Friday, May 31, 2019

Khotbah Jum'at: Tiga Macam Akhlak Karimah



بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهَ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ. 
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.


Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.


Syukur alkhamdulillah pada siang kali ini kita diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah salat Jum’at. Kesempatan ini merupakan sebagian dari nikmat-Nya yang dianugerahkan kepada kita.  


Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya pada jama’ah sekalian agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berupaya meningkatkan iman dan takwa. Sebab dengan iman dan takwa kita dapat selamat di hari pengadilan-Nya kelak.


Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.


Kesempatan khutbah ini saya akan menyampaikan tentang: Tiga Macam Akhlak Karimah.
Melalui penghayatan dalam memaknai tiga macam akhlak karimah, kita mampu memupuk iman serta ketakwaan, mampu memperbaiki dan membentuk diri pribadi yang berakhlak karimah. Berbagai hal tersebut merupakan perwujudan taat kita kepada Allah dan Rasulullah.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.


Nilai tiap manusia tidaklah diukur dari sempurnanya rupa, banyaknya harta, ataupun tingginya jabatan. Namun nilai tiap manusia ditentukan oleh akhlak yang merupakan budi pekerti. Oleh sebab itu, Rasulullah diutus ke Bumi untuk menyempurnakan budi pekerti manusia. Adapun akhlak menurut imam Al-Ghazali ialah:


اَلْأَخْلَاقَ هِيَ صِفَةُ رَاسِخَةً فِى الْقَلْبِ تَصْدُرُعَنْهَا أَفْعَالَ بِسُهُوْلَةٍ وَتَيْسِيْرٍ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ اِلَى فِكْرٍ وَرُؤْيَةٍ. الغزالى.
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam hati, yang dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa membutuhkan pertimbangan-pertimbangan dan pemikiran-pemikiran (Al-Ghazali).


Melalui pengertian akhlak dari imam Al-Ghazali, apabila seseorang dengan mudah dan tanpa banyak pemikiran mampu berkata dan berlaku baik, maka bisa disimpulkan bahwa seseorang itu memiliki akhlak baik. Namun sebaliknya, bila seseorang dengan mudah dan tanpa banyak pikir berbuat maupun berkata-kata jelek menandakan bahwa akhlak seseorang itu jelek atau buruk.


Akhlak jelek atau buruk hendaknya kita hindari dan sekuat tenaga kita untuk mencondongkan diri ke akhlak karimah. Oleh sebab itu, Rasulullah sebagai uswatun khasanah mengajari manusia agar mampu mencapai akhlak karimah. Rasulullah menyampaikan tentang akhlak karimah dalam hadisnya:


عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رضي الله عنه قَالَ: لَقِيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص فَبَدَرْتُهُ اَخَذْتُ بِيَدِهِ وَبَدَرَنِى فَاَخَذَ بِيَدِى فَقَالَ: يَا عُقْبَةُ، اَلاَ اُخْبِرُكَ بِاَفْضَلِ اَخْلَاقِ اَهْلِ الدُّنْيَا وَاْلاٰخِرَةِ؟ تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ وَتُعْطِى مَنْ حَرَمَكَ وَتَعْفُوْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ. اَلَا وَمَنْ اَرَادَ اَنْ يُمَدَّ فِى عُمُرِهِ وَيُبْسَطَ فِى رِزْقِهِ فَلْيَصِلْ ذَا رَحِمِهِ. الحاكم 4: 178، رقم: 7285


Dari ‘Uqbah bin ‘Aamir RA, ia berkata: Aku bertemu Rasulullah SAW, maka akupun segera memegang tangan beliau, dan beliaupun segera memegang tanganku, lalu beliau bersabda, "Hai ‘Uqbah, maukah aku tunjukkan kepadamu seutama-utama akhlak penduduk dunia dan akhirat? Kamu menyambung orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepadamu dan memaafkan orang yang berbuat zalim kepadamu. Ketahuilah, barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya, hendaklah ia menyambung kerabatnya". [HR. Hakim  juz 4, hal. 178, no. 7285]


Menurut sabda Rasulullah SAW, terdapat tiga macam akhlak karimah, yaitu:


1. Menyambung orang yang memutus hubungan denganmu
Menyambung hubungan adalah perbuatan terpuji, mengingat bahwa sesama umat muslim adalah saudara. Bahkan umat muslim diibaratkan satu tubuh, apabila ada umat muslim yang sakit maka yang lain juga merasa sakit. Oleh sebab itu, kita sebagai umat muslim dilarang untuk memutus hubungan. Dalam hadis dijelaskan:


عَنْ اَبِى بَكْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ ذَنْبٍ اَجْدَرُ اَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ اْلعُقُوْبَةَ فِى الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى اْلاٰخِرَةِ مِنَ اْلبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ. ابن ماجه 2: 1408 رقم 4211


Dari Abu Bakrah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan siksanya oleh Allah bagi pelakunya di dunia ini disamping siksanya di akhirat nanti selain dari perbuatan zina dan memutuskan shilaturrahim". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1408, no. 4211]


Melalui hadis tadi diketahui bahwa perbuatan zina dan memutuskan silaturrahim akan mendapat siksa yang disegerakan Allah di dunia dan di akhirat nanti. Siksa yang Allah berikan kepada orang yang memutus silaturahim sangatlah berat. Oleh sebab itu hendaknya kita menyambung kembali dan memelihara hubungan, sehingga tidak mendapat siksa Allah. Perintah memelihara silaturrahim tertuang pada lafadz {وَالْأَرْحَامَ} di Al Qur’an Surat An-Nisa ayat 1 pada mukadimah tadi.


2. Memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepadamu
Orang tidak mau memberi kepada orang lain bisa disebabkan masih memiliki urusan yang belum beres, belum mampu memberi, atau memiliki sifat kikir. Kita sebagai umat muslim yang mengupayakan akhlak karimah, semestinya kita memulai memberi kepada orang lain terlebih dahulu. Telah kita ketahui bersama bahwa orang yang memberi itu lebih baik daripada menerima. Sepertihalnya sabda Rasul:


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنِ الْمَسْأَلَةِ: اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ. مسلم 2: 717
Dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwasanya Rasulullah SAW ketika itu beliau berada di atas mimbar, beliau menerangkan tentang bersedekah dan menahan diri dari minta-minta, beliau bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah tangan orang yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah adalah tangan orang yang meminta". [HR. Muslim juz 2: 717].


3. Memaafkan orang yang berbuat zalim kepadamu
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Manusia pun tidak bisa mengelak bahwa perlu berinteraksi dengan manusia lain. Manusia dalam berinteraksi tentunya tidak luput dari khilaf dan perbuatan zalim baik disengaja ataupun tidak. Padahal seorang muslim terhadap saudara muslim yang lain adalah haram darahnya, kehormatannya, dan harta bendanya. Kita dalam mengupayakan akhlak karimah adalah dengan memberi maaf kepada orang yang berbuat zalim kepada kita. Itu semua kita lakukan demi mengharap rida Allah dan mencapai derajat takwa. Sepertihalnya tertulis dalam Al Qur’an Surat Ali Imraan ayat 133 sampai 134:


وَ سَارِعُوْآ اِلى مَغْـفِرَةٍ مِّنْ رَّبـِّكُمْ وَ جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّموتُ وَ اْلاَرْضُ اُعِدَّتْ لِلْمُـتَّـقِـيْنَ. اَلَّذِيـْنَ يُـنْـفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَ الضَّرَّآءِ وَ اْلكَظِمِيـْنَ اْلغَيْظَ وَ اْلعَافِـيـْنَ عَنِ النَّـاسِ، وَ اللهُ يُحِبُّ اْلمُحْسِنـِيـْنَ. ال عمران:133-134


Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [QS. Ali 'Imran: 133 - 134]


Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.


Itulah beberapa akhlak mulia yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Namun demikian akhlak karimah tidak hanya tiga macam itu saja. Tiga macam akhlak karimah tadi hanya menunjukkan sebagian akhlak-akhlak mulia dan terpuji.


Semoga limpahan taufik dan hidayah Allah tetap dicurahkan kepada kita, sehingga mampu meningkatkan kualitas akhlak kita menuju akhlak karimah.


أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَالْعَصْرِ. اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ. اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ، وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّ حِمِيْنَ.


اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا وَ خَيْرًا مَجِيْدًا، هُوَ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَمَّا بَعْدُ:


Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.


Berdasarkan uraian di khutbah pertama, terdapat tiga akhlak karimah yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu: (1) Menyambung orang yang memutus hubungan denganmu; (2) Memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepadamu; (3) Memaafkan orang yang berbuat zalim kepadamu.


Demikianlah khutbah yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi diri saya dan jama’ah semua. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan. Sebagai penutup, marilah kita berdo’a.



اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنْ، وَ ارْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ،
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.
سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.


Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.
Hari/ Tanggal: Jum’at, 31 Mei 2019


Thursday, May 30, 2019

Mutadhoddah dan Ghoiru Mutadhoddah Secara Ringkas




Sifat huruf hijaiyah dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat mutadhoddah dan sifat ghoiru mutadhoddah. Untuk lebih jelasnya kita simak ringkasan singkat berikut:

A. Sifat Mutadhoddah
Sifat Mutadhoddah merupakan sifat yang melekat pada huruf hijaiyah dan mempunyai lawan. Sifat Mutadhoddah ini jumlahnya adalah sepuluh macam sifat. Berbagai sifat tersebut antara lain: (1) jahr; (2) hams; (3) syidah; (4) rokhowah; (5) isti’la’; (6) istifal; (7) ithbaq; (8) infitah; (9) ishmat; dan (10) idzlaq.  

1. Jahr artinya saat huruf diucapkan atau dimatikan tidak mengeluarkan nafas atau hembuasan udara. Huruf yang memiliki sifat jahr adalah sebagai berikut:
عَظُمَ وَزْنُ قَارِئٍ ذِيْ غَضٍّ جَدَّ طَلَبَ

2. Hams artinya saat huruf diucapkan terjadi aliran udara atau hembusan nafas karena lemahnya tekanan. Huruf-huruf dari sifat hams adalah sebagai berikut:
فَحَثَّهُ شَخْصٌ سَكَتْ

3. Syidah maksudnya tertahannya aliran suara karena kuatnya tekanan. Huruf-huruf syidah yaitu:
أَجِدْ قَطٍّ بَكَتْ

4. Rokhowah maksudnya tidak tertahannya aliran suara karena lemahnya tekanan. Huruf-huruf rokhowah adalah sebagai berikut:
خُذْغِثَّ حَظٍّ فَضَّ شَوْصٍ زَيَّ سَاهٍ

Diantara sifat syidah dan rokhowah terdapat sifat tawasuth. Huruf-huruf yang sifat memiliki sifat pertengahan ini antara lain:
لِنْ عُمَرْ

5. Isti’la’ maksudnya adalah terangkatnya pangkal lidah ke langit-langit. Huruf-huruf isti’la’ adalah sebagai berikut:
خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ

6. Istifal artinya menurunkan pangkal lidah dari langit-langit sehingga lidah terhampar. Huruf-huruf istifal yaitu:
ثَبَتَ عِزُّ مَنْ يُجَوِّدُ حَرْ فَهُ إِذْ سَلَّ شَكَا

7. Ithbaq maksudanya adalah merapatkan ujung lidah ke langit-langit. Huruf-huruf ithbaq yaitu:
ص – ض- ط- ظ

8. Infitah artinya ujung lidah tidak dirapatkan ke langit-langit. Huruf-huruf infitah adalah:
مَنْ أَخَذَ وُجْدَ سَعَةٍ فَزَكَا حَقٌّ لَهُ شُرْبُ غَيْثٍ

9. Ishmat maksudnya adalah dalam pengucapannya keluar secara tertahan. Huruf-huruh ishmat adalah:
 فِرَّ مِنْ لُبٍّ

10. Idzlaq maksudnya adalah dalam pengucapannya ringan dan lancar karena huruf tersebut keluar dari makhroj ujung lidah dan ujung bibir. Huruf-huruf idlaq adalah:
جُزْ غِشَّ سَاخِطٍ صِدْ ثِقَةً إِذْ وَعْظُهُ يَحُضُّكَ

Adapun yang dimaksud sifat lawan adalah sifat jahr lawannya sifat hams, sifat syiddah lawannya sifat rokhowah, sifat isti’la’ lawannya sifat istifal, lawan sifat ithbaq adalah infitah, dan lawan dari sifat ishmat adalah idzlaq.


B. Ghoiru Mutadhoddah
Ghoiru Mutadhoddah adalah sifat huruf yang tidak memiliki lawan. Sifat ghoiru mutadhoddah meliputi: (1) shofir; (2) qolqolah; (3) lin; (4) inhiraf; (5) takrir; (6) tafasy-syi; dan (7) istitholah.

1. Shofir maksudnya adalah suara tambahan keluar secara kuat  diantara ujung lidah dan gigi seri. Shofir ini terdapat tiga macam, yaitu: banyak, sedang, dan sedikit.
a. Shofir banyak dengan cara lidah terhampar, nafas dan suara mengalir. Hurufnya adalah: س
b. Shofir sedang dengan cara lidah terhampar, suara mengalir, dan nafas tertahan. Hurufnya adalah: ز
c. Shofir sedikit dengan cara lidah terangkat, nafas dan suara mengalir. Hurufnya adalah: ص

2. Qolqolah maksudnya adalah suara tambahan atau pantulan kuat dan jelas yang terjadi ketika sukun. Huruf-hurufnya adalah: قَطْبُ جَدٍّ

3. Lin adalah mengeluarkan suara huruf secara lunak dan tidak dikeraskan saat menekan makroj huruf. Huruf-hurufnya adalah: و   ي 

4. Inhirof adalah condongnya huruf dari makhroj ke ujung lidah. Huruf-hurufnya adalah: ل ر

5. Takrir adalah bergetarnya ujung lidah yang tidak boleh lebih dari dua getaran. Hurufnya adalah: ر

6. Tafasy-syi merupakan menyebarnya udara di dalam mulut saat mengucapkan huruf sehingga terdengar seperti desis. Hurufnya adalah: ش

7. Istitholah adalah memanjangkan lidah ke gigi geraham atas. Hurufnya adalah: ض

Demikian sifat mutadhoddah dan ghoiru mutadhoddah secara ringkas. Semoga bermanfaat. Aamin.