Wednesday, August 3, 2022

Tata Letak Imam dan Makmum Beserta Susunan Saf



Pembahasan fikih telah disampaikan atau dilakukan Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut ada yang sudah detil dan ada yang didapatkan penjelasannya secara global saja. Meskipun demikian, para ulama tetap merincinya lebih lanjut, memilah-milahnya, dan menerangkan hukumnya dalam berbagai kemungkinan kasus. Aturan teknis ibadah menduduki posisi penting di sisi Nabi. Beliau pula yang langsung melaksanakan dan mencontohkannya. Salah satu diantaranya adalah tata letak imam dan makmum beserta susunan saf dalam salat berjamaah. Adapun dalil mengenai letak imam dan makmum beserta susunan saf dalam salat berjamaah terangkum dalam beberapa poin sebagaimana berikut.

 

1. Imam berada di depan makmum

Posisi imam hendaknya di tengah-tengah sehingga tidak terlalu ke kanan dan tidak terlalu ke kiri. Makmumnya terdiri orang-orang yang pandai atau orang dewasa yang berada dekat imam, kemudian baru anak-anak laki-laki. Setelah saf laki-laki habis, barulah saf wanita. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُسَافِرٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ بَشِيرِ بْنِ خَلَّادٍ عَنْ أُمِّهِ أَنَّهَا دَخَلَتْ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ الْقُرَظِيِّ فَسَمِعَتْهُ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَسِّطُوا الْإِمَامَ وَسُدُّوا الْخَلَلَ. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Musafir, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Fudaik, dari Yahya bin Basyir bin Khallad, dari Ibunya (Ammah Al Wahid binti Yamin) bahwasanya dia pernah menemui Muhammad bin Ka'b Al Qurazhi lalu dia mendengarnya berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Letakkan imam itu di tengah, dan tutuplah celah-celah (saf)." (HR. Abu Dawud, no. 583).

Keterangan: Terkait rawi yang bernama Muhammad bin Ka'ab bin Sulaim bin Asad merupakan tabi'in yang tidak jumpa sahabat dan wafat tahun 118 H. Komentar ulama tentangnya diantaranya Ibnul Madini mengomentari tsiqah, Abu Zur'ah mengomentari tsiqah, Al 'Ajli mengomentari tsiqah, Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengomentari tsiqah 'alim, Adz Dzahabi mengomentari tsiqah hujjah. Rawi yang bernama Ammah Al Wahid binti Yamin merupakan tabi'in kalangan biasa. Komentar ulama tentangnya diantaranya Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari majhulah. Sedangkan rawi yang bernama Yahya bin Basyir bin Khallad merupakan tabi'ut tabi'in kalangan biasa. Komentar ulama tentangnya diantaranya Ibnul Qaththan mengomentari majhul, Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari mastuur.

 

Hadis Kedua

أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِىٍّ الرُّوذْبَارِىُّ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ دَاسَةَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُسَافِرٍ حَدَّثَنَا الإَمَامُ ابْنُ أَبِى فُدَيْكٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ بَشِيرِ بْنِ خَلاَّدٍ عَنْ أُمِّهِ أَنَّهَا دَخَلَتْ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ الْقُرَظِىِّ فَسَمِعَتْهُ يَقُولُ حَدَّثَنِى أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: تَوَسَّطُوا الإِمَامَ وَسُدُّوا الْخَلَلَ. البيهقي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Abu Ali Arudzbari, telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr bin Dasah, telah menceritakan kepada kami Abu Dawud, telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Musafir, telah menceritakan kepada kamu Al Imam bin Abi Fudaik, dari Yahya bin Basyir bin Khallad, dari Ibunya (Ammah Al Wahid binti Yamin) bahwasanya dia pernah menemui Muhammad bin Ka'b Al Qurazhi lalu dia mendengarnya berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Letakkan imam itu di tengah, dan tutuplah celah-celah (saf)." (HR. Baihaqi, no. 6442)

Keterangan: Terkait rawi yang bernama Muhammad bin Ka'ab bin Sulaim bin Asad merupakan tabi'in yang tidak jumpa sahabat dan wafat tahun 118 H. Komentar ulama tentangnya diantaranya Ibnul Madini mengomentari tsiqah, Abu Zur'ah mengomentari tsiqah, Al 'Ajli mengomentari tsiqah, Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengomentari tsiqah 'alim, Adz Dzahabi mengomentari tsiqah hujjah. Rawi yang bernama Ammah Al Wahid binti Yamin merupakan tabi'in kalangan biasa. Komentar ulama tentangnya diantaranya Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari majhulah. Sedangkan rawi yang bernama Yahya bin Basyir bin Khallad merupakan tabi'ut tabi'in kalangan biasa. Komentar ulama tentangnya diantaranya Ibnul Qaththan mengomentari majhul, Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari mastuur.

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلَاةِ وَيَقُولُ اسْتَوُوا وَلَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ. قَالَ أَبُو مَسْعُودٍ فَأَنْتُمْ الْيَوْمَ أَشَدُّ اخْتِلَافًا و حَدَّثَنَاه إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ قَالَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ خَشْرَمٍ أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ قَالَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dan Abu Muawiyah serta Waki', dari Al-A'masy, dari Umarah bin Umair At-Taimi, dari Abu Ma'mar, dari Abu Mas'ud, ia berkata: Dahulu Rasulullah SAW meratakan pundak-pundak kami dikala membetulkan saff untuk salat seraya bersabda, "Luruskanlah saf kalian dan janganlah berselisih (yang satu maju ke depan dan yang lain mundur ke belakang) yang menyebabkan berselisih pula hati kalian. Hendaklah dekat kepadaku orang-orang yang mempunyai akal dan kepandaian diantara kalian, kemudian orang-orang yang dibawahnya, kemudian orang-orang yang dibawahnya." Abu Mas'ud berkata: "Kamu sekarang, sangat berselisih." Dan telah menceritakannya kepada kami Ishaq, telah mengabarkan kepada kami Jarir. Lewat jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Khasyram, telah mengabarkan kepada kami Isa, yaitu Ibnu Yunus, ia berkata. Lewat jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Umar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Uyainah dengan isnad ini hadis semisalnya. (HR. Muslim, no. 654).

 

Hadis Keempat

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ وَصَالِحُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ وَرْدَانَ قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنِي خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ أَبِي مَعْشَرٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثَلَاثًا، وَإِيَّاكُمْ وَهَيْشَاتِ الْأَسْوَاقِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib Al-Haritsi dan Shalih bin Hatim bin Wardan, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai', telah menceritakan kepadaku Khalid bin Al-Hadzdza', dari Abu Ma'syar, dari Ibrahim, dari 'Alqamah, dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: "Dahulu Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah dekat kepadaku orang-orang yang mempunyai akal dan kepandaian diantara kalian, kemudian orang-orang yang dibawahnya,” (beliau menyabdakan “kemudian orang-orang yang dibawahnya” tiga kali). “Dan jauhilah hiruk pikuk seperti pasar.” (HR. Muslim, no. 655).

 

Hadis Kelima

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنِي عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ بَهْرَامَ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ قَالَ: قَالَ أَبُو مَالِكٍ الْأَشْعَرِيُّ لِقَوْمِهِ أَلَا أُصَلِّي لَكُمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَفَّ الرِّجَالُ ثُمَّ صَفَّ الْوِلْدَانُ خَلْفَ الرِّجَالِ ثُمَّ صَفَّ النِّسَاءُ خَلْفَ الْوِلْدَانِ. أحمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepadaku 'Abdul Hamid bin Bahram, dari Syahr bin Hausyab, dari 'Abdur Rahman bin Ghanm, ia berkata: Berkata Abu Malik Al Asya'ari kepada kaumnya: "Maukah aku ajarkan kepada kalian salatnya Rasulullah SAW?" Kemudian ia mengatur saf laki-laki (di depan), kemudian safnya anak-anak di belakang laki-laki, kemudian safnya wanita di belakangnya anak-anak (HR. Ahmad, no. 21823).

Keterangan: Terkait rawi Syahar bin Hawsyab adalah tabi'in kalangan pertengahan dan wafatnya tahun 100 H. Komentar ulama tentangnya diantaranya adalah Musa bin Harun mengomentari dla'if, An Nasa'i mengomentari laisa bi qowi, Ahmad bin Hambal mengomentari laisa bihi ba`s, Hakim mengomentari laisa bi qowi, Al Baihaqi mengomentari dla'if, Ibnu Hazm mengmentari saqith, Ibnu 'Adi mengmentari dlaif jiddan, Ibnu Hajar Al Atsqalani mengomentari shaduuq tapi punya keragu-raguan. Ada satu jalur hadis Muslim yang diriwayatkan darinya.

 

2. Salat berjamaah diikuti oleh laki-laki  

Salat berjamaah yang diikuti oleh laki-laki dan wanita adalah sebaik-baik saf bagi laki-laki adalah yang pertama, dan seburuk-buruk saf bagi mereka adalah yang paling belakang. Dalilnya adalah sebagaimana berikut.

 

Hadis Keenam

حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا. حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ عَنْ سُهَيْلٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Suhail dari Bapaknya (Dzakwan) dari Abu Hurairah RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik saf bagi laki-laki adalah yang paling depan, dan seburuk-buruknya adalah yang paling belakang; dan sebaik-baik saf bagi wanita adalah yang paling belakang, dan seburuk-buruknya adalah yang paling depan." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, dia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz, yaitu Ad-Darawardi dari Suhail dengan isnad ini. (HR. Muslim, no. 664).

 

3. Salat berjamaah diikuti oleh wanita

Sebaik-baik saf bagi wanita adalah saf yang paling belakang dan seburuk-buruknya adalah yang terdepan. Tetapi apabila jamaah salat itu terdiri dari para wanita seluruhnya, maka berlaku sebagaimana laki-laki yaitu sebaik-baik saf adalah yang paling depan dan seburuk-buruk saf adalah yang paling belakang. Dalilnya adalah sebagai berikut.

 

Hadis Ketujuh

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ الْبَزَّازُ حَدَّثَنَا خَالِدٌ وَإِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzaz, telah menceritakan kepada kami Khalid dan Isma'il bin Zakariyya, dari Suhail bin Abi Shalih, dari Bapaknya (Dzakwan), dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baik saf bagi laki-laki adalah yang paling depan, dan seburuk-buruknya adalah yang paling belakang; dan sebaik-baik saf bagi wanita adalah yang paling belakang, dan seburuk-buruknya adalah yang paling depan." (HR. Abu Dawud, no. 580).

 

Apabila jamaah salat terdiri dari makmum lebih dari satu laki-laki dan wanita, maka susunannya adalah makmum laki-laki berada di belakang imam dan makmum wanita dibelakang makmum laki-laki. Hal tersebut sebagaimana riwayat hadis berikut.

 

Hadis Kedelapan

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ جَدَّتَهُ مُلَيْكَةَ دَعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِطَعَامٍ صَنَعَتْهُ فَأَكَلَ مِنْهُ. ثُمَّ قَالَ: قُومُوا فَأُصَلِّيَ لَكُمْ، قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: فَقُمْتُ إِلَى حَصِيرٍ لَنَا قَدْ اسْوَدَّ مِنْ طُولِ مَا لُبِسَ فَنَضَحْتُهُ بِمَاءٍ. فَقَامَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَفَفْتُ أَنَا وَالْيَتِيمُ وَرَاءَهُ، وَالْعَجُوزُ مِنْ وَرَائِنَا، فَصَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ انْصَرَفَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, katanya: aku pernah menyetorkan hafalan kepada Malik, dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas bin Malik, bahwa neneknya, yaitu Mulaikah, mengundang Rasulullah SAW untuk (makan) makanan yang dibuatnya. Lalu beliau SAW makan. Kemudian setelah (selesai) makan beliau bersabda, "Berdirilah kalian, karena aku (akan) salat bersama kalian." Anas bin Malik berkata: Lalu aku berdiri (menuju)  ke sebuah tikar milik kami, yang sudah menjadi hitam karena sudah lama dipakai, lalu aku perciki dengan air. Kemudian Rasulullah SAW berdiri di atas tikar itu, sedangkan aku bersama anak yatim membuat saf di belakang beliau; dan wanita tua (Ummu Sulaim) berdiri di belakang kami. Kemudian Rasulullah SAW salat bersama kami dua rakaat, lalu salam." (HR. Muslim, no. 1053).

 

4. Letak makmum yang seorang diri adalah di sebelah kanan imam

Melalui hadis yang didapat, dapat dipahami bahwa letak makmum yang seorang diri adalah berada di sebelah kanan imam. Hal tersebut sebagaimana zahir hadis berikut.

 

Hadis Sembilan

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَمْرٌو عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: نِمْتُ عِنْدَ مَيْمُونَةَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ، فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي فَقُمْتُ عَلَى يَسَارِهِ، فَأَخَذَنِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ فَصَلَّى ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً. ثُمَّ نَامَ حَتَّى نَفَخَ وَكَانَ إِذَا نَامَ نَفَخَ، ثُمَّ أَتَاهُ الْمُؤَذِّنُ فَخَرَجَ فَصَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ. قَالَ عَمْرٌو فَحَدَّثْتُ بِهِ بُكَيْرًا فَقَالَ حَدَّثَنِي كُرَيْبٌ بِذَلِكَ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad, ia berkata: telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahb, ia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Amru, dari 'Abdu Rabbih bin Sa'id, dari Makhramah bin Sulaiman, dari Kuraib mantan budak Ibnu 'Abbas, dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata: “Aku pernah tidur di rumah (bibiku) Maimunah, sedang pada malam itu Nabi SAW berada di sisinya. Kemudian Nabi SAW berwudu, lalu salat malam. Kemudian aku ikut salat dan berdiri di sebelah kiri beliau, lalu beliau memegangku dan menempatkan aku di sebelah kanan beliau. Beliau salat (malam) tiga belas rakaat. Kemudian beliau tidur sampai mendengkur, dan apabila tidur, beliau mendengkur. Kemudian muazin datang kepada beliau (memberitahukan untuk salat Subuh), lalu beliau keluar (ke masjid), lalu salat Subuh, dan beliau tidak berwudu lagi.” 'Amru berkata: Aku ceritakan riwayat ini kepada Bukair, lalu ia berkata: "Kuraib juga telah menceritakan kepadaku seperti itu." (HR. Bukhari, no. 657).

 

Hadis Kesepuluh

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنْ الْعَطَّارُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَأْسِي مِنْ وَرَائِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ. قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَنَسٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَحَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ بَعْدَهُمْ قَالُوا إِذَا كَانَ الرَّجُلُ مَعَ الْإِمَامِ يَقُومُ عَنْ يَمِينِ الْإِمَامِ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Daud bin Abdurrahman Al Aththar, dari 'Amru bin Dinar, dari Kuraib pelayan Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Pada suatu malam aku pernah salat bermakmum kepada Nabi SAW, pada waktu itu aku berdiri di sebelah kiri beliau, lalu Rasulullah SAW memegang kepalaku dari belakangku, lalu menemparkan aku di sebelah kanan beliau.” Abu Isa berkata: "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Anas." Abu Isa berkata: "Hadis Ibnu Abbas ini derajatnya hasan shahih. Hadis ini diamalkan oleh ahli ilmu dari kalangan sabahat-sahabat Nabi SAW dan orang-orang setelah mereka. Mereka berkata: "Jika seorang laki-laki salat bersama imam hendaklah ia salat di sisi kananya." (HR. Tirmidzi, no. 215).

 

Hadis Kesebelas

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ أَبِي صَغِيرَةَ أَبُو يُونُسَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ أَنَّ كُرَيْبًا أخْبَرَهُ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَصَلَّيْتُ خَلْفَهُ فَأَخَذَ بِيَدِي فَجَرَّنِي فَجَعَلَنِي حِذَاءَهُ فَلَمَّا أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى صَلَاتِهِ خَنَسْتُ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لِي مَا شَأْنِي أَجْعَلُكَ حِذَائِي فَتَخْنِسُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَيَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يُصَلِّيَ حِذَاءَكَ وَأَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ الَّذِي أَعْطَاكَ اللَّهُ قَالَ فَأَعْجَبْتُهُ فَدَعَا اللَّهَ لِي أَنْ يَزِيدَنِي عِلْمًا وَفَهْمًا قَالَ ثُمَّ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَامَ حَتَّى سَمِعْتُهُ يَنْفُخُ ثُمَّ أَتَاهُ بِلَالٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ الصَّلَاةَ فَقَامَ فَصَلَّى مَا أَعَادَ وُضُوءًا. أحمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Bakar, telah menceritakan kepada kami Hatim bin Abu Shaghirah Abu Yunus, dari Amru bin Dinar bahwa Kuraib telah mengkabarkan kepadanya bahwa Ibnu Abbas berkata: "Aku (pernah) datang kepada Nabi SAW pada akhir malam, lalu aku salat di belakang beliau, maka beliau memegang tanganku, lalu menarikku sehingga menempatkan aku sejajar dengan beliau." Ketika Rasulullah SAW kembali pada salatnya, aku mundur, Rasulullah SAW melanjutkan salatnya. Selesai salat beliau bertanya kepadaku: "Aku telah menempatkanmu sejajar denganku, tetapi mengapa engkau mundur? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, apakah pantas bagi seseorang salat sejajar dengan engkau, padahal engkau adalah Rasulullah yang telah Allah anugerahkan kepadamu? Rupanya Beliau kagum kepadaku karena ucapanku, lalu beliau berdoa untukku agar Allah menambahkan ilmu dan pemahaman kepadaku. Ia Ibnu Abbas berkata: Kemudian aku melihat Rasulullah SAW tidur hingga aku mendengar dari beliau mendengkur, kemudian Bilal datang dan berkata: Wahai Rasulullah, ayo dirikan salat. Maka beliau berdiri lalu salat tanpa mengulangi wudu. (HR. Ahmad, no. 2902).

 

Hadis Keduabelas

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنِي شُرَحْبِيلُ عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الْمَغْرِبَ فَجِئْتُ فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ عَنْ يَسَارِهِ فَنَهَانِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ فَجَاءَ صَاحِبٌ لِي فَصَفَفْنَا خَلْفَهُ فَصَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ مُخَالِفًا بَيْنَ طَرَفَيْهِ. أحمد

Artinya: Telah bercerita kepada kami Abu Bakar Al Hanafi, telah bercerita kepada kami Adl-Dlohak bin 'Utsman, telah bercerita kepadaku Syurohbil, dari Jabir (bin Abdullah), ia berkata: Nabi SAW pernah berdiri salat Magrib, kemudian aku datang, lalu aku berdiri di samping beliau di sebelah kirinya, maka (Nabi SAW) mencegahku dan menjadikan aku di sebelah kanannya. Kemudian seorang temanku datang, lalu (Nabi SAW) mengatur saf kami di belakangnya. Dan Rasulullah SAW salat bersama kami dengan memakai satu pakaian yang diselempangkan diantara dua ujungnya." (HR. Ahmad, no. 13972).

 

Hadis Ketigabelas

صحيح مسلم ٥٣٢٨: حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ وَتَقَارَبَا فِي لَفْظِ الْحَدِيثِ وَالسِّيَاقُ لِهَارُونَ قَالَا حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ مُجَاهِدٍ أَبِي حَزْرَةَ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الْوَلِيدِ بْنِ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: خَرَجْتُ أَنَا وَأَبِي نَطْلُبُ الْعِلْمَ فِي هَذَا الْحَيِّ مِنْ الْأَنْصَارِ قَبْلَ أَنْ يَهْلِكُوا فَكَانَ أَوَّلُ مَنْ لَقِينَا أَبَا الْيَسَرِ صَاحِبَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ غُلَامٌ لَهُ مَعَهُ ضِمَامَةٌ مِنْ صُحُفٍ وَعَلَى أَبِي الْيَسَرِ بُرْدَةٌ وَمَعَافِرِيَّ وَعَلَى غُلَامِهِ بُرْدَةٌ وَمَعَافِرِيَّ فَقَالَ لَهُ أَبِي يَا عَمِّ إِنِّي أَرَى فِي وَجْهِكَ سَفْعَةً مِنْ غَضَبٍ قَالَ أَجَلْ كَانَ لِي عَلَى فُلَانِ ابْنِ فُلَانٍ الْحَرَامِيِّ مَالٌ فَأَتَيْتُ أَهْلَهُ فَسَلَّمْتُ فَقُلْتُ ثَمَّ هُوَ قَالُوا لَا فَخَرَجَ عَلَيَّ ابْنٌ لَهُ جَفْرٌ فَقُلْتُ لَهُ أَيْنَ أَبُوكَ قَالَ سَمِعَ صَوْتَكَ فَدَخَلَ أَرِيكَةَ أُمِّي فَقُلْتُ اخْرُجْ إِلَيَّ فَقَدْ عَلِمْتُ أَيْنَ أَنْتَ فَخَرَجَ فَقُلْتُ مَا حَمَلَكَ عَلَى أَنْ اخْتَبَأْتَ مِنِّي قَالَ أَنَا وَاللَّهِ أُحَدِّثُكَ ثُمَّ لَا أَكْذِبُكَ خَشِيتُ وَاللَّهِ أَنْ أُحَدِّثَكَ فَأَكْذِبَكَ وَأَنْ أَعِدَكَ فَأُخْلِفَكَ وَكُنْتَ صَاحِبَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكُنْتُ وَاللَّهِ مُعْسِرًا قَالَ قُلْتُ آللَّهِ قَالَ اللَّهِ قُلْتُ آللَّهِ قَالَ اللَّهِ قُلْتُ آللَّهِ قَالَ اللَّهِ قَالَ فَأَتَى بِصَحِيفَتِهِ فَمَحَاهَا بِيَدِهِ فَقَالَ إِنْ وَجَدْتَ قَضَاءً فَاقْضِنِي وَإِلَّا أَنْتَ فِي حِلٍّ فَأَشْهَدُ بَصَرُ عَيْنَيَّ هَاتَيْنِ وَوَضَعَ إِصْبَعَيْهِ عَلَى عَيْنَيْهِ وَسَمْعُ أُذُنَيَّ هَاتَيْنِ وَوَعَاهُ قَلْبِي هَذَا وَأَشَارَ إِلَى مَنَاطِ قَلْبِهِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ قَالَ فَقُلْتُ لَهُ أَنَا يَا عَمِّ لَوْ أَنَّكَ أَخَذْتَ بُرْدَةَ غُلَامِكَ وَأَعْطَيْتَهُ مَعَافِرِيَّكَ وَأَخَذْتَ مَعَافِرِيَّهُ وَأَعْطَيْتَهُ بُرْدَتَكَ فَكَانَتْ عَلَيْكَ حُلَّةٌ وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ فَمَسَحَ رَأْسِي وَقَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيهِ يَا ابْنَ أَخِي بَصَرُ عَيْنَيَّ هَاتَيْنِ وَسَمْعُ أُذُنَيَّ هَاتَيْنِ وَوَعَاهُ قَلْبِي هَذَا وَأَشَارَ إِلَى مَنَاطِ قَلْبِهِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ أَطْعِمُوهُمْ مِمَّا تَأْكُلُونَ وَأَلْبِسُوهُمْ مِمَّا تَلْبَسُونَ وَكَانَ أَنْ أَعْطَيْتُهُ مِنْ مَتَاعِ الدُّنْيَا أَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ أَنْ يَأْخُذَ مِنْ حَسَنَاتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ مَضَيْنَا حَتَّى أَتَيْنَا جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ فِي مَسْجِدِهِ وَهُوَ يُصَلِّي فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ مُشْتَمِلًا بِهِ فَتَخَطَّيْتُ الْقَوْمَ حَتَّى جَلَسْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ فَقُلْتُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ أَتُصَلِّي فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَرِدَاؤُكَ إِلَى جَنْبِكَ قَالَ فَقَالَ بِيَدِهِ فِي صَدْرِي هَكَذَا وَفَرَّقَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ وَقَوَّسَهَا أَرَدْتُ أَنْ يَدْخُلَ عَلَيَّ الْأَحْمَقُ مِثْلُكَ فَيَرَانِي كَيْفَ أَصْنَعُ فَيَصْنَعُ مِثْلَهُ أَتَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسْجِدِنَا هَذَا وَفِي يَدِهِ عُرْجُونُ ابْنِ طَابٍ فَرَأَى فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ نُخَامَةً فَحَكَّهَا بِالْعُرْجُونِ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَقَالَ أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يُعْرِضَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ فَخَشَعْنَا ثُمَّ قَالَ أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يُعْرِضَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ فَخَشَعْنَا ثُمَّ قَالَ أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يُعْرِضَ اللَّهُ عَنْهُ قُلْنَا لَا أَيُّنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ يُصَلِّي فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قِبَلَ وَجْهِهِ فَلَا يَبْصُقَنَّ قِبَلَ وَجْهِهِ وَلَا عَنْ يَمِينِهِ وَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ تَحْتَ رِجْلِهِ الْيُسْرَى فَإِنْ عَجِلَتْ بِهِ بَادِرَةٌ فَلْيَقُلْ بِثَوْبِهِ هَكَذَا ثُمَّ طَوَى ثَوْبَهُ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَقَالَ أَرُونِي عَبِيرًا فَقَامَ فَتًى مِنْ الْحَيِّ يَشْتَدُّ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِخَلُوقٍ فِي رَاحَتِهِ فَأَخَذَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَهُ عَلَى رَأْسِ الْعُرْجُونِ ثُمَّ لَطَخَ بِهِ عَلَى أَثَرِ النُّخَامَةِ فَقَالَ جَابِرٌ فَمِنْ هُنَاكَ جَعَلْتُمْ الْخَلُوقَ فِي مَسَاجِدِكُمْ سِرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ بَطْنِ بُوَاطٍ وَهُوَ يَطْلُبُ الْمَجْدِيَّ بْنَ عَمْرٍو الْجُهَنِيَّ وَكَانَ النَّاضِحُ يَعْقُبُهُ مِنَّا الْخَمْسَةُ وَالسِّتَّةُ وَالسَّبْعَةُ فَدَارَتْ عُقْبَةُ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ عَلَى نَاضِحٍ لَهُ فَأَنَاخَهُ فَرَكِبَهُ ثُمَّ بَعَثَهُ فَتَلَدَّنَ عَلَيْهِ بَعْضَ التَّلَدُّنِ فَقَالَ لَهُ شَأْ لَعَنَكَ اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ هَذَا اللَّاعِنُ بَعِيرَهُ قَالَ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ انْزِلْ عَنْهُ فَلَا تَصْحَبْنَا بِمَلْعُونٍ لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوا مِنْ اللَّهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ سِرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ عُشَيْشِيَةٌ وَدَنَوْنَا مَاءً مِنْ مِيَاهِ الْعَرَبِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ رَجُلٌ يَتَقَدَّمُنَا فَيَمْدُرُ الْحَوْضَ فَيَشْرَبُ وَيَسْقِينَا قَالَ جَابِرٌ فَقُمْتُ فَقُلْتُ هَذَا رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ رَجُلٍ مَعَ جَابِرٍ فَقَامَ جَبَّارُ بْنُ صَخْرٍ فَانْطَلَقْنَا إِلَى الْبِئْرِ فَنَزَعْنَا فِي الْحَوْضِ سَجْلًا أَوْ سَجْلَيْنِ ثُمَّ مَدَرْنَاهُ ثُمَّ نَزَعْنَا فِيهِ حَتَّى أَفْهَقْنَاهُ فَكَانَ أَوَّلَ طَالِعٍ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَتَأْذَنَانِ قُلْنَا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَشْرَعَ نَاقَتَهُ فَشَرِبَتْ شَنَقَ لَهَا فَشَجَتْ فَبَالَتْ ثُمَّ عَدَلَ بِهَا فَأَنَاخَهَا ثُمَّ جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْحَوْضِ فَتَوَضَّأَ مِنْهُ ثُمَّ قُمْتُ فَتَوَضَّأْتُ مِنْ مُتَوَضَّإِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَهَبَ جَبَّارُ بْنُ صَخْرٍ يَقْضِي حَاجَتَهُ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّيَ وَكَانَتْ عَلَيَّ بُرْدَةٌ ذَهَبْتُ أَنْ أُخَالِفَ بَيْنَ طَرَفَيْهَا فَلَمْ تَبْلُغْ لِي وَكَانَتْ لَهَا ذَبَاذِبُ فَنَكَّسْتُهَا ثُمَّ خَالَفْتُ بَيْنَ طَرَفَيْهَا ثُمَّ تَوَاقَصْتُ عَلَيْهَا ثُمَّ جِئْتُ حَتَّى قُمْتُ عَنْ يَسَارِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ بِيَدِي فَأَدَارَنِي حَتَّى أَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ ثُمَّ جَاءَ جَبَّارُ بْنُ صَخْرٍ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَامَ عَنْ يَسَارِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدَيْنَا جَمِيعًا فَدَفَعَنَا حَتَّى أَقَامَنَا خَلْفَهُ فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْمُقُنِي وَأَنَا لَا أَشْعُرُ ثُمَّ فَطِنْتُ بِهِ فَقَالَ هَكَذَا بِيَدِهِ يَعْنِي شُدَّ وَسَطَكَ فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا جَابِرُ قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا كَانَ وَاسِعًا فَخَالِفْ بَيْنَ طَرَفَيْهِ وَإِذَا كَانَ ضَيِّقًا فَاشْدُدْهُ عَلَى حَقْوِكَ سِرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ قُوتُ كُلِّ رَجُلٍ مِنَّا فِي كُلِّ يَوْمٍ تَمْرَةً فَكَانَ يَمَصُّهَا ثُمَّ يَصُرُّهَا فِي ثَوْبِهِ وَكُنَّا نَخْتَبِطُ بِقِسِيِّنَا وَنَأْكُلُ حَتَّى قَرِحَتْ أَشْدَاقُنَا فَأُقْسِمُ أُخْطِئَهَا رَجُلٌ مِنَّا يَوْمًا فَانْطَلَقْنَا بِهِ نَنْعَشُهُ فَشَهِدْنَا أَنَّهُ لَمْ يُعْطَهَا فَأُعْطِيَهَا فَقَامَ فَأَخَذَهَا سِرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى نَزَلْنَا وَادِيًا أَفْيَحَ فَذَهَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْضِي حَاجَتَهُ فَاتَّبَعْتُهُ بِإِدَاوَةٍ مِنْ مَاءٍ فَنَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَرَ شَيْئًا يَسْتَتِرُ بِهِ فَإِذَا شَجَرَتَانِ بِشَاطِئِ الْوَادِي فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى إِحْدَاهُمَا فَأَخَذَ بِغُصْنٍ مِنْ أَغْصَانِهَا فَقَالَ انْقَادِي عَلَيَّ بِإِذْنِ اللَّهِ فَانْقَادَتْ مَعَهُ كَالْبَعِيرِ الْمَخْشُوشِ الَّذِي يُصَانِعُ قَائِدَهُ حَتَّى أَتَى الشَّجَرَةَ الْأُخْرَى فَأَخَذَ بِغُصْنٍ مِنْ أَغْصَانِهَا فَقَالَ انْقَادِي عَلَيَّ بِإِذْنِ اللَّهِ فَانْقَادَتْ مَعَهُ كَذَلِكَ حَتَّى إِذَا كَانَ بِالْمَنْصَفِ مِمَّا بَيْنَهُمَا لَأَمَ بَيْنَهُمَا يَعْنِي جَمَعَهُمَا فَقَالَ الْتَئِمَا عَلَيَّ بِإِذْنِ اللَّهِ فَالْتَأَمَتَا قَالَ جَابِرٌ فَخَرَجْتُ أُحْضِرُ مَخَافَةَ أَنْ يُحِسَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقُرْبِي فَيَبْتَعِدَ وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ فَيَتَبَعَّدَ فَجَلَسْتُ أُحَدِّثُ نَفْسِي فَحَانَتْ مِنِّي لَفْتَةٌ فَإِذَا أَنَا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُقْبِلًا وَإِذَا الشَّجَرَتَانِ قَدْ افْتَرَقَتَا فَقَامَتْ كُلُّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا عَلَى سَاقٍ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَفَ وَقْفَةً فَقَالَ بِرَأْسِهِ هَكَذَا وَأَشَارَ أَبُو إِسْمَعِيلَ بِرَأْسِهِ يَمِينًا وَشِمَالًا ثُمَّ أَقْبَلَ فَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Muhammad bin Abbad, matan hadis keduanya hampir sama dan pemaparan matan berikut milik Harun, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma'il dari Ya'qub bin Mujahid Abu Hazrah dari Ubadah bin Al Walid bin Ubadah bin Ash Shamit berkata: Aku dan Bapakku pergi menuntut ilmu di perkampungan Anshar ini sebelum mereka meninggal. Orang yang pertama kali kami temui adalah Abu Al Yasar, sahabat Rasulullah SAW, ia bersama seorang budak miliknya, ia membawa sekumpulan lembaran, Abu Al Yasar mengenakan selimut Ma'afiri dan budaknya juga mengenakan selimut Ma'afiri. Bapakku berkata padanya: Hai pamanku, sesungguhnya aku melihat tanda bekas marah di wajahmu. Ia berkata: Benar. Fulan bin fulan memiliki hutang padaku, aku mendatangi keluarganya, aku mengucapkan salam lalu aku mengucapkan kata-kata lalu ia mereka berkata: Tidak. Kemudian seorang anak berperut buncit keluar, aku bertanya: Mana bapakmu? Ia berkata: Ia mendengar suaramu. Selanjutnya ibuku, Arikah, masuk lalu aku berkata: Keluarlah kemari, aku sudah tahu dimana kamu berada. Aku bertanya: Mengapa kau bersembunyi dariku? Ia menjawab: Aku, demi Allah, akan menceritakan padamu, aku tidak bohong, demi Allah, aku takut bercerita kepadamu lalu aku berdusta dan aku berjanji padamu lalu aku pungkiri. Kau adalah sahabat Rasulullah SAW dan aku, demi Allah, sedang susah. Aku mengucapkan: Allah. Ia menyahut: Allah. Aku mengucapkan: Allah. Ia menyahut: Allah. Aku mengucapkan: Allah. Ia menyahut: Allah. Lalu ia mengambil lembaran kemudian dihapus dengan tangannya, ia berkata: Bila kau punya uang, lunasilah dan bila tidak punya kau bebas. Penglihatan kedua mataku ini, ia meletakkan jari-jarinya ke kedua matanya, pendengaran kedua telingaku ini dan difahami oleh hatiku ini, ia menunjuk ke tempat hatinya, menyaksikan Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa menangguhkan orang susah atau membebaskannya dari (hutang) nya, Allah akan menaunginya dalam naungan-Nya." Ia berkata: Laku aku berkata padanya: Wahai paman, andai kau mengambil selimut budakmu, kau mengambil budak ma'afirimu, kau mengambil selimut ma'firinya dan kau berukan selimutmu padanya, tentu kau mengenakan perhiasan dan ia juga mengenakan perhiasan. Ia mengusap kepalaku lalu berdoa: Ya Allah, berkahilah ia. Wahai keponakanku, penglihatan kedua mataku ini, ia meletakkan jari-jarinya ke kedua matanya, pendengaran kedua telingaku ini dan difahami oleh hatiku ini, ia menunjuk ke tempat hatinya, menyaksikan Rasulullah SAW bersabda: "Berilah mereka makan dari yang kalian makan dan berilah mereka pakaian dari yang kalian kenakan," aku memberinya barang-barang dunia itu lebih ringan bagiku dari pada ia mengambil kebaikan-kebaikanku pada hari kiamat. Kami pun pergi hingga mendatangi Jabir bin Abdullah dimasjidnya, ia tengah salat mengenakan satu baju yang ia selimutkan. Aku melangkahi orang-orang hingga aku duduk diantara Jabir dan kiblat. Aku berkata padanya: Semoga Allah merahmatimu, kenapa kau salat dengan satu baju dan selendangmu ke samping? Ia berisyarat dengan tangannya ke dadaku seperti ini, ia membentangkan jari-jarinya dan melengkungkannya, ia berkata: Aku ingin orang bodoh sepertimu menemuiku lalu melihat apa yang aku lakukan sehingga ia menyontohnya. Rasulullah SAW pernah mendatangi kami di masjid kami ini sementara beliau membawa dahan milik Ibnu Thab, beliau melihat di kiblat masjid ada dahak lalu beliau mengeriknya dengan dahan tersebut, setelah itu beliau menghadap ke arah kami lalu bertanya: "Siapa diantara kalian yang mau Allah berpaling darinya?" ia berkata: Kami tertunduk. Beliau bertanya lagi: "Siapa diantara kalian yang mau Allah berpaling darinya?" kami menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: "Sesungguhnya salah seorang dari kalian bila salat, Allah Tabaraka wa Ta'ala ada dihadapannya, karena itu jangan meludah ke arah wajah-Nya atau ke kanannya, hendaklah meludah ke kiri, dibawah kaki kirinya. Dan bila ia tidak bisa mengusai diri hingga didahului oleh ludah atau ingus, hendaklah melakukan dengan bajunya seperti ini" beliau melipat baju beliau satu sama lain lalu bersabda: "Perlihatkan minyak za'faran padaku." Lalu seorang pemuda kabilah bergegas ke keluarganya dengan cepat lalu datang membawa campuran minyak ditangannya, lalu Rasulullah SAW mengambilnya kemudian dioleskan di ujung pelepah kemudian digosokkan di sisa dahak. Jabir berkata: Dari situlah kalian memberi masjid kalian minyak wangi. Kami pernah berjalan bersama Rasulullah SAW dalam peperangan Buwath, beliau mencari Al Majdi bin Amru al Juhadi. Unta yang diberi minum dijaga oleh lima, enam dan tujuh orang, kemudian salah seorang penunggu unta dari Anshar mengelilingi unta miliknya, setelah itu unta diderumkan kemudian ia naik. Ia menggusah untanya tapi tetap saja diam, lalu ia berkata pada untanya: Hus, semoga Allah melaknatmu. Lalu Rasulullah SAW bertanya: "Siapa yang melaknat untanya itu?" ia menjawab: Saya, wahai Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda: "Turunlah, jangan menyertai sesuatu yang terlaknat. Janganlah kalian mendoakan keburukan pada diri kalian, jangan mendoakan keburukan pada anak-anak kalian, jangan mendoakan keburukan pada harta-harta kalian, janganlah kalian menepati saat dikabulkannya doa dari Allah lalu Ia akan mengabulkan untuk kalian." Kami berjalan bersama Rasulullah SAW hingga sore hari. Kami mendekati salah satu perairan arab lalu Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang mau mendahului kami lalu memperbaiki sumur, setelah itu ia minum kemudian memberi kami minum" Jabir berkata: Aku berdiri lalu berkata: Saya wahai Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda: "Siapa lagi bersama Jabir?" Jabbar bin Shakhr berdiri. Kami pergi ke sumur lalu kami menarik satu atau dua timba dari sumur. Kami turunkan lalu kami tarik hingga penuh air. Orang pertama yang menemui kami adalah Rasulullah SAW, beliau bertanya: "Apa kalian berdua mengijinkan?" kami menjawab: Ya, wahai Rasulullah. beliau menundukkan kepala unta beliau, unta beliau lalu minum, beliau memegangi tali kekangnya lalu unta beliau merenggangkan kaki kemudian kencing. Setelah itu beliau mengalihkannya dan menderumkannya. Kemudian Rasulullah SAW mendatangi sumur dan berwudu. Aku pun berdiri lalu wudu memakai sisa air wudu Rasulullah SAW. Jabbar bin Shakhr kemudian pergi membuang hajat lalu Rasulullah SAW berdiri untuk salat. Aku mengenakan selimut, aku hendak membentangkannya tapi tidak sampai. Selimut itu memiliki ujung lalu balik, setelah itu aku bentangkan diantara kedua ujungnya lalu aku himpit dengan leherku. Kemudian aku datang lalu berdiri disebelah kiri Rasulullah SAW. Beliau meraih tanganku lalu memutarku hingga menempatkanku disebelah kanan beliau. Setelah itu Jabbar bin Shakhr tiba. Ia wudu lalu datang kemudian berdiri disebelah kiri Rasulullah SAW, lalu beliau meraih tangan kami lalu kami ditempatkan dibelakang beliau. Rasulullah SAW melihatku tapi aku tidak merasa, setelah itu baru aku mengerti lalu beliau berisyarat dengan tangan, maksud beliau ikatlah bagian tengahmu. Seusai salat, Rasulullah SAW bersabda: "Hai Jabir!" aku menyahut: Baik, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: "Bila (bajunya) lebar, bentangkan diantara dua ujungnya dan bila sempit, ikatlah di atas pinggangmu." Kami pernah berjalan bersama Rasulullah SAW dan makanan masing-masing orang dari kami setiap harinya adalah satu kurma. Beliau menghisap kemudian meletakkan dibaju beliau, dan kami menggerak-gerakkan pohon agar dedaunannya berguguran lalu kami memakannya hingga sudut mulut kami terluka. Aku bersumpah, ada seseorang diantara kami yang hilang pada suatu hari. Lalu kami pergi mencarinya kemudian kami mengangkatnya. Kami bersaksi untuknya bahwa ia belum diberi (jatah kurma) lalu ia diberi. Ia berdiri lalu mengambilnya. Kami pernah berjalan bersama Rasulullah SAW hingga kami singgah disuatu lembah yang luas. Rasulullah SAW pergi menuntaskan hajat, aku mengikuti beliau dari belakang dengan membawa seember air. Rasulullah SAW melihat-lihat, beliau tidak melihat apa pun untuk dijadikan penutup. Ternyata ada dua pohon ditepi lembah. Rasulullah SAW pergi mendekati salah satunya kemudian meraih sebagaian dahannya, beliau bersabda: "Menunduklah untukku, dengan izin Allah." Dahan itu merunduk bersama beliau laksana unta bercocok hidung yang dibuat oleh pengendalinya, hingga beliau mendatangi pohon lain lalu meraih salah satu dahannya, beliau bersabda: "Menunduklah untukku, dengan izin Allah." Dahan itu juga merunduk. Setelah beliau berada dipertengahan diantara keduanya, beliau menyatukan keduanya, beliau bersabda: "Menyatulah untukku, dengan izin Allah." Keduanya pun menyatu. Jabir berkata: Aku pergi berlari dengan cepat karena khawatir Rasulullah SAW merasakan keberadaanku didekat beliau sehingga beliau akan menjauh. Muhammad bin Abbad berkata dalam riwayatnya: Beliau menjauh lalu aku duduk berbicara dengan diriku sendiri. Aku melirik kesamping ternyata Rasulullah SAW datang menghampiri dan ternyata kedua pohon itu telah memancar. Masing-masingnya berdiri di atas tonggaknya. Aku melihat Rasulullah SAW berdiri dan beliau berisyarat dengan kepala seperti ini, Abu Isma'il mengisyaratkan dengan kepalanya ke kanan dan ke kiri, setelah itu beliau datang. Sesampai dihadapanku, beliau bertanya: "Hai Jabir, apa kau melihat tempatku berdiri?" aku menjawab: Ya, wahai Rasulullah." beliau bersabda: "Pergilah kekedua pohon itu lalu potonglah dahan masing-masingnya lalu bawalah kemari. Bila kau telah berada ditempatku berdiri, lepaskan satu dahan dari sebelah kananmu dan dahan lain dari sebelah kirimu." Jabir berkata: Aku berdiri lalu aku mengambil batu, aku memecahnya lalu aku menajamkannya hingga tajam, setelah aku aku mendatangi kedua pohon itu, aku potong dahan masing-masing dari kedua pohon itu. Aku kembali dengan menyeretnya hingga aku berdiri ditempat Rasulullah SAW berdiri. Aku melepas satu dahan dari sebelah kananku dan satu dahan lain dari sebelah kirimu, setelah itu aku menemui Rasulullah SAW, aku berkata: Aku sudah melakukannya wahai Rasulullah, lalu untuk apa itu? Beliau menjawab: "Aku melintasi dua kuburan yang (penghuninya) tengah diazab, dengan syafaatku, aku ingin meringankan keduanya selama kedua dahan itu masih basah." Lalu kami mendatangi tentara kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Hai Jabir, serukan air wudu!" aku berkata: "Air wudu, air wudu, air wudu." Aku berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak menemukan setetes air pun di kafilah. Ada seorang Anshar mendinginkan air untuk Rasulullah SAW dalam wadah miliknya yang telah kering di atas kayu-kayu gantungan wadah lalu beliau bersabda kepadaku: "Pergilah ke fulan bin fulan Al Anshari lalu lihatlah apakah di wadahnya ada sedikit (air)." Aku pergi menghampirinya lalu aku melihat wadahnya, aku tidak menemukan apa pun selain setetes air di ujung wadahnya, andai aku menuangnya tentu akan mengering. Setelah itu aku mendatangi Rasulullah SAW, aku berkata: Wahai Rasulullah, tidak menemuan kecuali hanya setetes air yang ada di ujung wadah, andai aku menuangnya tentu akan mengering. Beliau bersabda: "Pergilah lalu bawalah kemari." Aku membawanya lalu beliau mengambilnya dengan tangan beliau. Beliau mengucapkan kata-kata yang tidak aku ketahui apa itu lalu beliau meraba dengan kedua tangan beliau, setelah itu beliau memberikannya padaku, beliau bersabda: "Hai Jabir, serukan bejana besar." Aku menyerukan: Bejana besar, wahai kafilah. Lalu aku membawanya lalu aku letakkan di hadapan Rasulullah SAW, beliau mengisyaratkan ke bejana dengan tangan beliau seperti ini, Jabir membentangkan tangan lalu merentangkan jari-jarinya lalu diletakkan di dasar bejana. Beliau bersabda: "Ambillah, hai Jabir lalu tuangankan padaku dan ucapkan: 'Bismillaah." Aku menuangkannya untuk beliau dan aku ucapkan: Bismillaah. Aku melihat air memancar diantara jari-jari Rasulullah SAW lalu bejana besar itu memancarkan air dan memutar hingga penuh, setelah itu beliau bersabda: "Hai Jabir, serukan siapa yang butuh air." Jabir berkata: Orang-orang datang lalu minum hingga puas. Lalu aku berkata: Masih adakah yang memerlukan air? Lalu Rasulullah SAW mengangkat tangan beliau dari bejana besar itu dalam keadaan penuh air. Orang-orang mengeluh lapar kepada Rasulullah SAW lalu beliau bersabda: "Semoga Allah memberi kalian makan." lalu kami pergi ke tepi pantai, air laut pasang lalu mementalkan seekor ikan lalu kami nyalakan api di sebelahnya, kami memasaknya dan memanggangnya lalu kami makan hingga kenyang. Jabir berkata: Aku, fulan dan fulan, ia menghitung hingga lima orang, memasuki tulang matanya, tidak seorang pun melihat kami hingga kami keluar. Kami mengambil salah satu alisnya kemudian kami melengkungkannya, setelah itu kami memanggil orang terbesar dalam kafilah, unta terbesar dalam kafilah dan pembonceng terbesar dalam kafilah, ia masuk di bawahnya tanpa menundukkan kepala. (HR. Muslim, no. 5328).

 

Terkait memahami hadis yang ada terdapat beberapa pendapat. Adapun yang dimaksud "disebelah kanan imam" ini sejajar atau mundur sedikit dari imamnya, di sini ada dua pendapat:

a. Pendapat Pertama: Berpendapat sebagaimana zahir hadis tersebut, yaitu sejajar dengan imam. Hal tersebut karena arti “hidzaa-ahu” itu, "sejajar dengan beliau," “‘an yamiinihi  itu "di sebelah kanannya," dan “ilaa janbin-Nabiyyi” itu adalah "disebelah/ disamping Nabi."

b. Pendapat Kedua: Berpendapat makmum mundur sedikit dari imam (tidak sejajar). Hal tersebut karena Imam itu sebagai ikutan, maka sudah semestinya imam itu ada di depan. Walaupun di situ disebutkan makmum itu di sebelah kanannya atau di sampingnya, tetapi yang dimaksud adalah di sebelah kanan atau di samping imam agak ke belakang.

Melalui pendapat yang ada, penulis condong pada pendapat pertama, yaitu posisi imam sejajar dengan makmum apabila hanya dua orang saja. Dua orang tersebut dengan satu imam dan satu makmum.

 

5. Apabila makmumnya seorang laki-laki dan seorang wanita berjamaah bersama imam, maka letak laki-laki adalah disebelah kanan imam, dan letak wanita adalah di belakang mereka. Wanita tidak boleh satu saf bersama laki-laki.

Ketika salat berjamaah terdiri dari makmumnya seorang laki-laki dan seorang wanita berjamaah bersama imam, letak laki-laki adalah disebelah kanan imam. Sementara itu letak wanita adalah di belakang mereka. Pada dasarnya, wanita tidak boleh satu saf bersama laki-laki. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keempatbelas

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي زِيَادٌ أَنَّ قَزَعَةَ مَوْلًى لِعَبْدِ الْقَيْسِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عِكْرِمَةَ قَالَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: صَلَّيْتُ إِلَى جَنْبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَائِشَةُ خَلْفَنَا تُصَلِّي مَعَنَا وَأَنَا إِلَى جَنْبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُصَلِّي مَعَهُ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Hajjaj, ia berkata: Ibnu Juraij berkata: telah mengabarkan kepadaku Ziyad bahwasanya Qaza'ah seorang budak Abdul Qais mengabarkan kepadanya bahwasanya ia mendengar 'Ikrimah berkata: Ibnu 'Abbas berkata: Aku pernah salat di sebelah Nabi SAW, sedang 'Aisyah salat bersama kami di belakang kami, dan aku disebelah Nabi SAW salat bersama beliau." (HR. Nasa’i, no. 832).

Keterangan: Rawi Qaza'ah merupakan tabi'in yang tidak jumpa Sahabat. Komentar ulama tentangnya diantaranya Abu Zur'ah mengomentari tsiqah, Ibnu Hibban mengomentari disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengomentari maqbul, Adz Dzahabi mendla’ifkan.

 

Hadis Kelimabelas

نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ قَالَا: ثنا حَجَّاجٌ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي زِيَادٌ وَهُوَ ابْنُ سَعْدٍ، أَنَّ قَزْعَةَ مَوْلًى لِعَبْدِ الْقَيْسِ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عِكْرِمَةَ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ يَقُولُ: قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: صَلَّيْتُ إِلَى جَنْبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَائِشَةُ خَلْفَنَا تُصَلِّي مَعَنَا، وَأَنَا إِلَى جَنْبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُصَلِّي مَعَهُ. ابن خزيمة

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Ahmad bin Manshur Ar-Ramadi dan berkata, telah menceritakan kepada kami Hajjaj (Ibnu Muhammad) dan berkata, 'Ibnu Juraij telah berkata, telah mengabarkan kepadaku Ziyad yang merupakan Ibnu Sa'ad, bahwa Qaza'ah budak Abdul Qais telah mengabarkan kepadanya bahwasanya ia pernah mendengar Ikrimah budak Ibnu Abbas berkata, "Ibnu Abbas pernah berkata: “Suatu hari aku melaksanakan salat di belakang Rasulullah, sementara ‘Aisyah istri beliau, ikut salat di belakang kami." (HR. Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya, no. 1535).

 

Hadis Keenambelas

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْحَاقَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: صَلَّيْتُ أَنَا وَيَتِيمٌ فِي بَيْتِنَا خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأُمِّي أُمُّ سُلَيْمٍ خَلْفَنَا. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Muhammad, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ishaq, dari Anas bin Malik, ia berkata: "Aku bersama anak yatim di rumah kami pernah salat di belakang Nabi SAW, dan ibuku, yaitu Ummu Sulaim, di belakang kami." (HR. Bukhari, no. 685)

 

Hadis Ketujuhbelas

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُخْتَارِ عَنْ مُوسَى بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: صَلَّى بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِامْرَأَةٍ مِنْ أَهْلِي فَأَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ وَالْمَرْأَةُ خَلْفَنَا. النسائي

Artinya: Telah mengkabarkan kepada kami 'Amr bin 'Ali, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abdullah bin Al Mukhtar, dari Musa bin Anas, dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW salat bersama aku dan seorang wanita dari keluargaku, maka beliau menempatkan aku di sebelah kanan beliau, sedangkan wanita itu di belakang kami. (HR. Nasa’i, no. 796).

 

Hadis Kedelapanbelas

و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُخْتَارِ سَمِعَ مُوسَى بْنَ أَنَسٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِ وَبِأُمِّهِ أَوْ خَالَتِهِ قَالَ فَأَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ وَأَقَامَ الْمَرْأَةَ خَلْفَنَا. و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ ح و حَدَّثَنِيهِ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Muadz, telah menceritakan kepada kami Bapakku (Muadz bin Muadz bin Nashr), telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abdullah bin Mukhtar, ia mendengar Musa bin Anas menceritakan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW pernah salat bersamanya, dan bersama ibunya atau bibinya. Anas berkata, "Maka Rasulullah SAW menempatkan aku di sebelah kanannya, dan menempatkan wanita itu dibelakang kami." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb katanya: telah menceritakan kepada kami Abdurrahman yaitu Ibnu Mahdi katanya: telah menceritakan kepada kami Syu'bah dengan isnad ini. (HR. Muslim, no. 1056).

 

6. Apabila salat jamaah terdiri tiga orang laki-laki atau lebih, posisi imamnya berada di depan.

Salat berjamaah yang terdiri dari tiga orang adalah dengan mengangkat imam salah satunya. Sementara itu, posisi imam berada di depan. Dalil tentang hal tersebut sebagaimana berikut.

 

Hadis Kesembilanbelas

حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ قَالَ أَنْبَأَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كُنَّا ثَلَاثَةً أَنْ يَتَقَدَّمَنَا أَحَدُنَا. قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ وَجَابِرٍ وَأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَحَدِيثُ سَمُرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ قَالُوا إِذَا كَانُوا ثَلَاثَةً قَامَ رَجُلَانِ خَلْفَ الْإِمَامِ وَرُوِيَ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ صَلَّى بِعَلْقَمَةَ وَالْأَسْوَدِ فَأَقَامَ أَحَدَهُمَا عَنْ يَمِينِهِ وَالْآخَرَ عَنْ يَسَارِهِ وَرَوَاهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ تَكَلَّمَ بَعْضُ النَّاسِ فِي إِسْمَعِيلَ بْنِ مُسْلِمٍ الْمَكِّيِّ مِنْ قِبَلِ حِفْظِهِ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Bundar Muhammad bin Basysyar, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Adi, ia berkata: telah memberitakan kepada kami Isma'il bin Muslim, dari Al Hasan, dari Samrah bin Jundab, ia berkata: Rasulullah SAW menyuruh kami, apabila kami tiga orang, hendaklah salah seorang di antara kami, maju (menjadi imam)." Abu Isa berkata: "Dalam bab ini ada juga hadis dari Ibnu Mas'ud, Jabir dan Anas bin Malik." Abu Isa berkata: "Hadis Samrah ini derajatnya hasan gharib, hadis ini diamalkan oleh para ahli ilmu. Mereka mengatakan, "Apabila ada tiga orang, maka dua orang berdiri di belakang imam." Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa ia pernah salat bersama Alqamah dan Al Aswad, salah seorang berdiri di sebelah kanan dan yang lain lagi berdiri di sebelah kirinya. Ia meriwayatkan juga dari Nabi SAW. Dan sebagian ahli ilmu memperbincangkan Isma'il bin Muslim Al Makki dari segi hafalannya. (HR. Tirmidzi, no. 216).

 

Hadis Keduapuluh

أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ قَالَ حَدَّثَنَا أَفْلَحُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا بُرَيْدَةُ بْنُ سُفْيَانَ بْنِ فَرْوَةَ الْأَسْلَمِيُّ عَنْ غُلَامٍ لِجَدِّهِ يُقَالُ لَهُ مَسْعُودٌ فَقَالَ: مَرَّ بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ فَقَالَ لِي أَبُو بَكْرٍ يَا مَسْعُودُ ائْتِ أَبَا تَمِيمٍ يَعْنِي مَوْلَاهُ فَقُلْ لَهُ يَحْمِلْنَا عَلَى بَعِيرٍ وَيَبْعَثْ إِلَيْنَا بِزَادٍ وَدَلِيلٍ يَدُلُّنَا فَجِئْتُ إِلَى مَوْلَايَ فَأَخْبَرْتُهُ فَبَعَثَ مَعِي بِبَعِيرٍ وَوَطْبٍ مِنْ لَبَنٍ فَجَعَلْتُ آخُذُ بِهِمْ فِي إِخْفَاءِ الطَّرِيقِ وَحَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَقَامَ أَبُو بَكْرٍ عَنْ يَمِينِهِ وَقَدْ عَرَفْتُ الْإِسْلَامَ وَأَنَا مَعَهُمَا فَجِئْتُ فَقُمْتُ خَلْفَهُمَا فَدَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَدْرِ أَبِي بَكْرٍ فَقُمْنَا خَلْفَهُ. قَالَ أَبُو عَبْد الرَّحْمَنِ بُرَيْدَةُ هَذَا لَيْسَ بِالْقَوِيِّ فِي الْحَدِيثِ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami 'Abdah bin Abdullah, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubab, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Aflah bin Sa'id, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Buraidah bin Sufyan bin Farwah Al Aslami, dari seorang cucu kakeknya yang bernama Mas'ud dia berkata: "Rasulullah SAW dan Abu Bakar melewatiku. Lalu Abu Bakar berkata kepadaku: 'Wahai Mas'ud, panggil Abu Tamim (yaitu budaknya) dan katakan kepadanya agar ia bersedia membawa kami dengan untanya dan membawakan bekal perjalanan untuk kami sekaligus menjadi petunjuk jalan. Maka aku pun menemui budakku dan mengabarkan kepadanya. Kemudian aku kembali dengan membawa unta dan sekantong susu. Lalu aku membawa keduanya melalui jalan yang belum mereka kenal, tiba-tiba datang waktu salat, maka Rasulullah SAW berdiri untuk salat dan Abu Bakar berdiri di sebelah kanannya. Waktu itu aku sudah masuk Islam, maka aku menghampiri kemudian berdiri dibelakang mereka berdua, kemudian Rasulullah SAW mendorong dada Abu Bakar kebelakang hingga kami berdua salat dibelakangnya." Abu Abdurrahman berkata: 'Buraidah orangnya lemah dalam meriwayatkan hadis.' (HR. Nasa’i, no, 791).

 

Sebagaimana disebutkan dalam hadis Tirmidzi, ada sebagian kaum muslimin yang memahami bahwa salat jamaah terdiri dari tiga orang laki-laki bisa dilaksanakan dengan berjajar. Maksudnya adalah imamnya berada di tengah, sedangkan makmumnya berada di samping kanan dan kiri. Hal tersebut sejalan dengan hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhsatu

أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ: دَخَلْتُ أَنَا وَعَلْقَمَةُ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ فَقَالَ لَنَا أَصَلَّى هَؤُلَاءِ قُلْنَا لَا قَالَ قُومُوا فَصَلُّوا فَذَهَبْنَا لِنَقُومَ خَلْفَهُ فَجَعَلَ أَحَدَنَا عَنْ يَمِينِهِ وَالْآخَرَ عَنْ شِمَالِهِ فَصَلَّى بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلَا إِقَامَةٍ فَجَعَلَ إِذَا رَكَعَ شَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ وَجَعَلَهَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ وَقَالَ هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَ. أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا النَّضْرُ قَالَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ سُلَيْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ وَالْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ فَذَكَرَ نَحْوَهُ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, ia berkata: telah memberitakan kepada kami Isa bin Yunus, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Al A'masy, dari Ibrahim, dari Al Aswad, ia berkata: "Aku dan 'Alqamah pernah datang kepada Abdullah bin Mas'ud, lalu dia berkata kepada kami: 'Apakah kalian telah salat?' Kami menjawab: 'Belum'. la berkata lagi: 'Berdirilah dan salatlah'. Lalu kami salat di belakangnya, dan beliau menjadikan salah seorang dari kami di samping kanannya dan yang lain disamping kirinya. Kemudian ia salat tanpa azan dan iqamah. Tatkala ia rukuk, maka ia menjalin jari jemari tangannya dan meletakkannya di antara dua lututnya. Lalu ia berkata: 'Beginilah dahulu Rasulullah SAW melakukannya." (HR. Nasa’i, no. 712).

 

Melalui adanya riwayat yang berbeda mengenai salat jamaah yang terdiri dari tiga orang, penulis lebih condong pada posisi imamnya berada di depan dan makmumnya di belakang sebagaimana hadis riwayat Tirmidzi nomor 216. Hal tersebut demi maslahat supaya apabila datang makmum yang datang terlambat tidak kesulitan untuk mengatur saf. Pada hadis riwayat Nasa’i nomor 712, salat berjamaah yang dimaksud hanya dibatasi tiga orang. Sedangkan ketika salat berjamaah tidak menutup kemungkinan datang jamaah berikutnya yang datang terlambat. Wallahu a’lam.

 

PENJELASAN SINGKAT

Melalui berbagai dalil yang ada, secara umum tata letak imam dan makmum dapat diringkas menjadi beberapa poin. Adapun poin yang dimaksud memuat ketentuan diantaranya: (1) Imam berada di depan makmum; (2) Salat berjamaah diikuti oleh laki-laki dengan sebaik-baik saf bagi laki-laki adalah yang pertama; (3) Salat berjamaah diikuti oleh wanita dengan sebaik-baik saf bagi wanita adalah saf yang paling belakang, kecuali bila salat jamaah diikuti hanya wanita saja adalah sebaik-baik saf itu yang pertama; (4) Letak makmum yang seorang diri adalah di sebelah kanan imam; (5) Apabila makmumnya seorang laki-laki dan seorang wanita berjamaah bersama imam, maka letak laki-laki adalah disebelah kanan imam, dan letak wanita adalah di belakang mereka. Wanita tidak boleh satu saf bersama laki-laki; (6) Apabila salat jamaah terdiri tiga orang laki-laki atau lebih, posisi imamnya berada di depan. Berbagai poin yang ada berdasarkan berbagai dalil yang ditemukan penulis berupa hadis lengkap dengan sanad dan beberapa pendapat imam yang ada sebagai pendukung keterangan dalam hadis. Namun demikian tidak menutup kemungkinan terdapat dalil shahih maupun sharih lain yang dapat dijadikan landasan/ dasar hukum ketika salat berjamaah. Semoga yang sedikit ini mampu menjadi perhatian kita semuanya sehingga meraih kesempurnaan pahala dalam salat berjamaah. Aamiin.


No comments:

Post a Comment