Saturday, July 31, 2021

Tema 1 Subtema 2 SBdP: Formasi dan Iringan Tari Daerah

Gerakan dasar tarian Bungong Jeumpa sudah diketahui. Tarian Bungong Jeumpa dilakukan dengan formasi. Berbagai formasi membentuk berbagai sudut. Apa yang dimaksud formasi? Mari kita bahas bersama. Setiap gerakan penari saat menari sebenarnya dibatasi oleh pola-pola tertentu. Pola-pola gerakan itu disebut pola lantai. Pola lantai adalah garis yang dilalui penari saat melakukan gerak tari.

 

Pada dasamya ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan lengkung. Dari bentuk pola dasar garis lurus dapat dikembangkan berbagai pola lantai, di antaranya horizontal, diagonal, garis lurus ke depan, zig-zag, segitiga, segi empat, dan segi lima. Dari bentuk garis lengkung dapat dikembangkan berbagai pola lantai, di antaranya lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke depan, dan garis lengkung ke belakang.

 

Dalam tari, iringan memegang peranan penting. Iringan tari tidak hanya dihasilkan dari bunyi alat musik, tetapi bisa dari tepukan, nyanyian, teriakan, dan ketukan jari. Meskipun iringan tari tidak hanya dari alat musik, sebaiknya penataan iringan tari menggunakan alat musik. Berbagai alat musik baik tradisional maupun modern dapat digunakan untuk mengiringi bentuk tari.

 


Tari daerah merupakan bagian dari keberagaman budaya di Indonesia. Kita harus menghargai keberagaman budaya daerah, caranya dengan mempelajari dan melestarikan tarian daerah. Salah satu tari daerah adalah tari Bungong Jeumpa. Tari Bungong Jeumpa dapat ditampilkan dengan posisi duduk dan berdiri. Level dalam gerak tan dibagi menjadi tiga, yaitu level tinggi, sedang, dan rendah.

1. Level Tinggi

Level tinggi dalam menari ditunjukkan oleh penampilan gerak tari mulai dari posisi kaki jinjit sampai gerakan meloncat atau menjauhkan badan dari lantai.

2. Level Sedang

Level sedang ditunjukkan penari saat melakukan gerakan posisi kaki menekuk sampai pada posisi kaki diluruskan. Selain itu, gerakan penari separuh anggota tubuh hampir menyentuh lantai.

3. Level Rendah

Gerak level rendah dapat ditunjukkan saat penari melakukan gerak dari berbagai posisi duduk.

 

Tugas: Sebagai latihan, kerjakan soal-soal di Buku PR/ Tema Jilid 1 yang SBdP halaman 7. Kerjakan di Buku PR/ Tema Jilid 1 kalian masing-masing ya!


 

 

Tema 1 Subtema 2 IPS: Keberagaman sebagai Identitas Bangsa Indonesia


Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki beragam budaya, mulai dari bahasa daerah, makanan khas daerah, alat musik daerah, pakaian daerah, tarian daerah, sampai kebiasaan/adat istiadat. Selain keberagaman suku dan budaya, bangsa Indonesia memiliki ke beragaman sosial. Salah satu bentuk keberagaman sosial adalah agama. Ada enam agama yang diakui pemerintah Indonesia yaitu agama Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Agama yang satu dengan lainnya memiliki perbedaan, baik dalam perayaan hari raya maupun tempat ibadah. Perhatikan tabel di bawah ini.

 

Tabel Nama Agama, Tempat Ibadah, Hari Raya, dan Kitab Suci

No.

Agama

Tempat Ibadah

Hari Raya

Kitab Suci

1.

Islam

Masjid

Idul Fitri, Idul Adha

Al-Qur’an

2.

Katolik

Gereja

Natal, Paskah

Alkitab

3.

Kristen

Gereja

Natal, Paskah

Alkitab

4.

Buddha

Wihara

Waisak

Tripitaka

5.

Hindu

Pura

Nyepi, Galungan

Weda

6.

Konghuchu

Kelenteng

Cap go meh

Wujing dan Sishu

 

Tahukah kamu tujuan peringatan hari-hari besar dari keenam agama tersebut? Silakan kamu pahami satu per satu dalam uraian singkat berikut.

 

1. Hari Besar Agama Islam

Setiap tanggal 1 Syawal umat Islam memperingati hari raya Idul Fitri. Sebelum 1 Syawal, umat Islam menjalankan puasa sebulan penuh. Pada malam hari raya Idul Fitri, umat Islam diwajibkan membayar zakat fitrah. Pagi harinya tepat tanggal 1 Syawal umat Islam berkumpul dan menyelenggarakan salat id bersama-sama di masjid, atau tanah lapang. Selain hari raya Idul Fitri, umat Islam juga memperingati hari raya Idul Adha atau dikenal dengan hari raya haji. Hari raya Idul Adha diperingati setiap tanggal 10 bulan Dzulhijjah. Pada han raya Idul Adha umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat id bersama-sama di tanah lapang seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan kurban.

 

2. Hari Besar Agama Kristan dan Katolik

Hari raya Natal dirayakan untuk memperingati kelahiran Yesus. Memajang pohon Natal, gua Natal, dan bertukar kado merupakan tradisi hari raya Natal. Selain hari raya Natal, umat Kristen dan Katolik merayakan hari raya Paskah Umat Katolik meyakini hari raya Paskah untuk memperingati peristiwa kebangkitan Yesus setelah tiga hari disalibkan.

 

3. Hari Besar Agama Hindu

Hari raya Nyepi dirayakan umat Hindu setiap tahun Baru Saka. Hari raya Nyepi dipercayai oleh umat Hindu sebagai hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudra. Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Pada saat hari raya Nyepi, umat Hindu tidak melakukan aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, kecuali rumah sakit. Bahkan, di Bali Bandar Udara Internasional pun tutup. Hari raya Nyepi mempunyai tujuan utama yaitu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Buwana Alit (alam manusia) dan Buwana Agung (alam semesta).

 

4. Hari Besar Agama Buddha

Salah satu hari besar umat Buddha adalah hari raya Waisak. Hari Waisak dirayakan untuk memperingati tiga peristiwa penting bagi umat Buddha. Tiga peristiwa tersebut, yaitu hari kelahiran Pangeran Siddharta (nama sebelum menjadi Buddha), hari pencapaian Penerangan Sempurna Pertapa Gautama, dan hari Sang Buddha wafat atau mencapai Nibbana/Nirwana.

 

5. Hari Besar Agama Konghucu

Salah satu hari besar agama Konghucu adalah hari raya Cap Go Meh atau Yuan Xiaojie dalam bahasa Tionghoa. Hari Raya Cap Go Meh dirayakan pada tanggal 15 bulan pertama tahun Imlek. Malam Cap Go Meh adalah malam pertama bulan purnama setiap tahun baru, Pada malam hari raya Cap Go Meh, rakyat Tiongkok mempunyai kebiasaan memasang lampion berwarna-wami sehingga festival ini juga disebut sebagai “hari raya lampion.”

 

Itulah keberagaman perayaan hari besar agama di Indonesia. Keberagaman bangsa Indonesia merupakan ciri atau identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, keberagaman bangsa Indonesia termasuk keberagaman perayaan hari raya. Janganlah dijadikan sebagai penghalang untuk menjalin persatuan dan kesatuan. Jadikan keberagaman sebagai khazanah budaya dan sosial bangsa Indonesia yang dapat dijadikan modal mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.


Tugas: Sebagai latihan, kerjakan soal-soal di Buku PR/ Tema Jilid 1 yang IPS halaman 6. Kerjakan di Buku PR/ Tema Jilid 1 kalian masing-masing ya!