Friday, January 8, 2021

Khotbah Jum'at: Merekatkan Persaudaraan dengan Akhlak Karimah


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

  • اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:
  • يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
  • يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
  • يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
  • أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهَ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ.
  • اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Syukur alkhamdulillah pada siang ini kita diberi kesempatan untuk melaksanakan rangkaian ibadah salat Jum’at. Kesempatan beramal salih ini merupakan nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita semua. Hal tersebut mesti kita syukuri di tengah kesibukan kita dalam beraktivitas. Kita mesti menyempatkan untuk melaksanakan kewajiban yang Allah berikan. Kita juga berupaya mengamalkan amalan-amalan sunah lainnya. Tak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa risalah Islam kepada umatnya. Risalah yang membawa umat ke jalan yang lurus dan juga jalan yang terang.

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan secara khusus kepada diri saya sendiri dan kepada jamaah salat jumat pada umumnya agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berupaya meningkatkan iman dan takwa. Melalui bekal iman dan takwa, kita dapat selamat di dunia dan di akhirat. Hal tersebut tentunya diikuti dengan belajar ilmu agama.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Segala tindak tanduk seorang muslim hendaknya sebagaimana rambu-rambu yang telah ditetapkan pada Agama Islam. Ketetapan dalam Agama Islam bersumber pada Alquran dan Sunah Nabi. Oleh karenanya, hendaknya kita sebagai kaum muslim senantiasa memahami berbagai ketentuan-ketentuan dalam berhubungan kepada Allah maupun kepada sesama kaum muslim pada khususnya dan manusia lainnya pada umumnya. Seorang muslim terhadap sesama muslim lainnya itu hendaknya berkasih sayang. Namun hendaklah bersikap keras terhadap orang-orang kafir. Hal tersebut sebagaimana yang tertuang dalam potongan ayat 29 Surat Al Fath pada Alquran.

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗ... . الفتح: 29

Artinya: Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. ... . (QS. Al Fath: 29).

Melalui Alquran Surat Al Fath ayat 29, kita dapat mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Orang-orang yang bersama Nabi, diantaranya para Shahabat itu bersikap keras terhadap orang-orang kafir. Sikap keras disini adalah tegas ketika menghadapi orang kafir dalam mempertahankan iman dan akidah. Sebagai contoh orang Quraisy meminta Nabi Muhammad SAW bekerja sama dalam melaksanakan agama. Hal tersebut dengan cara bergantian melaksanakan agama antara Agama Islam dengan agama selain Islam. Nabi Muhammad SAW pun menolak karena hal tersebut merupakan pencampuradukan akidah maupun peribadahan. Membantu agama selain Islam dalam hal peribadahan dan akidah, berarti membantu kemusyrikan. Tidak bisa dicampuradukkan antara agama Islam dengan agama selain Islam, baik dalam hal ibadah dan akidah. Agama tauhid hanyalah Agama Islam. Agama yang haq di sisi Allah hanyalah Agama Islam. Selanjutya pada ayat tadi menerangkan bahwa mereka yang mengikuti Nabi SAW bersikap kasih sayang terhadap sesama mereka, yaitu sesama kaum muslimin. Mereka yang bersama Nabi selalu rukuk dan sujud mencari pahala dan rida Allah. Tanda mereka adalah kekhusukan yang tampak di muka mereka dari bekas seringnya melakukan salat. Melalui salat yang dibawa ke kehidupan sehari-hari, tercermin akhlak karimah yang mereka miliki.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara (اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ...) (Al Hujurat: 10). Oleh karenanya, marilah memperbaiki hubungan antar sesama muslim dengan akhlak karimah. Wajib bagi kaum muslim bertakwa kepada Allah SWT. Kita berupaya meningkatkan ketaatan dalam mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan Allah supaya mendapat rahmat dari Allah SWT. Cara memperbaiki hubungan adalah dengan rukun diantara kaum muslim, dan tidak congkrah antar sesama. Rasulullah memberi pelajaran pada hadis berikut.

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ الظَّنَّ فَاِنَّ الظَّنَّ اَكْذَبُ اْلحَدِيْثِ. وَ لاَ تَحَسَّسُوْا، وَلاَ تَجَسَّسُوْا، وَلاَ تَنَافَسُوْا، وَلاَ تَحَاسَدُوْا، وَ لاَ تَبَاغَضُوْا، وَ لاَ تَدَابَرُوْا، وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا. مسلم 4: 1985

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah diri kalian dari berprasangka (buruk), karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta perkataan (hati), janganlah kalian mendengar-dengarkan (pembicaraan orang lain) dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kalian bersaing yang tidak sehat, janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling membenci dan janganlah saling membelakangi. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” (HR. Muslim juz 4, hal. 1985).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Melalui hadis riwayat Muslim tadi, kita tahu bahwa terdapat beberapa pelajaran yang termuat di dalamnya. Kaum muslim dilarang untuk berprasangka buruk (اِيَّاكُمْ وَ الظَّنَّ). Dijelaskan dalam hadis tadi bahwa prasangka buruk adalah sedusta-dusta perkataan hati. Kemudian pada hadis diterangkan (وَ لاَ تَحَسَّسُوْا), kaum muslim juga dilarang mendengar-dengarkan pembicaraan orang lain, atau memata-matai orang lain. Kita percaya bahwa kaum muslim itu baik, maka sebenarnya kita juga tidak suka dimata-matai. Kaum muslim juga dilarang untuk mencari-cari kesalahan orang lain (وَلاَ تَجَسَّسُوْا). Semua orang itu pasti ada salahnya dan kalau dicari pasti ketemu. Manusia itu tempat lupa dan salah. Oleh karenanya, kita juga tidak suka apabila orang lain mencari-cari kesalahan kita. Kaum muslim juga dilarang untuk bersaing yang tidak sehat (وَلاَ تَنَافَسُوْا).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Kaum muslim pada hadis tadi juga diterangkan bahwa dilarang untuk mendengki (وَلاَ تَحَاسَدُوْا). Orang yang dalam hatinya ada rasa dengki akan menempuh segala cara, meski cara itu dilarang dalam agama. Kelanjutan hadis menerangkan bahwa kaum muslim juga dilarang membenci (وَ لاَ تَبَاغَضُوْا). Cinta dan benci itu karena Allah. Kita tidak boleh membenci kaum mukmin yang lain sedangkan Allah mencintainya. Sebaliknya, kita juga tidak bisa mencintai sesuatu sedangkan Allah melarangnya. Kalaupun ada orang yang bermaksiat, yang dibenci bukan orangnya, melainkan adalah perbuatannya. Selanjutnya dalam hadis tadi diterangkan bahwa kaum muslim dilarang saling membelakangi (وَ لاَ تَدَابَرُوْا). Kita tahu pepatah Jawa bahwa, rukun agawe sentosa, crah agawe bubrah. Oleh karenanya, marilah rukun diantara kaum muslim. Adapun bila nantinya terdapat perbedaan, janganlah sampai memutus tali silaturahmi. Bila mendengar kabar yang tidak ada gunanya, janganlah kita dengar. Hal tersebut sebagaimana yang tertulis dalam Alquran Surat Al Qasas ayat 55.

وَاِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ اَعْرَضُوْا عَنْهُ وَقَالُوْا لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۖسَلٰمٌ عَلَيْكُمْ ۖ لَا نَبْتَغِى الْجٰهِلِيْنَ

Artinya: Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang bodoh.” (QS. Al Qasas: 55).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah rukun diantara sesama, terlebih-lebih sesama kaum muslim. Marilah kita jaga persatuan. Kita hindari pergaulan dengan orang jahil supaya terhindar dari perselisihan. Kita sebagai umat muslim memiliki tujuan, yaitu mencari karunia Allah dan rida Allah SWT. Pada potongan ayat 29 Surat Al Fath tadi disebutkan, yaitu (سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ) yang artinya: Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Orang-orang yang mengikuti Nabi Muhammad SAW yang disebutkan dalam potongan ayat 29 Surat Al Fath tadi tampak tanda-tanda bekas sujud, yang berarti orang-orang yang mengikuti Nabi Muhammad SAW merupakan orang yang berakhlak karimah. Oleh karenanya, umat muslim itu sebagaimana lebah madu. Para lebah madu makan makanan yang baik, yaitu nektar bunga. Selain itu lebah madu menghasilkan madu yang berguna bagi kesehatan. Seperti lebah madu, apa-apa yang dimakan dan diminum kaum muslim itu mestinya halal, baik dari segi zat maupun cara memperolehnya. Kemudian kaum muslim itu juga mengeluarkan berbagai hal yang baik seperthalnya lebah madu menghasilkan madu. Artinya kaum muslim itu dimanapun mereka berada tidak akan membuat kerusakan. Namun sebaliknya, kaum muslim tidak selayaknya menjadi lebah yang menyengat dimanapun ia berada. Artinya tidak patut bagi seorang muslim menjadi orang yang membuat kerusakan dimanapun ia berada.  

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi nasihat bagi saya pribadi dan keluarga, serta secara umum bila ada manfaatnya dihaturkan kepada jamaah sekalian. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا وَ خَيْرًا مَجِيْدًا، هُوَ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ الله، وَ اتَّقُوا اللهَ وَ اعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ،

·      اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

·      اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

·      رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

·      رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

·      اللَّهُمَّ اِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ.

·      رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

·      سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

·      وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

 

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.

 

 

 

No comments:

Post a Comment