Monday, July 11, 2022

Beberapa Hal yang Dilakukan Imam dalam Salat

Salat berjamaah terdiri dari imam dan makmum. Imam di dalam salat melakukan beberapa hal yang mesti dilakukan. Hal tersebut dilakukan demi menggapai kesempurnaan salat berjamaah. Adapun beberapa hal yang mesti dilakukan imam ketika salat berjamaah sebagaimana berikut berdasarkan dalil berupa hadis lengkap dengan sanad dan beberapa pendapat imam yang ada.

 

1. Imam menyaringkan takbiratul ihram supaya makmum mengetahui bahwa imam telah memulai salat

Takbiratul ihram merupakan takbir untuk memulai salat. Takbir tersebut diucapkan paling awal yang berarti takbir yang melarang orang yang salat itu melakukan apa-apa selain gerakan dan ucapan salat.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلَا تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ. فَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا، وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا وَإِذَا صَلَّى جَالِسًا فَصَلُّوا جُلُوسًا أَجْمَعُونَ. وَأَقِيمُوا الصَّفَّ فِي الصَّلَاةِ، فَإِنَّ إِقَامَةَ الصَّفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلَاةِ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Muhammad, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda: ”Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diturut, maka janganlah kalian menyelisihinya, Apabila imam rukuk, rukuklah kalian. Apabila imam mengucapkan sami’alloohu liman hamidah, ucapkanlah robbanaa lakal hamdu. Apabila imam sujud, sujudlah kalian. Apabila imam salat dengan duduk, salatlah kalian semua dengan duduk. Dan luruskanlah saf kalian dalam salat, karena meluruskan saf itu termasuk baiknya salat.” (HR. Bukhari, no. 680).

 

Hadis Kedua

أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ فَضَالَةَ بْنِ إبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حُمَيْدٍ الرُّوَاسِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَأَبُو بَكْرٍ خَلْفَهُ فَإِذَا كَبَّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ أَبُو بَكْرٍ يُسْمِعُنَا. النسائي

Artinya: Telah mengkabarkan kepada kami 'Ubaidullah bin Fadhalah bin Ibrahim, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Humaid bin 'Abdurrahman bin Humaid Ar Ruwasi, dari Bapaknya, dari Abu Az Zubair, dari Jabir, ia berkata: "Rasulullah SAW salat Zuhur bersama kami dan Abu Bakar berada di belakang beliau. Bila Rasulullah SAW bertakbir, maka Abu Bakar ikut bertakbir untuk memperdengarkan (takbir Rasulullah SAW) kepada kami." (HR. Nasa’i, no. 789).

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ دُحَيْمٌ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنِي حَسَّانُ يَعْنِي ابْنَ عَطِيَّةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ الْأَوْدِيِّ قَالَ: قَدِمَ عَلَيْنَا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ الْيَمَنَ رَسُولُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْنَا قَالَ فَسَمِعْتُ تَكْبِيرَهُ مَعَ الْفَجْرِ رَجُلٌ أَجَشُّ الصَّوْتِ قَالَ فَأُلْقِيَتْ عَلَيْهِ مَحَبَّتِي فَمَا فَارَقْتُهُ حَتَّى دَفَنْتُهُ بِالشَّامِ مَيِّتًا ثُمَّ نَظَرْتُ إِلَى أَفْقَهِ النَّاسِ بَعْدَهُ فَأَتَيْتُ ابْنَ مَسْعُودٍ فَلَزِمْتُهُ حَتَّى مَاتَ فَقَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ بِكُمْ إِذَا أَتَتْ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ يُصَلُّونَ الصَّلَاةَ لِغَيْرِ مِيقَاتِهَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ صَلِّ الصَّلَاةَ لِمِيقَاتِهَا وَاجْعَلْ صَلَاتَكَ مَعَهُمْ سُبْحَةً. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim, Duhaim Ad Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Al Walid, telah menceritakan kepada kami Al Auza'i, telah menceritakan kepadaku Hassan bin 'Athiyyah, dari Abdurrahman bin Sabith, dari Amru bin Maimun Al Audi, ia berkata: Mu'adz bin Jabal mendatangi kami sebagai utusan Rasulullah SAW. Dia (perawi) berkata: Saya mendengar takbirnya ketika salat fajar, dia adalah orang yang bersuara lantang. Lalu saya pun suka padanya, maka saya tidak meninggalkannya (selalu melaziminya) hingga saya menguburkannya di Syam ketika dia meninggal dunia. Kemudian saya mencari orang yang paling faqih setelahnya, maka saya mendatangi Ibnu Mas'ud, dan saya pun melaziminya hingga dia meninggal dunia. Dia pernah berkata kepadaku: Rasulullah SAW pernah bersabda kepadaku: "Apa yang akan kalian lakukan apabila pemimpin kalian nanti melaksanakan salat bukan pada waktunya?" Saya berkata: "Apa yang engkau perintahkan kepadaku apabila aku mendapatinya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Salatlah pada waktunya, dan jadikanlah salat kamu bersama mereka sebagai amalan sunnah." (HR. Abu Dawud, no. 368).

 

Imam An-Nawawi (wafat 676 H) mengatakan,

يُسْتَحَبُّ لِلْإِمَامِ أَنْيَجْهَرَ بِتَكْبِيْرَةِ الْإِحْرَامِ، وَ بِتَكْبِيْرَاتِ الْاِنْتِقَالَاتِ؛ لِيُسْمِعَ الْمَأْمُوْمِيْنَ؛ فَيَعْلَمُوْا صَلاَتَهُ.

Artinya: Dianjurkan bagi imam untuk mengeraskan bacaan takbiratul ihram dan takbir intiqal (takbir perpindahan gerakan di dalam salat) agar bisa didengar para makmum, sehingga mereka bisa mengetahui salatnya imam.

 

2. Menyaringkan (jahr) bacaan Al-Fatihah dan surat/ ayat Al-Qur'an pada dua rakaat salat Magrib, salat Isya, dan salat Subuh, serta salat-salat berjamaah lainnya yang dituntunkan membaca jahr

Hendaknya imam menyaringkan bacaan Al Fatihah dan surat/ Al-Qur’an pada dua rakaat pertama salat Magrib, Isya, dan Subuh. Selain itu juga berbagai salat berjamaah lainnya yang dituntunkan membaca nyaring. Adapun pada ulasan singkat ini hanya menampilkan beberapa dalil diantaranya sebagai berikut.

 

a. Salat Maghrib, Isya, dan Subuh, serta Salat Jum’at

Dalil terkait bacaan nyaring pada salat berjamaah Magrib, Isya, dan Subuh, serta salat Jum’at adalah sebagai berikut.

 

Hadis Keempat

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ وَأَبُو حَيْوَةَ عَنْ ابْنِ أَبِي حَمْزَةَ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي صَلَاةِ الْمَغْرِبِ بِسُورَةِ الْأَعْرَافِ فَرَّقَهَا فِي رَكْعَتَيْنِ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami 'Amr bin 'Utsman, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Baqiyah dan Abu Haiwah, dari Ibnu Abu Hamzah, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Urwah, dari Bapaknya, dari Aisyah, ia berkata : "Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah membaca di dalam salat Magrib surat Al-A'raf, beliau membagi surat itu di dalam dua rakaat." (HR. Nasai, no. 981).

 

Hadis Kelima

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ بُدَيْلٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Budail, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ubaidullah, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata: “Adalah Nabi SAW pernah membaca di dalam salat Magrib Qulyaa ayyuhal kaafirun dan Qul huwalloohu ahad." (HR. Ibnu Majah, no. 825).

 

Hadis Keenam

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ سَعِيدٍ عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّهُ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ فَقَرَأَ بِالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Laits, dari Yahya, dan ia adalah Ibnu Sa'id, dari 'Adi bin Tsabit, dari Al-Bara' bin 'Azib bahwasanya ia berkata: "Saya pernah salat Isya bersama Rasulullah SAW, maka beliau membaca surat Wattiini wazzaituun.” (HR. Muslim, no. 707).

 

Hadis Ketujuh

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ وَابْنُ عُيَيْنَةَ ح و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ عَنْ قُطْبَةَ بْنِ مَالِكٍ، سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْفَجْرِ وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, telah menceritakan kepada kami Syarik dan Ibnu Uyainah. Lewat jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Ibnu Uyainah, dari Ziyad bin 'Ilaqah, dari Quthbah bin Malik, ia mendengar Nabi SAW membaca dalam shalat Subuh, “Wannakhla baasiqootil lahaa thol’un nadliid” (QS. Qaaf) (HR. Muslim, no. 698).

 

Hadis Kedelapan

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو عَنْ ابْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْجُهَنِيِّ أَنَّ رَجُلًا مِنْ جُهَيْنَةَ أَخْبَرَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ إِذَا زُلْزِلَتْ الْأَرْضُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ كِلْتَيْهِمَا فَلَا أَدْرِي أَنَسِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْ قَرَأَ ذَلِكَ عَمْدًا. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah mengabarkan kepadaku 'Amru, dari Ibnu Abu Hilal, dari Mu'adz bin Abdullah Al Juhani bahwa seseorang laki-laki dari Juhainah memberitahukan kepadanya bahwa dirinya pernah mendengar Nabi SAW membaca di dalam salat Subuh Idzaazulzilatil ardlu di dalam dua rakaat, masing-masing keduanya membaca seperti itu. Ia berkata: Saya tidak tahu apakah Rasulullah SAW (karena) lupa atau memang sengaja membaca demikian itu." (HR. Abu Dawud, no. 693).

Keterangan: hadis tersebut mubham karena dalam sanadnya ada rawi yang tidak dikenal/ disebutkan namanya, yaitu seorang laki-laki dari Juhainah.

 

Hadis Kesembilan

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَإِسْحَقُ جَمِيعًا عَنْ جَرِيرٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْتَشِرِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ سَالِمٍ مَوْلَى النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ وَفِي الْجُمُعَةِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِي الصَّلَاتَيْنِ. و حَدَّثَنَاه قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْتَشِرِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Ishaq, semuanya dari Jarir. Yahya berkata: telah mengabarkan kepada kami Jarir, dari Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir, dari Bapaknya, dari Habib bin Salim Maula Nu'man bin Basyir, dari Nu'man bin Basyir, ia berkata: Dahulu Rasulullah SAW membaca pada dua salat hari raya (salat Idul Fitri dan Idul Adha) dan pada salat Jum’at Sabbihisma rabbikal a’laa dan Hal ataaka hadiitsul ghoosyiyah. Dan apabila berkumpul hari Jum’at dengan hari raya dalam satu hari, beliau membaca kedua surat itu juga dalam dua salat itu.” Dan telah menceritakannya kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah, dari Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir dengan sanad-sanad ini (HR. Muslim, no. 1452).

 

Melalui hadis-hadis yang ada dapat diketahui bahwa Rasulullah memperdengarkan bacaan ketika salat Magrib, Isya, dan Subuh, serta salat Jum’at. Namun demikian pada salat Magrib dan Isya, bacaan surat Al Fatihah dan surat/ ayat Al-Qur’an diperdengarkan (jahr) pada dua rakaat pertama (rakaat pertama dan rakaat kedua). Sedangkan untuk rakaat ketiga atau keempat dibaca lembut (sirr). Hal tersebut sebagaimana riwayat hadis berikut.

 

Hadis Kesepuluh

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ مَوْلَى سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ نُسَيٍّ عَنْ قَيْسِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الصُّنَابِحِيِّ قَالَ: قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ فِي خِلَافَةِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ فَصَلَّيْتُ وَرَاءَهُ الْمَغْرِبَ فَقَرَأَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَسُورَةٍ سُورَةٍ مِنْ قِصَارِ الْمُفَصَّلِ ثُمَّ قَامَ فِي الثَّالِثَةِ فَدَنَوْتُ مِنْهُ حَتَّى إِنَّ ثِيَابِي لَتَكَادُ أَنْ تَمَسَّ ثِيَابَهُ فَسَمِعْتُهُ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَبِهَذِهِ الْآيَةِ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. مالك

Artinya: Dan telah menceritakan kepadaku dari Malik, dari Abu 'Ubaid mantan budak Sulaiman bin Abdul Malik, dari Ubadah bin Nusai, dari Qais bin Al Harits, dari Abu Abdullah Ash Shunabihi, ia berkata: "Aku datang ke Madinah pada masa kekhilafahan Abu Bakar As Shiddiq. Lalu aku salat Magrib di belakangnya, dia membaca Ummul Qur'an (Al Fathihah) pada dua rakaat pertama dan surat-surat Al Mufashshal (Ad Dhuha sampai An Nas) yang pendek. Kemudian dia berdiri menuju rakaat yang ketiga, lalu aku mendekat kepadanya hingga kainku hampir menempel pakaiannya. Aku mendengar ia membaca Ummul Qur'an (Al Fathihah) dan ayat ini: 'Rabbanaa laa tuzig quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wa hab lanaa mil ladungka rahmah, innaka antal-wahhaab (Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia)'." (QS. Ali Imran: 8) (HR. Malik dalam Al Muwatha, no. 159).

 

Ibnu Katsir As-Syafii mengatakan,

وقد كان الصدِّيق رضي الله عنه يقرأ بهذه الآية في الركعة الثالثة من صلاة المغرب بعد الفاتحة سرًا.

Artinya: Sesungguhnya (Abu Bakar) Ash-Shiddiq membaca ayat ini (QS. Ali Imran: 8) pada rakaat ketiga dari salat Magrib setelah membaca surat Al Fatihah dengan suara yang lirih (sirr) (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surat Al Fatihah: 6).

 

Hadis Kesebelas

ثنا أَبُو طَالِبِ أَحْمَدُ بْنُ نَصْرِ بْنِ طَالِبٍ ثنا أَبُو حَمْزَةَ إِدْرِيسُ بْنُ يُونُسَ بْنِ يَنَاقٍ الْفَرَّاءُ ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ جِدَارٍ ، ثنا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ ، عَنْ قَتَادَةَ ، عَنْ أَنَسٍ ، أَنَّ جَبْرَائِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَكَّةَ حِينَ زَالَتِ الشَّمْسُ وَأَمَرَهُ أَنْ يُؤَذِّنَ لِلنَّاسِ بِالصَّلَاةِ حِينَ فُرِضَتْ عَلَيْهِمْ ، فَقَامَ جَبْرَائِيلُ أَمَامَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَامُوا النَّاسُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لَا يَجْهَرُ فِيهَا بِقِرَاءَةٍ يَأْتَمُّ النَّاسُ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأْتَمُّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجَبْرَائِيلَ ، ثُمَّ أَمْهَلَ حَتَّى إِذَا دَخَلَ وَقْتُ الْعَصْرِ صَلَّى بِهِمْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لَا يَجْهَرُ فِيهَا بِالْقِرَاءَةِ يَأْتَمُّ الْمُسْلِمُونَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأْتَمُّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجَبْرَائِيلَ ، ثُمَّ أَمْهَلَ حَتَّى إِذَا وَجَبَتِ الشَّمْسُ صَلَّى بِهِمْ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ يَجْهَرُ فِي رَكْعَتَيْنِ بِالْقِرَاءَةِ وَلَا يَجْهَرُ فِي الثَّالِثَةِ ، ثُمَّ أَمْهَلَهُ حَتَّى إِذَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ صَلَّى بِهِمْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَجْهَرُ فِي الْأُولَيَيْنِ بِالْقِرَاءَةِ وَلَا يَجْهَرُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ بِالْقِرَاءَةِ , ثُمَّ أَمْهَلَ حَتَّى إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ يَجْهَرُ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ.  الدارقطني

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Thalib Ahmad bin Nashr bin Thalib, telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah Idris bin Yunus bin Yannaq Al Farra, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa'id bin Jidar, telah menceritakan kepada kami Jarir Hazim, dari Qatadah, dari Anas (bin Malik) bahwasannya Jibril AS mendatangi Nabi SAW di Makkah ketika matahari tergelincir, lalu memerintahkannya untuk menyerukan salat pada orang-orang setelah diwajibkannya atas mereka, lalu Jibril berdiri di depan Nabi SAW, sementara orang-orang berdiri di belakang Rasulullah SAW. Lalu salat empat rakaat tanpa menyaringkan bacaan (sirr). Orang-orang bermakmum kepada Rasulullah SAW, dan Rasulullah SAW bermakmum kepada Jibril. Kemudian menunggu hingga ketika tibanya waktu Asar, salat lagi bersama mereka empat rakaat tanpa menyaringkan bacaan (sirr), yang mana kaum muslimin bermakmum kepada Rasulullah SAW, sementara Rasulullah SAW bermakmum kepada Jibril. Kemudian menunggu hingga setelah matahari terbenam, salat lagi bersama mereka tiga rakaat dengan menyaringkan bacaan (jahr) pada dua rakaat (pertama) dan tidak menyaringkan bacaan (sirr) pada rakaat ketiga. Kemudian menunggu lagi hingga ketika telah berlalu sepertiga malam, salat lagi bersama mereka empat rakaat dengan menyaringkan bacaan (jahr) pada dua rakaat pertama dan tidak menyaringkan bacaan (sirr) pada dua rakaat terakhir. Kemudian menunggu lagi hingga terbitnya fajar, lalu salat bersama mereka dua rakaat dengan menyaringkan bacaan (jahr) pada kedua rakaatnya." (HR. Daruquthni, no. 1011).

Keterangan: Hadis tersebut isnadnya lemah. Hal tersebut karena rawi yang bernama Muhammad bin Sa'd bin Jidar dikomentari laisa biqawi (tidak kuat) oleh Daruquthni. Sementara Abu Hamzah tidak diketahui kredibilitasnya sebagaimana Ibnu Al Qattan mengomentarinya tidak tahu status hadisnya dalam Sunan Ad Darquthni.

 

Hadis Keduabelas

نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ، نا عَمْرُو بْنُ الرَّبِيعِ بْنِ طَارِقٍ، نا عِكْرِمَةُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بَيْنَا أَنَا بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ. إِذْ سَمِعَتْهُ يَقُولُ: أَحَدًا يُكَلِّمُهُ. فَذَكَرَ حَدِيثَ الْمِعْرَاجِ بِطُولِهِ، وَقَالَ: ثُمَّ نُودِيَ أَنَّ لَكَ بِكُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا. قَالَ: فَهَبَطْتُ، فَلَمَّا زَالَتِ الشَّمْسُ عَنْ كَبِدِ السَّمَاءِ نَزَلَ جِبْرِيلُ فِي صَفٍّ مِنَ الْمَلَائِكَةِ، فَصَلَّى بِهِ، وَأَمَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصْحَابَهُ، فَصَفُّوا خَلْفَهُ، فَائْتَمَّ بِجِبْرِيلَ، وَائْتَمَّ أَصْحَابُ النَّبِيِّ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى بِهِمْ أَرْبَعًا، يُخَافِتُ الْقِرَاءَةِ، ثُمَّ تَرَكَهُمْ حَتَّى تَصَوَّبَتِ الشَّمْسُ وَهِيَ بَيْضَاءُ نَقِيَّةٌ، نَزَلَ جِبْرِيلُ فَصَلَّى بِهِمْ أَرْبَعًا يُخَافِتُ فِيهِنَّ الْقِرَاءَةَ، فَائْتَمَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجِبْرِيلَ، وَائْتَمَّ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ تَرَكَهُمْ، حَتَّى إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ نَزَلَ جِبْرِيلُ فَصَلَّى بِهِمْ ثَلَاثًا، يَجْهَرُ فِي رَكْعَتَيْنِ، وَيُخَافِتُ فِي وَاحِدَةٍ، ائْتَمَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجِبْرِيلَ، وَائْتَمَّ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا غَابَ الشَّفَقُ نَزَلَ جِبْرِيلُ فَصَلَّى بِهِمْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ: يَجْهَرُ فِي رَكْعَتَيْنِ، وَيُخَافِتُ فِي اثْنَيْنِ، ائْتَمَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجِبْرِيلَ، وَائْتَمَّ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّبِيِّ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَبَاتُوا حَتَّى أَصْبَحُوا، نَزَلَ جِبْرِيلُ فَصَلَّى بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ يُطِيلُ فِيهِنَّ الْقِرَاءَةَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الْخَبَرُ رَوَاهُ الْبَصْرِيُّونَ عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ قِصَّةَ الْمِعْرَاجِ، وَقَالُوا فِي آخِرِهِ: قَالَ الْحَسَنُ: فَلَمَّا زَالَتِ الشَّمْسُ نَزَلَ جِبْرِيلُ، إِلَى آخِرِهِ، فَجَعَلَ الْخَبَرَ مِنْ هَذَا الْمَوْضِعِ فِي إِمَامَةِ جِبْرِيلَ مُرْسَلًا، عَنِ الْحَسَنِ، وَعِكْرِمَةَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، أَدْرَجَ هَذِهِ الْقِصَّةَ فِي خَبَرِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، وَهَذِهِ الْقِصَّةُ غَيْرُ مَحْفُوظَةٍ عَنْ أَنَسٍ، إِلَّا أَنَّ أَهْلَ الْقِبْلَةِ لَمْ يَخْتَلِفُوا أَنَّ كُلَّ مَا ذُكِرَ فِي هَذَا الْخَبَرِ مِنَ الْجَهْرِ وَالْمُخَافَتَةِ مِنَ الْقِرَاءَةِ فِي الصَّلَاةِ فَكَمَا ذُكِرَ فِي هَذَا الْخَبَرِ. ابن خزيمة

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Zakaria bin Yahya bin Aban, telah menceritakan kepada kami Amr bin Rabi' bin Thariq, telah menceritakan kepada kami Ikrimah bin Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Said bin Abi Arubah, dari Qatadah, telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah bersabda: Ketika aku tengah berada di antara rukun yamani dan maqam Ibrahim, tiba-tiba aku mendengarnya berkata kepada seseorang, lalu beliau menyebutkan hadis Mi'raj secara panjang lebar. Kemudian disebutkan bahwasanya kamu akan memperoleh ganjaran pahala sepuluh kali lipat pada setiap satu rakaat salat. Lalu aku turun ke tingkat berikutnya. Ketika matahari tergelincir ke tengah-tengah langit (saat waktu Zuhur), maka Jibril memisahkan dari barisan para malaikat dan turun ke bumi. Kemudian Jibril pun memerintahkan Nabi Muhammad dan para sahabatnya untuk melaksanakan salat (yaitu Salat Zuhur). Setelah itu, para sahabat segera membentuk barisan salat dan salat di belakang beliau, lalu Jibril pun ikut serta dalam barisan salat tersebut. Rasulullah SAW mengerjakan salat empat rakaat dengan bacaan dan suara yang rendah (sirr). Setelah itu Jibril meninggalkan mereka hingga matahari turun merendah dan ia terlihat putih bersih. Lalu Jibril turun kembali ke bumi untuk melaksanakan salat empat rakaat (Salat Asar) dengan bacaan dan suara yang rendah (sirr). Rasulullah SAW menjadi makmum kepada Jibril, sementara para sahabat menjadi makmum kepada Nabi Muhammad. Setelah itu Jibril meninggalkan mereka hingga matahari tenggelam. Tak lama kemudian Jibril turun kembali ke bumi untuk menjadi imam dalam pelaksanaan salat tiga rakaat (yaitu Salat Magrib), dua rakaat pertama dengan suara bacaan yang keras (jahr) dan satu rakaat dengan suara bacaan yang rendah (sirr). Rasulullah SAW bermakmum kepada Jibril, sementara para sahabat bermakmum kepada Nabi Muhammad. Ketika sinar merah matahari ketika terbenam mulai menghilang, maka Jibril pun turun kembali ke bumi untuk melaksanakan salat empat rakaat (yaitu Salat Isya), dua rakaat pertama dengan bacaan yang keras (jahr) dan dua rakaat lainnya dengan bacaan yang rendah (sirr). Rasulullah SAW bermakmum kepada Jibril dan para sahabat bermakmum kepada Rasulullah SAW. Selanjutnya Rasulullah SAW dan para sahabat bermalam hingga menjelang waktu Subuh. Setelah itu, Jibril turun ke bumi dan menjadi imam dalam pelaksanaan salat dua rakaat (Salat Subuh) bersama para sahabat dengan memanjangkan bacaan Al Qur'annya." Abu Bakar berkata, "hadis ini diriwayatkan oleh para ulama Basrah yang diterimanya dari Said. Lalu Said menerimanya dari Qatadah. Sementara Qatadah menerimanya dari Anas. Dan Anas menerimanya dari Malik bin Sha'sha'ah yang menceritakan tentang kisah Mi'raj. Setelah itu mereka mengatakan di akhir hadis. Hasan berkata, "Ketika matahari mulai tergelincir, maka Jibril mulai turun hingga akhir hadis." Mereka menjadikan hadis ini, yaitu tentang Jibril menjadi imam, sebagai hadis mursal dari hasan. Sementara Ikrimah bin Ibrahim memasukkan hadis ini ke dalam hadis Anas bin Malik. Sebenarnya kisah ini tidak dihapal dari Anas, hanya saja kaum muslimin tidak berbeda pendapat tentang adanya bacaan keras (jahr) dan rendah (sirr) dalam salat sebagaimana disebutkan dalam hadis ini (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, no. 1590).

 

b. Salat Zuhur dan Asar

Dalil terkait bacaan nyaring pada salat berjamaah Zuhur dan Asar adalah sebagai berikut.

 

Hadis Ketigabelas

و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ بِاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى وَفِي الْعَصْرِ نَحْوَ ذَلِكَ وَفِي الصُّبْحِ أَطْوَلَ مِنْ ذَلِكَ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Simak, dari Jabir bin Samurah, ia berkata: "Dahulu Nabi SAW pernah membaca di dalam salat Zuhur dengan Wallaili idzaa yaghsyaa, dan di dalam salat Asar seperti itu juga. Sedang di dalam salat Subuh, beliau membaca yang lebih panjang dari itu" (HR. Muslim, no. 700).

 

Hadis Keempatbelas

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ وَشِبْهِهِمَا. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ خَبَّابٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي قَتَادَةَ وَزَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ وَالْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَرَأَ فِي الظُّهْرِ قَدْرَ تَنْزِيلِ السَّجْدَةِ وَرُوِيَ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مِنْ الظُّهْرِ قَدْرَ ثَلَاثِينَ آيَةً وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ خَمْسَ عَشْرَةَ آيَةً وَرُوِي عَنْ عُمَرَ أَنَّهُ كَتَبَ إِلَى أَبِي مُوسَى أَنْ اقْرَأْ فِي الظُّهْرِ بِأَوْسَاطِ الْمُفَصَّلِ وَرَأَى بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّ الْقِرَاءَةَ فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ كَنَحْوِ الْقِرَاءَةِ فِي صَلَاةِ الْمَغْرِبِ يَقْرَأُ بِقِصَارِ الْمُفَصَّلِ وَرُوِي عَنْ إِبْرَاهِيمَ النَّخَعِيِّ أَنَّهُ قَالَ تَعْدِلُ صَلَاةُ الْعَصْرِ بِصَلَاةِ الْمَغْرِبِ فِي الْقِرَاءَةِ و قَالَ إِبْرَاهِيمُ تُضَاعَفُ صَلَاةُ الظُّهْرِ عَلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ فِي الْقِرَاءَةِ أَرْبَعَ مِرَارٍ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani', ia berkata: telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Salamah, dari Simak bin Harb, dari Jabir bin Samurah, bahwasannya dahulu Rasulullah SAW pada salat Zuhur dan Asar beliau membaca surat wassamaai dzaatil buruuj, (QS. Al-Buruj) dan was-samaai waththooriq (QS, Ath-Thariq), dan yang seperti itu.” Ia berkata: "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Khabbab, Abu Sa'id, Abu Qatadah, Zaid bin Tsabit dan Al Bara` bin 'Azib." Abu Isa berkata: "Hadis Jabir bin Samurah ini derajatnya hasan shahih. Telah diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau pada salat Zuhur membaca surat yang sebanding dengan surat Tanzil (As Sajadah). Dan diriwayatkan pula darinya bahwa Nabi SAW di rakaat pertama pada salat Zuhur membaca sekadar tiga puluh ayat. Sedangkan pada rakaat kedua sekadar lima belas ayat. Dan diriwayatkan dari Umar, bahwasannya ia pernah berkirim surat kepada Abu Musa agar ia membaca surat-surat yang sedang pada salat Zuhur. Sedangkan sebagian ahli ilmu berpendapat, bahwa bacaan pada salat Asar seperti bacaan pada salat Magrib, yakni membaca dengan surat-surat pendek. Telah diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha'i bahwa ia berkata: "Bacaan pada salat Asar dan Magrib sebanding." Ibrahim berkata lagi, "Bacaan pada salat Zuhur panjangnya empat kali dari salat Asar." (HR. Tirmidzi, no. 282).

 

Hadis Kelimabelas

و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ الْحَجَّاجِ يَعْنِي الصَّوَّافَ عَنْ يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ وَأَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا فَيَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا وَكَانَ يُطَوِّلُ الرَّكْعَةَ الْأُولَى مِنْ الظُّهْرِ وَيُقَصِّرُ الثَّانِيَةَ وَكَذَلِكَ فِي الصُّبْحِ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mutsanna Al-Anazi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Adi, dari Al-Hajjaj, yaitu Ash-Shawwaf, dari Yahya, yaitu Ibnu Abi Katsir, dari Abdullah bin Abi Qatadah dan Abu Salamah, dari Abu Qatadah, ia berkata: Dahulu Rasulullah SAW salat mengimami kami. Beliau membaca Al-Fatihah dan dua surat pada salat Zuhur dan Asar pada dua rakaat yang pertama, terkadang beliau meperdengarkan ayat yang beliau baca kepada kami. Beliau memanjangkan rakaat yang pertama pada salat Zuhur dan memendekkan rakaat yang kedua. Begitu pula pada salat Subuh. (HR. Muslim, no. 685).

 

Hadis Keenambelas

حَدَّثَنَا الْمَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ مِنْ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةٍ سُورَةٍ وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim, dari Hisyam, dari Yahya bin Abu Katsir, dari 'Abdullah bin Abu Qatadah, dari Bapaknya, ia berkata: Dahulu Nabi SAW pada salat Zuhur dan Asar pada dua rakaat yang pertama beliau membaca Al-Fatihah dan satu surat-satu surat, dan terkadang beliau memperdengarkan bacaan ayat kepada kami (HR. Bukhari, no. 720).

 

Hadis Ketujuhbelas

حَدَّثَنَا مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ قَالَ: قُلْنَا لِخَبَّابٍ أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ قَالَ نَعَمْ قُلْنَا بِمَ كُنْتُمْ تَعْرِفُونَ ذَاكَ قَالَ بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musa, ia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al A'masy, dari 'Umarah, dari Abu Ma'mar, ia berkata: Kami bertanya kepada Khabbab, apakah Rasulullah SAW membaca surah dalam salat Zuhur dan Asar?" Dia menjawab: "Ya." Kami tanyakan lagi: "Bagaimana kalian bisa mengetahuinya?" Dia menjawab: "Dari gerakan jenggot Beliau." (HR. Bukhari, no. 704).

Keterangan: Hadis di atas merupakan hadis marfu’. Rawi Abu Ma’mar yang bernama Abdullah bin Sakhbarah merupakan tabi’in kalangan tua. Abu Ma’mar diriwayatkan bertanya kepada Khabbab bin Aratt bin Jandalah bin Sa’ad yang merupakan sahabat Nabi. Abu Ma’mar diriwayatkan bertanya tentang apakah Rasulullah SAW membaca surah dalam salat Zuhur dan Asar. Lalu Khabbab menjawab ya dan tampak dari gerakan jenggot Rasulullah. Apabila dikompromikan dengan hadis-hadis yang lain bahwa Rasulullah memperdengarkan bacaan (jahr) Al Fatihah dan surat/ ayat Al-Quran merupakan cara Rasulullah memberi tahu para sahabat tentang apa yang dibaca ketika salat Zuhur dan Asar. Rasulullah diriwayatkan pula kadang memperdengarkan (jahr) dan kadang tidak (sirr). Hadis di atas juga menerangkan bahwa tabi’in belum tahu secara langsung kejadian mengenai Rasulullah memperdengarkan bacaan (jahr) ketika salat Zuhur dan Asar. Hal ini bisa dipetik pelajaran bahwa selepas para sahabat paham, Rasulullah tidak lagi memperdengarkan bacaan (sirr) Al Fatihah dan surat/ ayat Al-Quran pada salat Zuhur dan Asar. Hal tersebut tampak pada jawaban Khabbab yang merupakan sahabat terhadap pertanyaan Abu Ma’mar yang merupakan tabi’in kalangan tua. Wallahu a'lam.

 

3. Menyaringkan takbir-takbir serta bacaan i’tidaal, dan salam sehingga makmum mengetahui adanya perubahan-perubahan dari rukun ke rukun lainnya.

Imam hendaknya menyaringkan takbir-takbir serta bacaan i’tidaal, dan salam sehingga makmum mengetahui adanya perubahan-perubahan dari rukun ke rukun lainnya. Hal tersebut dikarenakan dijadikan imam supaya diturut oleh makmum. Salah satu dalil yang dijadikan dasar atas kesunahan mengeraskan suara semua takbir intiqal adalah hadis yang bersumber dari Sa’id bin Al Harits. Adapun dalil mengenai poin ini adalah sebagai berikut.

 

Hadis Kedelapanbelas

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ قَالَ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ: صَلَّى لَنَا أَبُو سَعِيدٍ فَجَهَرَ بِالتَّكْبِيرِ حِينَ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ السُّجُودِ وَحِينَ سَجَدَ وَحِينَ رَفَعَ وَحِينَ قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ وَقَالَ هَكَذَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Shalih, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Fulaih bin Sulaiman, dari Sa'id bin Al Harits, ia berkata: Abu Sa'id (Sa’ad bin Malik bin Sinan bin Ubaid) memimpin kami salat, lalu dia mengeraskan bacaan (jahr) takbirnya ketika mengangkat kepala dari sujud, ketika mau sujud, ketika mengangkat (kepala dari sujud) dan ketika bangkit berdiri dari rakaat kedua, setelah itu ia berkata: "Begitulah aku melihat Rasulullah SAW." (HR. Bukhari, no. 782).

 

Imam An-Nawawi (wafat 676 H) mengatakan bahwa,

يسن للامام الجهر بتكبيرات الصلاة كلها وبقوله سمع الله لمن حمده ليعلم المأمومون انتقاله فإن كان ضعيف الصوت لمرض وغيره فالسنة أن يجهر المؤذن أو غيره من المأمومين جهرا يسمع الناس وهذا لا خلاف فيه

Artinya: Disunahkan bagi imam untuk mengeraskan suaranya dalam semua takbir salat, dan ketika mengucapkan ‘Sami’allahu lima hamidah’, agar semua makmum mengetahui perpindahan imam. Apabila imam suaranya lemah karena sakit atau lainnya, maka disunahkan bagi muazin atau makmum yang lain untuk mengeraskan suaranya agar didengar oleh semua makmum. Ini tidak ada perbedaan di kalangan ulama.

 

4. Menjaga kesempurnaan salat berjamaah, bacaannya teratur, tidak tergesa-gesa, menjaga tumakninah, dan kekhusyukannya yang merupakan jiwa dari salat, karena imam menjadi pemimpin dan yang bertanggung jawab atas makmumnya.

Sebagai imam hendaknya menjaga kesempurnaan salat berjamaah, bacaannya teratur, tidak tergesa-gesa, menjaga tumakninah, dan kekhusyukannya yang merupakan jiwa dari salat. Hal tersebut karena imam menjadi pemimpin dan yang bertanggung jawab atas makmumnya. Adapun dalilnya adalah sebagai berikut.

 

Hadis Kesembilanbelas

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ طَلْحَةَ حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ أَبِي الْعَاصِ الثَّقَفِيُّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ أُمَّ قَوْمَكَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَجِدُ فِي نَفْسِي شَيْئًا قَالَ ادْنُهْ فَجَلَّسَنِي بَيْنَ يَدَيْهِ ثُمَّ وَضَعَ كَفَّهُ فِي صَدْرِي بَيْنَ ثَدْيَيَّ ثُمَّ قَالَ تَحَوَّلْ فَوَضَعَهَا فِي ظَهْرِي بَيْنَ كَتِفَيَّ ثُمَّ قَالَ أُمَّ قَوْمَكَ فَمَنْ أَمَّ قَوْمًا فَلْيُخَفِّفْ فَإِنَّ فِيهِمْ الْكَبِيرَ وَإِنَّ فِيهِمْ الْمَرِيضَ وَإِنَّ فِيهِمْ الضَّعِيفَ وَإِنَّ فِيهِمْ ذَا الْحَاجَةِ وَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ وَحْدَهُ فَلْيُصَلِّ كَيْفَ شَاءَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair, telah menceritakan kepada kami Bapakku, telah menceritakan kepada kami Amru bin Utsman, telah menceritakan kepada kami Musa bin Thalhah, telah menceritakan kepadaku Utsman bin Abi Al-'Ash Ats-Tsaqafi bahwasannya Nabi SAW bersabda kepadanya, "Imamilah kaummu." Dia berkata, "Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, kudapatkan pada diriku sesuatu yang kurang beres'. Beliau bersabda, 'Mendekatlah.' Lalu beliau mendudukkanku di hadapannya, kemudian meletakkan telapak tangannya pada di dadaku di antara dua puting susuku. Kemudian beliau bersabda, 'Berbaliklah.' Lalu beliau meletakkannya di punggungku di antara dua pundakku. Kemudian beliau bersabda, 'Imamilah umatmu, barangsiapa mengimami suatu kaum, hendaklah dia meringankannya, karena di antara mereka ada orang tua, dan di antara mereka ada orang sakit, dan di antara mereka ada orang lemah, dan di antara mereka ada orang yang memiliki hajat. Dan jika salah seorang di antara kalian salat sendirian, maka hendaklah dia salat sebagaimana dia kehendaki'." (HR. Muslim, no. 717).

 

Hadis Keduapuluh

و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ قَالَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ رُمْحٍ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّهُ قَالَ: صَلَّى مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ الْأَنْصَارِيُّ لِأَصْحَابِهِ الْعِشَاءَ، فَطَوَّلَ عَلَيْهِمْ. فَانْصَرَفَ رَجُلٌ مِنَّا، فَصَلَّى. فَأُخْبِرَ مُعَاذٌ عَنْهُ. فَقَالَ: إِنَّهُ مُنَافِقٌ فَلَمَّا بَلَغَ ذَلِكَ الرَّجُلَ دَخَلَ، عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ مَا قَالَ مُعَاذٌ. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتُرِيدُ أَنْ تَكُونَ فَتَّانًا يَا مُعَاذُ؟ إِذَا أَمَمْتَ النَّاسَ فَاقْرَأْ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا، وَسَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Laits, ia berkata. Lewat jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Rumh, telah mengabarkan kepada kami Al-Laits, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir bahwasanya ia berkata: "Mu'adz bin Jabal Al-Anshari pernah mengimami sahabat-sahabatnya pada salat Isya, dan ia membaca surat yang panjang. Lalu ada seorang laki-laki diantara kami yang memutus, lalu ia salat sendiri. Kemudian Mu’adz diberitahu tentang hal itu, lalu Mu’adz berkata, “Dia munafik.” Setelah perkataan Mu’adz itu sampai kepada laki-laki tersebut, lalu ia menghadap kepada Rasulullah SAW menyampaikan apa yang dikatakan Mu’adz. Maka Nabi SAW bersabda kepada Mu’adz, "Ya Mu'adz, apakah kamu hendak menjadi tukang penyusah? Apabila kamu mengimami orang banyak, maka bacalah surat Wasy syamsi wa dluhaahaa, atau Sabbihisma robbikal a'laa, atau Iqro' bismirobbika, atau Wallaili idzaa yaghsyaa." (HR. Muslim, no. 710).

 

Hadis Keduapuluhsatu

حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ سَهْلٍ قَالَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى الْأَشْيَبُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يُصَلُّونَ لَكُمْ فَإِنْ أَصَابُوا فَلَكُمْ، وَإِنْ أَخْطَئُوا فَلَكُمْ وَعَلَيْهِمْ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Fadll bin Sahal, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Musa Al Asyyab, ia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin 'Abdullah bin Dinar, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha bin Yasar, dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "(Imam-imam itu) salat untuk kamu sekalian. Jika mereka itu benar (di dalam salatnya), maka (pahalanya) untuk kalian dan untuk mereka. Dan jika mereka itu berbuat salah (di dalam salatnya), maka kalian mendapatkan pahala salat itu dan mereka mendapatkan dosanya." (HR. Bukhari, no. 653).

 

5. Disunnahkan bagi imam supaya ketika setelah selesai salat untuk menghadap makmum, atau menghadap ke kanan

Setelah selesai salat berjamaah, hendaknya imam menghadap makmum atau menghadap kanan. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhdua

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Raja', dari Samurah bin Jundab, ia berkata, "Dahulu Nabi SAW apabila selesai salat, beliau menghadap kepada kami." (HR. Bukhari, no. 800).

 

Hadis Keduapuluhtiga

و حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ مِسْعَرٍ عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ ابْنِ الْبَرَاءِ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ: كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْبَبْنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ، يُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ. قَالَ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ أَوْ تَجْمَعُ عِبَادَكَ. و حَدَّثَنَاه أَبُو كُرَيْبٍ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ مِسْعَرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ يُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Abu Zaidah, dari Mis'ar, dari Tsabit bin 'Ubaid, dari Ibnu Al Barra`, dari Al Barra` (bin 'Aazib), ia berkata: "Dahulu apabila kami salat di belakang Rasulullah SAW kami senang berada di bagian kanan beliau. Karena (setelah selesai salat) beliau menghadap kepada kami." Al Barra` mengatakan: "Saya mendengar beliau mengucapkan doa "RABBI QINII 'ADZAABAKA YAUMA TAB'ATSU AW TAJMA'U IBADAADAKA (Ya Tuhanku, jagalah aku dari siksa-Mu ketika Engkau bangkitkan atau ketika Engkau kumpulkan hamba-hamba-Mu)." Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib dan Zuhair bin Harb, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Waki', dari Mis'ar dengan sanad seperti ini, tetapi ia tidak menyebutkan redaksi "Dan beliau menghadap kami kepada kami." (HR. Muslim, no. 1159).

 

6. Seorang imam itu mengerti benar keadaan makmumnya

Perlu menjadi perhatian bahwa hendaknya seorang imam itu mengerti benar keadaan makmumnya. Hal tersebut karena ada kemungkinan diantara makmum ada yang lanjut usia, orang yang lemah, ataupun orang-orang yang mempunyai keperluan. Oleh karena itu hendaknya imam berlaku bijaksana, yaitu dengan tidak memanjangkan bacaan atau memilih surat yang panjang-panjang. Namun mencukupkan dengan membaca bacaan yang ringan pada setiap rukunnya tanpa mengurangi ketertiban dan tumakninahnya. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhempat

و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِزَامِيُّ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا أَمَّ أَحَدُكُمْ النَّاسَ فَلْيُخَفِّفْ، فَإِنَّ فِيهِمْ الصَّغِيرَ وَالْكَبِيرَ وَالضَّعِيفَ وَالْمَرِيضَ، فَإِذَا صَلَّى وَحْدَهُ فَلْيُصَلِّ كَيْفَ شَآءَ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Al-Mughirah, dan ia adalah Ibnu Abdirrahman Al-Hizami, dari Abu Az-Zinad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda: "Apabila seseorang diantara kalian mengimami orang banyak, hendaklah ia meringankannya, karena diantara mereka ada anak kecil, ada orang yang sudah tua, ada orang yang lemah, dan ada pula orang yang sakit, akan tetapi apabila ia salat sendirian, maka bolehlah ia salat bagaimanapun ia suka." (HR. Muslim, no. 714).

 

Hadis Keduapuluhlima

و حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِلنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ، فَإِنَّ فِي النَّاسِ الضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَذَا الْحَاجَةِ. و حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ اللَّيْثِ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنِي اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ بَدَلَ السَّقِيمَ الْكَبِيرَ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Harmalah bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb, ia berkata: telah mengabarkan kepadaku Yunus, dari Ibnu Syihab, ia berkata: telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwasanya ia mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang diantara kalian salat mengimami orang banyak, hendaklah ia meringankannya, karena diantara mereka ada orang yang lemah, ada orang yang sakit, dan ada orang yang mempunyai keperluan." Dan telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Syu'aib bin Al-Laits, telah menceritakan kepadaku Bapakku, telah menceritakan kepadaku Al-Laits bin Sa'ad, telah menceritakan kepadaku Yunus, dari Ibnu Syihab, telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Abdurrahman bahwasanya ia mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda dengan semisalnya, hanya saja dia berkata: "Dia mengganti, 'Orang yang sakit' dengan, 'Orang yang tua'." (HR. Muslim, no. 716).

 

PENJELASAN SINGKAT

Melalui berbagai dalil berupa hadis lengkap dengan sanad dan beberapa pendapat imam yang ada, dapat diambil beberapa pelajaran. Adapun pelajaran yang diambil bagi kita semua yang ditugasi sebagai imam adalah sebagai berikut: (1) imam menyaringkan takbiratul ihram supaya makmum mengetahui bahwa imam telah memulai salat; (2) menyaringkan (jahr) bacaan Al-Fatihah dan surat/ ayat Al-Qur'an pada dua rakaat salat Magrib, salat Isya, dan salat Subuh, serta salat-salat berjamaah lainnya yang dituntunkan membaca jahr; (3) menyaringkan takbir-takbir serta bacaan i’tidaal, dan salam sehingga makmum mengetahui adanya perubahan-perubahan dari rukun ke rukun lainnya; (4) menjaga kesempurnaan salat berjamaah, bacaannya teratur, tidak tergesa-gesa, menjaga tumakninah, dan kekhusyukannya yang merupakan jiwa dari salat, karena imam menjadi pemimpin dan yang bertanggung jawab atas makmumnya; (5) disunnahkan bagi imam supaya ketika setelah selesai salat untuk menghadap makmum, atau menghadap ke kanan; (6) seorang imam itu mengerti benar keadaan makmumnya. Berbagai poin yang ada berdasarkan berbagai dalil yang ditemukan penulis berupa hadis lengkap dengan sanad dan beberapa pendapat imam yang ada sebagai pendukung keterangan dalam hadis. Namun demikian tidak menutup kemungkinan terdapat dalil shahih maupun sharih lain yang dapat dijadikan landasan imam ketika salat berjamaah. Semoga yang sedikit ini mampu menjadi perhatian kita semuanya sehingga meraih kesempurnaan pahala dalam salat berjamaah. Aamiin.

 

No comments:

Post a Comment