Sunday, April 1, 2018

Kultum: Keutamaan Mencari Ilmu




Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.

Indonesia merupakan negara dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi satu jua. Keragaman di Indonesia semakin menambah kekayaan Indonesia itu sendiri. Keragaman tersebut diantaranya adalah keragaman agama, ras, golongan, budaya, dan bahasa. Salah satu manifestasi Bhineka Tunggal Ika pada ragam agama adalah diakuinya 6 agama di Indonesia dan bahkan aliran kepercayaan.  Agama Islam adalah salah satu agama yang diakui di Indonesia dan memiliki jumlah pemeluk yang terbanyak. Sebagai contoh di Provinsi Jawa Tengah, jumlah pemeluk Agama Islam menurut Badan Pusat Statistik Jawa Tengah mencapai 46.896.524 jiwa pada tahun 2010, tetapi data terbaru yang tercatat adalah 34.235.239 jiwa pada tahun 2015. Hal tersebut menunjukkan penurunan jumlah pemeluk Agama Islam selama kurun waktu lima tahun meskipun tetap menyandang predikat pemilik pemeluk terbanyak.

Faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pemeluk Agama Islam selama kurun waktu lima tahun meliputi banyak hal, salah satunya adalah faktor kematian. Hal tersebut menjadi keprihatinan kita bersama bahwasanya semakin sedikitnya jumlah generasi pemeluk Agama Islam yang nantinya menggantikan generasi sebelumnya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum muslim untuk mempersiapkan diri hingga waktunya tiba menerima tongkat estafet generasi sebelumnya untuk terus menyiarkan dakwah Islam di bumi Indonesia. Persiapan yang bisa kita lakukan adalah dengan menunut ilmu Agama Islam. 

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.

Menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap manusia. Terlebih-lebih kita sebagai umat Islam sudah semestinya paham mengenai agama yang kita anut. Tanpa ilmu kita tidak bisa menjalani hidup ini dengan baik. Secara umum, seseorang yang tidak memiliki ilmu biasanya akan di manfaatkan oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran, carilah ilmu demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Hal tersebut sebagaimana yang disebutkan didalam Al Qur’an, Surat Az-Zumar ayat 9 sebagai berikut:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ، اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا اْلاَلْبَابِ. الزمر:9
Katakanlah (hai Muhammad): "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". [QS. Az-Zumar : 9]

Menuntut ilmu agama merupakan bagian dari ibadah, dimana setiap muslim diperintahkan untuk mempelajarinya, masing-masing sesuai kemampuan yang Allah berikan padanya. Ilmu agama merupakan lentera untuk meneragi sehingga kita mampu membedakan yang haq dan yang batil. Sebagaimana tertuang dalam Surat Ar-Ra’du ayat 16 sebagai berikut:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى اْلاَعْمٰى وَاْلبَصِيْرُ اَمْ هَلْ تَسْتَوِى الظُّلُمٰتُ وَالنُّوْرُ. الرعد:16
Katakanlah (wahai Muhammad): "Adakah sama orang yang buta dan orang yang bisa melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang?" [QS. Ar-Ra'du : 16]

Melalui ilmu agama pula kita kita tahu jalan yang lurus, jalan yang diridhoi Allah , yaitu beragama Islam. Ilmu agama Islam telah mengajarkan kepada kita bahwasanya Allah-lah Yang Maha Esa dan kebenaran yang dibawa Rasulullah SAW adalah benar adanya. Seseorang yang menjadikan Firman Allah dan Sabda Rasul sebagai aturan/ hukum dalam seluruh aspek kehidupannya adalah ibarat orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Artinya, seseorang tersebut mendapat petunjuk jalan yang lurus. Sebagaimana yang termaktub dalam Surat Hud ayat 24 sebagai berikut:

مَثَلُ اْلفَرِيْقَيْنِ كَاْلاَعْمٰى وَاْلاَصَمِّ وَاْلبَصِيْرِ وَالسَّمِيْعِ، هَلْ يَسْتَوِيٰنِ مَثَلًا، اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ. هود:24
Perbandingan kedua golongan (orang-orang kafir dan orang-orang yang beriman) itu seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? [QS. Hud : 24]

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.

Berbagai pentingnya ilmu agama dalam setiap aspek kehidupan seorang hamba, maka terdapat beberapa keutamaan mencari ilmu agama Islam yaitu:

1)  Ilmu adalah cahaya
Allah Ta’ala berfirman:
قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ {١٥} يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ {١٦}
15. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab1 yang menjelaskan.
16. Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.  [QS.Al-Maidah:15-16]
Note:
1) Cahaya maksudnya Nabi Muhammad SAW, dan Kitab maksudnya Al Qur’an.

Kedua ayat ini menunjukkan tentang keutamaan ilmu, yang disifatkan sebagai cahaya yang membimbing siapa saja yang mengikuti keridhaan-Nya menuju jalan-jalan keselamatan, berupa jalan yang menyelamatkan seorang hamba dari kesesatan, dan mengantarkan seorang hamba menuju keselamatan dunia dan akhirat, mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik, kegelapan sejelek-jelek perkara yang diada-adakan, kemaksiatan dan kejahilan, menuju kepada cahaya tauhid, ilmu, hidayah, ketaatan dan kebaikan.

Oleh karenanya, bila seseorang lebih condong mengikuti hawa nafsunya, gemar melakukan kemaksiatan, yang menyebabkan hatinya menjadi gelap, maka ilmu akan sulit menempati hati yang gelap tersebut, sulit memahami dan mengaplikasikan petunjuk Al Quran dan As Sunah dalam kehidupannya. Sebab tidak akan mungkin berkumpul jadi satu antara kegelapan maksiat dengan cahaya ilmu. 

2) Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba
Ketika seorang hamba diberi kemudahan untuk memahami dan mempelajari ilmu agama, itu menandakan bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba tersebut, dan membimbingnya menuju kepada hal-hal yang diridhai-Nya.

Kemudahan dalam memahami dan mempelajari ilmu agama membuat kehidupan seorang hamba menjadi berarti, memiliki masa depannya cemerlang, dan kenikmatan yang tak pernah dirasakan di dunia pun akan diraihnya. Sebagaimana hadis berikut:

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اَبِى سُفْيَانَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ. مسلم 3: 1524
Dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka Allah akan memberinya kefahaman dalam agama". [HR. Muslim juz 3, hal. 1524]

Bagi seorang muslim yang yakin dengan petunjuk Rasulullah SAW, tentu saja sangat berkeinginan untuk andil dalam mendapatkan kebaikan yang dijanjikan Allah Ta’ala bagi para penuntut ilmu agama tersebut.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.

Oleh sebab itu marilah kita sebagai hamba senantiasa berusaha menjadi orang-orang yang dimuliakan Allah SWT, dengan mempelajari agama Allah dan mengajarkannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda didalam hadis berikut:

عَنْ عُثْمَانَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاٰنَ وَعَلَّمَهُ. البخارى 6: 108
Dari 'Utsman (bin 'Affan) RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya". [HR. Bukhari juz 6, hal. 108]

3) Gemar menuntut ilmu agama menyelamatkan dari siksa Allah
Mencari ilmu agama adalah suatu kebutuhan bagi setiap hamba untuk mengetahui tentang petunjuk yang disampaikan oleh Allah dalam firman-Nya dan ketetapan-ketetapan Rasulullah. Disebutkan dalam sebuah hadis berikut:

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ اْلعِلْمِ فَهُوَ فيِ سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ. الترمذى 4: 137، رقم: 2785، هذا حديث حسن غريب
Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang keluar (bepergian) untuk menuntut ilmu, maka ia termasuk berjuang di jalan Allah, hingga ia kembali". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 137, no. 2785, ia berkata : Ini hadits hasan gharib]

Melalui hadis tersebut bisa kita bisa mengerti bahwa apabila seorang hamba tengah berpergian mencari ilmu agama, maka hamba tersebut termasuk orang-orang yang berjalan di jalan Allah. Ilmu yang diperoleh seorang hamba tersebut akan menghindarkannya dari siksa Allah. Dalam hadis disebutkan bahwa:

عَنْ اَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اُغْدُ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًّا لَا تَكُنِ اْلخَامِسَ فَتَهْلِكَ. البيهقى فى شعب الايمان 2: 265، رقم: 1709
Dari Abu Bakrah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Jadilah kamu orang yang pandai (mengetahui), atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan, atau orang yang senang (cinta), janganlah kamu menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka”. [HR. Baihaqi dalam kitab Syu’abul iimaan, juz 2, hal, 265, no, 1709]

Melalui hadis tersebut terdapat lima macam orang yang satu diantaranya akan celaka atau mendapat siksa. Empat diantaranya adalah orang yang pandai/ mengetahui, orang yang sedang belajar, orang yang mendengarkan, dan orang yang senang bila mendengarkan pelajaran dari Allah SWT dan Rasulullah SAW. Tetapi ada satu macam orang yang celaka, yaitu orang yang tidak mengetahui, tidak belajar, tidak mendengarkan ayat-ayat firman Allah dan sabda-sabda Rasulullah, dan justru malah membenci apabila Al Qur’an dan As Sunnah dikaji. Itulah sebab orang kelima ini yang mendapat celaka dari Allah SWT.

4) Menuntut ilmu adalah jalan menuju surga
Menuntut ilmu membuat hamba dipermudah jalannya menuju surga. Sebab dengan ilmu, seseorang mampu memilih jalan yang akan menghantarkannya ke surga abadi. Melalui ilmu, seseorang mampu mebedakan mana yang haq dan mana yang batil, mana ketauhidan dan mana kesyrikan, mana halal dan mana yang haram, mana yang syariat dan mana perkara yang diada-adakan. Disebutkan dalam hadis berikut:

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الجَنَّةِ. الترمذى 4: 137، رقم: 2784، وقال: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 137, no. 2784, ia berkata : Ini hadits hasan]

Oleh karenanya, bila seorang yang keluar untuk menuntut ilmu, akan menjadi sebab masuknya seorang hamba ke dalam surga. Alasanya adalah bila seorang muslim mempelajari agamanya dengan penuh keikhlasan dan pemahaman yang mendalam, maka seorang hamba itu akan berusaha mengamalkan apa yang telah diketahuinya dari ilmu tersebut. Sehingga antara ilmu dan beramal secara ikhlas, seseorang tersebut kemudian menjadi hamba yang diridhai-Nya, dan tiada balasan dari Allah bagi hamba-Nya itu melainkan surga.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.



Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan bermanfaat bagi jamaah secara umum. Semoga kita bisa memetik pelajaran dan tergolong hamba-Nya yang taat dan tergolong umat Rasulullah yang patuh dengan tidak keluar batas dengan mengedepankan hawa nafsu. Melalui kepahaman dalam ilmu agama, harapannya kita sebagai calon generasi penerus bisa mempersiapkan diri menjadi generasi yang sholih dan sholihah. Minimal dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat umum, sehingga agama Islam dan syiarnya tetap berkumandang di Negeri Indonesia.