Wednesday, January 20, 2021

Menyusun Puisi


 

 

Puisi baru merupakan puisi yang bebas, tidak terikat oleh aturan. Namun demikian, kalimat atau kata-kata dalam puisi mesti dipadatkan dan disajikan secara singkat. Sebelum membahas langkah menyusun puisi, mari kita simak penjelasan singkat berikut.

 

A. Manfaat Menulis Puisi

Diantaranya banyak sekali manfaat menulis puisi. Beberapa poin diantaranya adalah sebagai berikut.

 

1. Sarana mengungkapkan diri. Puisi adalah sarana bagi kita untuk mengekspresikan diri atau mencurahkan isi hati dengan bahasa kiasan atau bahasa yang indah. Kita mengekspresiakan bukan dengan bahasa yang vulgar dan apa adanya. Bukan pula kita mengekspresikannya dengan bahasa ilmiah.

2. Melibatkan diri aktif dalam kegiatan sastra. Menulis puisi merupakan salah satu jalan bagi kita untuk bersastra.

3. Meningkatkan kreatifitas diri. Kegiatan menulis, termasuk menulis puisi, merupakan kegiatan kreatif. Hal tersebut karena di dalamnya menuntut kreativitas seseorang untuk menuangkan ide-idenya dalam bentuk kata-kata yang berbeda atau kata-kata yang indah. Tepatnya adalah kata-kata kiasan yang dirangkai menjadi sebuah puisi.

 

Adapun manfaat lain seperti terkenal, berpenghasilan, dan beberapa manfaat lain, kita anggap sebagai efek dari menulis puisi. Hakikat dari menulis puisi bukan untuk itu.

 

B. Tujuan Menulis Puisi

Hakikat tujuan utama menulis puisi adalah mengekspresikan atau menyampaikan isi hati dalam bentuk tulisan dengan bahasa yang indah. Setiap penulis memiliki tujuan masing-masing. Diantaranya puisi yang dibuat ditujukan kepada siapa saja dan untuk apa saja itu hak mutlak penulis. Hal tersebut tidak bisa diganggu gugat. Umumnya penyair bertujuan untuk mengekspresikan isi hatinya, hal yang membuat dirinya bimbang yang tidak bisa ia sampaikan hanya dengan lisan. Tetapi ada juga penulis yang membuat puisi untuk kesenangan dan kepuasan hati untuk menyampaikan imajinasinya. Maksud dan tujuan sebuah puisi bisa tersirat (tersembunyi) dibalik bahasa kiasan yang digunakan penyair. Puisi merupakan karya seni yang dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan, jadi tujuan puisi ialah dulce (indah) dan utile (bermanfaat). Puisi juga berupaya supaya nilai-nilai kemanusiaan yang terkikis teknologi dan menyadarkan kembali manusia akan posisinya sebagai subjek dalam kehidupan. Puisi bertujuan mengembalikan stabilitas, keselarasan dan keutuhan pada pribadi manusia.

 

C. Syarat Menulis Puisi

Tidak berbeda dengan karya sastra yang lain, menulis puisi pun ada syarat-syaratnya. Adaun syarat menulis puisi adalah sebagai berikut.

1. Menentukan tema. Karya sastra harus memiliki tema. Tema adalah pondasi dari sebuah tulisan, baik karya sastra maupun nonsastra. Dan puisi, yang termasuk dalam deretan karya sastra, jelas-jelas mengharuskan hadirnya tema di dalamnya.

2. Pemilihan diksi. Hal ini yang sedikit membedakan dengan karya tulis yang lain. Ketika menulis puisi kita mesti memerhatikan diksinya. Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pembaca. Apabila diksinya bagus, maka akan enak dibaca atau diperdengarkan. Namun bila sebaliknya, pembaca atau pendengar tidak akan nyaman.

3. Memaksimalkan majas. Penggunaan majas akan membuat kalimat dalam puisi sarat makna. Dengan demikian, pembaca tidak perlu terkekang dengan makna yang dikehendaki penulis, tetapi bisa memaknai dengan makna yang lain.

4. Kita mesti mampu mengimajinasikan yang seluruh indera kita rasakan menjadi kalimat-kalimat.

 

D. Metode Menulis Puisi

Seperti yang sudah kita tahu bahwa puisi modern merupakan karya sastra yang bebas dan tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu. Hal itu sudah jelas menunjukkan metode menulis puisi juga bebas. Artinya, sangat banyak metode yang dapat digunakan dalam menulis puisi. Ada salah satu metode yang menarik dalam menulis puisi, yaitu metode akrostik. Kelanjutan dari metode ini adalah lahirnya puisi akrostik. Puisi akrostik adalah puisi yang menggunakan huruf dalam sebuah kata untuk memulai setiap baris dalam puisi. Semua baris dalam puisi menceritakan atau mendeskripsikan topik kata yang penting. Puisi akrostik berbeda dengan puisi yang lain, karena huruf-huruf pertama setiap baris mengeja sebuah kata atau kalimat secara vertikal.

 

E. Langkah-langkah Membuat Puisi

Sekarang kita akan membahas bagaimana langkah-langkah membuat puisi. Mungkin banyak yang berpikiran bahwa sepertinya membuat puisi itu mudah, tetapi pada nyatanya banyak yang mesti diperhatikan agar puisi menarik saat dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Lalu bagaimana cara membuat puisi yang baik dan benar? Supaya pertanyaan tersebut terjawab, mari kita simak langkah-langkah membuat puisi.

 

1. Tentukan Tema dan Judul

Hal pertama yang dilakukan adalah memilih satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam membuat puisi. Langkah pertama ini dilakukan agar puisi kita lebih menarik. Tema puisi itu beragam sehingga sebisa mungkin memilih tema yang benar-benar menarik. Setelah menentukan tema, langkah selanjutnya adalah menentukan judul yang berpacu pada tema. Misalnya saja kita menentukan temanya, yaitu keindahan alam, pemandangan, kegemaran atau hobi, persahabatan dan profesi.

 

2. Menentukan Kata Kunci

Setelah menentukan tema, langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian mengembangkan kata kunci tersebut. Apabila telah menemukan tema, misalnya tadi keindahan alam, maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan dengan alam tersebut. Apabila sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi, maka tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau mungkin bisa saja satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait. Salah satu kesulitan dalam membuat puisi adalah memilih kata yang tepat. Supaya masalah tersebut teratasi dapat menggunakan teknik konversi. Adapun teknik konversi adalah teknik mengganti kata dengan kata lain yang bermakna sama. Tujuan pemilihan kata (diksi) ketika menyusun puisi adalah menjadikan puisi menjadi lebih indah, menimbulkan kesan yang kuat untuk diingat, dan menciptakan kekaguman bagi pembacanya.

 

3. Menggunakan Gaya Bahasa

Langkah menulis puisi selanjutnya adalah menggunakan gaya bahasa. Salah satunya adalah dengan majas, misalnya majas perbandingan, majas metafora, atau yang lainnya.

 

4. Kembangkan Puisi Seindah Mungkin

Selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah di atas menjadi puisi yang indah. Kata-kata, larik-larik puisi disusun menjadi bait-bait. Pengembangan puisi tersebut hingga menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna. Kita mesti mengingat bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kita buat untuk puisi mesti ringkas, padat, sekaligus indah. Kita memilih kata yang sesuai yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat. Kita mengingat tiga hal yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi, yaitu: (1) Kata adalah satuan rangkaian bunyi yang ritmis atau indah, atau yang merdu; (2) Makna kata bisa menimbulkan banyak tafsir; dan (3) Mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan.

 

F. Mengubah Puisi menjadi Prosa

Puisi bisa diubah menjadi prosa. Adapun prosa adalah karangan bebas yang dapat berupa cerita atau kisah berplot hingga ke pembahasan suatu gagasan atau pertanyaan yang berasal dari cerminan kenyataan dan atau dari informasi dan data yang sesungguhnya berdasarkan fakta ilmiah. Pada dunia sastra, perubahan puisi menjadi prosa atau bentuk sastra lain dinamakan parafrase. Lebih mudahnya parafrase disebut dengan memprosakan puisi. Ada dua metode parafrase puisi, yaitu:

 

1. Parafrase terikat, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah dipahami. Seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrase tersebut.

 

2. Parafrase bebas, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan. Setelah kita membaca puisi tersebut kita menafsirkan secara keseluruhan, kemudian menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.

 

 

G. Menjelaskan Makna Puisi

Kegiatan menjelaskan makna dalam puisi disebut dengan kegiatan mengapresiasi puisi. Supaya bisa mengapresiasi puisi, kita mesti mengenal hakikat Puisi yang terdiri atas tema, nada, dan suasana, perasaan, serta amanat puisi tersebut.

 

1. Tema

Puisi disampaikan melalui media bahasa. Oleh karenanya puisi mesti bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Tema yang banyak dijumpai dalam puisi adalah tema ketuhanan, kemanusiaan, persahabatan, perjuangan, kesedihan, dan kepahlawanan.

 

2. Nada dan Suasana dalam Puisi

Puisi mengungkapkan nada dan suasana jiwa yang mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan. Nada puisi menimbulkan suasana tertentu terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba di hati pembaca. Nada sukacita yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana gembira di hati pembaca.

 

3. Perasaan

Puisi mewakili ekspresi atau perasaan penyair. Bentuk ekspresi tersebut dapat berupa kegelisahan, semangat, atau kesedihan. Jika penyair akan mengagungkan keindahan alam dalam puisinya, penyair akan menggunakan pilihan kata (diksi) yang mewakili dan memancarkan makna keindahan alam. Jika penyair akan mengungkapkan perasaan kesedihan, penyair akan menggunakan diksi yang dapat menggugah perasaan iba bagi pembaca.

 

4. Amanat Puisi

Pesan dalam puisi disebut amanat. Pesan merupakan anjuran atau nasihat penyair kepada pembaca puisi, Anjuran atau nasihat tersebut berupa perbuatan-perbuatan baik atau berhubungan dengan nilai moral. Pesan atau amanat penyair disampaikan melalui kata-kata dalam puisi.

No comments:

Post a Comment