Tuesday, July 5, 2022

Sekilas Tentang Ibadah Kurban

Ibadah kurban/ qurban adalah usaha pendekatan diri dari seorang hamba kepada Allah dengan jalan menyembelih binatang ternak dan dilaksanakan dengan tuntunan agama Islam dalam rangka mencari rida Allah. Adapun dalam ulasan singkat ini akan membahas tentang: (1) hukum dan keutamaan ibadah kurban; (2) tata cara ibadah kurban. Pada poin kedua akan dibahas pula: (a) waktu penyembelihan; (b) adab dan bacaan ketika menyembelih; (c) syarat-syarat binatang kurban; (d) pembagian daging kurban; (e) daging kurban tidak boleh diberikan sebagai upah; (f) daging kurban tidak boleh dijual; (g) orang yang akan berkurban dilarang memotong rambut dan kuku. Berbagai dalil yang ada disampaikan dalam ulasan singkat ini.

 

1. hukum dan keutamaan ibadah kurban

Hukum menyembelih kurban di Hari Raya Idul Adha dan hari Tasyriq (tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah) adalah Sunnah Muakkadah. Dalil mengenai ibadah kurban dan keutamaannya ialah sebagai berikut:

 

Dalil Al-Qur’an Pertama

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ. الحج: 37

Artinya: Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Hajj: 37).

 

Dalil Al-Quran Kedua

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. الكوثر: 2

Artinya: Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). (QS. Al Kautsar: 2)

 

Adapun tentang keutamaan kurban, banyak diterangkan di dalam hadis-hadis. Berbagai hadis yang dimaksud diantaranya sebagai berikut:

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا أَبُو عَمْرٍو مُسْلِمُ بْنُ عَمْرِو بْنِ مُسْلِمٍ الْحَذَّاءُ الْمَدَنِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ الصَّائِغُ أَبُو مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي الْمُثَنَّى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ وَزَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَأَبُو الْمُثَنَّى اسْمُهُ سُلَيْمَانُ بْنُ يَزِيدَ وَرَوَى عَنْهُ ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَيُرْوَى عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فِي الْأُضْحِيَّةِ لِصَاحِبِهَا بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ وَيُرْوَى بِقُرُونِهَا. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Amru Muslim bin Amru bin Muslim Al Hadzdza Al Madani, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Nafi' Ash Sha`igh Abu Muhammad, dari Abul Mutsanna, dari Hisyam bin Urwah, dari Bapaknya, dari 'Aisyah bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah selain dari pada mengucurkan darah (hewan kurban). Karena sesungguhnya ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (rida) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban." Ia berkata: "Dalam bab ini ada hadis serupa dari Imran bin Hushain dan Zaid bin Arqam."Abu Isa berkata: "Hadis ini derajatnya hasan gharib, kami tidak mengetahui hadis ini dari Hisyam bin Urwah selain dari jalur ini. Dan Abul Mutsanna namanya adalah Sulaiman bin Yazid. Dan Abu Fudaik telah meriwayatkan hadis darinya." Abu Isa berkata: "Telah diriwayatkan dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau pernah bersabda tentang kurban: "Pemiliknya akan mendapat satu kebaikan dari setiap bulunya." Dalam riwayat lain: "Dengan setiap tanduknya." (HR. Tirmidzi, no. 1413).

Keterangan: Hadis tersebut lemah karena dalam sanadnya ada perawi Abul Mutsanna yang bernama Sulaiman bin Yazid. Ad Daruquthni mengomentarinya dla'if, Adz Dzahabi mentsiqahkannya, Ibnu Hibban mentsiqahkannya, Abu Hatim Ar Rozy mengomentarinya mungkarul hadits, Abu Hatim Ar Rozy mengomentari laisa bi qowi. Bukhari dan Muslim tidak menriwayatkan darinya.

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنِي أَبُو الْمُثَنَّى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim Ad Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Nafi', telah menceritakan kepadaku Abul Mutsanna, dari Hisyam bin 'Urwah, dari Bapaknya, dari Aisyah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Tidak ada amal anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang paling disukai Allah ‘Azza wa Jalla selain daripada menyembelih kurban, kurban itu akan datang kepada orang-orang yang melakukannya pada hari kiamat seperti semula, yaitu lengkap dengan anggotanya, tanduk, kuku dan bulunya. Darah kurban itu lebih dahulu jatuh ke suatu tempat yang disediakan Allah ‘Azza wa Jalla sebelum jatuh ke atas tanah. Oleh sebab itu, berkurbanlah kalian dengan senang hati.” (HR. Ibnu Majah, 3117).

Keterangan: Hadis tersebut lemah karena dalam sanadnya ada perawi Abul Mutsanna yang bernama Sulaiman bin Yazid. Ad Daruquthni mengomentarinya dla'if, Adz Dzahabi mentsiqahkannya, Ibnu Hibban mentsiqahkannya, Abu Hatim Ar Rozy mengomentarinya mungkarul hadits, Abu Hatim Ar Rozy mengomentari laisa bi qowi. Bukhari dan Muslim tidak menriwayatkan darinya.

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفٍ الْعَسْقَلَانِيُّ حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ مِسْكِينٍ حَدَّثَنَا عَائِذُ اللَّهِ عَنْ أَبِي دَاوُدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ: قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ الْأَضَاحِيُّ قَالَ سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ قَالُوا فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ قَالُوا فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنْ الصُّوفِ حَسَنَةٌ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalaf Al 'Asqalani, telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas, telah menceritakan kepada kami Sallam bin Miskin, telah menceritakan kepada kami A'idzullah, dari Abu Dawud, dari Zaid bin Arqam, ia berkata: Para sahabat Rasulullah SAW bertanya, "Ya Rasulullah, apakah udlhiyah itu?" Jawab Nabi SAW, "Itulah sunnah Bapakmu, Ibrahim." Mereka bertanya, "Apa yang kita peroleh dari udlhiyah itu, ya Rasulullah ?" Jawab beliau, "Pada tiap-tiap helai bulunya kita peroleh satu kebaikan. Lalu para sahabat bertanya, “Bagaimana dengan bulu domba, ya Rasulullah?" Beliau SAW bersabda, “Pada tiap-tiap helai bulu domba kita peroleh satu kebaikan.” (HR. Ibnu Majah, no. 3118).

Keterangan: Hadis tersebut dlaif karena di dalam sanadnya ada rawi Abu Dawud yang bernama asli Nufai' bin Al Harits. Ia merupakan tabi'in kalangan biasa. Komentar ulama mengenai dirinya diantaranya Yahya bin Ma'in mengomentari lam yakun bi tsiqah, Abu Zur'ah mengomentari lam yakun bi syai'i, Abu Hatim mengomentari mungkarul hadits, At Tirmidzi mengomentari dla'iful hadits, An Nasa'i mengomentari matrukul hadits, As Saji mengomentari mungkarul hadits, Ad Daruquthni mengomentari mastuur, Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari mastuur, Adz Dzahabi mengomentari mereka meninggalkannya. Selain itu ada rawi A'idzullah. Ia merupakan tabi'ut tabi'in kalangan tua. Komentar ulama tentang dirinya diantaranya Al Bukhari mengomentari hadisnya tidak shahih, Al 'Uqaili mengomentari disebutkan dalam adl dlu'afa, Abu Hatim mengomentari mungkarul hadits, Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari dla'if.

 

Hadis Keempat

حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا سَلَّامُ بْنُ مِسْكِينٍ عَنْ عَائِذِ اللَّهِ الْمُجَاشِعِيِّ عَنْ أَبِي دَاوُدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ: قُلْتُ أَوْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ الْأَضَاحِيُّ قَالَ سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ قَالُوا مَا لَنَا مِنْهَا قَالَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَالصُّوفُ قَالَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ مِنْ الصُّوفِ حَسَنَةٌ. أحمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, telah mengabarkan kepada kami Sallam bin Miskin, dari 'A`idzillah Al Mujasyi'i, dari Abu Dawud, dari Zaid bin Arqam, ia bekata: Saya berkata atau mereka bertanya, "Ya Rasulullah, untuk apakah hewan kurban ini?" beliau menjawab: "Yaitu sunnah Bapak kalian Ibrahim." Mereka bertanya lagi, "Lalu kebaikan apakah yang akan kami peroleh darinya?" beliau menjawab: "Setiap helai dari bulunya adalah kebaikan." Mereka bertanya lagi, "Bagaimana dengan domba?" Beliau menjawab: "Setiap helai bulu domba itu adalah bernilai satu kebaikan." (HR. Ahmad, no. 18480).

Keterangan: Hadis tersebut dlaif karena di dalam sanadnya ada rawi Abu Dawud yang bernama asli Nufai' bin Al Harits. Ia merupakan tabi'in kalangan biasa. Komentar ulama mengenai dirinya diantaranya Yahya bin Ma'in mengomentari lam yakun bi tsiqah, Abu Zur'ah mengomentari lam yakun bi syai'i, Abu Hatim mengomentari mungkarul hadits, At Tirmidzi mengomentari dla'iful hadits, An Nasa'i mengomentari matrukul hadits, As Saji mengomentari mungkarul hadits, Ad Daruquthni mengomentari mastuur, Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari mastuur, Adz Dzahabi mengomentari mereka meninggalkannya. Selain itu ada rawi A'idzullah. Ia merupakan tabi'ut tabi'in kalangan tua. Komentar ulama tentang dirinya diantaranya Al Bukhari mengomentari hadisnya tidak shahih, Al 'Uqaili mengomentari disebutkan dalam adl dlu'afa, Abu Hatim mengomentari mungkarul hadits, Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari dla'if.

 

Hadis Kelima

حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا. أحمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Abdurrahman, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin 'Ayyasy, dari Abdurrahman bin Hurmuz Al A'raj, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berkurban tetapi tidak mau melaksanakannya, maka janganlah ia dekat-dekat ke tempat salat kami.” (HR. Ahmad, no. 7924).

Keterangan: Hadis tersebut dlaif karena dalam sanadnya ada perawi Abdullah bin 'Ayyasy bin 'Abbas. Ia merupakan kalangan tabi'ut tabi'in kalangan tua. Komentar ulama tentang dirinya diantaranya Ibnu Hibban mengomentari disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Abu Dawud mengomentari dla'if, An Nasa'i mengomentari dla'if, Ibnu Yunus mengomentari mungkarul hadits, Ibnu Hajar Al Atsqalani mengomentari shaduq glalath.

 

Hadis Keenam

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubbab, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin 'Ayyasy, dari Abdurrahman Al A'raj, dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mempunyai kelapangan rezeki, tetapi tidak berkurban, maka janganlah mendekati tempat salat kami.” (HR. Ibnu Majah, no. 3114).

Keterangan: Hadis tersebut dlaif karena dalam sanadnya ada perawi Abdullah bin 'Ayyasy bin 'Abbas. Ia merupakan kalangan tabi'ut tabi'in kalangan tua. Komentar ulama tentang dirinya diantaranya Ibnu Hibban mengomentari disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Abu Dawud mengomentari dla'if, An Nasa'i mengomentari dla'if, Ibnu Yunus mengomentari mungkarul hadits, Ibnu Hajar Al Atsqalani mengomentari shaduq glalath.

 

2. tata cara ibadah kurban

Kaifiyat ibadah kurban dijelaskan dalam beberapa hadis yang ditemukan. Adapun pembahasan singkatnya disertai dalil berupa hadis lengkap dengan sanadnya ialah sebagai berikut.

 

a. Waktu Penyembelihan

Ibadah kurban merupakan ibadah yang sudah ditentukan waktu pelaksanaanya. Waktu penyembelihan hewan kurban dijelaskan dalam hadis berikut.

 

Hadis Ketujuh

حَدَّثَنَا صَدَقَةُ أَخْبَرَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ النَّحْرِ مَنْ كَانَ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَلْيُعِدْ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ هَذَا يَوْمٌ يُشْتَهَى فِيهِ اللَّحْمُ وَذَكَرَ جِيرَانَهُ وَعِنْدِي جَذَعَةٌ خَيْرٌ مِنْ شَاتَيْ لَحْمٍ فَرَخَّصَ لَهُ فِي ذَلِكَ فَلَا أَدْرِي بَلَغَتْ الرُّخْصَةُ مَنْ سِوَاهُ أَمْ لَا ثُمَّ انْكَفَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى كَبْشَيْنِ فَذَبَحَهُمَا وَقَامَ النَّاسُ إِلَى غُنَيْمَةٍ فَتَوَزَّعُوهَا أَوْ قَالَ فَتَجَزَّعُوهَا. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Shadaqah, telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Ulayyah, dari Ayyub, dari Ibnu Sirin, dari Anas bin Malik, ia berkata: Nabi SAW bersabda pada hari Nahr (Idul Adha), "Barangsiapa yang menyembelih sebelum salat id, maka hendaklah ia mengulangi." Lalu ada seorang laki-laki yang berdiri sambil bertanya: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ini adalah hari di bagi-bagikannya daging kurban, lalu ia menyebutkan sebagian para tetangganya, sementara aku hanya memiliki Jad'ah (anak kambing yang berusia dua tahun) yang lebih banyak dagingnya daripada dua ekor kambing biasa." Maka beliau memberi keringanan kepadanya untuk berkurban dengan kambing tersebut, aku tidak tahu apakah keringanan tersebut juga untuk yang lain atau tidak. Setelah itu Nabi SAW pergi menuju dua ekor kambing dan menyembelihnya, lalu orang-orang pun pergi menuju sekumpulan kambing dan membagi-bagikannya." (HR. Bukhari, no. 5123).

 

Hadis Kedelapan

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ، نا أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى الْخَشَّابُ، نا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، نا أَبُو مُعَيْدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، أَنَّ عَمْرَو بْنَ دِينَارٍ حَدَّثَهُ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ. الدارقطني

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar An-Naisaburi, telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Isa Al Khasysyab, telah menceritakan kepada kami Amr bin Abu Salamah, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'aid, dari Sulaiman bin Musa, bahwa Amr bin Dinar menceritakan kepadanya, dari Jubair bin Muth'im, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Setiap hari Tasyrik itu adalah hari menyembelih.” (HR. Daraquthni, no. 4713).

 

Hadis Kesembilan

قَالَ وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا هَيْثَمُ بْنُ خَارِجَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُهَاجِرٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ: الأَضْحَى يَوْمُ النَّحْرِ وَثَلاَثَةُ أَيَّامٍ بَعْدَهُ. البيهقي

Artinya: (Baihaqi) berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq, telah menceritakan kepada kami Hitsam bin Kharijah, telah meneritakan kepada kami Ismail bin ‘Ayyasy, dari Amru bin Muhajir, bahwasannya Umar bin Abdul Aziz berkata: Idul Adha itu adalah hari menyembelih dan tiga hari sesudahnya. (HR. Baihaqi, no. 23630).

 

Melalui hadis-hadis tersebut dapat diambil informasi bahwa waktu yang sah untuk ibadah kurban adalah sesudah salat id hingga akhir hari tasyrik (tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah). Adapun waktu pelaksanaan salat Idul Adha dijelaskan dalam hadis berikut.

 

Hadis Kesepuluh

قَالَ جُنْدَبٌ: كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّى بِنَا يَوْمَ اْلفِطْرِ وَ الشَّمْسُ عَلَى قَيْدِ رُمْحَيْنِ وَاْلاَضْحَى عَلَى قَيْدِ رُمْحٍ. احمد بن حسن

Artinya: Telah berkata Jundab: "Adalah Nabi SAW salat Idul Fitri bersama kami, sedang matahari tingginya kadar dua batang tombak, dan (beliau salat) Idul Adha (di waktu matahari) tingginya kadar satu batang tombak." (HR. Ahmad bin Hasan, dalam Nailul Authar).

 

Waktu-waktu yang dituntunkan untuk melaksanakan ibadah kurban adalah setelah dilaksanakannya salat id dan tiga hari setelahnya. Namun bila menyembelihnya sebelum salat Idul Adha selesai, maka yang demikian itu tidak dinilai sebagai ibadah kurban.

 

B. Adab dan Bacaan Ketika Menyembelih

Terdapat berbagai adab dan bacaan ketika menyembelih hewan kurban. Adab yang dimaksud diantaranya adalah berbuat baik terhadap sesuatu termasuk hewan sembelihan dan menajamkan pisau serta mempermudah kematian binatang sembelihan. Adapun bacaan ketika menyembelih diantaranya terdapat pada dalil yang shahih atau setidaknya hasan lidzatihi. Diantara dalil yang menjelaskan permasalahan ini diantaranya adalah sebagai berikut.

 

Hadis Kesebelas

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ. قَالَ: وَرَأَيْتُهُ يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ وَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا، قَالَ وَسَمَّى وَكَبَّرَ. و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي قَتَادَةُ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسًا يَقُولُا ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ قَالَ قُلْتُ آنْتَ سَمِعْتَهُ مِنْ أَنَسٍ قَالَ نَعَمْ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ وَيَقُولُ بِاسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Waki', dari Syu'bah, dari Qatadah, dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW menyembelih kurban dengan dua ekor kibasy yang bagus dan bertanduk." Ia (Anas) berkata, "Saya melihat beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri. Dan saya melihat beliau meletakkan kaki beliau diatas batang leher binatang itu.” Ia (Anas) berkata, "Beliau membaca Basmalah dan bertakbir: Bismillaahi walloohu Akbar (Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar)." Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib, telah menceritakan kepada kami Khalid, yaitu Ibnu Al Harits, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, telah mengabarkan kepadaku Qatadah, ia berkata: saya mendengar Anas berkata: "Rasulullah SAW pernah berkurban, seperti hadis di atas." Syu'bah berkata: "Lalu saya bertanya, "Apakah kamu sendiri yang mendengar dari Anas?" dia menjawab, "Ya." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi, dari Sa'id, dari Qatadah, dari Anas, dari Nabi SAW seperti hadis di atas, tetapi dia menyebutkan, "Dengan mengucapkan: Bismillaahi walloohu Akbar (Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar)." (HR. Muslim, no. 3636).

 

Hadis Keduabelas

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ يَعْنِي الْإِسْكَنْدَرَانِيَّ عَنْ عَمْرٍو عَنْ الْمُطَّلِبِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَضْحَى بِالْمُصَلَّى. فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ مِنْ مِنْبَرِهِ، وَأُتِيَ بِكَبْشٍ فَذَبَحَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ وَقَالَ: بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، هَذَا عَنِّي وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Ya'qub Al Iskandari, dari 'Amr, dari Al Muththalib, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Aku salat Idul Adha bersama Rasulullah SAW di musala. Setelah beliau selesai berkhotbah, lalu turun dari mimbar, maka didatangkan seekor kibasy, lalu beliau menyembelihnya dengan tangan beliau, dan beliau mengucapkan, “Bismillaahi walloohu Akbar, haadzaa ‘annii wa ‘amman lam yudlohhi min ummatii (Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar. (Kurban) ini dariku dan dari umatku yang tidak berkurban).” (HR. Abu Dawud, no. 2427).

 

Hadis Ketigabelas

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ قَالَ قَالَ حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي أَبُو صَخْرٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ قُسَيْطٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِي سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ. وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ، فَقَالَ لَهَا: يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ. ثُمَّ قَالَ: اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ. فَفَعَلَتْ. ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ. ثُمَّ قَالَ: بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb, ia berkata: Haiwah berkata: telah mengabarkan kepadaku Abu Shahr, dari Yazid in Qusaith, dari 'Urwah bin Zubair, dari 'Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW menyuruh mengambilkan kambing yang bertanduk, hitam kakinya, hitam perutnya, hitam sekeliling matanya. Lalu kambing itu didatangkan untuk disembelih. Maka beliau SAW bersabda, “Hai ‘Aisyah, ambilkanlah pisau.” Beliau bersabda lagi, “Asahlah pisau itu dengan batu.” Kemudian ‘Aisyah melaksanakannya. Kemudian beliau mengambil pisau dan kambing tersebut, lalu membaringkannya untuk menyembelihnya. Beliau membaca, “Bismillaahi Alloohumma taqobbal min Muhammadin wa aali Muhammadin wa min ummati Muhammadin (Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah dari Muhammad, keluarga Muhammad dan dari ummat Muhammad).” Kemudian beliau menyembelihnya. (HR. Muslim, no. 3637).

 

Hadis Keempatbelas

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي عَيَّاشٍ الزُّرَقِيِّ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عِيدٍ بِكَبْشَيْنِ، فَقَالَ: حِينَ وَجَّهَهُمَا: إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ayyasy, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq, dari Yazid bin Abu Habib, dari Abu 'Ayyasy Az Zuraqi, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: "Pada hari Idul Adha Rasulullah SAW berkurban dengan dua ekor kambing, maka ketika melaksanakan itu beliau berdoa: Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaw wa maa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi robbil 'aalamiin. Laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin. Alloohumma minka wa laka 'an Muhammadin wa ummatihi (Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). Ya Allah, (semua ini) dari Engkau dan untuk Engkau, dari Muhammad dan ummatnya). (HR. Ibnu Majah, no. 3112).

Keterangan: Terkait rawi Abu 'Ayyasy Az Zuraqi merupakan tabi’in kalangan pertengahan, tetapi majhul. Oleh karena itu, hadis tersebut termasuk lemah/ dla’if.

 

Hadis Kelimabelas

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ: ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ. و حَدَّثَنَاه يَحْيَى بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ سُفْيَانَ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ كُلُّ هَؤُلَاءِ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ بِإِسْنَادِ حَدِيثِ ابْنِ عُلَيَّةَ وَمَعْنَى حَدِيثِهِ. مسلم

Artinya:  Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ulayyah, dari Khalid Al Khaddza`, dari Abu Qilabah, dari Abu Al Asy'ats, dari Syaddad bin Aus, ia berkata: " Dua hal yang aku hafal dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik pada segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh, bunuhlah dengan baik. Dan apabila kalian menyembelih, sembelihlah dengan baik, hendaklah seseorang diantara kalian menajamkan pisaunya, dan mempermudah (kematian) binatang sembelihannya.” Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, telah menceritakan kepada kami Husyaim. Dalam jalur lain disebutkan, telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, telah mengabarkan kepada kami Abdul Wahhab At Tsaqafi. Dalam jalur lain disebutkan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Nafi', telah menceritakan kepada kami Ghundar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah. Dalam jalur lain disebutkan, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan. Dalam jalur lain disebutkan, telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, telah mengabarkan kepada kami Jarir, dari Manshur, mereka semua dari Khalid Al Khaddza` dengan sanad dan makna yang sama dengan hadis Ibnu 'Ulayyah." (HR. Muslim, no. 3615).

 

C. Syarat-syarat Binatang Kurban

Berbagai syarat yang harus dipenuhi sehingga layak sebagai binatang kurban dijelaskan dalam berbagai dalil yang ada. Poin dan dalil yang dimaksud adalah sebagai berikut:

 

1. Binatang untuk kurban sebagaimana tuntunan Rasulullah SAW diantaranya adalah unta, lembu, dan kambing. Kadarnya adalah: (a) satu ekor kambing untuk seorang bersama ahli rumahnya; (b) satu ekor lembu untuk tujuh orang beserta ahli rumahnya; (c) satu ekor unta untuk tujuh hingga sepuluh orang dan ahli rumahnya. Masing-masing orang yang turut andil dalam kurban dengan unta/ lembu dan tidak harus sama biaya yang dikeluarkannya. Tegasnya bahwa seekor lembu untuk tujuh orang, dan seekor unta digunakan untuk 7 sampai 10 orang. Adapun tentang kurban patungan kambing yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah/ kantor, sampai saat ini penulis masih berpendapat bahwa hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai ibadah kurban. Namun sebagai sarana latihan kurban yang pahalanya adalah sedekah biasa. Adapun kadar masing-masing yang dimaksud berdasar zahir hadis berikut.

 

Hadis Keenambelas

حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَال سَمِعْتُ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ يَقُولُ: سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيَّ: كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَايَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ: كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ. فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ حَتَّى تَبَاهَى النَّاسُ فَصَارَتْ كَمَا تَرَى. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَعُمَارَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ هُوَ مَدَنِيٌّ وَقَدْ رَوَى عَنْهُ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ وَهُوَ قَوْلُ أَحْمَدَ وَإِسْحَقَ وَاحْتَجَّا بِحَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ ضَحَّى بِكَبْشٍ فَقَالَ هَذَا عَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي وَقَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ لَا تُجْزِي الشَّاةُ إِلَّا عَنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَهُوَ قَوْلُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ وَغَيْرِهِ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Musa, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al Hanafi, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Adh Dhahhak bin Utsman, ia berkata: telah menceritakan kepadaku Umarah bin Abdullah, ia berkata: Saya mendengar Atha bin Yasar berkata: "Saya pernah bertanya kepada Abu Ayyub Al Anshari, Bagaimanakah udlhiyah yang dilakukan di masa Rasulullah SAW?" Jawabnya, "Seorang laki-laki di zaman Rasulullah SAW menyembelih seekor kambing untuknya dan untuk ahli baitnya (rumah tangganya), lalu mereka makan dagingnya itu dan memberi makan kepada orang lain, sehingga manusia bermegah-megah dengan kurban itu sehingga menjadi seperti yang engkau saksikan sekarang ini." Abu Isa berkata: "Hadis ini derajatnya hasan shahih. Dan Umarah bin Abdullah adalah orang Madinah, Malik bin Anas termasuk orang-orang yang telah meriwayatkan darinya. Hadis ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama, dan inilah pendapat Ahmad dan Ishaq. Keduanya berdalil dengan hadis Nabi SAW, bahwasanya beliau pernah berkurban dengan seekor kambing, lalu beliau bersabda: "Ini untuk orang-orang yang belum berkurban dari umatku." Sebagian ulama berpendapat, "Seekor kambing tidak cukup kecuali untuk satu orang. Dan ini adalah pendapat Abdullah Ibnul Mubarak dan selainnya dari kalangan para ulama." (HR. Tirmidzi, no. 1425).

 

Hadis Ketujuhbelas

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا مَالِكٌ ح و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَاللَّفْظُ لَهُ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: نَحَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Malik. Dalam riwayat lain, dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, lafal darinya, ia berkata: Saya telah membacakan kepada Malik, dari Abu Zubair, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Kami menyembelih kurban bersama Rasulullah SAW pada tahun Hudaibiyah, seekor unta untuk tujuh orang dan seekor lembu untuk tujuh orang." (HR Muslim, no. 2322).

 

Hadis Kedelapanbelas

حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ الْحُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ عَنْ عِلْبَاءَ بْنِ أَحْمَرَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَ الْأَضْحَى فَاشْتَرَكْنَا فِي الْبَقَرَةِ سَبْعَةً وَفِي الْبَعِيرِ عَشَرَةً. قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي الْأَسَدِ السُّلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ وَأَبِي أَيُّوبَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ الْفَضْلِ بْنِ مُوسَى. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Ammar Al Husain bin Huraits, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa, dari Al Husain bin Waqid, dari Ilba bin Ahmar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Dulu kami pergi bersama Rasulullah SAW, lalu tiba Hari Raya Idul Adha, maka kami menyembelih kurban seekor lembu untuk tujuh orang dan seekor unta (ba'ir) untuk sepuluh orang." Abu Isa berkata: "Dalam bab ini ada hadis serupa dari Abul Asad As Sulami, dari Bapaknya, dari Kakeknya, dan hadis Abu Ayyub." Abu Isa berkata: "Hadis Ibnu Abbas derajatnya hasan gharib, dan kami tidak mengetahui hadis tersebut kecuali dari Al Fadhl bin Musa." (HR. Tirmidzi, 1421).

 

Hadis Kesembilanbelas

حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَال: ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ مَوْجِيَّيْنِ خَصِيَّيْنِ. فَقَالَ أَحَدُهُمَا عَمَّنْ شَهِدَ بِالتَّوْحِيدِ وَلَهُ بِالْبَلَاغِ وَالْآخَرُ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ. قَالَ فَكَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَفَانَا. أحمد

Artinya: Telah bercerita kepada kami Husain, telah bercerita kepada kami Syarik, dari Abdullah bin Muhammad, dari 'Ali bin Husain, dari Abu Rafi', ia berkata: “Rasulullah SAW pernah berkurban dua ekor kambing kibasy yang bagus yang dikebiri.” Beliau bersabda: "Salah satunya untuk orang yang bersaksi dengan kalimat tahuid dan yang tersampainya seruannya, sedangkan yang lain untukku dan keluargaku." Berkata Abu Rafi': Sepertinya Rasulullah SAW telah mencukupi kami.  (HR. Ahmad, no. 22740).

Keterangan: Terkait rawi Abdullah bin Muhammad yang nama lengkapnya Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil bin Abi Thalib merupakan tabi'in kalangan biasa. Komentar ulama tentangnya diantaranya Muhammad bin Sa'd mengomentari mungkarul hadits, Yahya bin Ma'in berkomentar tidak boleh berhujjah dengan hadisnya, Abu Hatim berkomentar layyinul hadits, Ibnu Hajar berkomentar "shuduq, tedapat kesalahan."

 

Hadis Keduapuluh

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَوْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحَّى بِكَبْشَيْنِ سَمِينَيْنِ عَظِيمَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ مُوجَأَيْنِ. أحمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dari Abi Salamah, dari Aisyah atau Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW menyembelih kurban dengan dua kambing kibasy yang gemuk, besar, warna putihnya lebih mendominasi warna hitamnya, bertanduk yang dikebiri. (HR. Ahmad, no. 23895).

Keterangan: Terkait rawi Abdullah bin Muhammad yang nama lengkapnya Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil bin Abi Thalib merupakan tabi'in kalangan biasa. Komentar ulama tentangnya diantaranya Muhammad bin Sa'd mengomentari mungkarul hadits, Yahya bin Ma'in berkomentar tidak boleh berhujjah dengan hadisnya, Abu Hatim berkomentar layyinul hadits, Ibnu Hajar berkomentar "shaduq, tedapat kesalahan."

 

Hadis Keduapuluhsatu

حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ عَنْ أَبِي حَاضِرٍ الْأَزْدِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَلَّتْ الْإِبِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُمْ أَنْ يَنْحَرُوا الْبَقَرَ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad bin As Sarri, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin 'Ayyasy, dari 'Amru bin Maimun, dari Abu Hadlir Al Azdi, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Pernah terjadi pada jaman Rasulullah SAW (jumlah) unta sedikit, maka beliau menyuruh para sahabat berkurban dengan lembu. (HR. Ibnu Majah, no. 3125)

 

2. Tidak sah berkurban dengan binatang yang tidak memenuhi syarat. Adapun syarat yang dimaksud adalah: (1) rusak matanya (buta, juling) sebelah atau kedua-duanya; (2) terlalu kurus, tak berlemak/ terlalu tua tak bersumsum lagi atau patah tanduk/ putus telinganya; (3) sakit; dan (4) pincang. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut ini:

 

Hadis keduapuluhdua

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ وَابْنُ جَعْفَرٍ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَن سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَن عُبَيْدِ بْنِ فَيْرُوزَ مَوْلَى بَنِي شَيْبَانَ فِي حَدِيثِهِ قَالَ: سَأَلْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ مَا كَرِهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْأَضَاحِيِّ أَوْ مَا نَهَى عَنْه مِنْ الْأَضَاحِيِّ فَقَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَيَدُهُ أَطْوَلُ مِنْ يَدِي أَوْ قَالَ يَدِي أَقْصَرُ مِنْ يَدِهِ، قَالَ: أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي الضَّحَايَا. الْعَوْرَاءُ الْبَيِّنُ عَوَرُهَا، وَالْمَرِيضَةُ الْبَيِّنُ مَرَضُهَا، وَالْعَرْجَاءُ الْبَيِّنُ عَرَجُهَا وَالْكَسِيرُ الَّتِي لَا تُنْقِي. فَقُلْتُ لِلْبَرَاءِ فَإِنَّا نَكْرَهُ أَنْ يَكُونَ فِي الْأُذُنِ نَقْصٌ أَوْ فِي الْعَيْنِ نَقْصٌ أَوْ فِي السِّنِّ نَقْصٌ قَالَ فَمَا كَرِهْتَهُ فَدَعْهُ وَلَا تُحَرِّمْهُ عَلَى أَحَدٍ. أحمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki' dan Ibnu Ja'far, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sulaiman bin Abdurrahman, dari Ubaid bin Fairuz bekas budak Bani Syaiban di dalam hadisnya, ia berkata: Saya bertanya kepada Al Baraa` bin Azib mengenai apa saja yang dibenci oleh Rasulullah SAW dari hewan kurban atau apa yang beliau larang untuk dijadikan hewan kurban. Maka ia pun berkata: Rasulullah SAW berdiri di tengah-tengah kami dan tangan beliau lebih pandang daripada tanganku (atau ia mengatakan) tanganku lebih pendek daripada tangan beliau. Dan beliau bersabda: "Empat macam yang tidak boleh pada binatang kurban, yaitu: (1) buta sebelah yang nyata butanya; (2) yang sakit nyata sakitnya; (3) yang pincang yang nyata pincangnya; dan (4) yang tua yang tidak mempunyai sumsum." Saya berkata kepada Al Baraa`: "Akan tetapi, saya benci apabila pada tanduknya terdapat kekurangan, atau di telinganya terdapat kekurangan atau pada giginya terdapat kekurangan." Maka Al Baraa` berkata: "Apa yang kamu benci, maka tinggalkanlah, dan jangan kamu mengharamkannya atas seorang pun." (HR. Ahmad, no. 17919).

 

Hadis Keduapuluhtiga

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ النُّعْمَانِ الصَّائِدِيِّ وَهُوَ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَسْتَشْرِفَ الْعَيْنَ وَالْأُذُنَ وَأَنْ لَا نُضَحِّيَ بِمُقَابَلَةٍ وَلَا مُدَابَرَةٍ وَلَا شَرْقَاءَ وَلَا خَرْقَاءَ. حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ النُّعْمَانِ عَنْ عَلِيٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ وَزَادَ قَالَ الْمُقَابَلَةُ مَا قُطِعَ طَرَفُ أُذُنِهَا وَالْمُدَابَرَةُ مَا قُطِعَ مِنْ جَانِبِ الْأُذُنِ وَالشَّرْقَاءُ الْمَشْقُوقَةُ وَالْخَرْقَاءُ الْمَثْقُوبَةُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ أَبُو عِيسَى وَشُرَيْحُ بْنُ النُّعْمَانِ الصَّائِدِيُّ هُوَ كُوفِيٌّ مِنْ أَصْحَابِ عَلِيٍّ وَشُرَيْحُ بْنُ هَانِيءٍ كُوفِيٌّ وَلِوَالِدِهِ صُحْبَةٌ مِنْ أَصْحَابِ عَلِيٍّ وَشُرَيْحُ بْنُ الْحَارِثِ الْكِنْدِيُّ أَبُو أُمَيَّةَ الْقَاضِي قَدْ رَوَى عَنْ عَلِيٍّ وَكُلُّهُمْ مِنْ أَصْحَابِ عَلِيٍّ فِي عَصْرٍ وَاحِدٍ قَوْلُهُ أَنْ نَسْتَشْرِفَ أَيْ أَنْ نَنْظُرَ صَحِيحًا. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali Al Hulwani, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Syarik bin Abdullah, dari Abu Ishaq, dari Syuraih bin An Nu'man Ash Sha`idi dan ia adalah orang Hamdan, dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata: Rasulullah SAW menyuruh kepada kami supaya memeriksa mata dan telinga, dan supaya kami tidak berkurban dengan binatang yang telinganya sobek dari bagian muka, yang telinganya sobek dari bagian belakang, yang telinganya sobek dari ujungnya, dan yang berlubang di tengahnya.” Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Musa, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Isra'il, dari Abu Ishaq, dari Syuraih bin Nu'man, dari Ali, dari Nabi SAW, seperti hadis tersebut. Ia menambahkan, Ali berkata: "Muqabalah adalah hewan yang terpotong pada sisi ujungnya, Mudabarah hewan yang terpotong pada sisi telinganya, Syarqa` hewan yang telinganya terbelah, dan Kharqa hewan yang telinganya berlubang." Abu Isa berkata: "Hadis ini derajatnya hasan shahih. Dan Syuraih bin An Nu'man Ash Sha`idi berasal dari Kufah, dan termasuk dari sahabat Ali. Syuraih bin Hani juga dari Kufah, Bapaknya termasuk sahabat Ali. Syuraih Ibnul Harits Al Kindi Abu Umayyah Al Qadli telah meriwayatkan dari Ali, mereka semua masih sahabat Ali yang hidup dalam satu masa. Perkataan Ali 'memperhatikan baiknya' maksudnya adalah memperhatikan kesehatan hewan kurban." (HR. Tirmidzi, no. 1418).

 

Hadis Keduapuluhempat

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ جُرَيِّ بْنِ كُلَيْبٍ النَّهْدِيِّ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُضَحَّى بِأَعْضَبِ الْقَرْنِ وَالْأُذُنِ. قَالَ قَتَادَةُ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِسَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ فَقَالَ الْعَضْبُ مَا بَلَغَ النِّصْفَ فَمَا فَوْقَ ذَلِكَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad, berkata: telah menceritakan kepada kami Abdah, dari Sa'id, dari Qatadah, dari Juray bin Kulaib An Nahdi, dari Ali, ia berkata: Rasulullah SAW melarang berkurban dengan binatang yang tanduknya atau telinganya hilang separuh atau lebih." Qatadah berkata: "Hal itu lalu aku sebutkan kepada Sa'id Ibnul Musayyab, maka ia berkata: "Pecah itu jika telah sampai separuh atau lebih." Abu Isa berkata: "Hadits ini derajatnya hasan shahih." (HR. Tirmidzi, no. 1424).

 

3. Keadaan masing-masing binatang kurban itu telah Musinnah (giginya telah berganti/ powel). Hal ini terjadi pada kambing yang berumur 1 tahun masuk tahun ke-2, lembu yang berumur 2 tahun masuk tahun ke-3 dan unta yang berumur 5 tahun masuk tahun ke-6. Hal tersebut kecuali bila terpaksa sekali, maka bolehlah berkurban dengan kambing yang Jadza'ah (berumur cukup 1 tahun). Sebagaimana riwayat hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhlima

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنْ الضَّأْنِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Abu Az Zubair, dari Jabir, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian menyembelih untuk kurban melainkan yang Musinnah (telah berganti gigi) kecuali jika sukar didapati, maka boleh kalian menyembelih Jadza'ah (yang berumur 1 tahun) dari kambing.” (HR. Muslim, no. 3631).

 

D. Pembagian Daging Kurban

Ketentuan pembagian daging kurban diantaranya sebagian untuk yang berkurban, sebagian untuk dihadiahkan, dan sebagian lainnya diberikan kepada fakir miskin. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhenam

عن ابن عباس رضي الله عنهما في صفة أضحية الننبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: وَيُطْعِمُ أَهْلَ بَيْتِهِ الثُّلُثَ، وَيُطْعِمُ فُقَرَاءَ جِيْرَانِهِ الثُّلُثَ، وَيَتَصَدَّقُ عَلَى السُّؤَالِ بِالثُّلُثِ. الموسوعة الفقهية

Artinya: dari Ibnu Abbas RA dalam menerangkan sifat berkurban Nabi SAW, ia berkata: Dan beliau (Rasulullah SAW) memberi makan ahlul baitnya sepertiga, memberi makan orang-orang fakir tetangganya sepertiga, dan beliau menyedekahkan kepada para peminta sepertiga. (Al Mausu'ah Al Fiqhiyah, hal. 102).

 

E. Daging Kurban Tidak Boleh Diberikan Sebagai Upah

Daging kurban hendaknya tidak boleh diberikan sebagai upah. Hal tersebut sebagaimana informasi dalam hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhtujuh

و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ مَرْزُوقٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَ عَبْدٌ أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي الْحَسَنُ بْنُ مُسْلِمٍ أَنَّ مُجَاهِدًا أَخْبَرَهُ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبِي لَيْلَى أَخْبَرَهُ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ أَخْبَرَهُ، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ أَنْ يَقُومَ عَلَى بُدْنِهِ وَأَمَرَهُ أَنْ يَقْسِمَ بُدْنَهُ كُلَّهَا لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلَالَهَا فِي الْمَسَاكِينِ وَلَا يُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنْهَا شَيْئًا. و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْكَرِيمِ بْنُ مَالِكٍ الْجَزَرِيُّ أَنَّ مُجَاهِدًا أَخْبَرَهُ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبِي لَيْلَى أَخْبَرَهُ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ بِمِثْلِهِ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim bin Maimun dan Muhammad bin Marzuq dan Abdu bin Humaid. Abdu berkata: telah mengabarkan kepada kami, sementara dua orang yang lain berkata: telah menceritakan kepada kami Muhamamd bin Bakr, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, telah mengabarkan kepadaku Al Hasan bin Muslim bahwa Mujahid telah mengabarkan kepadanya bahwa Abdurrahman bin Abu Laila telah mengabarkan kepadanya bahwa Ali bin Abu Thalib telah mengabarkan kepadanya bahwasanya: Nabi SAW menyuruhnya untuk mengurusi penyembelihan hewan kurban, menyedekahkan daging dan kulitnya, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan kesempurnaan kurban kepada orang-orang miskin. Dan dagingnya tidak boleh diberikan kepada tukang potong sebagai upah sedikitpun. Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakr, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, telah mengabarkan kepadaku Abdul Karim bin Malik Al Jazari bahwa Mujahid telah mengabarkan kepadanya bahwa Abdurrahman bin Abu Laila telah mengabarkan kepadanya bahwa Ali bin Abu Thalib telah mengabarkan kepadanya, bahwasanya: Nabi SAW memerintahkannya, yakni serupa dengan hadis di atas. (HR. Muslim, no. 2321).

 

F. Daging Kurban Tidak Boleh Dijual

Daging kurban pada dasarnya tidak diperbolehkan untuk dijual. Bila diberi daging kurban hendaknya diterima. Namun apabila tidak menghendaki untuk dikonsumsi bisa diberikan kepada yang lainnya. Hal tersebut sebangaimana yang disampaikan dalam hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhdelapan

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ قَالَ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أُخْبِرْتُ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ و عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى عَنْ فُلَانٍ و عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَلَمْ يَبْلُغْ أَبُو الزُّبَيْرِ هَذِهِ الْقِصَّةَ كُلَّهَا، أَنَّ أَبَا قَتَادَةَ أَتَى أَهْلَهُ فَوَجَدَ قَصْعَةَ ثَرِيدٍ مِنْ قَدِيدِ الْأَضْحَى فَأَبَى أَنْ يَأْكُلَهُ فَأَتَى قَتَادَةَ بْنَ النُّعْمَانِ فَأَخْبَرَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِي حَجٍّ فَقَالَ إِنِّي كُنْتُ أَمَرْتُكُمْ أَنْ لَا تَأْكُلُوا الْأَضَاحِيَّ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ لِتَسَعَكُمْ وَإِنِّي أُحِلُّهُ لَكُمْ فَكُلُوا مِنْهُ مَا شِئْتُمْ قَالَ وَلَا تَبِيعُوا لُحُومَ الْهَدْيِ وَالْأَضَاحِيِّ فَكُلُوا وَتَصَدَّقُوا وَاسْتَمْتِعُوا بِجُلُودِهَا وَإِنْ أُطْعِمْتُمْ مِنْ لُحُومِهَا شَيْئًا فَكُلُوهُ إِنْ شِئْتُمْ. أحمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakr, ia berkata: telah menghabarkan kepada kami Ibnu Juraij, ia berkata: saya telah diberi kabar Abu Sa'id Al Khudri dan dari Sulaiman bin Musa dari Fulan, dan Abu Zubair dari Jabir bin Abdullah dan belum tersampaikan kisah ini kepada Abu Zubair secara keseluruhan, Abu Qatadah mendatangi keluarganya lalu mendapati periuk (yang bisa memuat sepuluh orang) yang berisi tsarid (makanan yang terbuat dari daging dan roti) dari bahan dendeng hewan kurban, lalu dia menolak untuk memakannnya. Qatadah bin Nu'man datang, mengabarkan kepadanya, Nabi SAW berdiri pada Hari Haji dan bersabda: "Aku dahulu memperintahkan kalian untuk tidak memakan sembelihan kurban di atas tiga hari untuk mencukupkan kalian. Sekarang aku memperbolehkan kalian darinya sekehendak hati kalian." Dan beliau bersabda: "Janganlah kalian menjual daging Hadyu (daging yang disembelih Jamaah Haji waktu pelaksanaan ibadah), tapi makanlah, bersedekahlah dan nikmatilah dengan kulitnya. Jika kalian diberi makan dengan daging tersebut maka makanlah sekehendak hati kalian." (HR. Ahmad, 15621).

Keterangan: Hadis tersebut melalui tiga jalur periwayatan. Jalur pertama adalah: Muhammad bin Bakr – Ibnu Juraij – Abu Az Zubair – Jabir bin Abdullah – Qatadah bin Nu'man – Nabi SAW. Jalur kedua adalah Muhammad bin Bakr – Ibnu Juraij – Fulan (rawi tidak diketahui) – Abu Sa'id Al Khudri – Qatadah bin Nu'man – Nabi SAW. Sementara jalur ketiga adalah Muhammad bin Bakr – Ibnu Juraij – Sulaiman bin Musa – Fulan (rawi tidak diketahui) – Qatadah bin Nu'man – Nabi SAW.

 

G. Orang yang Akan Berkurban Dilarang Memotong Rambut dan Kuku

Orang yang hendak berkurban dituntunkan untuk tidak memotong rambut dan kuku. Ketika memahami hadis berikut ini ada dua pemahaman. Adapun pemahaman pertama adalah yang dilarang dipotong adalah rambut dan kuku orang yang hendak berkurban. Pemahaman kedua adalah yang dilarang dipotong adalah rambut dan kuku hewan kurban. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

Hadis Keduapuluhsembilan

و حَدَّثَنِي حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ كَثِيرٍ الْعَنْبَرِيُّ أَبُو غَسَّانَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا رَأَيْتُمْ هِلَالَ ذِي الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ. و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَكَمِ الْهَاشِمِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمَرَ أَوْ عَمْرِو بْنِ مُسْلِمٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepadaku Hajjaj bin Sya'ir, telah menceritakan kepadaku Yahya bin Katsir Al 'Anbari Abu Ghassan, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Malik bin Anas, dari Umar bin Muslim, dari Sa'id bin Musayyab, dari Ummu Salamah bahwasannya Nabi bersabda, “Apabila kalian sudah melihat hilal bulan Dzulhijjah, dan seseorang diantara kalian ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan rambut dan kukunya.” Dan telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdullah bin Al Hakam Al Hasyimi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Malik bin Anas, dari Umar atau 'Amru bin Muslim dengan sanad ini, seperti hadis tersebut." (HR. Muslim, no. 3655).

 

Demikianlah beberapa poin dan berbagai dalil ataupun pelajaran yang bisa menjadi acuan kita dalam ibadah kurban. Dalil yang kita gunakan untuk beribadah kurban adalah dalil dari Al-Qur’an yang sudah pasti benar dan/ atau hadis shahih atau setidaknya hasan lidzatihi. Adapun selain dalil yang ada, tidak menutup kemungkinan terdapat dalil yang shahih maupun sharih lainnya yang bisa kita gunakan sebagai landasan hukum ibadah kurban. Semoga kita semuanya mampu melaksanakan ibadah kurban sebagai upaya kita mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aamiin.



No comments:

Post a Comment