Monday, January 24, 2022

Sujud dan Bacaannya


Salat lima waktu sehari semalam dilakukan seorang muslim harus melakukan sujud berkali-kali. Gerakan sujud dilakukan dua kali setiap raka'at. Ketika salat, setelah melakukan i'tidal dengan tuma'ninah, lalu melakukan sujud. Adapun sujud yaitu dengan mengucap takbir (Allahuakbar) tanpa mengangkat tangan. Dua lutut diletakkan terlebih dahulu, lantas disusul dengan meletakkan dua tapak tangan, kemudian dahi dan hidung. Jari-jari tangan dirapatkan dan siku direnggangkan (dijauhkan) dari rusuk serta jari-jari kaki dipancatkan ke bumi. Sujud dilakukan oleh dahi dan hidung, kedua tapak tangan, kedua lutut dan kedua ujung jari-jari kaki. Adapun ketika sujud, kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut.

 

1. Cara Sujud

Sujud dilakukan ketika setelah i’tidal dengan mengucap takbir (Allahuakbar) tanpa mengangkat tangan. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْكَعُ ثُمَّ يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ حِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنْ الرُّكُوعِ ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَهْوِي سَاجِدًا ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَسْجُدُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ ثُمَّ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ فِي الصَّلَاةِ كُلِّهَا حَتَّى يَقْضِيَهَا وَيُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ مِنْ الْمَثْنَى بَعْدَ الْجُلُوسِ ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا حُجَيْنٌ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ بِمِثْلِ حَدِيثِ ابْنِ جُرَيْجٍ وَلَمْ يَذْكُرْ قَوْلَ أَبِي هُرَيْرَةَ إِنِّي أَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ كَانَ حِينَ يَسْتَخْلِفُهُ مَرْوَانُ عَلَى الْمَدِينَةِ إِذَا قَامَ لِلصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَبَّرَ فَذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ ابْنِ جُرَيْجٍ وَفِي حَدِيثِهِ فَإِذَا قَضَاهَا وَسَلَّمَ أَقْبَلَ عَلَى أَهْلِ الْمَسْجِدِ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi', telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Syihab, dari Abu Bakar bin Abdurrahman bahwa dia mendengar Abu Hurairah berkata, "Rasulullah apabila mendirikan salat, maka beliau bertakbir ketika berdiri kemudian bertakbir ketika rukuk kemudian mengucapkan, 'Sami'alloohu liman hamidah (Semoga Allah mendengar orang yang memujinya)' ketika mengangkat tulang rusuknya dari rukuk, kemudian dia membaca (dalam keadaan berdiri), ' Robbanaa wa lakal-hamdu  (Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji)' kemudian beliau bertakbir ketika turun sujud, kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya kemudian bertakbir ketika sujud kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya, kemudian melakukan seperti itu dalam salat semuanya hingga menyelesaikannya, dan bertakbir ketika berdiri dari rakaat kedua setelah duduk. Kemudian Abu Hurairah berkata, 'aku adalah orang yang paling mirip salatnya dengan Rasulullah SAW.' Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi', telah menceritakan kepada kami Hujain, telah menceritakan kepada kami al-Laits, dari Uqail, dari Ibnu Syihab, telah mengabarkan kepadaku Abu Bakar bin Abdurrahman bin al-Harits bahwa dia mendengar Abu Hurairah berkata, "Rasululah SAW apabila mendirikan salat, maka bertakbir ketika berdiri" seperti hadis Ibnu Juraij, namun dia tidak menyebutkan perkataan Abu Hurairah, 'aku adalah orang yang salatnya paling mirip dengan Rasulullah SAW.' Dan telah menceritakan kepada kami Harmalah bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab, telah mengabarkan kepadaku Yunus, dari Ibnu Syihab, telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah ketika Marwan mengangkatnya sebagai pengganti imam pada Madinah, apabila dia mendirikan salat wajib maka dia bertakbir. Lalu dia menyebutkan semisal hadis Ibnu Juraij. Dan dalam haditsnya, 'Ketika dia menyelesaikannya dan mengucapkan salam maka dia menghadap penghuni masjid seraya berkata, 'Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, aku adalah orang yang paling mirip salatnya dengan Rasulullah SAW'." (HR. Muslim, no. 591).

 

Melalui hadis pertama didapat berbagai informasi. Adapun salah satu informasi menjelaskan bahwa diriwayatkan Nabi ketika hendak sujud dalam salat adalah dengan bertakbir tanpa mengangkat tangan. Terdapat dua pemahaman ketika melakukan sujud. Dua pemahaman yang dimaksud sebagaimana yang tertulis pada hadis berikut.

 

a. Meletakkan Kedua Lutut Sebelum Kedua Tangan

Pemahaman ini adalah sujud dengan cara meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan. Adapun pemahaman tersebut berdasarkan hadis berikut.

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ وَأَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ وَالْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُنِيرٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا شَرِيكٌ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَجَدَ يَضَعُ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ وَإِذَا نَهَضَ رَفَعَ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ. قَالَ زَادَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ فِي حَدِيثِهِ قَالَ يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ وَلَمْ يَرْوِ شَرِيكٌ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ إِلَّا هَذَا الْحَدِيثَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُ أَحَدًا رَوَاهُ مِثْلَ هَذَا عَنْ شَرِيكٍ وَالْعَمَلُ عَلَيْهِ عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ يَرَوْنَ أَنْ يَضَعَ الرَّجُلُ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ وَإِذَا نَهَضَ رَفَعَ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ وَرَوَى هَمَّامٌ عَنْ عَاصِمٍ هَذَا مُرْسَلًا وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ وَائِلَ بْنَ حُجْرٍ. الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabib dan Ahmad bin Ibrahim Ad Dauraqi dan Al Hasan bin Ali Al Hulwani dan Abdullah bin Munir dan lain-lain mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun berkata; telah mengabarkan kepada kami Syarik, dari 'Ashim bin Kulaib dari Ayahnya (Kulaib bin Syihab bin Al Majnun), dari Wa'il bin Hujr ia berkata; "Aku melihat Rasulullah SAW apabila sujud, beliau meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya, dan apabila bangkit beliau mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya." Ia berkata; "Al Hasan bin Ali menambahkan dalam hadisnya bahwa Yazid bin Harun berkata; "Syarik tidak pernah meriwayatkan dari 'Ashim bin Kulaib kecuali hadis ini." Abu Isa berkata; "Hadis ini hasan gharib, dan kami tidak mengetahui seorangpun yang meriwayatkan hadis seperti ini dari Syarik. Hadis ini diamalkan oleh kebanyakan ahli ilmu, mereka berpendapat hendaknya seseorang meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya, dan mengangkat kedua tangan sebelum kedua lututnya ketika bangkit. Hammam meriwayatkan hadis ini dari 'Ashim secara mursal dan tidak menyebutkan di dalamnya nama Wa'il bin Hujr." (HR. Tirmidzi, no. 248).

 

Selain hadis tersebut, cara sujud dengan cara meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ وَحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا شَرِيكٌ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ، رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَجَدَ وَضَعَ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ وَإِذَا نَهَضَ رَفَعَ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جُحَادَةَ عَنْ عَبْدِ الْجَبَّارِ بْنِ وَائِلٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ حَدِيثَ الصَّلَاةِ قَالَ فَلَمَّا سَجَدَ وَقَعَتَا رُكْبَتَاهُ إِلَى الْأَرْضِ قَبْلَ أَنْ تَقَعَ كَفَّاهُ قَالَ هَمَّامٌ وَحَدَّثَنِي شَقِيقٌ قَالَ حَدَّثَنِي عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ هَذَا وَفِي حَدِيثِ أَحَدِهِمَا وَأَكْبَرُ عِلْمِي أَنَّهُ فِي حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ وَإِذَا نَهَضَ نَهَضَ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَاعْتَمَدَ عَلَى فَخِذِهِ. ابو داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali dan Husain bin Isa keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, telah mengabarkan kepada kami Syarik, dari 'Ashim bin Kulaib dari Ayahnya (Kulaib bin Syihab bin Al Majnun) dari Wa'il bin Hujr dia berkata; saya melihat apabila Nabi SAW sujud, beliau meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya, dan apabila bangkit, beliau mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Juhadah, dari Abdul Jabbar bin Wa`il, dari Ayahnya (Wa'il bin Hajar bin Sa'ad) bahwa Nabi SAW…" kemudian dia melanjutkan hadis tentang salat. katanya; "Ketika beliau sujud, beliau meletakkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua telapak tangannya.' Hammam mengatakan; telah menceritakan kepadaku Syaqiq dia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Ashim bin Kulaib dari Ayahnya (Kulaib bin Syihab bin Al Majnun), dari Nabi SAW seperti hadis ini. Sedangkan dalam hadis salah satu dari keduanya (Muhammad bin Juhadah dan Syaqiq) yang lebih tahu daripadaku adalah hadis yang (di riwayatkan) oleh Muhammad bin Juhadah; "Apabila beliau bangkit, maka beliau bangkit dengan menumpu kedua lututnya dengan bersandarkan pada kedua pahanya." (HR. Abu Dawud, no. 713).

 

b. Meletakkan Kedua Tangan Sebelum Kedua Lutut

Pemahaman ini adalah sujud dengan cara meletakkan kedua tangan sebelum kedua lutut. Adapun pemahaman tersebut berdasarkan hadis berikut.

 

Hadis Keempat

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَسَنٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَبْرُكْ كَمَا يَبْرُكُ الْبَعِيرُ وَلْيَضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ. ابو داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Manshur, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad, telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abdullah bin Hasan, dari Abu Az Zinnad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah SAW bersabda: " Apabila seseorang diantara kalian sujud, maka janganlah mendekam sebagaimana mendekamnya unta, dan hendaklah meletakkan kedua tangannya sebelum dua lututnya." (HR. Abu Dawud, no. 714).

 

Melalui hadis keempat dapat dipahami cara sujud itu dengan meletakkan dua tangan lebih dahulu baru meletakkan dua lututnya. Namun apabila diperhatikan larangan Nabi SAW tersebut yaitu "Janganlah mendekam sebagaimana mendekamnya unta", sedang unta itu jika mendekam mendahulukan kaki depannya, baru kemudian kaki yang belakang. Apabila diperkenankan memilih, kecenderungan memilih pendapat yang benar adalah meletakkan dua lututnya terlebih dahulu, kemudian dua tangannya sebagaimana hadis Wa’il bin Hujr.

 

2. Sujud pada Tujuh Anggota Badan

Sujud saat salat hendaknya memperhatikan tujuh anggota badan. Anggota badan yang dimaksud diantaranya: dahi dan pada hidungnya, dua tangan, dua lutut, dan dua ujung telapak kaki. Tujuh anggota badan yang dimaksud sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Kelima

حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ قَالَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ وَلَا نَكْفِتَ الثِّيَابَ وَالشَّعَرَ. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Mu'alla bin Asad berkata, telah menceritakan kepada kami Wuhaib, dari 'Abdullah bin Thawus, dari Bapaknya (Thawus bin Kaisan), dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, "Nabi SAW bersabda: "Aku diperintah supaya bersujud atas tujuh tulang (anggota badan). Yaitu dahi, dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya pada hidungnya, dan dua tangan, dua lutut, dan dua ujung telapak kaki. Dan kita tidak boleh menyingkirkan pakaian dan rambut." (HR. Bukhari, no. 770).

 

3. Sujud dengan Posisi Tangan Merenggang

Ketika sujud, hendaknya posisi tangan merenggang. Posisi sujud dengan tangan yang merenggang adalah sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keenam

أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ مُضَرَ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ ابْنِ هُرْمُزَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَالِكٍ ابْنِ بُحَيْنَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا صَلَّى فَرَّجَ بَيْنَ يَدَيْهِ حَتَّى يَبْدُوَ بَيَاضُ إِبْطَيْهِ. وَقَالَ اللَّيْثُ حَدَّثَنِي جَعْفَرُ بْنُ رَبِيعَةَ نَحْوَهُ. البخارى

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Bukair, telah menceritakan kepada kami Bakar bin Mudlar, dari Ja'far bin Rabi'ah, dari Ibnu Hurmuz, dari 'Abdullah bin Malik bin Buhainah, ia berkata, "Sesungguhnya Nabi SAW apabila shalat (ketika sujud), beliau merenggangkan dua tangannya (dari rusuknya) sehingga kelihatan putih kedua ketiaknya." Al Laits berkata, telah menceritakan kepadaku Ja'far bin Rabi'ah seperti itu." (HR. Bukhari, no. 377).

 

4. Meletakkan Telapak Tangan dan Mengangkat Siku

Hendaknya ketika sujud meletakkan tangan dan mengangkat siku. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Ketujuh

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ إِيَادٍ عَنْ إِيَادٍ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَجَدْتَ فَضَعْ كَفَّيْكَ وَارْفَعْ مِرْفَقَيْكَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Iyad, dari Iyad (bin Laqith), dari al-Bara' (bin 'Azib bin Al Harits) dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kalian sujud maka letakkanlah kedua telapak tanganmu dan angakatlah kedua sikumu." (HR. Muslim, no. 763).

 

5. Merapatkan Jari Ketika Sujud

Posisi jari ketika sujud adalah dirapatkan. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Kedelapan

أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَكَعَ، فَرَّجَ أَصَابِعَهُ، وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ‏. ابن حبان

Artinya: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Al Harits bin Abdullah Al Hamdani menceritakan kepada kami, dia berkata: Husyaim menceritakan kepada kami dari Ashim bin Kulaib, dari Alqamah bin Wail, dari ayahnya, bahwa Nabi apabila rukuk, merenggangkan jari-jemarinya, dan bila sujud merapatkan jari-jemarinya. (HR. Ibnu Hibban, no. 1920).

 

Hadis Kesembilan

أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ بْنِ عَامِرٍ حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عُقْبَةَ الْخَازِنُ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ : كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ أَصَابِعَهُ ، وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ. البيهقى

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Abdillah Al Hafidz, telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr bin Ishaq Al Faqih, telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Sufyan bin ‘Amir, telah menceritakan kepada kami Al Harits bin Abdillah bin Ismail bin ‘Uqbah Al Khazin, telah menceritakan kepada kami Husyaim, dari ‘Ashim bin Kulaib, dari ‘Alqamah bin Wail bin Hujr, dari Bapaknya, ia berkata: Adalah Nabi SAW apabila rukuk, beliau merenggangkan jari-jari tangannya, dan apabila sujud, beliau merapatkan jari-jari tangannya”. (HR. Baihaqi, no. 3348).

Keterangan: Hadis tersebut (kedelapan dan kesembilan) merupakan hadis mudallas. Hal tersebut karena terdapat rawi yang bernama Husyaim bin Basyir bin Al Qasim bin Dinar. Ia dikenal tsiqah oleh Abu Hatim, Al 'Ajli, Ibnu Hibban. Ibnu Sa'd dan Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari tsiqah tsabat. Sementara Adz Dzahabi mengomentari tsiqah imam. Namun demikian An Nasa’i menyatakan bahwa Husyaim bin Basyir adalah seorang mudallis (penipu dalam hadis). An Nasa’i menyatakan demikian dalam hadisnya nomor 5591. Apabila dalam isnad dengan sighah tahdits (حَدَّثَنَا) yang artinya “telah menceritakan kepada kami” atau sighah tasmi’, maka hadis tersebut dapat diterima meskipun rawi dikenal berbuat tadlis. Namun demikian dalam sanadnya hadis kesebelas dan keduabelas menggunakan ungkapan ’an’anah (عَنْ), maka hadis tersebut tergolong hadis mudallas (kategori tadlis isnad) yang tidak diterima. Sebagaimana pada Syarah Manzhumah Al Baiquniyah, hukum hadis mudallas kategori tadlis isnad adalah dlaif, kecuali yang memakai sighah tahdits atau sighah tasmi’. Wallahu a’lam.

 

Ketika sujud hendaknya jari-jemari dirapatkan. Meskipun demikian hadis kedelapan dan kesembilan dikatakan derajatnya adalah lemah bila berpegang pada pernyataan An Nasa’i. Selain pada hadis kedelapan dan kesembilan, ada hadis lain yang serupa dari kitab Bulughul Maram sebagaimana berikut.

 

Hadis Kesepuluh

وَعَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ ( رَوَاهُ اَلْحَاكِمُ. بلوغ المرام

Artinya: Dan dari Wail Ibnu Hujr RA bahwa Nabi SAW bila rukuk merenggangkan jari-jarinya dan bila sujud merapatkan jari-jarinya. Diriwayatkan oleh Hakim. (Bulughul Maram, Hadis no. 321).

 

6. Gambaran Sujud Nabi

Nabi SAW apabila sujud, beliau menekankan hidung dan dahinya ke bumi, dan menjauhkan dua tangannya dari dua lambungnya serta meletakkan dua tapak tangannya sejajar dengan dua bahunya. Gambaran sujud Nabi sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Kesebelas

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ ح و حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى وَهَذَا حَدِيثُ أَحْمَدَ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ عَطَاءٍ قَالَ، سَمِعْتُ أَبَا حُمَيْدٍ السَّاعِدِيَّ فِي عَشْرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ أَبُو قَتَادَةَ قَالَ أَبُو حُمَيْدٍ أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا فَلِمَ فَوَاللَّهِ مَا كُنْتَ بِأَكْثَرِنَا لَهُ تَبَعًا وَلَا أَقْدَمِنَا لَهُ صُحْبَةً قَالَ بَلَى قَالُوا فَاعْرِضْ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ يُكَبِّرُ حَتَّى يَقِرَّ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ يَقْرَأُ ثُمَّ يُكَبِّرُ فَيَرْفَعُ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ يَرْكَعُ وَيَضَعُ رَاحَتَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ يَعْتَدِلُ فَلَا يَصُبُّ رَأْسَهُ وَلَا يُقْنِعُ ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ فَيَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ثُمَّ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَهْوِي إِلَى الْأَرْضِ فَيُجَافِي يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ وَيَثْنِي رِجْلَهُ الْيُسْرَى فَيَقْعُدُ عَلَيْهَا وَيَفْتَحُ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ إِذَا سَجَدَ وَيَسْجُدُ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَيَرْفَعُ رَأْسَهُ وَيَثْنِي رِجْلَهُ الْيُسْرَى فَيَقْعُدُ عَلَيْهَا حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ إِلَى مَوْضِعِهِ ثُمَّ يَصْنَعُ فِي الْأُخْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ إِذَا قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ كَمَا كَبَّرَ عِنْدَ افْتِتَاحِ الصَّلَاةِ ثُمَّ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي بَقِيَّةِ صَلَاتِهِ حَتَّى إِذَا كَانَتْ السَّجْدَةُ الَّتِي فِيهَا التَّسْلِيمُ أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ مُتَوَرِّكًا عَلَى شِقِّهِ الْأَيْسَرِ قَالُوا صَدَقْتَ هَكَذَا كَانَ يُصَلِّي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ يَزِيدَ يَعْنِي ابْنَ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو الْعَامِرِيِّ قَالَ كُنْتُ فِي مَجْلِسٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَذَاكَرُوا صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ فَذَكَرَ بَعْضَ هَذَا الْحَدِيثِ وَقَالَ فَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ كَفَّيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ وَفَرَّجَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ ثُمَّ هَصَرَ ظَهْرَهُ غَيْرَ مُقْنِعٍ رَأْسَهُ وَلَا صَافِحٍ بِخَدِّهِ وَقَالَ فَإِذَا قَعَدَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ قَعَدَ عَلَى بَطْنِ قَدَمِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى فَإِذَا كَانَ فِي الرَّابِعَةِ أَفْضَى بِوَرِكِهِ الْيُسْرَى إِلَى الْأَرْضِ وَأَخْرَجَ قَدَمَيْهِ مِنْ نَاحِيَةٍ وَاحِدَةٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمِصْرِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْقُرَشِيِّ وَيَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ نَحْوَ هَذَا قَالَ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلَا قَابِضِهِمَا وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِهِ الْقِبْلَةَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبُو بَدْرٍ حَدَّثَنِي زُهَيْرٌ أَبُو خَيْثَمَةَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الْحُرِّ حَدَّثَنِي عِيسَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ أَحَدِ بَنِي مَالِكٍ عَنْ عَبَّاسٍ أَوْ عَيَّاشِ بْنِ سَهْلٍ السَّاعِدِيِّ أَنَّهُ كَانَ فِي مَجْلِسٍ فِيهِ أَبُوهُ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي الْمَجْلِسِ أَبُو هُرَيْرَةَ وَأَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ وَأَبُو أُسَيْدٍ بِهَذَا الْخَبَرِ يَزِيدُ أَوْ يَنْقُصُ قَالَ فِيهِ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ يَعْنِي مِنْ الرُّكُوعِ فَقَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَرَفَعَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ فَسَجَدَ فَانْتَصَبَ عَلَى كَفَّيْهِ وَرُكْبَتَيْهِ وَصُدُورِ قَدَمَيْهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ثُمَّ كَبَّرَ فَجَلَسَ فَتَوَرَّكَ وَنَصَبَ قَدَمَهُ الْأُخْرَى ثُمَّ كَبَّرَ فَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَقَامَ وَلَمْ يَتَوَرَّكْ ثُمَّ سَاقَ الْحَدِيثَ قَالَ ثُمَّ جَلَسَ بَعْدَ الرَّكْعَتَيْنِ حَتَّى إِذَا هُوَ أَرَادَ أَنْ يَنْهَضَ لِلْقِيَامِ قَامَ بِتَكْبِيرَةٍ ثُمَّ رَكَعَ الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ وَلَمْ يَذْكُرْ التَّوَرُّكَ فِي التَّشَهُّدِ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو أَخْبَرَنِي فُلَيْحٌ حَدَّثَنِي عَبَّاسُ بْنُ سَهْلٍ قَالَ اجْتَمَعَ أَبُو حُمَيْدٍ وَأَبُو أُسَيْدٍ وَسَهْلُ بْنُ سَعْدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ فَذَكَرُوا صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ بَعْضَ هَذَا قَالَ ثُمَّ رَكَعَ فَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ كَأَنَّهُ قَابِضٌ عَلَيْهِمَا وَوَتَّرَ يَدَيْهِ فَتَجَافَى عَنْ جَنْبَيْهِ قَالَ ثُمَّ سَجَدَ فَأَمْكَنَ أَنْفَهُ وَجَبْهَتَهُ وَنَحَّى يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ حَتَّى رَجَعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ حَتَّى فَرَغَ ثُمَّ جَلَسَ فَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَأَقْبَلَ بِصَدْرِ الْيُمْنَى عَلَى قِبْلَتِهِ وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُمْنَى وَكَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ قَالَ أَبُو دَاوُد رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ عُتْبَةُ بْنُ أَبِي حَكِيمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عِيسَى عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ سَهْلٍ لَمْ يَذْكُرْ التَّوَرُّكَ وَذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ فُلَيْحٍ وَذَكَرَ الْحَسَنُ بْنُ الْحُرِّ نَحْوَ جِلْسَةِ حَدِيثِ فُلَيْحٍ وَعُتْبَةَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ حَدَّثَنِي عُتْبَةُ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عِيسَى عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ سَهْلٍ السَّاعِدِيِّ عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ وَإِذَا سَجَدَ فَرَّجَ بَيْنَ فَخِذَيْهِ غَيْرَ حَامِلٍ بَطْنَهُ عَلَى شَيْءٍ مِنْ فَخِذَيْهِ قَالَ أَبُو دَاوُد رَوَاهُ ابْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ سَمِعْتُ عَبَّاسَ بْنَ سَهْلٍ يُحَدِّثُ فَلَمْ أَحْفَظْهُ فَحَدَّثَنِيهِ أُرَاهُ ذَكَرَ عِيسَى بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ سَمِعَهُ مِنْ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلٍ قَالَ حَضَرْتُ أَبَا حُمَيْدٍ السَّاعِدِيَّ بِهَذَا الْحَدِيثِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جُحَادَةَ عَنْ عَبْدِ الْجَبَّارِ بْنِ وَائِلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ قَالَ فَلَمَّا سَجَدَ وَقَعَتَا رُكْبَتَاهُ إِلَى الْأَرْضِ قَبْلَ أَنْ تَقَعَ كَفَّاهُ قَالَ فَلَمَّا سَجَدَ وَضَعَ جَبْهَتَهُ بَيْنَ كَفَّيْهِ وَجَافَى عَنْ إِبِطَيْهِ قَالَ حَجَّاجٌ وَقَالَ هَمَّامٌ و حَدَّثَنَا شَقِيقٌ حَدَّثَنِي عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ هَذَا وَفِي حَدِيثِ أَحَدِهِمَا وَأَكْبَرُ عِلْمِي أَنَّهُ حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ وَإِذَا نَهَضَ نَهَضَ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَاعْتَمَدَ عَلَى فَخِذِهِ ابو داد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim Adalah Dlahak bin Makhlad dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya dan ini adalah hadits (riwayat) Ahmad, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Abdul Hamid yaitu Ibnu Ja'far, telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Umar bin 'Atha` dia berkata; saya mendengar Abu Humaid As Sa'idi berkata di tengah-tengah sepuluh sahabat Rasulullah SAW di antaranya adalah Abu Qatadah, Abu Humaid berkata; "Aku lebih mengetahui tentang salat Rasulullah SAW." Mereka berkata; "Kenapa demikian, demi Allah, padahal kamu bukanlah orang yang sering menyertai beliau dan bukan pula orang yang paling dahulu menjadi sahabat beliau daripada kami." Dia berkata; "Ya, benar." Mereka berkata; "Jika demikian, jelaskanlah." Abu Humaid berkata; "Apabila Rasulullah SAW hendak memulai salatnya, beliau mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahunya, kemudian beliau bertakbir sehingga semua tulang beliau kembali pada tempat semula dengan lurus, lalu beliau membaca (bacaan salat) kemudian beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua bahu, lalu rukuk dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut, kemudian meluruskan (punggung dan kepala) tidak menundukkan kepala dan juga tidak menengadah. Setelah itu beliau mengangkat kepala sambil mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah." Kemudian beliau mengangkat kedua tangan sehingga sejajar dengan kedua bahu sampai lurus, lalu mengucapkan: "Allahu akbar." Setelah itu beliau turun ke lantai, lalu merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya, kemudian beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya dan mendudukinya, dengan membuka kedua jari-jari kakinya apabila bersujud, kemudian mengucapkan: "Allahu akbar." Setelah itu, beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya serta mendudukinya, sehingga tulang beliau kembali ke posisinya, kemudian beliau mengerjakan seperti itu di rakaat yang lain. Apabila beliau berdiri setelah dua rakaat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua bahu, sebagaimana beliau bertakbir ketika memulai salat, beliau melakukan cara seperti itu pada salat-salat yang lain, dan ketika beliau duduk (tahiyyat) yang terdapat salam, beliau merubah posisi kaki kiri dan duduk secara tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan)." Setelah itu sepuluh sahabat tersebut berkata; "Benar kamu, demikianlah Rasulullah SAW melaksanakan salat." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Yazid yaitu Ibnu Abu Habib, dari Muhammad bin 'Amru bin Halhalah, dari Muhammad bin 'Amru Al 'Amiri dia berkata; "Aku berada di majelis para sahabat Nabi SAW, lalu mereka membicarakan salat Rasulullah SAW." Abu Humaid mengatakan; "…kemudian ia menyebutkan sebagian dari hadis ini." kata Abu Humaid selanjutnya; "Apabila rukuk, beliau merapatkan kedua telapak tangan pada kedua lututnya, merenggangkan jari jemarinya lalu membungkukkan punggung (secara rata), tidak menengadah dan tidak pula menundukkan kepalanya." Abu Humaid melanjutkan; "Apabila beliau duduk dalam dua rakaat, beliau duduk di atas punggung telapak kaki kiri, dan menegakkan telapak kaki kanan. Sedangkan pada rakaat yang ke empat, beliau merapatkan pangkal paha yang kiri ke lantai, dan mengeluarkan kedua telapak kakinya menuju satu arah (yaitu di sebelah kanan)." Telah menceritakan kepada kami Isa bin Ibrahim Al Mishri, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Al Laits bin Sa'd, dari Yazid bin Muhammad Al Qurasyi dan Yazid bin Abu Habib, dari Muhammad bin 'Amru bin Halhalah, dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` seperti hadis ini, dia mengatakan; "Apabila beliau sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menghamparkan dan tidak pula merapatkan dan beliau menghadapkan jari-jari (kakinya) ke arah kiblat." Telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Husain bin Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abu Badr, telah menceritakan kepadaku Zuhair Abu Khaitsamah, telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Al Hurr, telah menceritakan kepadaku Isa bin Abdullah bin Malik, dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` salah seorang dari Bani Malik, dari Abbas atau 'Ayyasy bin Sahl As Sa'idi bahwa dia menghadiri majelis yang terdapat ayahnya dan beberapa sahabat Nabi SAW, di dalam majelis itu pula terdapat Abu Hurairah, Abu Humaid As Sa'idi serta Abu Usaid dengan kabar (hadis) ini, dengan adanya penambahan atau pengurangan, dalam (riwayat itu), dia mengatakan; "Kemudian beliau mengangkat kepalanya yaitu dari rukuk sambil mengucapkan; "Sami'allahu liman hamidah, Allaumma rabbani walakal hamdu (Allah Maha mendengar terhadap siapa saja yang memuji-Nya, wahai Rabb kami, hanya kepada-Mu lah segala puji-pujian)." Dan mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan; "Allahu akbar." Kemudian beliau sujud sambil menegakkan di atas telapak tangan dan kedua lututnya serta kedua telapak kakinya ketika beliau sedang sujud. Kemudian beliau bertakbir dan duduk tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan) dan menegakkan telapak kakinya yang satu, kemudian beliau bertakbir lantas bersujud, lalu takbir yang di lanjutkan dengan berdiri, tidak duduk tawaruk (sebagaimana di awal) …" kemudian dia melanjutkan redaksi hadisnya, dia melanjutkan; "Kemudian beliau duduk setelah dua rakaat, sehingga ketika beliau hendak berdiri, beliau bertakbir terlebih dahulu, kemudian beliau menyempurnakan dua rakaat yang terakhir, dan tidak menyebutkan duduk tawaruk dalam tasyahud." Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin 'Amru, telah mengabarkan kepadaku Fualaih, telah menceritakan kepadaku 'Abbas bin Sahl dia berkata; "Abu Humaid, Abu Usaid, Sahl bin Sa'd dan Muhammad bin Maslamah bermajelis dan menyebutkan tata cara salat Rasulullah SAW, Abu Humaid mengatakan; "Aku adalah orang yang paling mengetahui tata cara salat Rasulullah SAW." lalu dia menyebutkan sebagian dari hadis ini, katanya; "Kemudian beliau rukuk dengan meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya seakan-akan beliau menggenggamnya, dan mengikatkan kedua tangannya seperti tali lalu merenggangkannya dari kedua lambungnya." Selanjutnya dia berkata; "kemudian beliau sujud, dengan merapatkan hidung dan dahinya (ke lantai), dan merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya serta meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan kedua pundak. Setelah itu beliau mengangkat kepalanya (duduk di antara dua sujud) sehingga tulang beliau kembali ke posisi semula, seusainya (sujud) beliau duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri) dengan menghadapkan punggung kaki kanan ke arah kiblat, dan meletakkan kaki kanan di atas lutut kanan, dan telapak tangan kiri di atas lutut kiri, sambil menunjuk dengan jari (telunjuk) nya." Abu Daud mengatakan; "Hadis ini di riwayatkan oleh 'Utbah bin Abu Hakim, dari Abdullah bin Isa, dari 'Abbas bin Sahl, namun dia tidak menyebutkan (duduk) tawaruk, lalu dia menyebutkan sebagaimana hadis (riwayat) Fulaih." Sedangkan Al Hasan bin Al Hur menyebutkan posisi duduk sebagaimana hadis (riwayatnya) Fulaih dan 'Utbah." Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Utsman, telah menceritakan kepada kami Baqiyah, telah menceritakan kepadaku Utbah, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Isa, dari Al 'Abbas bin Sahl As Sa'idi, dari Abu Humaid dengan hadis seperti ini, katanya; "Apabila beliau sujud, beliau merenggangkan kedua pahanya tanpa memikul beban perutnya." Abu Daud mengatakan; "Hadis ini juga di riwayatka oleh Ibnu Mubarrak, telah menceritakan kepada kami Fulaih saya mendengar 'Abbas bin Sahl menceritakan (hadis ini), namun aku tidak hafal. Dan telah menceritakan kepadaku sepertinya ia menyebut Isa bin Abdullah bahwa dia pernah mendengar dari Abbas bin Sahl dia berkata; "Aku memaparkan hadis ini kepada Abu Humaid As Sa'idi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Juhadah, dari Abdul Jabbar bin Wa`il, dari Ayahnya, dari Nabi SAW mengenai hadis ini, katanya; "Ketika beliau sujud, beliau menempelkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua telapak tangannya (ke lantai), katanya lagi; "Ketika beliau sujud, beliau meletakkan mukanya di antara kedua telapak tangannya dan merenggangkan kedua ketiaknya." Telah berkata Hajjaj; Hammam berkata; dan telah menceritakan kepada kami Syaqiq, telah menceritakan kepadaku 'Ashim bin Kulaib, dari Ayahnya, dari Nabi SAW seperti (hadis) ini, dan di antara salah satu dari hadis tersebut yang lebih aku yakini adalah hadis Muhammad bin Juhadah yaitu; "Apabila beliau hendak bangkit (untuk berdiri), beliau bangkit di atas kedua lututnya dengan bersandarkan pada kedua pahanya." (HR. Abu Daud, no. 627).

 

Hadis Keduabelas

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنِي عَبَّاسُ بْنُ سَهْلٍ عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَجَدَ أَمْكَنَ أَنْفَهُ وَجَبْهَتَهُ مِنْ الْأَرْضِ وَنَحَّى يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَوَائِلِ بْنِ حُجْرٍ وَأَبِي سَعِيدٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي حُمَيْدٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَيْهِ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنْ يَسْجُدَ الرَّجُلُ عَلَى جَبْهَتِهِ وَأَنْفِهِ فَإِنْ سَجَدَ عَلَى جَبْهَتِهِ دُونَ أَنْفِهِ فَقَدْ قَالَ قَوْمٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يُجْزِئُهُ وَقَالَ غَيْرُهُمْ لَا يُجْزِئُهُ حَتَّى يَسْجُدَ عَلَى الْجَبْهَةِ وَالْأَنْفِ. الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar Bundar berkata; telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al 'Aqdi berkata; telah menceritakan kepada kami Fulaih bin Sulaiman berkata; telah menceritakan kepadaku Abbas bin Sahl, dari Abu Humaid As Sa'idi berkata; "Ketika sujud Nabi SAW menekankan hidung dan dahinya ke bumi, menjauhkan dua tangan dari lambungnya, dan meletakkan dua telapak tangannya sejajar dengan dua bahu." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ibnu Abbas, Wa`il bin Hujr dan Abu Sa'id." Abu Isa berkata; "Hadis Abu Humaid derajatnya hasan shahih. Para ahli ilmu mengamalkan hadis ini, yakni seseorang hendaknya menempelkan hidung dan dahinya. Jika ia hanya menempelkan dahi dan tidak menempelkan hidung, maka sebagian ulama mengatakan bahwa hal itu telah mencukupi. Sedangkan sebagian yang lain mengatakan bahwa hal itu tidak mencukupi hingga ia sujud di atas hidung dan dahinya." (HR. Tirmidzi, no. 250).

Keterangan: Rawi Fulaih bin Sulaiman dikomentari laisa bi qowi oleh Abu Hatim, Ad Daruquthni mengomentari diperselisihkan, Ibnu Hibban mengomentari disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Abu Daud mengomentari Laisa Syai, Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari Shaduuq banyak salah, Yahya bin Ma’in dan An Nasa’i mengomentari laisa bi qowi.

 

7. Bacaan Sujud

Ketika sujud terdapat berbagai macam bacaan doa/ tasbih yang dituntunkan. Tasbih ketika sujud dipaparkan diantaranya terdapat dalam hadis-hadis berikut.

 

Hadis Ketigabelas

حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ، كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin 'Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Manshur dari Abu Adl Dluha dari Masruq dari 'Aisyah ia berkata, "Nabi SAW membaca doa dalam rukuk dan sujudnya dengan bacaan: ‘SUBHAANAKALLAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII (Maha suci Engkau wahai Tuhan kami, segala pujian bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku)'." (HR. Bukhari, no. 752).

 

Melalui hadis riwayat Bukhari tadi, Nabi SAW membaca doa dalam rukuk dan sujudnya dengan lafal SUBHAANAKALLAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII.

 

Hadis Keempatbelas

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ قَالَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ قَال سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ يُحَدِّثُ عَنْ الْمُسْتَوْرِدِ عَنْ صِلَةَ بْنِ زُفَرَ عَنْ حُذَيْفَةَ، أَنَّهُ صَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَفِي سُجُودِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَمَا أَتَى عَلَى آيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ وَسَأَلَ وَمَا أَتَى عَلَى آيَةِ عَذَابٍ إِلَّا وَقَفَ وَتَعَوَّذَ. قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ نَحْوَهُ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ حُذَيْفَةَ هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ أَنَّهُ صَلَّى بِاللَّيْلِ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ. الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Dawud berkata; telah memberitakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy berkata; aku mendengar Sa'd bin Ubaidah menceritakan dari Al Mustaurid dari Shillah bin Zufar dari Hudzaifah bahwasanya ia pernah salat bersama Nabi SAW, dan dalam rukuknya beliau membaca: "SUBHAANA RABBIAL AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung) dan dalam sujudnya beliau mengucapkan: "SUBHAANA RABBIAL A'LA (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi)." Dan tidaklah beliau melewati ayat yang berbicara tentang rahmat, beliau berhenti (berdo'a meminta rahmat), dan tidaklah beliau melewati ayat yang berbicara tentang siksa kecuali beliau berhenti dan berlindung." Abu Isa berkata; "Hadis ini derajatnya hasan shahih." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata; telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Syu'bah seperti hadis tersebut. Hadis ini juga telah diriwayatkan dari Hudzaifah dengan jalur lain, bahwa ia pernah salat bersama Nabi SAW, lalu ia menyebutkan hadis tersebut." (HR. Tirmidzi, no. 243).

 

Melalui hadis riwayat Tirmidzi nomor 243 tadi diperoleh informasi bahwa Nabi SAW ketika sujud membaca "SUBHAANA RABBIAL A’LA (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi). Selain itu, terdapat hadis yang menjelaskan hal yang kurang lebih sama sebagai berikut.

 

Hadis Kelimabelas

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ يَزِيدَ الْهُذَلِيِّ عَنْ عَوْنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَكَعَ أَحَدُكُمْ فَقَالَ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَدْ تَمَّ رُكُوعُهُ وَذَلِكَ أَدْنَاهُ وَإِذَا سَجَدَ فَقَالَ فِي سُجُودِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَدْ تَمَّ سُجُودُهُ وَذَلِكَ أَدْنَاهُ. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ حُذَيْفَةَ وَعُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ مَسْعُودٍ لَيْسَ إِسْنَادُهُ بِمُتَّصِلٍ عَوْنُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ لَمْ يَلْقَ ابْنَ مَسْعُودٍ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ يَسْتَحِبُّونَ أَنْ لَا يَنْقُصَ الرَّجُلُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ مِنْ ثَلَاثِ تَسْبِيحَاتٍ وَرُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ أَنَّهُ قَالَ أَسْتَحِبُّ لِلْإِمَامِ أَنْ يُسَبِّحَ خَمْسَ تَسْبِيحَاتٍ لِكَيْ يُدْرِكَ مَنْ خَلْفَهُ ثَلَاثَ تَسْبِيحَاتٍ وَهَكَذَا قَالَ إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ. الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr berkata; telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus dari Ibnu Abu Dzi`b dari Ishaq bin Yazid Al Hudzali dari Aun bin Abdullah bin Utbah dari Ibnu Mas'ud bahwa Nabi SAW bersabda: "Jika salah seorang dari kalian rukuk lalu mengucapkan dalam rukuknya; SUBHAANA RABBIAL AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung) tiga kali maka rukuknya telah sempurna. Dan itu adalah yang minimal. Kemudian ketika sujud mengucapkan; SUBHAANA RABBIAL A'LA (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi) tiga kali maka rukuknya telah sempurna. Dan itu adalah yang minimal." Ia berkata; "Dalam bab ini ada juga hadis dari Hudzaifah dan Uqbah bin Amir." Abu Isa berkata; "Hadis Ibnu Mas'ud sanadnya tidak bersambung, karena Aun bin Abdullah bin Utbah tidak bertemu Ibnu Mas'ud. Hadis ini diamalkan oleh para ahli ilmu, bahwa mereka menyukai agar seseorang tidak mengurangi dalam membaca tasbih dalam rukuk dan sujudnya. Dan telah diriwayatkan dari Abdullah bin Al Mubarak, ia berkata; "Aku lebih suka bagi imam untuk bertasbih lima kali agar orang yang berada di belakangnya sempat membaca tasbih tiga kali. Ishaq bin Ibrahim juga berpendapat seperti ini." (HR. Tirmidzi, no. 242).

Keterangan: Hadis tersebut munqathi karena dalam sanadnya terputus. Aun bin Abdullah bin Utbah tidak bertemu Ibnu Mas'ud. Oleh karenanya, hadis tersebut merupakan hadis dlaif.

 

Hadis Keenambelas

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ أَنَّ عَائِشَةَ نَبَّأَتْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي قَتَادَةُ قَالَ سَمِعْتُ مُطَرِّفَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ قَالَ أَبُو دَاوُدَ وَحَدَّثَنِي هِشَامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا الْحَدِيثِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr al-'Abdi telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abi 'Arubah dari Qatadah dari Mutharrif bin Abdullah bin asy-Syikhkhir bahwa Aisyah RA memberitahukannya bahwa Rasulullah SAW dahulu berdoa dalam rukuk dan sujudnya, "Subbuuhun Qudduusun Robbul malaaikati war-ruuh (Mahasuci, Maha Qudus, Rabb malaikat dan ruh)." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Dawud telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah mengabarkan kepadaku Qatadah dia berkata, "Saya mendengar Mutharrif bin Abdullah bin asy-Syikhkhir, Abu Dawud berkata, dan telah menceritakan kepadaku Hisyam dari Qatadah dari Mutharrif dari Aisyah RA dari Nabi SAW dengan hadis ini.” (HR. Muslim, no. 752).

 

Melalui hadis riwayat Muslim nomor 752 tadi diperoleh informasi bahwa Rasulullah SAW berdoa dalam rukuk dan sujudnya dengan lafal "Subbuuhun Qudduusun Robbul malaaikati war-ruuh (Mahasuci, Maha Qudus, Rabb malaikat dan ruh). Selain bacaan tadi, lafal tasbih sujud juga ditemukan dalam hadis berikut.

 

Hadis Ketujuhbelas

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَاصِمِ بْنِ حُمَيْدٍ عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ قَالَ: قُمْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَقَامَ فَقَرَأَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ لَا يَمُرُّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ فَسَأَلَ وَلَا يَمُرُّ بِآيَةِ عَذَابٍ إِلَّا وَقَفَ فَتَعَوَّذَ قَالَ ثُمَّ رَكَعَ بِقَدْرِ قِيَامِهِ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ ثُمَّ سَجَدَ بِقَدْرِ قِيَامِهِ ثُمَّ قَالَ فِي سُجُودِهِ مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَامَ فَقَرَأَ بِآلِ عِمْرَانَ ثُمَّ قَرَأَ سُورَةً سُورَةً. ابو داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Shalih dari 'Amru bin Qais dari 'Ashim bin Humaid dari 'Auf bin Malik Al Asyja'i dia berkata; "Di suatu malam, aku mengerjakan salat bersama Rasulullah SAW, beliau kemudian berdiri dan membaca surat Al Baqarah, tidaklah beliau melewati ayat tentang rahmat, pasti beliau berhenti dan memohon kepada-Nya, dan tidaklah melewati ayat tentang azab, melainkan beliau berhenti dan meminta perlindungan dari-Nya." Katanya melanjutkan; "Kemudian beliau rukuk yang lamanya seperti beliau berdiri, dalam rukuknya beliau mengucapkan: "subahaana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaa`i wal 'azhamaH (Maha Suci Zat yang memiliki sifat kekuasaan, kerajaan, kebesaran dan keagungan)." Kemudian beliau sujud yang lamanya seperti beliau berdiri, dalam sujudnya beliau mengucapkan seperti itu juga, sesudah itu beliau berdiri, lalu membaca surat Ali Imran, kemudian membaca surat demi surat." (HR. Abu Daud, no. 739).

 

Melalui hadis riwayat Abu Daud nomor 739 tadi dapat dipahami bahwa Rasulullah ketika sujud membaca "subahaana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaa`i wal 'azhamaH (Maha Suci Zat yang memiliki sifat kekuasaan, kerajaan, kebesaran dan keagungan). Adapun demikian terdapat ketentuan batas maksimal dalam mengucap tasbih ketika sujud. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

Hadis Kedelapanbelas

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ وَابْنُ رَافِعٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عُمَرَ بْنِ كَيْسَانَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ وَهْبِ بْنِ مَانُوسَ قَالَ سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: مَا صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَحَدٍ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْبَهَ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ هَذَا الْفَتَى يَعْنِي عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ فَحَزَرْنَا فِي رُكُوعِهِ عَشْرَ تَسْبِيحَاتٍ وَفِي سُجُودِهِ عَشْرَ تَسْبِيحَاتٍ. قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ قُلْتُ لَهُ مَانُوسُ أَوْ مَابُوسُ قَالَ أَمَّا عَبْدُ الرَّزَّاقِ فَيَقُولُ مَابُوسُ وَأَمَّا حِفْظِي فَمَانُوسُ وَهَذَا لَفْظُ ابْنِ رَافِعٍ قَالَ أَحْمَدُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ. ابو داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih dan Ibnu Rafi' keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ibrahim bin Umar bin Kaisan telah menceritakan kepadaku ayahku dari Wahb bin Manus dia berkata; saya mendengar Sa'id bin Jubair berkata; saya mendengar Anas bin Malik berkata; saya tidak pernah salat di belakang seorang pun setelah Rasulullah SAW yang salatnya menyerupai salat Rasulullah SAW selain pemuda ini, yaitu Umar bin Abdul Aziz. Anas mengatakan; 'Kami memperkirakan dalam rukuknya beliau mengucapkan sepuluh kali tasbih." Abu Daud mengatakan; Ahmad bin Shalih mengatakan; kataku kepada Manus atau Mabus -perawi berkata; Abdurrazaq mengatakan "Mabus" sedangkan yang aku hafal adalah Manus, ini adalah lafaznya Ibnu Rafi'. Ahmad mengatakan; dari Sa'id bin Jubair dari Anas bin Malik." (HR. Abu Daud, no. 754).

 

Isi hadis sebagaimana riwayat Abu Daud nomor 754 juga ditemukan pada hadis riwayat Ahmad nomor 12200 dan An Nasa’i nomor 1123. Melalui hadis tersebut dapat diketahui bahwa terdapat riwayat tasbih dalam sujud sebanyak sepuluh kali.

 

PENJELASAN SINGKAT

Kita ketika hendak sujud dituntunkan untuk mengucap takbir tanpa mengangkat tangan. Hal tersebut sebagaimana hadis pertama. Ada dua pendapat tentang memahami ketika melakukan sujud, yaitu meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan dan meletakkan kedua tangan sebelum kedua lutut. Hal tersebut dijelaskan pada hadis kedua, ketiga, dan keempat. Adapun penulis cenderung pada pendapat ketika hendak sujud adalah mendahulukan kedua lutut sebelum kedua telapak tangan. Larangan Nabi SAW tersebut yaitu "Janganlah mendekam sebagaimana mendekamnya unta", sedang unta itu jika mendekam mendahulukan kaki depannya, baru kemudian kaki yang belakang. Apabila diperkenankan memilih, kecenderungan memilih pendapat yang benar adalah meletakkan dua lututnya terlebih dahulu, kemudian dua tangannya sebagaimana hadis Wa’il bin Hujr. Hal tersebut sebagaimana hadis kedua dan hadis ketiga.

 

Sujud saat salat hendaknya memperhatikan tujuh anggota badan. Anggota badan yang dimaksud diantaranya: dahi dan pada hidungnya, dua tangan, dua lutut, dan dua ujung telapak kaki. Hendaknya ketika sujud meletakkan tangan dan mengangkat siku. Ketika sujud hendaknya jari-jemari dirapatkan. Nabi SAW apabila sujud, beliau menekankan hidung dan dahinya ke bumi, dan menjauhkan dua tangannya dari dua lambungnya serta meletakkan dua tapak tangannya sejajar dengan dua bahunya. Ketika sujud terdapat berbagai macam bacaan doa/ tasbih yang dituntunkan. Tasbih ketika sujud diantaranya sebagai berikut.

 

1. SUBHAANAKALLAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII (Maha suci Engkau wahai Tuhan kami, segala pujian bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku)

2. SUBHAANA RABBIAL A’LA (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi)

3. Subbuuhun Qudduusun Robbul malaaikati war-ruuh (Mahasuci, Maha Qudus, Rabb malaikat dan ruh)

4. subahaana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaa`i wal 'azhamaH (Maha Suci Zat yang memiliki sifat kekuasaan, kerajaan, kebesaran dan keagungan)

 

Adapun tasbih tidak dibatasi hanya tiga kali sebagaimana hadis kelimabelas. Hal tersebut dikarenakan hadis kelimabelas merupakan hadis munqathi. Dikatakan hadis munaqathi karena dalam sanadnya terputus. Rawi yang bernama Aun bin Abdullah bin Utbah tidak bertemu Ibnu Mas'ud. Oleh karenanya, hadis tersebut merupakan hadis dlaif. Tasbih sebagaimana hadis kedelapanbelas terbatas sampai sepuluh kali. Oleh karenanya, maksimal mengucap tasbih ketika rukuk sebanyak sepuluh kali. Adapun ketika sujud membaca tasbih sebanyak satu kali, tiga kali, lima kali itu diperbolehkan. Hanya saja tidak diperkenankan melebihi sepuluh kali tasbih. 

 

Demikianlah diantaranya dalil tentang sujud dan bacaannya dalam salat. Semoga menambah wawasan, keimanan, dan kekhusyukan kita dalam beribadah salat. Aamiin.

 

Wallahu a’lam bishshwab.