Friday, April 2, 2021

Khotbah Jumat: Terorisme Bukan Bagian Ajaran Agama Islam


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

·      اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:

·      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

·      يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

·      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

·      أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهَ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ.

·      اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Syukur alkhamdulillah pada siang ini kita diberi kesempatan untuk melaksanakan rangkaian ibadah salat Jum’at. Kesempatan ini merupakan sebagian dari nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita. Allah sudah menjanjikan bahwa apabila kita bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, maka Allah akan menambah nikmat kepada kita. Namun sebaliknya, Allah mengancam akan siksa-Nya yang berat apabila kita tidak bersyukur. Kita mesti belajar bersyukur dalam setiap nikmat yang Allah berikan. Kita hindari keluh kesah atas nikmat yang telah kita terima. Berikutnya, selawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa risalah Islam ke hadapan umatnya.

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya pada jama’ah sekalian agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berupaya meningkatkan iman dan takwa. Sebab dengan berbekal iman dan takwa, kita dapat selamat di hari perhitungan nanti.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Bencana-bencana yang datang silih berganti menjadi keprihatinan kita sebagai penduduk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Belum lagi baru-baru ini muncul kasus terorisme. Hal tersebut menambah keprihatinan kita ditengah-tengah pandemi Covid-19 yang belum selesai. Terorisme merupakan penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan, dalam usaha mencapai suatu tujuan (terutama tujuan politik). Kasus terorisme tidak sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Padahal Negara Indonesia yang bersemboyankan “Bhineka Tunggal Ika” menghendaki terbentuknya warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen). Harapan tersebut dititipkan dalam dunia pendidikan untuk membentuk generasi cerdas dan baik di masa mendatang.

Negara Indonesia sudah mencanangkan pendidikan nilai moral secara formal-kurikuler sejak dahulu. Hal tersebut terlihat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa. Ketiga mata pelajaran tersebut berdiri sendiri, tetapi ketiganya membangun misi yang sama. Ketiganya mengandung unsur utama yang pokok, yaitu nilai religius pada Pendidikan Agama, nilai moral-sosial/ etis pada Pendidikan Kewarganegaraan, dan nilai estetis dan etis pada mata pelajaran Bahasa. Bila dikaitkan dengan harapan Negara Indonesia tadi, jelaslah orang yang melakukan teorisme bukan merupakan perwujudan warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Kasus terorisme tentunya juga melanggar nilai-nilai dasar Hak Asasi Manusia (HAM). Adapun nilai-nilai dasar Hak Asasi Manusia diantaranya adalah: (1) kebebasan/ kemerdekaan; (2) kemanusiaan/ perdamaian; dan (3) keadilan/ kesederajatan/ persamaan. Nilai kebebasan/ kemerdekaan maksudnya adalah manusia dilahirkan dalam keadaan merdeka. Oleh karenanya, menjadi harapan setiap manusia menjalani kehidupannya dalam keadaan merdeka. Nilai kemanusiaan/ perdamaian maksudnya adalah manusia dalam menjalani kehidupannya sangat mendambakan ketentraman, bebas dari rasa takut, terjamin keamanannya, dan senantiasa dalam suasana yang damai. Sementara nilai keadilan/ kesederajatan/ persamaan maksudnya ialah diperlakukan secara wajar dan adil, mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh hak, tidak dibeda-bedakan antara manusia yang satu dengan yang lain dengan alasan apa pun. Hal tersebut merupakan keinginan setiap manusia.

Kasus terorisme merenggut nilai-nilai dasar Hak Asasi Manusia. Teror yang terjadi mengakibatkan hilangnya nilai kebebasan menjalani kehidupannya. Teror mengakibatkan adanya rasa takut dan tidak aman. Hal tersebut karena hilangnya nilai kemanusiaan atau perdamaian. Teror yang terjadi juga mengakibatkan hilangnya nilai keadilan/ kesederajatan/ persamaan karena orang yang melakukan teror dengan mudahnya merampas hak kenyamanan hidup orang lain, hak dalam berserikat atau berkumpul, hak dalam memeluk agama, dan lain sebagainya. Diantaranya selain mencederai harapan Negara Indonesia dan mencederai Hak Asasi Manusia, terorisme juga tidak sejalan dengan nilai-nilai ajaran yang terkandung di dalam Agama Islam.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Agama Islam tidak mengajarkan tentang kekerasan. Terorisme merupakan kekejian, sementara membunuh orang lain atau melukai orang lain merupakan perilaku keji yang intinya adalah menzalimi sesama manusia. Kekejian dan perbuatan keji itu bukan bagian dari ajaran Agama Islam. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

عَن جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ، كُنْتُ فِي مَجْلِسٍ فِيهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَأَبِي سَمُرَةُ جَالِسٌ أَمَامِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْفُحْشَ وَالتَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنَ الْإِسْلَامِ وَإِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلَامًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. احمد

Artinya: Dari Jabir bin Samurah dia berkata; "Aku berada dalam suatu majelis (perkumpulan) yang di dalamnya terdapat Nabi SAW, Jabir berkata; Sementara Abu Samurah duduk di hadapanku, kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya kekejian dan perilaku yang keji bukanlah dari ajaran Islam, dan sesunggunya sebaik-baik Islamnya seseorang adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Ahmad, no. 19915).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Melalui hadis tadi dapat dipetik pelajaran bahwa kekejian dan perilaku keji bukanlah bagian dari ajaran Islam. Hadis tadi juga memberi pelajaran bahwa orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaknya. Orang yang baik akhlaknya tidak mungkin melakukan teror, tidak mungkin melakukan perbuatan jahat/ kekejian. Perbuatan baik merupakan cerminan akhlak yang baik dan diperintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada siapa saja. Hal tersebut sebagaimana Alquran Surat Al Mumtahanah ayat 8.

لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ. الممتحنة

Artinya: Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil (QS. Al Mumtahanah: 8).

Melalui Alquran Surat Al Mumtahanah ayat 8 tadi, dijelaskan bahwa Allah tidak melarang kaum muslim untuk berbuat baik dan adil kepada sesama manusia selama tidak memerangi dalam urusan agama dan tidak mengusir dari kampung halaman. Pada ujung ayat juga ditekankan bahwa Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Selain itu di bangku sekolah, kita diajari tentang tri kerukunan umat beragama di dalam pergaulan umat beragama. Adapun tri kerukunan umat beragama diantaranya adalah: (1) kerukunan intern umat beragama; (2) kerukunan antar umat beragama; dan (3) kerukunan umat beragama dengan pemerintah. Marilah konsep tri kerukunan umat beragama tersebut kita realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya dengan usaha kita bersama sebagai warga negara Indonesia, dapat tercipta kerukunan lingkungan kita khususnya, dan umumnya diantara umat beragama, baik lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun kancah dunia. Hal tersebut kita lakukan karena kita berupaya menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Marilah kita semua sebagai umat Islam mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagaimana ajaran Agama Islam. Tidak akan baik seseorang yang tidak paham agama. Oleh karena itu, marilah kita semua senantiasa mendekatkan diri kepada Allah di sisa umur kita. Hal tersebut karena hanya kepada Allah-lah kita kembali. Semoga Allah SWT senantiasa memberi keamanan, ketentraman, kesehatan, kedamaian, dan kesejahteraan kepada kita semua. Semoga Allah mengakhiri masa pandemi Covid-19 ini, sehingga kita semua dapat beraktivitas seperti sedia kala. Semoga upaya kita semua mendapat rida dari Allah SWT. Marilah kita semua merapatkan barisan dan meluruskan niat hanya untuk mencari rida Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا وَ خَيْرًا مَجِيْدًا، هُوَ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ الله، وَ اتَّقُوا اللهَ وَ اعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ. يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.

·      اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

·      اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

·      رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

·      رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

·      اللَّهُمَّ اِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ.

·      رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

·      سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

·      وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

 

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.

 

 

No comments:

Post a Comment