Wednesday, February 3, 2021

Waktu Pelaksanaan Salat Fardu


 

 

Salat fardu merupakan suatu kewajiban bagi orang mukmin. Salat merupakan pembeda antara kaum mukmin dan kafir. Oleh karenanya, sebisa mungkin kita tidak meninggalkan salat fardu/ wajib yang sudah ditentukan waktu-waktu pelaksanaannya. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT berikut.

 

اِنَّ الصَّلوةَ كَانَتْ عَلَى اْلمُؤْمِنِـْينَ كِتبًا مَوْقُوْتًا. النساء:103

Artinya: Sesungguhnya salat itu adalah kewaji­ban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (An Nisa': 103).

 

Melalui ayat tadi, Allah sudah menerangkan bahwa salat merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman (mukmin). Melalui ayat tadi juga terdapat informasi bahwa salat merupakan kewajiban yang sudah ditentukan waktu pelaksanaannya. Adapun waktu pelaksanaan salat wajib/ fardu sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقْتُ صَلَاةِ الظُّهْرِ إِذَا زَالَتْ الشَّمْسُ وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُولِهِ مَا لَمْ تَحْضُرْ الْعَصْرُ وَوَقْتُ صَلَاةِ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ وَوَقْتُ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبْ الشَّفَقُ وَوَقْتُ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ وَوَقْتُ صَلَاةِ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ الْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتْ فَأَمْسِكْ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ أَوْ مَعَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ. احمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qotadah, dari Abu Ayub, dari Abdullah bin 'Amru berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Waktu salat zuhur adalah ketika matahari telah tergelincir yaitu ketika bayangan seseorang sama dengan badan aslinya, sampai sebelum datangnya waktu `asar. Dan waktu salat `asar adalah sebelum matahari menjadi kekuning-kuningan, dan waktu salat magrib adalah sebelum hilangnya warna merah di ufuq, dan waktu salat isya` adalah hingga pertengahan malam, dan waktu salat subuh adalah dari terbitnya fajar hingga sebelum matahari terbit. Jika matahari telah terbit maka tahanlah, sebab matahari terbit di antara dua tanduk setan atau bersamaan dengan dua tanduk setan." (HR. Ahmad, no. 6780).

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا الْمَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ قَالَ كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَغْرِبَ إِذَا تَوَارَتْ بِالْحِجَابِ. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abu 'Ubaid, dari Salamah berkata, "Kami pernah salat Magrib bersama Nabi SAW ketika matahari sudah tenggelam tidak terlihat." (HR. Bukhari, no. 258).

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ مَرْثَدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لَمَّا قَدِمَ عَلَيْنَا أَبُو أَيُّوبَ غَازِيًا وَعُقْبَةُ بْنُ عَامِرٍ يَوْمَئِذٍ عَلَى مِصْرَ فَأَخَّرَ الْمَغْرِبَ فَقَامَ إِلَيْهِ أَبُو أَيُّوبَ فَقَالَ لَهُ مَا هَذِهِ الصَّلَاةُ يَا عُقْبَةُ فَقَالَ شُغِلْنَا قَالَ أَمَا سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ أَوْ قَالَ عَلَى الْفِطْرَةِ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ إِلَى أَنْ تَشْتَبِكَ النُّجُومُ. ابو داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai', telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq, telah menceritakan kepadaku Yazid bin Abu Habib, dari Martsad bin Abdullah, dia berkata; Tatkala Abu Ayyub mendatangi kami sebagai tentara perang, dan pada saat itu Uqbah bin Amir menjadi gubernur Mesir. Dia mengakhirkan salat Magrib. Maka Abu Ayyub mendatanginya dan berkata; Salat apa ini wahai Uqbah? Dia menjawab; Kami disibukkan. Lantas Abu Ayyub berkata; Tidakkah engkau pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Umatku akan senantiasa dalam kebaikan atau di atas fithrah selama mereka tidak mengakhirkan salat Magrib hingga semua bintang-bintang nampak (HR. Abu Dawud, no. 354).

 

Hadis Keempat

سنن الدارقطني 1044: قَرَأْتُ فِي أَصْلِ كِتَابِ أَحْمَدَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَابِرٍ الرَّمْلِيِّ بِخَطِّهِ: ثنا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ الطَّيَالِسِيُّ , نا هَارُونُ بْنُ سُفْيَانَ , ثنا عَتِيقُ بْنُ يَعْقُوبَ , ثنا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  الشَّفَقُ الْحُمْرَةُ فَإِذَا غَابَ الشَّفَقُ وَجَبَتِ الصَّلَاةُ. الدارقطنى

Artinya: Sunan Daruquthni 1044: Aku membaca pada asal kitab Ahmad bin Amr bin Jabir Ar-Ramli yang ditulis dengan tulisannya: Ali bin Abdush Shamad Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, Harun bin Sufyan mengabarkan kepada kami, Atiq bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Syafaq adalah yang berwarna merah. Bila syafaq itu telah hilang, maka wajiblah salat (Isya`)'." (HR. Daruquthni, no. 1044).

 

Hadis Kelima

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤَخِّرُ الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ. النسائى

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash, dari Simak, dari Jabir bin Samurah, dia berkata; "Rasulullah SAW mengakhirkan salat Isya." (HR. Nasa’i, no. 530).

 

Hadis Keenam

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَخَّرْتُ صَلَاةَ الْعِشَاءِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ أَوْ نِصْفِ اللَّيْلِ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dan Abdullah bin Numair, dari Ubaidullah, dari Sa'id bin Abu Sa'id, dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Sekiranya tidak memberatkan umatku, sungguh akan aku akhirkan salat isya hingga sepertiga atau pertengahan malam." (HR. Ibnu Majah, no. 683).

 

Hadis Ketujuh

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ قَالَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ : لَمَّا قَدِمَ الْحَجَّاجُ الْمَدِينَةَ فَسَأَلْنَا جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الظُّهْرَ بِالْهَاجِرَةِ وَالْعَصْرَ وَالشَّمْسُ نَقِيَّةٌ وَالْمَغْرِبَ إِذَا وَجَبَتْ وَالْعِشَاءَ أَحْيَانًا يُؤَخِّرُهَا وَأَحْيَانًا يُعَجِّلُ كَانَ إِذَا رَآهُمْ قَدْ اجْتَمَعُوا عَجَّلَ وَإِذَا رَآهُمْ قَدْ أَبْطَئُوا أَخَّرَ وَالصُّبْحَ كَانُوا أَوْ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّيهَا بِغَلَسٍ. و حَدَّثَنَاه عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَعْدٍ سَمِعَ مُحَمَّدَ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ كَانَ الْحَجَّاجُ يُؤَخِّرُ الصَّلَوَاتِ فَسَأَلْنَا جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بِمِثْلِ حَدِيثِ غُنْدَرٍ. مسـلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Ghundar, dari Syu'bah -(dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mutsanna dan Ibnu Basyar, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah - dari Sa'd bin Ibrahim, dari Muhammad bin 'Amru bin Hasan bin Ali katanya; "Ketika Hajjaj tiba di Madinah, kami bertanya kepada Jabir bin Abdullah seraya berkata; Rasulullah SAW pernah shalat zuhur di pertengahan siang ketika hari sangat panas, dan asar ketika matahari masih bersih, dan magrib ketika matahari terbenam, dan isya kadang beliau mengakhirkannya dan kadang beliau menyegerakannya. Jika beliau lihat para sahabat telah berkumpul, maka beliau menyegerakannya dan jika beliau lihat para sahabat kurang bergegas mendatanginya, beliau akan mengakhirkannya, adapun subuh maka para sahabat atau Nabi SAW melakukannya ketika pagi masih gelap gulita." Dan telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Muadz telah menceritakan kepada kami Ayahku (Mu'adz bin Mu'adz bin Nashr bin Hassan), telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sa'd, ia mendengar Muhammad bin 'Amru bin Al Hasan bin Ali, katanya; Al Hajjaj seringkali mengakhirkan sekian banyak salat, maka kami bertanya kepada Jabir bin Abdullah seperti hadisnya Ghundar. (HR. Muslim, no. 1023).

 

Hadis Kedelapan

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا. مسـلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata, saya membaca di hadapan Malik, dari Sumai maula Abu Bakar, dari Abu Shalih as-Samman, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kalau manusia tahu pahala dalam azan dan saf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan jalan keluar untuk mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, niscaya mereka akan mengadakan undian. Dan seandainya mereka mengetahui pahala bersegera ke masjid, niscaya mereka akan bersegera kepadanya. Dan kalau mereka mengetahui pahala salat isya dan subuh, niscaya mereka akan mendatangi keduanya walaupun dengan cara merangkak'." (HR. Muslim, no. 661).

 

Hadis Kesembilan

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ قَالَتْ كُنَّ نِسَاءُ الْمُؤْمِنَاتِ يَشْهَدْنَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْفَجْرِ مُتَلَفِّعَاتٍ بِمُرُوطِهِنَّ ثُمَّ يَنْقَلِبْنَ إِلَى بُيُوتِهِنَّ حِينَ يَقْضِينَ الصَّلَاةَ لَا يَعْرِفُهُنَّ أَحَدٌ مِنْ الْغَلَسِ. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, telah mengabarkan kepada kami Al Laits, dari 'Uqail dari Ibnu Syuhab berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair bahwa 'Aisyah mengabarkan kepadanya, ia mengatakan, "Kami, wanita-wanita Mukminat, pernah ikut salat fajar (subuh) bersama Rasulullah SAW dengan menutup wajahnya dengan kerudung, kemudian kembali ke rumah mereka masing-masing setelah selesai salat tanpa diketahui oleh seorangpun karena hari masih gelap." (HR. Bukhari, no. 544).

 

Hadis Kesepuluh

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ الْمُرَادِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ كَانَ قَاعِدًا عَلَى الْمِنْبَرِ فَأَخَّرَ الْعَصْرَ شَيْئًا فَقَالَ لَهُ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَمَا إِنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَخْبَرَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَقْتِ الصَّلَاةِ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ اعْلَمْ مَا تَقُولُ فَقَالَ عُرْوَةُ سَمِعْتُ بَشِيرَ بْنَ أَبِي مَسْعُودٍ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ نَزَلَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَنِي بِوَقْتِ الصَّلَاةِ فَصَلَّيْتُ مَعَهُ ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَهُ ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَهُ ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَهُ ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَهُ يَحْسُبُ بِأَصَابِعِهِ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الظُّهْرَ حِينَ تَزُولُ الشَّمْسُ وَرُبَّمَا أَخَّرَهَا حِينَ يَشْتَدُّ الْحَرُّ وَرَأَيْتُهُ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ بَيْضَاءُ قَبْلَ أَنْ تَدْخُلَهَا الصُّفْرَةُ فَيَنْصَرِفُ الرَّجُلُ مِنْ الصَّلَاةِ فَيَأْتِي ذَا الْحُلَيْفَةِ قَبْلَ غُرُوبِ الشَّمْسِ وَيُصَلِّي الْمَغْرِبَ حِينَ تَسْقُطُ الشَّمْسُ وَيُصَلِّي الْعِشَاءَ حِينَ يَسْوَدُّ الْأُفُقُ وَرُبَّمَا أَخَّرَهَا حَتَّى يَجْتَمِعَ النَّاسُ وَصَلَّى الصُّبْحَ مَرَّةً بِغَلَسٍ ثُمَّ صَلَّى مَرَّةً أُخْرَى فَأَسْفَرَ بِهَا ثُمَّ كَانَتْ صَلَاتُهُ بَعْدَ ذَلِكَ التَّغْلِيسَ حَتَّى مَاتَ وَلَمْ يَعُدْ إِلَى أَنْ يُسْفِرَ. قَالَ أَبُو دَاوُد رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ الزُّهْرِيِّ مَعْمَرٌ وَمَالِكٌ وَابْنُ عُيَيْنَةَ وَشُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ وَاللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ وَغَيْرُهُمْ لَمْ يَذْكُرُوا الْوَقْتَ الَّذِي صَلَّى فِيهِ وَلَمْ يُفَسِّرُوهُ وَكَذَلِكَ أَيْضًا رَوَى هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ وَحَبِيبُ بْنُ أَبِي مَرْزُوقٍ عَنْ عُرْوَةَ نَحْوَ رِوَايَةِ مَعْمَرٍ وَأَصْحَابِهِ إِلَّا أَنَّ حَبِيبًا لَمْ يَذْكُرْ بَشِيرًا وَرَوَى وَهْبُ بْنُ كَيْسَانَ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقْتَ الْمَغْرِبِ قَالَ ثُمَّ جَاءَهُ لِلْمَغْرِبِ حِينَ غَابَتْ الشَّمْسُ يَعْنِي مِنْ الْغَدِ وَقْتًا وَاحِدًا وَكَذَلِكَ رُوِيَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثُمَّ صَلَّى بِيَ الْمَغْرِبَ يَعْنِي مِنْ الْغَدِ وَقْتًا وَاحِدًا وَكَذَلِكَ رُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ مِنْ حَدِيثِ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. ابو داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah Al Muradi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Usamah bin Zaid Al Laitsi, dari Ibnu Syihab dia telah mengabarkan kepadanya bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah duduk berkhutbah di atas mimbar hingga mengakhirkan sedikit waktu Asar. Maka Urwah bin Az Zubair berkata kepadanya; Ketahuilah, sesungguhnya Jibril Alaihis Salam telah mengabarkan kepada Muhammad SAW tentang waktu salat. Maka Umar berkata kepadanya; Ketahuilah apa yang kamu katakan. Urwah mengatakan; Saya mendengar Basyir bin Abu Mas'ud berkata; Saya telah mendengar Abu Mas'ud Al Anshari berkata; Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Jibril Alaihis Salam turun lalu mengabarkan kepadaku tentang waktu salat. Saya salat bersamanya, kemudian salat bersamanya, kemudian salat bersamanya, kemudian salat bersamanya, kemudian salat bersamanya", beliau menghitung sampai lima kali salat dengan jari-jarinya, lalu saya melihat Rasulullah SAW salat Zuhur tatkala matahari tergelincir, dan terkadang mengakhirkannya hingga panas semakin menjadi, dan saya melihat beliau salat Asar sedangkan matahari tinggi berwarna putih sebelum warna kuning memasukinya, seseorang pergi dari salat kemudian ke Dzul Hulaifah sebelum matahari tenggelam. Kemudian beliau salat Magrib ketika matahari tenggelam, dan salat Isya tatkala ufuk berwarna hitam, dan terkadang mengakhirkannya hingga orang-orang berkumpul. Dan beliau salat Subuh terkadang tatkala ghalas (kegelapan akhir malam telah bercampur dengan cahaya pagi) dan pada kesempatan yang lain tatkala cahaya telah terang. Setelah itu salatnya adalah pada saat galas hingga beliau wafat dan tidak pernah mengulangi salat Subuh hingga cahaya telah terang. Abu Dawud berkata; Telah meriwayatkan hadits ini dari Az Zuhri, Ma'mar dan Malik dan Ibnu Uyainah dan Syu'aib bin Abu Hamzah dan Al Laits bin bin Sa'd dan selain mereka, tidak menyebutkan waktu yang beliau salat padanya dan tidak menafsirkannya. Demikian pula diriwayatkan oleh Hisyam bin Urwah dan Habib bin Abu Marzuq dari Urwah semisal riwayat Ma'mar dan para sahabatnya, hanya saja Habib tidak menyebutkan Basyir. Dan Wahb bin Kaisan meriwayatkan dari Jabir dari Nabi SAW tentang waktu Magrib, dia mengatakan; kemudian Jibril mendatangi Rasulullah untuk salat Magrib, yakni tatkala esok harinya dengan waktu yang sama. Demikian pula diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Kemudian Jibril salat bersamaku, yakni pada esok harinya dengan waktu yang sama". Demikian pula diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al Ash dari hadis Hassan bin 'Athiyyah dari Amru bin Syu'aib dari Ayahnya (Syu'aib bin 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash) dari Kakeknya (Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash bin Wa'il) dari Nabi SAW. (HR. Abu Dawud, no. 333).

 

Hadis Kesebelas

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ كِلَاهُمَا عَنْ يَحْيَى الْقَطَّانِ وَابْنِ مَهْدِيٍّ ح قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا سِمَاكُ بْنُ حَرْبٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ ح قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الظُّهْرَ إِذَا دَحَضَتْ الشَّمْسُ. مسـلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mutsanna dan Muhammad bin Basyar, keduanya dari Yahya Al Qatthan dan Ibnu Mahdi. (Dan diriwayatkan dari jalur lain) Ibnul Mutsanna mengatakan; telah menceritakan kepadaku Yahya bin Said dari Syu'bah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Simak bin Harb dari Jabir bin Samurah. (Dan diriwayatkan dari jalur lain) Ibnul Mutsanna mengatakan; telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Syu'bah dari Simak dari Jabir bin Samurah dia berkata; "Nabi SAW pernah salat zuhur ketika matahari telah condong dari tengah langit ke sebelah barat." (HR. Muslim, no. 980).

 

Hadis Keduabelas

أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ دِينَارٍ أَبُو خَلْدَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ الْحَرُّ أَبْرَدَ بِالصَّلَاةِ وَإِذَا كَانَ الْبَرْدُ عَجَّلَ. النسائى

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Sa'id dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id -mantan budak Bani Hasyim- dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Dinar Abu Khaldah dia berkata; Saya mendengar Anas bin Malik berkata; "Apabila cuaca sangat panas, maka 'Rasulullah SAW menunggu hingga suhu agak dingin untuk melaksanakan salat (zuhur), dan jika cuaca dingin maka beliau menyegerakan." (HR. Nasa’i,  no. 495).

 

Hadis Ketigabelas

حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ عَنْ سُلَيْمَانَ قَالَ صَالِحُ بْنُ كَيْسَانَ حَدَّثَنَا الْأَعْرَجُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ وَغَيْرُهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَنَافِعٌ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُمَا حَدَّثَاهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا عَنْ الصَّلَاةِ فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ayyub bin Sulaiman bin Bilal berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar dari Sulaiman berkata, Shalih bin Kaisan telah menceritakan kepada kami Al A'raj 'Abdurrahman, dan selainnya dari Abu Hurairah dan Nafi' mantan budak 'Abdullah bin 'Umar, dari 'Abdullah bin 'Umar bahwa keduanya menceritakan kepadanya dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda: "Jika udara sangat panas menyengat maka tundalah salat, karena panas yang sangat menyengat itu berasal dari hembusan api neraka Jahannam." (HR. Bukhari, no. 502).

 

Hadis Keempatbelas

حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا مُهَاجِرٌ أَبُو الْحَسَنِ مَوْلَى لِبَنِي تَيْمِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ قَالَ، كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَأَرَادَ الْمُؤَذِّنُ أَنْ يُؤَذِّنَ لِلظُّهْرِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْرِدْ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يُؤَذِّنَ فَقَالَ لَهُ أَبْرِدْ حَتَّى رَأَيْنَا فَيْءَ التُّلُولِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَإِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلَاةِ. وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ{تَتَفَيَّأُ} تَتَمَيَّلُ. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, telah menceritakan kepada kami dari Muhajir Abu Al Hasan mantan budak bani Taimillah, ia berkata, aku mendengar Zaid bin Wahb dari Abu Dzar Al Ghifari berkata, "Kami pernah bersama Nabi SAW dalam suatu perjalanan, ketika ada muazin yang hendak mengumandangkan azan zuhur, Nabi SAW bersabda: "Tundalah." Sesaat kemudian muazin itu kembali akan mengumandangkan azan. Maka Nabi SAW pun kembali bersabda: "Tundalah hingga kita melihat bayang-bayang bukit." Kemudian Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya panas yang sangat menyengat itu berasal dari hembusan api Jahannam. Maka apabila udara sangat panas menyengat tundalah salat (hingga panas) mereda." Ibnu 'Abbas berkata, "Maksud dari firman Allah: tataqayya'u (QS. An Nahl: 48) adalah condong." (HR. Bukhari, no. 506).

 

Hadis Kelimabelas

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ حَيَّةٌ فَيَذْهَبُ الذَّاهِبُ إِلَى الْعَوَالِي فَيَأْتِيهِمْ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ. وَبَعْضُ الْعَوَالِي مِنْ الْمَدِينَةِ عَلَى أَرْبَعَةِ أَمْيَالٍ أَوْ نَحْوِهِ. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhrii berkata, telah menceritakan kepadaku Anas bin Malik berkata, "Rasulullah SAW pernah melaksanakan salat 'asar saat matahari masih meninggi. Dan jika ada seseorang pergi menemui keluarganya kemudian kembali, maka ia akan mendapati matahari masih tinggi. Sedangkan sebagian desa jaraknya dengan Madinah ada yang berjarak sampai empat mil atau sekitar itu." (HR. Bukhari, no. 517).

 

Hadis Keenambelas

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ سَوَّادٍ الْعَامِرِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ الْمُرَادِيُّ وَأَحْمَدُ بْنُ عِيسَى وَأَلْفَاظُهُمْ مُتَقَارِبَةٌ قَالَ عَمْرٌو أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ أَنَّ مُوسَى بْنَ سَعْدٍ الْأَنْصَارِيَّ حَدَّثَهُ عَنْ حَفْصِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَصْرَ فَلَمَّا انْصَرَفَ أَتَاهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نُرِيدُ أَنْ نَنْحَرَ جَزُورًا لَنَا وَنَحْنُ نُحِبُّ أَنْ تَحْضُرَهَا قَالَ نَعَمْ فَانْطَلَقَ وَانْطَلَقْنَا مَعَهُ فَوَجَدْنَا الْجَزُورَ لَمْ تُنْحَرْ فَنُحِرَتْ ثُمَّ قُطِّعَتْ ثُمَّ طُبِخَ مِنْهَا ثُمَّ أَكَلْنَا قَبْلَ أَنْ تَغِيبَ الشَّمْسُ. و قَالَ الْمُرَادِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ ابْنِ لَهِيعَةَ وَعَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ فِي هَذَا الْحَدِيثِ. مسـلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Amru bin Sawwad Al 'Amiri dan Muhammad bin Salamah Al Muradi dan Ahmad bin Isa sedangkan lafadznya hampir berdekatan, 'Amru mengatakan; telah mengabarkan kepada kami, sedang keduanya mengatakan; telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab telah mengabarkan kepadaku 'Amru bin Al Harits dari Yazid bin Abu Hubaib bahwa Musa bin Sa'd Al Anshari menceritakan kepadanya dari Hafs bin Abdullah dari Anas bin Malik, ia berkata; Rasulullah SAW pernah salat asar bersama kami, ketika beliau selesai, salah seorang Bani Salamah menemui beliau dan berkata; "Wahai Rasulullah, kami ingin menyembelih untuk sembelihan kami dan sangat berharap agar anda menghadirinya. Beliau menjawab; "Baiklah". Beliau pun berangkat bersama kami, ternyata kami mendapati unta sembelihan belum disembelih, setelah itu unta tersebut disembelih, kemudian dipotong-potong dagingnya dan dimasak, setelah itu kami menyantapnya sebelum matahari menghilang." Al Muradi berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dari Ibn Lahi'ah dan 'Amru bin Harits tentang hadis ini. (HR. Muslim, no. 989).

 

Hadis Ketujuhbelas

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ قَالَا حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي الْمُهَاجِرِ عَنْ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ فَقَالَ بَكِّرُوا بِالصَّلَاةِ فِي الْيَوْمِ الْغَيْمِ فَإِنَّهُ مَنْ فَاتَتْهُ صَلَاةُ الْعَصْرِ حَبِطَ عَمَلُهُ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim dan Muhammad bin Ash Shabbah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim berkata, telah menceritakan kepada kami Al Auza'i berkata, telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abu Katsir dari Abu Qilabah dari Abu Al Muhajir dari Buraidah Al Aslami ia berkata; Kami bersama Rasulullah SAW dalam peperangan, lalu beliau bersabda: "Bersegeralah kalian kerjakan salat di hari yang mendung, sebab barangsiapa kehilangan salat asar maka amalannya akan musnah." (HR. Ibnu Majah, no. 686).

 

Hadis Kedelapanbelas

و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فِي دَارِهِ بِالْبَصْرَةِ حِينَ انْصَرَفَ مِنْ الظُّهْرِ وَدَارُهُ بِجَنْبِ الْمَسْجِدِ فَلَمَّا دَخَلْنَا عَلَيْهِ قَالَ أَصَلَّيْتُمْ الْعَصْرَ فَقُلْنَا لَهُ إِنَّمَا انْصَرَفْنَا السَّاعَةَ مِنْ الظُّهْرِ قَالَ فَصَلُّوا الْعَصْرَ فَقُمْنَا فَصَلَّيْنَا فَلَمَّا انْصَرَفْنَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيْ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا. مسـلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Muhammad bin Shabah dan Qutaibah dan Ibn Hujr mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ja'far dari Al 'Ala` bin Abdurrahman bahwa ia pernah menemui Anas bin Malik di rumahnya di Bashrah, yaitu ketika selesai salat zuhur, sementara rumahnya berada disamping masjid. Ketika kami menemuinya, dia bertanya; "Apakah kalian sudah salat asar?" Kami jawab; "Baru saja kami tinggalkan waktu salat zuhur." Kata Anas; "Lakukanlah salat 'asar." Maka kami pun melakukan salat asar. Ketika kami selesai mengerjaan salat asar, aku mendengar dia mengatakan; Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Asar itulah salat (yang biasanya ditelantarkan) orang munafik, ia duduk mengamat-amati matahari, jika matahari telah berada diantara dua tanduk setan, ia melakukannya dan ia mematuk empat kali (Rasul pergunakan istilah mematuk, untuk menyatakan sedemikian cepatnya, bagaikan jago mematuk makanan -pent) ia tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali." (HR. Muslim, no. 987).

 

Hadis Kesembilanbelas

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى قَالَ أَخْبَرَنِي مَالِكٌ عَنِ الْعَلَاءِ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ بَعْدَ الظُّهْرِ فَقَامَ يُصَلِّي الْعَصْرَ فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ تَذَاكَرْنَا تَعْجِيلَ الصَّلَاةِ فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِينَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يَجْلِسُ أَحَدُهُمْ حَتَّى إِذَا اصْفَرَّتْ الشَّمْسُ وَكَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ قَامَ نَقَرَ أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا. احمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Musa berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Al-Ala` berkata, kami menemui Anas bin Malik setelah zuhur lalu berdiri dan salat asar, setelah selesai dari salatnya, kami teringat bahwa kami telah menyegerakan salat dari waktunya, lalu Anas bin Malik berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, itu adalah salatnya orang munafik. Beliau mengulanginya hingga tiga kali, mereka duduk-duduk sampai matahari menguning yang sama artinya waktu diantara dua tanduk setan, mereka lalu berdiri dan mematuk empat kali (salat dengan sedemikian cepatnya), tidak ingat kepada Allah dalam shalat tersebut kecuali sedikit saja. (HR. Ahmad, no. 12051).

 

Demikianlah diantaranya dalil tentang waktu dilaksanakannya salat fardu. Semoga pengetahuan yang sudah didapat mampu menggerakkan hati kita supaya salat tepat pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Aamiin.

 

Wallahu a’lam bishshawab

 

No comments:

Post a Comment