Monday, November 2, 2020

Doa Mohon Ketetapan Hati

 


 

Hati adalah segumpal daging yang mempengaruhi segala aspek  yang ada pada diri seseorang. Apa yang terbesit dalam hati kelak akan dipertanggung-jawabkan. Hal tersebut seperti yang ada pada Alquran Surat Al Israa’ ayat 36.

 

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِه عِلْمٌ، اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولـــٰۤئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا. الاسراء: 36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (QS. Al Israa': 36).

 

Sebagaimana dalam Surat Al Israa’ ayat 36 tadi diterangkan bahwa terdapat larangan mengikuti segala sesuatu yang tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Allah SWT kemudian menekankan bahwa pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karenanya sebagai seorang muslim, kita memohon kepada Allah agar senantiasa diberikan ketetapan hati dalam rangka takwa kepada Allah dan mengharap rida-Nya. Sehingga segala sesuatu yang ada pada diri seorang muslim adalah kebaikan. Adapun doa memohon ketetapan hati adalah sebagai berikut:

 

A.       Doa dari Alquran

 

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً، اِنَّكَ اَنْتَ اْلوَهَّابُ. ال عمران:8

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, sesungguhnya Engkau lah Maha Pemberi (karunia) (QS. Ali Imran: 8).

 

B.       Doa dari Hadis

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَابْنُ نُمَيْرٍ كِلَاهُمَا عَنْ الْمُقْرِئِ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ قَالَ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي أَبُو هَانِئٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيَّ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُا أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan Ibnu Numair, keduanya dari Al Muqri. Zuhair berkata; Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yazid Al Muqri, dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Haiwah; Telah mengabarkan kepadaku Abu Hani bahwa dia mendengar Abu 'Abdur Rahman Al Hubuli, dia mendengar 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata; bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah SWT akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya." Setelah itu, Rasulullah SAW berdoa; Allahumma musharrifal quluubi sharrif quluubanaa ‘alaa thaa’atik (Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!) (HR. Muslim, no. 4798).

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ وَأُمِّ سَلَمَةَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَعَائِشَةَ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ وَهَكَذَا رَوَى غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ أَنَسٍ وَرَوَى بَعْضُهُمْ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَدِيثُ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ أَنَسٍ أَصَحُّ. الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad; telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al A'masy, dari Abu Sufyan, dari Anas dia berkata; adalah Rasulullah SAW terbiasa membaca do'a "YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA (wahai Dzat yang membolak balikkan hati teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu)." Kemudian aku pun bertanya, "Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang Anda bawa. Lalu apakah Anda masih khawatir kepada kami?" beliau menjawab: "Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah yang Dia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya." Abu Isa berkata; Hadis semakna juga diriwayatkan dari An Nawwas bin Sam'an, Ummu Salamah, Abdullah bin Amr dan A'isyah. Dan ini adalah hadis Hasan, demikianlah kebanyakan telah meriwayatkannya dari Al A'masy, dari Abu Sufyan, dari Anas, dan sebagian yang lainnya telah meriwayatkannya dari Al A'masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, dari Nabi SAW, namun hadis Abu Sufyan, dari Anas lebih shahih. (HR. Thabrani, no. 2066)

 

Keterangan:

Hadis tersebut adalah hadis hasan karena ada perawi yang bernama Talhah bin Nafi’  di kedua jalur. Ia dikomentari   laisa bihi ba`s oleh Ahmad bin Hanbal dan An Nasaaiy. Adapun dua jalur sanad yang dimaksud adalah sebagai berikut:

 

Jalur sanad pertama

Anas bin Malik bin Dlamdlom bin Zaid bin Haram – Talhah bin Nafi’ – Sulaiman bin Mihran – Muhammad bin Khazim – Hannad bin As Sariy bin Mush’ab

Jalur sanad kedua

Jabir bin ‘Abdullah bin ‘Amru bin Haram – Talhah bin Nafi’ – Sulaiman bin Mihran

 

Hadis Ketiga

 

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ عَنْ صَالِحِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ زَائِدَةَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا رَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ إِلَّا قَالَ يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى طَاعَتِكَ. أحمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah berkata; telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma'il, dari Shalih bin Muhammad bin Za`idah, dari Abu Salamah, dari 'Aisyah, ia berkata; Rasulullah SAW tidak pernah mengangkat kepalanya ke langit kecuali beliau berdoa: Yaa musharrifal quluubi tsabbit qalbii ‘alaa tha’atik (Wahai Dzat yang merubah hati tetapkanlah hatiku untuk mentaati-Mu) (HR. Ahmad, no. 9052).

 

Keterangan:

Hadis tersebut adalah hadis dlaif. Hal tersebut karena ada rawi yang bernama Shalih bin Muhammad bin Za'idah. Ad Daruquthni dan Ibnu Hajar Al Atsqalani mengomentarinya dlaif.

 

Demikian doa memohon ketetapan hati dari Alquran dan hadis. Doa berasal dari Alquran maupun hadis shahih dan hasan bisa diamalkan. Doa di dalam Alquran sebagaimana firman Allah. Sedangkan doa dari hadis shahih dan hasan berasal dari Rasulullah. Pada dasarnya doa yang berisikan kebaikan boleh-boleh saja diamalkan. Hal tersebut termasuk untuk doa dari hadis dlaif, tetapi tidak bisa diyakini bahwa doa tersebut berasal dari Rasulullah SAW. Namun demikian masih ada hadis lain yang terkait dengan doa mohon ketetapan hati dan tidak semua hadis ditulis pada kesempatan kali ini. Semoga kita semuanya senantiasa diberi ketetapan hati oleh Allah SWT. Aamiin.

 

Wallahu ‘alam bishshawab

No comments:

Post a Comment