Friday, January 22, 2021

Metamorfosis Pada Serangga


 

Sekitar tempat tinggal kita terdapat banyak sekali macam makhluk hidup. Semua makhluk hidup mempunyai siklus hidup atau daur hidup. Siklus hidup merupakan tahapan pertumbuhan yang dialami makhluk hidup sepanjang hidupnya dari kecil hingga dewasa. Siklus hidup terjadi pada hewan maupun tumbuhan.

 

Semua tumbuhan memiliki siklus hidup yang meliputi karakteristik silih bergantinya generasi atau pergiliran keturunan. Tumbuhan akan mengalami pergantian antara generasi haploid (n/ memiliki satu set kromosom) dan diploid (memiliki dua set kromosom/ 2n). Silih bergantinya generasi memungkinkan untuk melakukan dua jenis reproduksi, yaitu reproduksi aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Sementara itu, siklus hidup hewan ada yang melalui metamorfosis dan ada yang tidak melalui metamorfosis.

 

Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami hewan sepanjang hidupnya. Pada siklus hidup tanpa metamorfosis yang berubah adalah ukuran tubuh. Hewan tidak bermetamorfosis adalah hewan yang hanya mengalami perubahan ukuran tubuh dari kecil menjadi besar. Sedangkan bentuknya tidak berubah dari lahir hingga dewasa. Contoh hewan yang siklus hidupnya tidak mengalami metamorfosis ialah sapi, kerbau, kambing kucing, dan ayam.

 

Sebagian jenis hewan mengalami metamorfosis dalam siklus hidupnya. Metamorfosis dapat diartikan sebagai tahap perubahan bentuk sangat berbeda yang dialami hewan sejak menetas sampai menjadi dewasa. Metamorfosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis dan dapat kita jumpai dengan mudah di sekitar lingkungan kita adalah serangga.

 

Perkembangan serangga dari larva atau nimfa menjadi imago umumnya mengalami beberapa tahap perubahan bentuk dan ukuran, yang disebut metamorfosis. Adapun metamorfosis serangga bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit (kompleks). Berdasarkan berbagai perubahan tersebut, serangga dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu terdiri dari: ametabola, paurometabola, hemimetabola, dan holometabola.

 

1. Ametabola (Tanpa Metamorfosis)

Golongan serangga yang termasuk Ametabola itu sejak menetas (instar pertama) bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa (tidak bermetamorfosis). Namun demikian ukurannya saja yang bertambah besar. Serangga muda dan serangga dewasa hidup dalam habitat dengan jenis makanan yang sama. Contoh serangga yang tidak metamorfosis, antara lain ordo Thysanura (kutu buku atau rengget atau ngenget) dan ordo Collembola, misalnya Ekor Gunting.

 

 

 

2. Paurometabola (Metamorfosis Bertingkat)

Serangga yang tergolong paurometabola mengalami perubahan secara bertahap. Setiap pergantian kulit (ecdysis), ukuran tubuhnya bertambah besar. Bakal sayap tumbuh secara bertahap, makin lama makin besar, dan akhirnya menyerupai sayap serangga dewasa. Serangga muda disebut nimfa (nymph), dan serangga dewasa disebut imago.  Baik nimfa maupun imago hidup dalam habitat yang sama dan dengan jenis makanan yang sama pula. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis bertingkat, antara lain adalah ordo Orthoptera (belalang, anjing tanah, jangkrik, kecoak), ordo Thyasanoptera (thrips), ordo Homoptera (kutu daun, wereng), dan ordo Hemiptera (kepik, walang sangit).

 


 

3. Hemimetabola (Metamorfosis Tidak Lengkap)

Pada dasarnya hemimetabola adalah metamorfosis yang tidak lengkap. Namun demikian, hemimetabola ada yang menyebutnya dengan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna adalah jenis metamorfosis yang tidak lewat fase pupa. Pada perkembangannya, nimfa serangga golongan yang termasuk hemimetabola mengalami beberapa modifikasi. Hal tersebut seperti adanya insang trachea, tungkai untuk merangkak dan menggali, tubuh harus dapat berenang, dan alat mulut harus dapat mengambil makanan di dalam air. Habitat nimfa berbeda dengan habitat imago. Nimfa tergolong serangga akuatik (hidup di dalam air), sedangkan imagonya adalah serangga aerial/ mampu terbang. Contoh serangga golongan hemimetabola adalah ordo Odonata (capung).

 


 


 

Berikut adalah ini adalah tahap dalam Metamorfosis Tidak Sempurna, yaitu:

 

a. Fase Telur

Induk suatu makhluk hidup akan meletakkan telurnya pada tempat yang dirasa aman dan nyaman. Embrio hasil fertilasi dari sel sperma serta ovum tersebut dilindungi oleh sebuah cangkang yang kuat. Nutrisi pada masa telur di diambil dari komponen di dalam telur tersebut. Pada fase telur terjadi proses pembelahan sel guna membentuk bakal individu yang bisa menghadapi dunia luar.

 

b. Fase Nimfa

Fase nimfa merupakan tahapan hewan yang bermetamorfosis itu sudah siap keluar dari telur. Organisme hasil dari fase limfa sudah mempunyai bentuk sempurna, tapi dalam ukuran yang lebih kecil. Pada fase nimfa terjadi pematangan organ–organ di tubuhnya terutama pada organ reproduksi. Pada tahap tersebut juga akan terjadi perubahan struktur luar tubuh sebab penyesuaian dengan bertambah besarnya tubuh tersebut.

 

c. Fase Dewasa (Imago)

Pada fase dewasa, semua organ sudah siap guna mendukung kehidupannya secara keseluruhan. Hewan pada fase dewasa akan mencari pasangan dan kemudian melakukan perkawinan. Hasil fertilasi dari sel jantan serta betina akan masuk ke tahap awal dari metamorfosis tidak sempurna, yakni fase telur.

 

 

4. Holometabola (Metamorfosis Lengkap atau Sempurna)

Serangga muda yang mengalami perkembangan holometabola disebut larva. Bentuk larva sangat berbeda dengan imago.  Jenis makanan, perilaku, dan habitat ketika bentuk larva pun biasanya berbeda dengan imago. Sebelum menjadi imago, larva akan melalui tahap pupa (kepompong) terlebih dahulu. Perubahan bentuk luar dan dalam terjadi dalam tingkat pupa (kepompong).  Sayap berkembang secara internal. Contoh serangga yang mengalami perkembangan holometabola, antara lain ordo Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, dan Hymenoptera.

 



  

Berikut adalah fase-fase pada Metamorfosis Sempurna, yaitu:

 

a. Fase Telur

Pada tahap telur, induk suatu hewan akan meletakkan telur-telurnya di tempat yang aman serta nyaman untuk calon anaknya. Pada fase telur, embrio hasil fertilasi sel sperma serta sel ovum akan terus melakukan proses pembelahan sel yang membentuk organ-organ utama untuk menyokong kehidupannya. Waktu yang dibutuhkan sebuah organisme untuk menetas dari telurnya tergantung pada jenis organime. Struktur serta bentuk dari telur bervariasi tergantung pada jenisnya.

 

b.  Fase Larva

Setelah menetas dari telurnya, hewan itu akan masuk ke fase larva. Pada fase larva, ia akan membutuhkan banyak makanan untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Hal tersebut penting sehingga induknya meletakkan telur di daerah yang sesuai dengan kebutuhan makanannya ketika menjadi larva. Pada fase larva bisa terjadi beberapa perubahan fisik, contohnya ialah pergantian kulit pada larva serangga, pergantian tersebut akan membuat tubuhnya siap untuk menjadi pupa. Perubahan tersebut dikontrol oleh faktor hormonal tubuhnya.

 

c. Fase Pupa

Pada fase pupa biasanya kebiasaan makannya akan berkurang. Namun demikian metabolisme di dalam tubuh akan terus berlangsung. Pada proses pupa akan terjadi pertumbuhan, perkembangan serta diferensiasi sel. Saat cukup matang, maka hewan tersebut akan memasuki tahap dewasa.

 

d. Fase Dewasa (Imago)

Fase Dewasa adalah tahapan akhir dalam sebuah metamorfosis. Biasanya bentuk akhir dari makhluk dewasa pada metamorfosis sempurna terlihat sangat beda daripada pada fase larva atau pupa. Fase dewasa merupakan fase reproduksi yang mana suatu hewan akan mencari pasangan dan melakukan perkawinan serta berkembang biak.

 

 

Demikianlah metamorfosis pada hewan, khususnya pada serangga. Seperti yang kita tahu bahwa dunia seisinya merupakan ayat-ayat kauniyah yang mesti kita tadaburi. Semoga menambah khazanah keilmuan kita sehingga membuat kita tawadu dan semakin bertambah keimanan kita kepada Allah SWT. Aamiin.

 

No comments:

Post a Comment