Thursday, April 1, 2021

Lingkungan dan Fungsinya


 

Keadaan sekitar tempat tinggal kita beserta semua yang ada di dalamnya disebut lingkungan. Pengertian lingkungan secara umum adalah kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Secara singkat, definisi lingkungan secara umum adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Adapun lingkungan menyediakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Pada lingkungan terdapat tiga unsur lingkungan sebagai berikut.

1. Unsur biotik (hayati), meliputi semua makhluk hidup mulai dari manusia, hewan, dan tumbuhan.

2. Unsur abiotik (fisik), meliputi semua benda mati dan semua gejalanya, misalnya udara, alr, tanah, iklim, dan topografi.

3. Unsur sosial budaya, meliputi semua hasil karya manusia seperti norma, adat istiadat, hukum, dan gagasan manusia.

 

Ketiga unsur di atas saling terkait satu sama lain. Sebagai contoh, air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebaliknya, keberadaan air dipengaruhi oleh makhluk hidup. Sebagai contoh daerah yang banyak tumbuhan, air tersedia melimpah. Sementara di daerah gersang yang tidak ada tumbuhan, air terbatas. Keadaan air juga dipengaruhi oleh kebiasaan manusia. Air dapat terjaga dari pencemaran karena kebiasaan manusia menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah ke sungai. Bagi kehidupan manusia, lingkungan memiliki banyak fungsi, Berikut ini fungsi lingkungan bagi kehidupan manusia

 

1. Sebagai Tempat Memperoleh Makanan

Manusia memperoleh makanan dengan mengambil sumber-sumber yang tersedia di lingkungannya. Lingkungan menyediakan sumber makanan dalam berbagai bentuk. Sebagian sumber tersebut dapat dikonsumsi langsung, sebagian lagi mesti diolah terlebih dahulu. Sumber makanan yang dapat dikonsumsi langsung misalnya madu, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Sumber makanan yang mesti diolah terlebih dahulu misalnya padi, jagung, ikan, dan berbagai jenis hewan.

 

2. Sebagai Tempat Tinggal

Semua makhluk hidup, termasuk manusia memanfaatkan lingkungan sebagai tempat tinggal. Orang tua kita membangun rumah sebagai tempat tinggal di lingkungan. Bahan bahan untuk membangun rumah seperti kayu, batu, dan pasir pun diambil dari lingkungan.

 

3. Sebagai Tempat Budi Daya

Sebagian hewan dan tumbuhan yang terdapat di lingkungan dapat dikembangbiakkan. Manusia memanfaatkan sumber daya hayati tersebut dalam usaha budi daya. Bentuk budi daya tersebut dapat berupa pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan.

 

4. Sebagai Tempat Bekerja

Lingkungan menyediakan ruang untuk berbagai aktivitas. Salah satu aktivitas tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, yaitu bekerja. Apa pun pekerjaan manusia, tidak dapat dilakukan tanpa adanya lingkungan.

 

5. Sebagai Tempat Bersosialisai

Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu ingin berinteraksi dengan sesamanya untuk saling mengenal, bertukar pendapat, membentuk kelompok, dan memecahkan masalah bersama. Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam lingkungan. Tanpa lingkungan manusia tidak dapat bersosialisasi.

 

Itulah beberapa contoh fungsi lingkungan bagi kehidupan manusia. Melalui contoh tadi, jelaslah bahwa lingkungan merupakan tempat bagi manusia hidup dan mencari penghidupan. Tanpa lingkungan, manusia tidak dapat melangsungkan kehidupan. Oleh karena itulah, manusia harus bertanggung jawab terhadap lingkungan tempat hidupnya. Manusia dan lingkungan tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling memengaruhi. Kegiatan manusia dipengaruhi kondisi lingkungan. Sebaliknya keadaan lingkungan dipengaruhi oleh perilaku manusia.

 

Manusia memerlukan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kesejahteraan. Lingkungan menyediakan kebutuhan manusia untuk melangsungkan kehidupan. Lingkungan merupakan pendukung kehidupan manusia. Jika lingkungan kehilangan daya dukung, manusia tidak dapat hidup. Oleh karena itu, manusia harus berupaya agar lingkungan tetap mendukung kehidupan dengan cara menjaganya. Bagaimana upaya menjaga lingkungan agar lingkungan tetap mendukung kehidupan? Berikut beberapa upaya yang mesti dilakukan manusia untuk menjaga lingkungan.

 

1. Memanfaatkan sumber daya alam terbarukan secara bijaksana

Sumber alam terbarukan, seperti sumber daya seperti flora dan fauna, dapat diadakan kembali setelah digunakan. Meskipun demikian, flora dan fauna dapat mengalami kepunahan. Flora dan fauna akan punah jika dimanfaatkan tanpa disertai upaya pelestarian. Jika flora dan fauna alami kepunahan, manusia akan kehilangan sumber makanan karena sebagian flora dan fauna merupakan sumber makanan bagi manusia habitat binatang liar.

 

2. Menjaga habitat binatang liar

Binatang liar bermanfaat untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Jika habitat binatang liar mengalami kerusakan, binatang liar akan kesulitan memperoleh makanan. Akibat kesulitan memperoleh makanan, sebagian binatang liar akan mati. Sebagian lagi akan menyerang peternakan dan permukiman penduduk untuk memperoleh makanan. Selain itu, sebagian binatang liar merupakan predator yang berfungsi memangsa hama. Sebagai contoh ular dan burung hantu. Jika habitatnya rusak, banyak ular dan burung hantu akan mati. Akibatnya, tidak ada predator yang memakan tikus. Populasi tikus pun tak terkendali dan menyerang lahan pertanian.

 

3. Menghemat pemakaian sumber daya alam tidak terbarukan

Sumber daya alam tidak terbarukan akan habis setelah digunakan. Sebagai contoh bahan tambang. Bahan tambang akan habis jika diambil terus-menerus. Agar tidak cepat habis, pemakaian bahan tambang mesti dilakukan secara hemat.

 

4. Menanami kembali lahan kritis (Reboisasi)

Penanaman kembali lahan kritis dikenal dengan istilah reboisasi. Adapun reboisasi biasanya dilakukan pada hutan-hutan gundul atau lahan kosong. Reboisasi sangat berguna untuk meningkatkan kualitas udara, membangun habitat hewan liar, mencegah banjir dan tanah longsor, mencegah erosi, menyimpan cadangan air tanah, dan mencegah pemanasan global.

 

5. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa

Cagar alam (CA) merupakan suatu kawasan yang berguna untuk melindungi flora dan fauna khas di suatu darah beserta ekosistemnya. Adanya cagar alam, flora dan fauna dapat berkembang secara alami. Cagar alam yang ada di Indonesia antara lain CA Hutan Pinus Jantho di Aceh, CA Dolok Sipirok di Sumatra Utara, CA Bukit Bungkuk di Riau, CA Laut Pulau Anak Krakatau di Lampung, CA Nusakambangan di Jawa Tengah, CA Nusa Barong di Jawa Timur, CA Batukaru di Bali, CA Tambora di Nusa Tenggara Barat, CA Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, dan CA Lorentz di Papua. Selain cagar alam, terdapat suaka margasatwa.

Suaka margasatwa (SM) yaitu kawasan khusus untuk perlindungan satwa tertentu. Suaka margasatwa di Indonesia antara lain SM Gunung Raya di Sumatra Selatan, SM Lamandau di Kalimantan Tengah, SM Pulau Kaget di Kalimantan Selatan, SM Bakiriang di Sulawesi Tengah, SM Karakelang di Sulawesi Utara, SM Lambusango di Sulawesi Tenggara, SM Tanimbar di Maluku, dan SM Raja Ampat di Papua Barat.

 

Itulah beberapa contoh upaya manusia untuk menjaga lingkungan agar tetap memberi daya dukung bagi kehidupan. Sudahkah kita melakukan usaha untuk menjaga lingkungan? Upaya menjaga lingkungan dapat dimulai melalui tindakan sederhana, misalnya membuang sampah pada tempatnya, menghemat pemakaian air, memadamkan lampu atau televisi saat tidak digunakan, dan mendaur ulang barang-barang bekas. Tentu saja manusia berupaya menjaga lingkungan semaksimal mungkin dan disesuaikan dengan kondisi geografis lingkungan tersebut. Kondisi geografis adalah keadaan muka bumi berdasarkan letak, iklim, relief, jenis tanah, serta sumber daya alamnya. Dilihat dari kondisi geografisnya, wilayah Indonesia sangat beraneka ragam. Berdasarkan reliefnya, ada daerah rata, ada daerah bergelombang. Berdasarkan ketinggiannya, ada dataran rendah ada dataran tinggi. Berdasarkan letaknya, ada daerah pesisir, ada daerah pedalaman. Berdasarkan iklimnya, ada daerah bercurah hujan tinggi dan ada daerah bercurah hujan rendah. Berdasarkan jenis tanahnya, ada daerah subur dan ada daerah tandus.

 

Kondisi geografis suatu wilayah berpengaruh terhadap sumber daya alam di wilayah tersebut. Wilayah bercurah hujan tinggi terdapat banyak hutan hujan. Sebaliknya, wilayah dengan curah hujan rendah terdapat banyak padang rumput. Daerah pesisir kaya akan sumber daya perikanan, sebaliknya daerah pedalaman kaya akan sumber daya pertanian. Semua sumber daya alam tersebut berpengaruh terhadap kegiatan penduduk. Tidak heran, kegiatan penduduk antarwilayah berbeda antara satu sama lain. Perbedaan tersebut tidak lepas dari kondisi geografis setiap wilayah. Berikut ini beberapa kegiatan penduduk yang dipengaruhi oleh kondisi geografis wilayahnya.

 

1. Masyarakat Daerah Pesisir

Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Wilayah pesisir meliputi daratan dan lautan. Wilayah daratan pesisir masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Wilayah laut pesisir masih dipengaruhi oleh daratan seperti sedimentasi, air payau, dan muara sungai. Kegiatan penduduk pesisir sebagian besar menangkap ikan di laut. Selain itu, penduduk pesisir juga mengembangkan tambak untuk budidaya ikan dan udang, budi daya rumput laut dan kerang mutiara, dan menambang garam. Daerah pesisir yang berpanorama indah berkembang menjadi daerah wisata. Kegiatan penduduk di daerah wisata antara lain membuka usaha penginapan, warung makan, dan jasa transportasi.

 

2. Masyarakat Daerah Dataran Rendah

Dataran rendah adalah dataran yang ketinggiannya kurang dari 200 meter di atas permukaan laut. Daerah dataran rendah umumnya dilalui banyak sungai. Adapun sungai-sungai tersebut menjadi sumber air potensial untuk berbagai kegiatan, mulai dari pertanian, perikanan, dan industri. Tanah di dataran rendah umumnya berasal dari endapan sungai. Tanah tersebut biasanya subur karena mengandung material dari daerah hulu. Ketersediaan air dan tanah yang subur menjadikan daerah dataran rendah sangat cocok untuk kegiatan pertanian. Tidak heran banyak penduduk di perdesaan dataran rendah melakukan kegiatan bercocok tanam. Pada daerah dataran rendah, pembangunan sarana dan prasarana seperti jalan, pasar, dan permukiman mudah dilakukan. Kemudahan tersebut menjadikan daerah dataran rendah cepat berkembang sebagai pusat permukiman, perdagangan, dan industri. Perkembangan tersebut menarik penduduk untuk menetap dan melakukan berbagai kegiatan. Banyak penduduk dataran rendah melakukan kegiatan di bidang perdagangan, industri, dan jasa.

 

3. Masyarakat Daerah Dataran Tinggi

Dataran tinggi adalah dataran yang terletak pada ketinggian lebih dari 200 meter di atas permukaan laut. Disebabkan ketinggiannya, daerah dataran tinggi berudara sejuk. Udara yang sejuk tersebut sangat cocok untuk kegiatan pertanian dan perkebunan. Kondisi tersebut membuat penduduk dataran tinggi bekerja di bidang pertanian. Tanaman yang diusahakan di daerah dataran tinggi antara lain teh, kopi, berbagai jenis sayuran, buah-buahan, dan aneka bunga hias. Udara yang sejuk dan relatif segar menjadikan daerah dataran tinggi menarik orang untuk datang dan menikmati. Didukung panorama yang indah, dataran tinggi berkembang menjadi daerah tujuan wisata. Perkembangan tersebut menjadikan kegiatan ekonomi di daerah dataran tinggi pun berkembang. Penduduk tidak lagi hanya bekerja di bidang pertanian, tetapi juga di bidang lain yang berkitan dengan bidang pariwisata, misalnya usaha penginapan dan rumah makan.

 

4. Masyarakat Daerah Sekitar Sungai

Sungai adalah aliran air yang memanjang dan mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan kenampakan alam yang sangat penting bagi kehidupan. Sungai digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan, misalnya untuk mengairi lahan pertanian, tempat menangkap ikan, dan berbagai keperluan rumah tangga seperti mencuci dan mandi. Sungai besar dapat dibendung untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Pada sebagian daerah masyarakat memanfaatkan sungai sebagai prasarana transportasi, misalnya Sungai Musi di Sumatra Selatan dan Sungai Mahakam di Kalimantan Timur. Ada lagi yang memanfaatkan sungai sebagai pasar terapung, misalnya Sungai Barito di Kalimantan Selatan.

 

5. Masyarakat Sekitar Sabana

Derah yang bercurah hujan rendah seperti di Nusa Tenggara Timur, ditemukan banyak sabana. Adapun sabana adalah padang rumput yang diselingi semak dan beberapa pohon. Masyarakat memanfaatkan sabana sebagai tempat untuk kegiatan peternakan. Hewan ternak yang diusahakan di sabana antara lain, sapi dan kuda.

 

Itulah beberapa contoh kegiatan masyarakat yang dipengaruhi oleh kondisi geografisnya. Melalui uraian tadi dapat disimpulkan bahwa kondisi geografis suatu wilayah menentukan jenis kegiatan penduduk yang menempatinya. Disebabkan kondisi geografis sangat beragam, kegiatan penduduk pun beragam.

 

Catatan: Sebagai latihan, kerjakan Buku PR Tema 8 & 9 IPS halaman 16 yang A dan B. Kerjakan di Buku PR Tema 8 & 9 kalian masing-masing ya!

 

No comments:

Post a Comment