Humaid As Sa’idi. Wallahu a’lam.
3. Hadis dari Wa'il bin Hujr
Dalil duduk tahiyat dan isyarah yang dari Wa'il bin Hujr adalah sebagai berikut.
Hadis Keempat
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ، قُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي قَالَ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ فَكَبَّرَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا أُذُنَيْهِ ثُمَّ أَخَذَ شِمَالَهُ بِيَمِينِهِ فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَهُمَا مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ رَفَعَهُمَا مِثْلَ ذَلِكَ فَلَمَّا سَجَدَ وَضَعَ رَأْسَهُ بِذَلِكَ الْمَنْزِلِ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ فَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى وَحَدَّ مِرْفَقَهُ الْأَيْمَنَ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَقَبَضَ ثِنْتَيْنِ وَحَلَّقَ حَلْقَةً وَرَأَيْتُهُ يَقُولُ هَكَذَا وَحَلَّقَ بِشْرٌ الْإِبْهَامَ وَالْوُسْطَى وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ. حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ بِإِسْنَادِهِ وَمَعْنَاهُ قَالَ فِيهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى ظَهْرِ كَفِّهِ الْيُسْرَى وَالرُّسْغِ وَالسَّاعِدِ وَقَالَ فِيهِ ثُمَّ جِئْتُ بَعْدَ ذَلِكَ فِي زَمَانٍ فِيهِ بَرْدٌ شَدِيدٌ فَرَأَيْتُ النَّاسَ عَلَيْهِمْ جُلُّ الثِّيَابِ تَحَرَّكُ أَيْدِيهِمْ تَحْتَ الثِّيَابِ. أبي داوود
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadlal, dari 'Ashim bin Kulaib, dari Bapaknya (Kulaib bin Syihab bin Al Majnun), dari Wa'il bin Hujr, dia berkata: "Sungguh aku benar-benar akan melihat dan memperhatikan salat Rasulullah SAW, bagaimana beliau mengerjakan salat”. Wa’il berkata, “Rasulullah SAW berdiri menghadap kiblat, kemudian beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, kemudian (beliau bersedekap) tangan kanannya memegang tangan kirinya. Ketika beliau hendak rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya seperti tadi, kemudian (ketika rukuk) beliau meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari rukuk (i'tidal) beliau mengangkat kedua tangannya seperti tadi. Dan ketika sujud, beliau meletakkan kepalanya di tempat sujud diantara kedua tangannya. Kemudian beliau duduk di atas kakinya yang kiri, dan meletakkan tangan kiri di atas paha beliau yang kiri, sedangkan ujung siku beliau yang kanan di atas paha yang kanan, beliau menggenggam kedua jarinya dengan membentuk lingkaran, dan aku melihat beliau berbuat demikian. Bisyr (perawi) memperagakan dengan membentuk lingkaran dengan menghubungkan ibu jari dengan jari tengah, dan berisyarat dengan jari telunjuk“. Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid, telah menceritakan kepada kami Za`idah, dari 'Ashim bin Kulaib dengan isnad dan maknanya, (dalam hadisnya) dia mengatakan: "Kemudian beliau meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya dan pergelangan tangan kirinya." Dia juga mengatakan: "Setelah itu aku datang ketika musim dingin tiba, maka aku melihat orang-orang berselimutkan pakaian dan tangan-tangan mereka bergerak di bawah pakaian tersebut." (HR. Abu Dawud, no. 624).
Hadis Kelima
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ مَيْمُونٍ الرَّقِّيُّ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ يُوسُفَ الْفِرْيَابِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ، أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ فَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ ذِرَاعَيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ يَدْعُو بِهَا. النسائي
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin 'Ali bin Maimun Ar Riqqi, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf Al Firyabi, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari 'Ashim bin Kulaib, dari Bapaknya, dari Wa'il bin Hujr bahwasanya ia melihat Nabi SAW duduk (tasyahud) ketika salat, beliau menghamparkan telapak kakinya yang kiri, beliau meletakkan kedua tangannya pada kedua pahanya, dan beliau berisyarat dengan jari telunjuk, beliau berdoa dengannya. (HR. Nasa’i, no. 1247).
Hadis Keenam
أَخْبَرَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ قَالَ أَنْبَأَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ زَائِدَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي أَنَّ وَائِلَ بْنَ حُجْرٍ أَخْبَرَهُ، قَالَ قُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ فَقَامَ فَكَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا بِأُذُنَيْهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى كَفِّهِ الْيُسْرَى وَالرُّسْغِ وَالسَّاعِدِ فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ مِثْلَهَا قَالَ وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ لَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ مِثْلَهَا ثُمَّ سَجَدَ فَجَعَلَ كَفَّيْهِ بِحِذَاءِ أُذُنَيْهِ ثُمَّ قَعَدَ وَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ وَرُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَجَعَلَ حَدَّ مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى ثُمَّ قَبَضَ اثْنَتَيْنِ مِنْ أَصَابِعِهِ وَحَلَّقَ حَلْقَةً ثُمَّ رَفَعَ إِصْبَعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا. النسائي
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Suwaid bin Nashr, ia berkata: telah memberitakan kepada kami Abdullah bin Al Mubarak, dari Zaidah, ia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Ashim bin Kulaib, ia berkata: Bapakku telah menceritakan kepadaku bahwasanya Wa'il bin Hujr mengabarkan kepadanya, ia berkata: Aku berkata, “Sungguh aku benar-benar akan melihat dan memperhatikan shalat Rasulullah SAW bagaimana beliau salat. Lalu saya memperhatikan beliau. Rasulullah SAW berdiri, lalu bertakbir dan mengangkat kedua tangan beliau hingga sejajar dengan daun telinga, kemudian beliau meletakkan tangan kanannya pada tapak tangan kirinya, pergelangan tangan, dan lengannya. Ketika akan rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya seperti ketika takbiratul ihram. Dan ketika rukuk, beliau meletakkan kedua tangannya pada dua lututnya. Kemudian ketika mengangkat kepala bangkit dari rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya. Kemudian beliau sujud, beliau meletakkan kedua tapak tangannya sejajar kedua telinganya. Kemudian (ketika attahiyyaat awwal), beliau duduk pada kaki kirinya dan meletakkan tapak tangannya yang kiri pada paha dan lututnya yang kiri, sedangkan sikunya yang kanan berada di atas pahanya yang kanan, kemudian beliau menggenggam dua jarinya membentuk lingkaran dan berisyarat dengan jari telunjuknya, dan aku melihatnya beliau menggerak-gerakkannya, beliau berdo’a dengannya”. (HR. Nasa’i, no. 879).
Keterangan: Sanad hadis Wa’il bin Hujr ini ada seorang rawi yang dijarh, yaitu ‘Ashim bin Kulaib. Namun jarhnya tersebut tidak sampai menjadikan hadis tersebut dlaif. ‘Ashim bin Kulaib bin Syihab bin Al Majnun merupakan tabi'in kalangan biasa. Ia hidup di negeri Kufah. Adapun wafat pada tahun 137 H. Komentar ulama tentang ‘Ashim bin Kulaib bin Syihab bin Al Majnun diantaranya adalah Ahmad bin Hambal yang mengomentari la ba`sa bih, Yahya bin Ma'in mengomentari tsiqah, An Nasa'i mengomentari tsiqah, Abu Hatim mengomentari shalih, Ibnu Hibban mengomentari disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari shaduuq, tertuduh murjiah. Hadis keenam merupakan riwayat yang berbeda, yakni menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menggerak-gerakkan jari telunjuknya ketika tasyahhud, dan yang lain tidak menyebutkan “menggerak-gerakkan telunjuknya”. Hal ini bisa dipahami bahwa terkadang beliau menggerak-gerakkan telunjuknya, dan kadang-kadang tidak.
4. Hadis dari Ibnu Umar
Dalil duduk tahiyat dan isyarah yang dari Ibnu Umar adalah sebagai berikut.
Hadis Ketujuh
و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَ عَبْدٌ أَخْبَرَنَا وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَرَفَعَ إِصْبَعَهُ الْيُمْنَى الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ فَدَعَا بِهَا وَيَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى بَاسِطَهَا عَلَيْهَا. مسلم
Artinya: Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi' dan Abd bin Humaid. Abd mengatakan: telah mengabarkan kepada kami, sementara Ibnu Rafi' mengatakan: telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar, dari 'Ubaidullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwasanya dahulu Nabi SAW ketika salat, apabila duduk tasyahud beliau meletakkan dua tangannya pada dua lututnya dan mengangkat jarinya yang kanan yang ssebelahnya ibu jari, beliau berdoa dengan isyarat itu, sedangkan tangan kirinya berada pada lututnya yang kiri, membentang padanya. (HR. Muslim, no. 911).
Hadis Kedelapan
و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَعَدَ فِي التَّشَهُّدِ وَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُمْنَى وَعَقَدَ ثَلَاثَةً وَخَمْسِينَ وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ. مسلم
Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Abd bin Humaid, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, dari Ayyub dari Nafi', dari Ibn Umar bahwasanya dahulu Rasulullah SAW apabila duduk tasyahud beliau meletakkan tangan kirinya pada lututnya yang kiri, dan meletakkan tangan kanannya pada lututnya yang kanan, beliau berisyarat dengan jari telunjuknya, dan membentuk angka lima puluh tiga. (HR. Muslim, no. 912).
5. Hadis dari Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi
Dalil duduk tahiyat dan isyarah yang dari Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi sebenarnya juga bersumber dari Ibnu Umar. Namun dalam redaksi hadis disandarkan pada Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut adalah sebagai berikut.
Hadis Kesembilan
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُعَاوِيِّ أَنَّهُ قَالَ رَآنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ وَأَنَا أَعْبَثُ بِالْحَصَى فِي الصَّلَاةِ فَلَمَّا انْصَرَفَ نَهَانِي. فَقَالَ اصْنَعْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فَقُلْتُ وَكَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ قَالَ كَانَ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ وَضَعَ كَفَّهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلَّهَا وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى. حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُعَاوِيِّ قَالَ صَلَّيْتُ إِلَى جَنْبِ ابْنِ عُمَرَ فَذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ مَالِكٍ وَزَادَ قَالَ سُفْيَانُ فَكَانَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا بِهِ عَنْ مُسْلِمٍ ثُمَّ حَدَّثَنِيهِ مُسْلِمٌ. مسلم
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, dia berkata: Aku pernah membacakan pada Malik, dari Muslim bin Abu Maryam, dari Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi, bahwasanya ia berkata: Dahulu ‘Abdullah bin ‘Umar melihatku, pada waktu itu aku sedang bermain kerikil ketika salat. Setelah selesai, ia melarangku dan berkata, “Berbuatlah sebagaimana dahulu Rasulullah SAW berbuat”. Lalu aku bertanya, “Bagaimana dahulu Rasulullah SAW berbuat?” Ia menjawab, “Dahulu Rasulullah SAW apabila duduk tasyahud ketika salat, beliau meletakkan tapak tangan kanannya pada pahanya yang kanan, beliau menggenggamkan jari-jarinya semuanya, dan berisyarat dengan jari yang di sebelahnya ibu jari, dan beliau meletakkan tapak tangan kirinya pada pahanya yang kiri”. Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Muslim bin Abu Maryam, dari Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi, katanya: "Aku pernah salat disamping Ibnu Umar, lantas dia menyebutkan seperti hadis Malik dengan sedikit tambahan, kata Sufyan, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, kemudian dari Muslim menceritakannya kepadaku. (HR. Muslim, no. 913).
PENJELASAN SINGKAT
Duduk tahiyat adalah duduk ketika memasuki bilangan rakaat tertentu ketika salat. Biasanya duduk tahiyat awal dilaksanakan pada bilangan rakaat kedua dalam salat fardu. Duduk tahiyat awal yang dimaksud terdapat pada salat Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya’. Namun demikian dalam beberapa salat witir, yakni salat witir dengan bilangan 7 rakaat dan 9 rakaat dijumpai dua duduk tahiyat. Salat witir 7 rakaat dengan dua duduk tahiyat pada rakaat 6 dan 7 lalu salam, sementara salat witir 9 rakaat dengan duduk tahiyat pada rakaat 8 dan 9 lalu salam. Tata cara duduk tahiyat adalah dengan cara duduk dengan meletakkan tangan kanan pada paha kanan, dan meletakkan tangan kiri pada pahanya yang kiri. Sementara posisi kaki dengan cara duduk pada kakinya yang kiri dan menegakkan telapak kakinya yang kanan. Ketika duduk tasyahud awal, duduk pada kakinya yang kiri dan menegakkan telapak kakinya yang kanan. Apabila duduk tasyahud akhir dengan cara menjulurkan kaki kiri dan menegakkan telapak kaki yang kanan. Sedangkan kaifiyat isyarat ketika dusuk tahiyat caranya adalah berisyarat dengan jari telunjuk dengan menghubungkan ibu jari dengan jari tengah, dan meletakkan tapak tangannya yang kiri pada lututnya.
B. Bacaan Duduk Tahiyat Awal
Ketika duduk tahiyyat, kita membaca tasyahhud. Adapun bacaan tasyahud ada beragam. Namun demikian dalam ulasan ini hanya disampaikan beberapa saja diantaranya.
Hadis Kesepuluh
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كُنَّا نَقُولُ فِي الصَّلَاةِ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ السَّلَامُ عَلَى فُلَانٍ فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ فَإِذَا قَعَدَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَلْيَقُلْ التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ. فَإِذَا قَالَهَا أَصَابَتْ كُلَّ عَبْدٍ لِلَّهِ صَالِحٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنْ الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ وَلَمْ يَذْكُرْ ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنْ الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْجُعْفِيُّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ مَنْصُورٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَ حَدِيثِهِمَا وَذَكَرَ فِي الْحَدِيثِ ثُمَّ لْيَتَخَيَّرْ بَعْدُ مِنْ الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ أَوْ مَا أَحَبَّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ شَقِيقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ كُنَّا إِذَا جَلَسْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ بِمِثْلِ حَدِيثِ مَنْصُورٍ وَقَالَ ثُمَّ يَتَخَيَّرُ بَعْدُ مِنْ الدُّعَاءِ و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سَيْفُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ مُجَاهِدًا يَقُولُ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَخْبَرَةَ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُا عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّشَهُّدَ كَفِّي بَيْنَ كَفَّيْهِ كَمَا يُعَلِّمُنِي السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ وَاقْتَصَّ التَّشَهُّدَ بِمِثْلِ مَا اقْتَصُّوا. مسلم
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb, Utsman bin Abi Syaibah, dan Ishaq bin Ibrahim. Ishaq berkata: telah mengabarkan kepada kami sedangkan dua orang yang lainnya berkata: telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Manshur, dari Abu Wail, dari Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata: Dahulu kami membaca ketika salat di belakang Rasulullah SAW “Assalaamu ‘alallooh, assalaamu ‘alaa fulaan”. Kemudian pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepada kami. “Sesungguhnya Allah Dia As-Salaam, maka apabila seseorang diantara kalian duduk (attahiyyat) ketika salat hendaklah membaca Attahiyyaatu lillaah washsholawaatu wath-thoyyibaat. Assalaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatulloohi wa barokaatuh assalaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shoolihiin (Segala kehormatan kepunyaan Allah, begitu pula segala ibadah dan segala yang baik-baik. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba Allah yang shalih-shalih). Apabila ia mengucapkan yang demikian itu sudah mencakup semua hamba Allah yang shalih, baik yang di langit maupun yang di bumi. Asyhadu allaa ilaaha illallooh wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh. (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya). Kemudian ia boleh memilih berdoa apa yang ia kehendaki". Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Manshur dengan isnad ini semisalnya, dan dia tidak menyebutkan, "Kemudian ia memilih permintaan doa yang dia kehendaki." Telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid, telah menceritakan kepada kami Husain al-Ju'fi, dari Zaidah, dari Manshur dengan isnad ini semisal hadis keduanya, kemudia ia menyebutkan dalam hadis tersebut, "Kemudian hendaklah ia memilih setelah itu permintaan doa yang dia kehendaki atau dia inginkan." Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Abu Muawiyah, dari Al-A'masy, dari Syaqiq, dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: "Dahulu kami apabila duduk-duduk bersama Nabi SAW dalam salat" seperti hadis Manshur, dan dia berkata: 'Kemudian ia memilih setelah itu sebagian dari doa'." Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, telah menceritakan kepada kami Saif bin Sulaiman, ia berkata: saya mendengar Mujahid berkata: telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Sakhbarah, ia berkata: saya mendengar Ibnu Mas'ud berkata: "Rasulullah SAW mengajarkan kepadaku tasyahud, pundakku di antara pundaknya, sebagaimana beliau mengajarkan suatu surat Al-Qur'an." Lalu dia menceritakan tasyahud seperti tasyahud yang mereka kisahkan. (HR. Muslim, no. 609).
Hadis Kesebelas
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْنَا السَّلَامُ عَلَى جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ السَّلَامُ عَلَى فُلَانٍ وَفُلَانٍ فَالْتَفَتَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ فَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمُوهَا أَصَابَتْ كُلَّ عَبْدٍ لِلَّهِ صَالِحٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. البخاري
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al A'masy, dari Syaqiq bin Salamah, ia berkata: berkata: Abdullah berkata: Dahulu apabila kami salat di belakang Nabi SAW kami mengucapkan Assalaamu ‘alaa Jibriil wa mikaaiil, Assalaamu ‘alaa fulaanin wa fulaanin. (Setelah selesai salat) Rasulullah SAW menoleh kepada kami lalu bersabda, “Sesungguhnya Allah Dia As-Salaam, apabila seseorang diantara kalian salat (ketika duduk tasyahud) hendaklah membaca Attahiyyaatu lillaah, washsholawaatu wath-thoyyibaat, Assalaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatulloohi wa barokaatuh, assalaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shoolihiin, (Segala kehormatan kepunyaan Allah, begitu pula segala ibadah dan segala yang baik-baik. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih-shalih), maka sesungguhnya apabila kalian mengucapkan yang demikian itu sudah mencakup semua hamba Allah yang shalih-shalih, baik yang di langit maupun yang di bumi, (dan lanjutkanlah dengan bacaan): Asyhadu allaa ilaaha illallooh wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh. (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya)". (HR. Bukhari, no. 788).
Hadis Keduabelas
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحِ بْنِ الْمُهَاجِرِ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ وَعَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ فَكَانَ يَقُولُ: التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ رُمْحٍ كَمَا يُعَلِّمُنَا الْقُرْآنَ. مسلم
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Laits. Lewat jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh bin al-Muhajir, telah mengabarkan kepada kami Al-Laits, dari Abu az-Zubair, dari Sa'id bin Jubair, dan dari Thawus, dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berkata: Dahulu Rasulullah SAW mengajarkan tasyahud kepada kami sebagaimana beliau mengajarkan surat Al-Qur'an kepada kami. Dan adalah beliau membaca Attahiyyaatul mubaarokaatush-sholawaatuth-thoyyibaatu lillaah As-salaamu 'alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatulloohi wa barokaatuh. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shoolihin Asyhadu allaa ilaaha illallooh wa asyhadu anna muhammadar rasuulullooh (Segala kehormatan, segala berkah, segala 'ibadah dan segala yang baik-baik itu kepunyaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepada-mu wahai Nabi, dan begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih-shalih. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad itu utusan Allah)". Dan dalam suatu riwayat, "Sebagaimana beliau mengajarkan kepada kami al-Qur'an." (HR. Muslim, no. 610).
Hadis Ketigabelas
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ وَطَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ كَمَا يُعَلِّمُنَا الْقُرْآنَ وَكَانَ يَقُولُ: التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. أبي داوود
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari Abu Az Zubair, dari Sa'id bin Jubair dan Thawus, dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata: Dahulu Rasulullah SAW mengajarkan tasyahud kepada kami sebagaimana beliau mengajarkan Al-Qur'an kepada kami. Dan adalah beliau membaca Attahiyyaatul mubaarokaa-tush-sholawaatuth-thoyyibaatu lillaah As-salaamu 'alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatulloohi wa barokaatuh. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shoolihin Asyhadu allaa ilaaha illallooh wa asyhadu anna muhammadar rasuulullooh (Segala kehormatan, segala berkah, segala 'ibadah dan segala yang baik-baik itu kepunyaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepada-mu wahai Nabi, dan begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih-shalih. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad itu utusan Allah)". (HR. Abu Dawud, no. 828).
PENJELASAN SINGKAT
Bacaan tasyahud ada beragam yang terabadikan dalam hadis. Namun demikian dalam ulasan ini hanya disampaikan beberapa saja diantaranya sehingga ada lagi lafal-lafal bacaan tasyahud yang lain yang tidak disebutkan di sini. Pada dasarnya, membaca bacaan tasyahud dengan cara memilih salah satu diantara bacaan tasyahud dalam salat. Kita tidak diperkenankan membaca semua ragam bacaan tasyahud yang kita ketahui dalam satu salat. Cukup memilih satu diantaranya saja. Ulasan kali ini disampaikan beberapa bacaan tasyahud diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Attahiyyaatu lillaah washsholawaatu wath-thoyyibaat. Assalaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatulloohi wa barokaatuh assalaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shoolihiin (Segala kehormatan kepunyaan Allah, begitu pula segala ibadah dan segala yang baik-baik. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba Allah yang shalih-shalih). Asyhadu allaa ilaaha illallooh wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh. (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya).
2. Attahiyyaatul mubaarokaatush-sholawaatuth-thoyyibaatu lillaah As-salaamu 'alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatulloohi wa barokaatuh. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shoolihin Asyhadu allaa ilaaha illallooh wa asyhadu anna muhammadar rasuulullooh (Segala kehormatan, segala berkah, segala 'ibadah dan segala yang baik-baik itu kepunyaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepada-mu wahai Nabi, dan begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih-shalih. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad itu utusan Allah)".
Ketika duduk tahiyat awal bisa dengan mencukupkan pada bacaan tasyahud. Namun demikian, bisa juga dengan dilanjutkan dengan membaca selawat. Adapun bacaan selawat yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Hadis dari Abu Mas'ud al-Anshari
Dalil selawat kepada Nabi Muhammad SAW yang dari Abu Mas'ud al-Anshari adalah sebagai berikut.
Hadis Keempatbelas
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الْأَنْصَارِيَّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ هُوَ الَّذِي كَانَ أُرِيَ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: أَتَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِي مَجْلِسِ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ فَقَالَ لَهُ بَشِيرُ بْنُ سَعْدٍ أَمَرَنَا اللَّهُ تَعَالَى أَنَّ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ؟ قَالَ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَمَنَّيْنَا أَنَّهُ لَمْ يَسْأَلْهُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَالسَّلَامُ كَمَا قَدْ عَلِمْتُمْ. مسلم
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya at-Tamimi, ia berkata: saya membaca di hadapan Malik dari Nu'aim bin Abdullah al-Mujmir bahwa Muhammad bin Abdullah bin Zaid al-Anshari dan Abdullah bin Zaid yang dia adalah orang yang diberi petunjuk dalam hal panggilan untuk salat (azan), dia telah menceritakannya dari Abu Mas'ud al-Anshari, ia berkata: Rasulullah SAW pernah datang kepada kami, yang pada waktu itu kami berada di majelisnya Sa’ad bin ‘Ubadah”. Lalu Basyir bin Sa’ad bertanya kepada beliau, “Ya Rasulullah, Allah Ta’aalaa telah memerintahkan kepada kami supaya membaca selawat kepadamu, lalu bagaimana caranya kami membaca selawat kepadamu?” (Abu Mas’ud) berkata, “Lalu Rasulullah SAW diam, sehingga kami menginginkan sekiranya dia tidak menanyakannya.” Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Ucapkanlah Alloohumma sholli ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali muhammad kamaa shollaita ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidum-majiid. (Ya Allah, berilah selawat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi selawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Dan berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di dalam semesta alam ini, sesungguhnya Engkau lah yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”, sedangkan (bacaan) salam sebagaimana yang telah kalian ketahui. (HR. Muslim, no. 613).
Hadis Kelimabelas
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ وَالْحَارِثُ بْنُ مِسْكِينٍ قِرَاءَةً عَلَيْهِ وَأَنَا أَسْمَعُ وَاللَّفْظُ لَهُ عَنْ ابْنِ الْقَاسِمِ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الْأَنْصَارِيَّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ الَّذِي أُرِيَ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّهُ قَالَ: أَتَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسِ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ فَقَالَ لَهُ بَشِيرُ بْنُ سَعْدٍ أَمَرَنَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَكَيْفَ نُصَلِّ عَلَيْكَ؟ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَمَنَّيْنَا أَنَّهُ لَمْ يَسْأَلْهُ ثُمَّ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَالسَّلَامُ كَمَا عَلِمْتُمْ. النسائي
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Salamah dan Al Harits bin Miskin secara baca dan saya mendengarnya, lafal ini darinya, dari Ibnul Qasim, ia berkata: telah menceritakan kepadaku Malik, dari Nu'aim bin 'Abdullah Al Mujmir bahwasanya Muhammad bin 'Abdullah bin Zaid Al Anshari dan 'Abdullah bin Zaid saat azan dikumandangkan mengabarkan kepadanya dari Abu Mas'ud Al Anshari, ia berkata: “Rasulullah SAW pernah datang kepada kami, yang pada waktu itu kami berada di majelisnya Sa’ad bin ‘Ubadah”. Lalu Basyir bin Sa’ad bertanya kepada beliau, “Ya Rasulullah, Allah ‘Azza wa Jalla telah memerintahkan kepada kami supaya membaca selawat kepadamu, lalu bagaimana caranya kami membaca selawat kepadamu?”. Lalu Rasulullah SAW diam, sehingga kami menginginkan sekiranya dia tidak menanyakannya.” Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Ucapkanlah Alloohumma sholli ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali muhammad, kamaa shollaita ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidum-majiid. (Ya Allah, berilah selawat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi selawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Dan berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di dalam semesta alam ini, sesungguhnya Engkau lah yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”, sedangkan (bacaan) salam sebagaimana yang telah kalian ketahui. (HR. Nasa’i, no. 1268).
2. Hadis dari Abdur Rahman bin Abu Laila
Dalil selawat kepada Nabi Muhammad SAW yang dari Abdur Rahman bin Abu Laila adalah sebagai berikut.
Hadis Keenambelas
حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ وَمُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ حَدَّثَنَا أَبُو فَرْوَةَ مُسْلِمُ بْنُ سَالِمٍ الْهَمْدَانِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عِيسَى سَمِعَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبِي لَيْلَى قَالَ لَقِيَنِي كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ فَقَالَ: أَلَا أُهْدِي لَكَ هَدِيَّةً؟ سَمِعْتُهَا مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ بَلَى فَأَهْدِهَا لِي فَقَالَ سَأَلْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ الصَّلَاةُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ عَلَّمَنَا كَيْفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكُمْ؟ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. البخاري
Artinya: Telah bercerita kepada kami Qais bin Hafsh dan Musa bin Isma'il, keduanya berkata telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid bin Ziyad, telah bercerita kepada kami Abu Farwah Muslim bin Salim Al Hamdaniy, ia berkata telah bercerita kepadaku 'Abdullah bin 'Isa, ia mendengar 'Abdur Rahman bin Abi Laila, ia berkata: Ka’ab bin ‘Ujrah pernah bertemu saya, lalu ia berkata, “Maukah kamu saya beri hadiah? Rasulullah SAW pernah datang kepada kami, lalu kami berkata, “Ya Rasulullah, kami telah mengetahui bagaimana mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimana caranya kami mengucapkan selawat kepadamu?” Beliau SAW menjawab, “Ucapkanlah Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum majiid. Alloohumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum majiid”. (Ya Allah, berilah selawat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi selawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”. (HR. Bukhari, no. 3119).
3. Hadis dari Al Hakam
Dalil selawat kepada Nabi Muhammad SAW yang dari Al Hakam. Pada hadis yang bersandar pada Al Hakam berikut sebenarnya juga berasal dari Abdur Rahman bin Abu Laila adalah sebagai berikut.
Hadis Ketujuhbelas
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْحَكَمِ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ أَبِي لَيْلَى قَالَ: لَقِيَنِي كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ فَقَالَ أَلَا أُهْدِي لَكَ هَدِيَّةً؟ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا قَدْ عَرَفْنَا كَيْفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ؟ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ شُعْبَةَ وَمِسْعَرٍ عَنْ الْحَكَمِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ مِسْعَرٍ أَلَا أُهْدِي لَكَ هَدِيَّةً حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكَّارٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ عَنْ الْأَعْمَشِ وَعَنْ مِسْعَرٍ وَعَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ كُلُّهُمْ عَنْ الْحَكَمِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَلَمْ يَقُلْ اللَّهُمَّ. مسلم
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad bin Basysyar dan lafal tersebut milik Al Mutsanna, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Al-Hakam, ia berkata: Saya mendengar Ibnu Abu Laila mengatakan: Ka’ab bin ‘Ujrah pernah bertemu saya, lalu ia berkata, “Maukah kamu saya beri hadiah? Rasulullah SAW pernah datang kepada kami, lalu kami berkata, “Ya Rasulullah, kami telah mengetahui bagaimana mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimana caranya kami mengucapkan selawat kepadamu?” Beliau SAW menjawab, “Ucapkanlah Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum majiid. Alloohumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum majiid”. (Ya Allah, berilah selawat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi selawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia).” Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Abu Kuraib keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Waki', dari Syu'bah dan Mis'ar, dari Al Hakam dengan isnad ini yang semisalnya dan dalam hadis Mis'ar tidak ada, "Maukah kalian agar aku beri hadiah." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakkar, telah menceritakan kepada kami Ismail bin Zakariya', dari Al A'masy, dari Mis'ar dan dari Malik bin Mighwal semuanya meriwayatkan dari Al Hakam dengan isnad ini yang semisalnya, hanya saja dia berkata: "Dan keberkahan atas Muhammad, " dan tidak mengatakan, "Alloohumma." (HR. Muslim, no. 614).
4. Hadis dari Abu Humaid As Sa'idi
Dalil selawat kepada Nabi Muhammad SAW yang dari Abu Humaid As Sa'idi adalah sebagai berikut.
Hadis Kedelapanbelas
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ السَّرْحِ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ الزُّرَقِيِّ أَنَّهُ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، أَنَّهُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ؟ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ هُوَ الَّذِي أُرِيَ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّهُ قَالَ أَتَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسِ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ فَقَالَ لَهُ بَشِيرُ بْنُ سَعْدٍ أَمَرَنَا اللَّهُ أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَمَنَّيْنَا أَنَّهُ لَمْ يَسْأَلْهُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُولُوا فَذَكَرَ مَعْنَى حَدِيثِ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ زَادَ فِي آخِرِهِ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو بِهَذَا الْخَبَرِ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ. أبي داوود
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi, dari Malik. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ibnu As Sarh, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb, telah mengabarkan kepadaku Malik, dari Abdullah bin Abu Bakr bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm, dari Bapaknya, dari 'Amru bin Sulaim Az Zuraqi bahwa ia berkata: telah mengabarkan kepadaku Abu Humaid As Sa'idi bahwasanya para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana kami berselawat kepadamu?” Rasulullah SAW bersabda, “Ucapkanlah Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad wa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum majiid (Ya Allah berilah shalawat kepada Nabi Muhammad, istri-istri beliau dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Ya Allah, berilah barakah kepada Nabi Muhammad, istri-istri beliau dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”. Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi, dari Malik, dari Nu'aim bin Abdullah Al Mujmir bahwa Muhammad bin Abdullah bin Zaid, Abdullah bin Zaid yang aku ketahui dia seorang yang mengumandangkan azan untuk salat, dia telah mengabarkan kepadanya, dari Abu Mas'ud Al Anshari bahwa dia berkata: Rasulullah SAW menemui kami di majelisnya Sa'd bin 'Ubadah, maka Bisyr bin Sa'ad bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, Allah telah memerintahkan kepada kami untuk berselawat kepadamu, lalu bagaimana caranya kami berselawat kepadamu?" Namun Rasulullah SAW diam, sehingga kami berharap supaya Bisyr tidak bertanya ulang kepada beliau, setelah itu Rasulullah SAW bersabda: "Ucapkanlah oleh kalian" kemudian ia menyebutkan makna hadis Ka'b bin 'Ujrah, di akhir hadits ia menambahkan: "fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid." Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits, dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid, dari 'Uqbah bin 'Amru seperti hadis ini, beliau bersabda: "Ucapkanlah oleh kalian: "Alloohumma shalli 'alaa Muhammad An Nabiyyil Ummi wa 'alaa aali Muhammad (Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad, Nabi yang Ummi (buta huruf) dan kepada keluarga Muhammad)." (HR. Abu Dawud, no. 831).
Hadis Kesembilanbelas
حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ طَالُوتَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ الْمَاجِشُونُ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ الزُّرَقِيِّ عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ، أَنَّهُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُمِرْنَا بِالصَّلَاةِ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ؟ فَقَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ammar bin Thalut, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Abdul Aziz Al Majisyun, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Malik bin Anas, dari Abdulah bin Abu Bakr bin Muhammad bin Amru bin Hazm, dari Bapaknya, dari Amru bin Sulaim Az Zuraqi, dari Abu Humaid As Sa'idi bahwasanya para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, kami diperintahkan berselawat kepadamu, lalu bagaimana kami berselawat kepadamu?” Rasulullah SAW bersabda, “Ucapkanlah Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad wa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid (Ya Allah berilah selawat kepada Nabi Muhammad, istri-istri beliau dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau telah memberikan selawat kepada Nabi Ibrahim. Ya Allah, berilah barakah kepada Nabi Muhammad, istri-istri beliau dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Dalam semesta alam ini, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”. (HR. Ibnu Majah, no. 895)
5. Hadis dari Abu Sa'id Al Khudri
Dalil selawat kepada Nabi Muhammad SAW yang dari Abu Sa'id Al Khudri adalah sebagai berikut.
Hadis Keduapuluh
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ الْهَادِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَبَّابٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا التَّسْلِيمُ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ؟ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. قَالَ أَبُو صَالِحٍ عَنْ اللَّيْثِ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ. حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي حَازِمٍ وَالدَّرَاوَرْدِيُّ عَنْ يَزِيدَ وَقَالَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ. البخاري
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, telah menceritakan kepada kami Al Laits, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ibnu Al Haad, dari Abdullah bin Khabbab, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata: Kami berkata, “Ya Rasulullah, ini adalah ucapan salam kepada engkau, lalu bagaimana kami berselawat?” Rasulullah SAW bersabda, “Ucapkanlah Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad ‘abdika wa Rosuulika, kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad, kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiim wa aali Ibroohiim (Ya Allah, berilah selawat kepada Nabi Muhammad hamba-Mu dan utusan-Mu sebagaimana Engkau telah memberikan selawat kepada Nabi Ibrahim. Dan Berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim)”. Abu Shalih berkata: dari Al Laits dengan lafal: 'Alaa Muhammad wa 'alaa 'aali Muhammad kamaa baarakta 'alaa aali Ibroohiim.' Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Hamzah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Hazim dan Ad Darawardi, dari Yazid, ia berkata dengan lafal: 'Kama shollaita 'alaa Ibroohiim, wa baarik alaa Muhammad wa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiim wa aali Ibrohiim.' (HR. Bukhari, no. 4424).
Hadis Keduapuluhsatu
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ قَالَ أَنْبَأَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْهَادِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَبَّابٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا السَّلَامُ عَلَيْكَ قَدْ عَرَفْنَاهُ فَكَيْفَ الصَّلَاةُ؟ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad. Dalam jalur lain disebutkan, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnul Mutsanna, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Amir, ia berkata: telah memberitakan kepada kami Abdullah bin Ja'far, dari Yazid Ibnul Had, dari Abdullah bin Khabbab, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata: Kami berkata, “Ya Rasulullah, ini adalah ucapan salam kepadamu, kami telah mengetahuinya, lalu bagaimana kami berselawat kepadamu?” Rasulullah SAW bersabda, “Ucapkanlah Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad ‘abdika wa Rosuulika, kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiim (Ya Allah, berilah selawat kepada Nabi Muhammad hamba-Mu dan utusan-Mu sebagaimana Engkau telah memberikan selawat kepada Nabi Ibrahim. Dan Berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada Nabi Ibrahim)”. (HR. Ibnu Majah, no. 893).
PENJELASAN SINGKAT
Bacaan selawat itu beragam yang terabadikan dalam hadis. Namun demikian dalam ulasan ini hanya disampaikan beberapa saja diantaranya sehingga ada lagi lafal-lafal bacaan selawat yang lain yang tidak disebutkan di sini. Pada dasarnya, membaca bacaan selawat dengan cara memilih salah satu diantara bacaan selawat dalam salat. Kita tidak diperkenankan membaca semua ragam bacaan selawat yang kita ketahui dalam satu salat. Cukup memilih satu diantaranya saja. Ulasan kali ini disampaikan beberapa bacaan selawat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Alloohumma sholli ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali muhammad kamaa shollaita ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidum-majiid. (Ya Allah, berilah selawat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi selawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Dan berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di dalam semesta alam ini, sesungguhnya Engkau lah yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia)
2. Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum majiid. Alloohumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum majiid”. (Ya Allah, berilah shalawat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”.
3. Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad wa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum majiid (Ya Allah berilah shalawat kepada Nabi Muhammad, istri-istri beliau dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Ya Allah, berilah barakah kepada Nabi Muhammad, istri-istri beliau dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”.
4. Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad wa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid (Ya Allah berilah shalawat kepada Nabi Muhammad, istri-istri beliau dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Nabi Ibrahim. Ya Allah, berilah barakah kepada Nabi Muhammad, istri-istri beliau dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Dalam semesta alam ini, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”.
5. Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad ‘abdika wa Rosuulika, kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad, kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiim wa aali Ibroohiim (Ya Allah, berilah shalawat kepada Nabi Muhammad hamba-Mu dan utusan-Mu sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Nabi Ibrahim. Dan Berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim)”.
6. Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad ‘abdika wa Rosuulika, kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiim (Ya Allah, berilah shalawat kepada Nabi Muhammad hamba-Mu dan utusan-Mu sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Nabi Ibrahim. Dan Berilah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada Nabi Ibrahim)”.
Demikianlah diantaranya dalil tentang tata cara duduk tahiyat awal dan bacaannya. Semoga menambah wawasan, keimanan, dan kekhusyukan kita dalam beribadah salat. Aamiin.
No comments:
Post a Comment