Salat diawali dengan takbiratul ihram lalu bersedekap, kemudian membaca doa iftitah, membaca isti’adzah, membaca basmalah dilanjutkan membaca Al Fatihah, ta’min setelah Al Fatihah dan kemudian membaca surat atau ayat-ayat Alquran. Setelah selesai membaca surat atau ayat-ayat Alquran ketika salat, yang dilakukan selanjutnya adalah rukuk. Adapun rukuk adalah sikap membungkuk pada waktu salat, dengan meletakkan tangan di lutut sehingga punggung dan kepala sama rata. Namun demikian sebelum melakukan rukuk hendaknya mengangkat kedua tangan dan kemudian bertakbir. Hal tersebut sebagaimana hadis-hadis berikut.
Hadis Pertama
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ وَإِذَا رَكَعَ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab berkata, telah menceritakan kepada kami Humaid dari Anas berkata, "Rasulullah SAW selalu mengangkat kedua tangannya jika memulai salat dan ketika akan rukuk." (HR. Ibnu Majah, no. 856).
Keterangan: Terkait rawi yang bernama Humaid bin Abi Humaid. Yahya bin Ma’in, An Nasa’i, dan Al ‘Ajli berkomentar tsiqah. Ibnu Kharasy berkomentar shaduuq. Abu Hatim Ar Rozy berkomentar tsiqah laa ba'sabih. Ibnu Hajar al 'Asqalani berkomentar tsiqah mudallis. Berdasarkan komentar Ibnu Hajar al 'Asqalani, maka hadis tersebut termasuk hadis mudallas. Namun demikian, Humaid bin Abi Humaid atau Humaid Ath Thawil atau Humaid bin Abi Humaid Ath Thawil (wafat 142 H) merupakan salah satu murid dari Anas bin Malik bin An Nadlir bin Dlamdlom bin Zaid bin Haram (wafat 91 H). Adapun murid Anas bin Malik diantaranya adalah Ishaq bin Abdullah bin Thalhah, Ismail bin Muhammad bin Sa’id bin Abi Waqas, Anas bin Sirin, Tsabit al Bunani, dan Humaid Ath Thawil.
Melalui hadis pertama riwayat Ibnu Majah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW selalu mengangkat kedua tangan ketika memulai salat dan ketika akan rukuk. Kemudian untuk posisi kedua tangan yang diangkat dijelaskan dalam hadis berikut.
Hadis Kedua
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ سَمِعْتُهُ وَهُوَ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدُهُمْ أَبُو قَتَادَةَ بْنُ رِبْعِيٍّ قَالَ: أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ فِي الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكَبْرُ وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ فَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ فَاعْتَدَلَ فَإِذَا قَامَ مِنْ الثِّنْتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ مَنْكِبَيْهِ كَمَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Amru bin 'Atho`, dari Abu Humaid As Sa'idi, Atho` berkata; "Aku mendengarnya berkata, ketika itu Abu Humaid termasuk salah seorang dari sepuluh sahabat Rasulullah SAW (yang berkumpul), di antara mereka juga ada Abu Qatadah bin Rib'i. Abu Humaid berkata; "Aku adalah orang yang paling tahu dengan salat Rasulullah SAW diantara kalian. Jika salat, beliau berdiri tegak lalu mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundak seraya mengucapkan “ALLAHU AKBAR”. Ketika akan rukuk, beliau juga mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya. Apabila (bangkit dari rukuk) mengucapkan “SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH”, beliau mengangkat kedua tangannya tegak berimbang. Dan ketika bangun pada rakaat kedua, beliau takbir dan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundak sebagaimana ketika beliau membuka salat." (HR. Ibnu Majah, no. 852).
Melalui hadis kedua riwayat Ibnu Majah dapat kita ambil informasi tentang riwayat rukuk Rasulullah SAW. Ketika akan rukuk, diriwayatkan Rasulullah SAW didahului dengan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya. Hadis lain juga menerangkan hal yang serupa. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Ketiga
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ وَهِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ وَأَبُو عُمَرَ الضَّرِيرُ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ وَإِذَا رَكَعَ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ وَلَا يَرْفَعُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad dan Hisyam bin Ammar dan Abu Umar Adl Dlarir mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah, dari Az Zuhri, dari Salim, dari Ibnu Umar ia berkata; "Aku melihat Rasulullah SAW jika membuka salat beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundaknya, begitu juga ketika rukuk dan ketika mengangkat kepala dari rukuk. Tetapi beliau tidak mengangkatnya ketika duduk antara dua sujud." (HR. Ibnu Majah, no. 848).
Melalui hadis ketiga riwayat Ibnu Majah didapat informasi bahwa diriwayatkan Rasulullah ketika rukuk dimulai dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua pundak. Rasulullah SAW diriwayatkan selalu mengangkat tangan ketika hendak rukuk. Hadis yang meriwayatkan adalah sebagai berikut. Selain itu terdapat hadis yang menerangkan tentang ucapan yang dibaca ketika mengangkat tangan dan hendak rukuk. Adapun hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Keempat
حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ أَبُو أَيُّوبَ الْهَاشِمِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يَكُونَا حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ وَإِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Abbas bin Abdul Azhim Al 'Anbari berkata, telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud Ayyub Al Hasyimi berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Abu Az Zinad dari Musa bin Uqbah dari Abdullah bin Al Fadll dari 'Abdurrahman Al A'raj dari Ubaidullah bin Abu Rafi' dari Ali bin Abu Thalib ia berkata, "Jika Nabi SAW mengerjakan salat wajib, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar kedua pundaknya. Dan beliau melakukan seperti itu ketika akan rukuk, ketika mengangkat kepala dari rukuk dan ketika akan bangun dari dua sujud." (HR. Ibnu Majah, no. 854).
Melalui hadis keempat riwayat Ibnu Majah dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW bertakbir ketika hendak memulai salat, ketika rukuk, bangkit dari rukuk, dan ketika bangun dari sujud. Namun demikian berikut ini lebih rinci dalam pendeskripsian salat Rasulullah, khususnya ketika rukuk. Adapun hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Kelima
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: سَمِعْتُهُ وَهُوَ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدُهُمْ أَبُو قَتَادَةَ بْنُ رِبْعِيٍّ يَقُولُ أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا مَا كُنْتَ أَقْدَمَنَا لَهُ صُحْبَةً وَلَا أَكْثَرَنَا لَهُ إِتْيَانًا قَالَ بَلَى قَالُوا فَاعْرِضْ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَرَكَعَ ثُمَّ اعْتَدَلَ فَلَمْ يُصَوِّبْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُقْنِعْ وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ أَهْوَى إِلَى الْأَرْضِ سَاجِدًا ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ جَافَى عَضُدَيْهِ عَنْ إِبْطَيْهِ وَفَتَخَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ أَهْوَى سَاجِدًا ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ وَقَعَدَ وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ ثُمَّ نَهَضَ ثُمَّ صَنَعَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى إِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ كَمَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ ثُمَّ صَنَعَ كَذَلِكَ حَتَّى كَانَتْ الرَّكْعَةُ الَّتِي تَنْقَضِي فِيهَا صَلَاتُهُ أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَى شِقِّهِ مُتَوَرِّكًا ثُمَّ سَلَّمَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَمَعْنَى قَوْلِهِ وَرَفَعَ يَدَيْهِ إِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ يَعْنِي قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَالْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ الْحُلْوَانِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ النَّبِيلُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ قَال سَمِعْتُ أَبَا حُمَيْدٍ السَّاعِدِيَّ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ أَبُو قَتَادَةَ بْنُ رِبْعِيٍّ فَذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ بِمَعْنَاهُ وَزَادَ فِيهِ أَبُو عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ هَذَا الْحَرْفَ قَالُوا صَدَقْتَ هَكَذَا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو عِيسَى زَادَ أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ فِي هَذَا الْحَدِيثِ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ هَذَا الْحَرْفَ قَالُوا صَدَقْتَ هَكَذَا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. الترمذى
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Muhammad bin Al Mutsanna mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Qaththan berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` dari Abu Humaid As Sa'idi ia berkata; "Aku mendengarnya -waktu itu ia berada di antara sepuluh sahabat Nabi SAW, di antaranya adalah Abu Qatadah bin Rib'i- ia berkata; "Aku adalah orang yang paling tahu dengan salat Nabi SAW di antara kalian." Mereka berkata; "Engkau bukan orang yang lebih dulu menjadi sahabat beliau dan tidak lebih banyak mendatanginya ketimbang kami!" Ia berkata; "Benar," mereka berkata; "Maka ceritakanlah!" Ia berkata; "Rasulullah SAW jika berdiri salat selalu tegak dan berimbang lalu mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya. Jika beliau ingin rukuk, maka beliau kembali mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya dan mengucapkan ALLAHU AKBAR. Lalu rukuk dan berimbang, tidak mengangkat atau menundukkan kepalanya, lalu meletakkan kedua tangannya pada lutut. Setelah itu beliau mengucapkan SAMI'A ALLAHU LIMAN HAMIDAH seraya mengangkat kedua tangannya secara berimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Kemudian beliau sujud dengan diiringi ucapan ALLAHU AKBAR, beliau merenggangkan kedua tangannya menjauh dari ketiak dan melenturkan jari-jari kakinya. Beliau lalu melipat kaki kirinya dan duduk di atasnya secara berimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Setelah itu beliau kembali sujud seraya mengucapkan ALLAHU AKBAR, lalu melipat kaki kirinya dan duduk dengan seimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Setelah itu beliau bangkit dan melakukan seperti itu pada rakaat yang kedua. Hingga ketika beliau bangkit dari dua sujud, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahu sebagimana ketika membuka salat (takbiratul ihram). Beliau lalu melakukan seperti itu hingga rakaat yang terakhir, beliau melipat kaki kirinya dan duduk tawaruk (duduk dengan menempelkan pantat pada lantai) kemudian mengucapkan salam." Abu Isa berkata; "Hadis ini derajatnya hasan shahih. Ia berkata; "Maksud dari ucapannya, "Hingga ketika beliau bangkit dari dua sujud, beliau mengangkat kedua tangannya," yakni bangun dari dua rakaat salat." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Al Hasan bin Ali Al Khallal Al Hulwani dan selainnya, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim An Nabil berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` berkata; aku mendengar Abu Humaid As Sa'idi yang berada di antara sepuluh sahabat Nabi SAW yang di antaranya adalah Abu Qatadah bin Rib'i, lalu ia menyebutkan sebagaimana hadis Yahya bin Sa'id secara makna. Dan dalam hadis tersebut ia menahbahkan; (dari Abu 'Ashim dari Abdul Hamid bin Ja'far dengan huruf ini). Mereka berkata; "Engkau benar, demikianlah Nabi SAW salat." Abu Isa berkata; "Abu 'Ashim Adl Dlahhak bin Makhlad menambahkan dalam hadis ini; dari Abdul Hamid bin Ja'far, dengan huruf ini. Mereka berkata; "Engkau benar, demikianlah Nabi SAW salat." (HR. Tirmidzi, no. 280).
Melalui hadis riwayat Tirmidzi tadi diperoleh informasi ketika Rasulullah SAW hendak rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya dan mengucapkan “ALLAHU AKBAR”. Lalu beliau rukuk dan berimbang, tidak mengangkat atau menundukkan kepala, lalu meletakkan kedua tangan pada lutut. Hadis lain juga menerangkan hal yang serupa mengenai posisi tangan ketika rukuk. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Keenam
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ حَدَّثَنَا أَنَسٌ يَعْنِي ابْنَ عَيَّاضٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ وَهَذَا لَفْظُ ابْنِ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ السَّلَامَ وَقَالَ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ فَرَجَعَ الرَّجُلُ فَصَلَّى كَمَا كَانَ صَلَّى ثُمَّ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْكَ السَّلَامُ ثُمَّ قَالَ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ حَتَّى فَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مِرَارٍ فَقَالَ الرَّجُلُ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أُحْسِنُ غَيْرَ هَذَا فَعَلِّمْنِي قَالَ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ اجْلِسْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا. قَالَ الْقَعْنَبِيُّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَقَالَ فِي آخِرِهِ فَإِذَا فَعَلْتَ هَذَا فَقَدْ تَمَّتْ صَلَاتُكَ وَمَا انْتَقَصْتَ مِنْ هَذَا شَيْئًا فَإِنَّمَا انْتَقَصْتَهُ مِنْ صَلَاتِكَ وَقَالَ فِيهِ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِغْ الْوُضُوءَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلَّادٍ عَنْ عَمِّهِ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَذَكَرَ نَحْوَهُ قَالَ فِيهِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ لَا تَتِمُّ صَلَاةٌ لِأَحَدٍ مِنْ النَّاسِ حَتَّى يَتَوَضَّأَ فَيَضَعَ الْوُضُوءَ يَعْنِي مَوَاضِعَهُ ثُمَّ يُكَبِّرُ وَيَحْمَدُ اللَّهَ جَلَّ وَعَزَّ وَيُثْنِي عَلَيْهِ وَيَقْرَأُ بِمَا تَيَسَّرَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَرْكَعُ حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ ثُمَّ يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَسْجُدُ حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَيَرْفَعُ رَأْسَهُ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِدًا ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَسْجُدُ حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ فَيُكَبِّرُ فَإِذَا فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ تَمَّتْ صَلَاتُهُ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ وَالْحَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ قَالَا حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلَّادٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمِّهِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ بِمَعْنَاهُ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهَا لَا تَتِمُّ صَلَاةُ أَحَدِكُمْ حَتَّى يُسْبِغَ الْوُضُوءَ كَمَا أَمَرَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَيَغْسِلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ وَيَمْسَحَ بِرَأْسِهِ وَرِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثُمَّ يُكَبِّرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَيَحْمَدَهُ ثُمَّ يَقْرَأَ مِنْ الْقُرْآنِ مَا أَذِنَ لَهُ فِيهِ وَتَيَسَّرَ فَذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ حَمَّادٍ قَالَ ثُمَّ يُكَبِّرَ فَيَسْجُدَ فَيُمَكِّنَ وَجْهَهُ قَالَ هَمَّامٌ وَرُبَّمَا قَالَ جَبْهَتَهُ مِنْ الْأَرْضِ حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ وَتَسْتَرْخِيَ ثُمَّ يُكَبِّرَ فَيَسْتَوِيَ قَاعِدًا عَلَى مَقْعَدِهِ وَيُقِيمَ صُلْبَهُ فَوَصَفَ الصَّلَاةَ هَكَذَا أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ حَتَّى تَفْرُغَ لَا تَتِمُّ صَلَاةُ أَحَدِكُمْ حَتَّى يَفْعَلَ ذَلِكَ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ عَنْ خَالِدٍ عَنْ مُحَمَّدٍ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلَّادٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ بِهَذِهِ الْقِصَّةِ قَالَ إِذَا قُمْتَ فَتَوَجَّهْتَ إِلَى الْقِبْلَةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَبِمَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَقْرَأَ وَإِذَا رَكَعْتَ فَضَعْ رَاحَتَيْكَ عَلَى رُكْبَتَيْكَ وَامْدُدْ ظَهْرَكَ وَقَالَ إِذَا سَجَدْتَ فَمَكِّنْ لِسُجُودِكَ فَإِذَا رَفَعْتَ فَاقْعُدْ عَلَى فَخِذِكَ الْيُسْرَى حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ يَحْيَى بْنِ خَلَّادِ بْنِ رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمِّهِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذِهِ الْقِصَّةِ قَالَ إِذَا أَنْتَ قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَكَبِّرْ اللَّهَ تَعَالَى ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ عَلَيْكَ مِنْ الْقُرْآنِ وَقَالَ فِيهِ فَإِذَا جَلَسْتَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ فَاطْمَئِنَّ وَافْتَرِشْ فَخِذَكَ الْيُسْرَى ثُمَّ تَشَهَّدْ ثُمَّ إِذَا قُمْتَ فَمِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى تَفْرُغَ مِنْ صَلَاتِكَ حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ مُوسَى الْخُتَّلِيُّ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلَّادِ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَصَّ هَذَا الْحَدِيثَ قَالَ فِيهِ فَتَوَضَّأْ كَمَا أَمَرَكَ اللَّهُ جَلَّ وَعَزَّ ثُمَّ تَشَهَّدْ فَأَقِمْ ثُمَّ كَبِّرْ فَإِنْ كَانَ مَعَكَ قُرْآنٌ فَاقْرَأْ بِهِ وَإِلَّا فَاحْمَدْ اللَّهَ وَكَبِّرْهُ وَهَلِّلْهُ وَقَالَ فِيهِ وَإِنْ انْتَقَصْتَ مِنْهُ شَيْئًا انْتَقَصْتَ مِنْ صَلَاتِكَ . ابو داود
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi, telah menceritakan kepada kami Anas yaitu Ibnu 'Ayyadl. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mutsanna, telah menceritakan kepadaku Yahya bin Sa'id, dari 'Ubaidullah sedangkan lafaz hadis ini berasal dari Al Mutsanna, telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Abu Sa'id, dari ayahnya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW masuk masjid, bersamaan dengan itu seorang laki-laki masuk masjid lalu salat, seusai salat dia datang sambil memberi salam kepada Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW menjawab salamnya dan bersabda: "Kembali dan salatlah, karena kamu belum mengerjakan salat." Laki-laki itu kembali mengerjakan salat sebagaimana ia salat, kemudian dia datang kepada Nabi SAW dan memberi salam kepada beliau, maka Rasulullah SAW menjawab salamnya, sabdanya; "Alaikas salam." Kemudian bersabda: "Salatlah kamu, sesungguhnya kamu belum mengerjakan salat." Hal itu di ulanginya sampai tiga kali. Laki-laki itu berkata; "Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat mengerjakan yang lebih baik selain cara ini, oleh karena itu ajarilah aku." Beliau bersabda: "Apabila kamu hendak mengerjakan salat, bertakbirlah, kemudian bacalah ayat Alquran yang mudah bagimu, lalu rukuklah hingga kamu benar-benar (tenang) dalam posisi rukuk, setelah itu bangkitlah sampai berdiri lurus kembali, kemudian sujudlah hingga benar-benar dalam posisi sujud, lalu duduklah hingga benar-benar dalam posisi duduk, lalu sujud kembali hingga benar-benar sujud, kemudian lakukanlah hal itu di setiap salatmu." Al Qa'nabi mengatakan; dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah …' di akhir hadisnya ia mengatakan; "Jika kamu melakukan seperti ini, maka salatmu menjadi sempurna, dan apabila kamu mengurangi dari cara ini, berarti kesempurnaan shalatmu juga akan terkurangi." Dalam hadis ini juga di sebutkan; "Apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka sempurnakanlah wudumu." Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il, telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Ali bin Yahya bin Khallad dari pamannya (Rifa'ah bin Rafi' bin Malik bin Al 'Ajlan) bahwa seorang laki-laki masuk masjid…" selanjutnya dia melanjutkan seperti hadis di atas, lalu dia berkata; "Maka Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya tidak sempurna salat seseorang sehingga dia berwudu, yaitu membasuh anggota wudunya (dengan sempurna) kemudian bertakbir, memuji Allah Jalla wa 'Azza, menyanjung-Nya dan membaca Alquran yang mudah baginya. Setelah itu mengucapkan Allahu Akbar, kemudian rukuk sampai tenang semua persendiannya, lalu mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah" sampai berdiri lurus, kemudian mengucapkan Allahu Akbar, lalu sujud sehingga semua persendiannya tenang. Setelah itu mengangkat kepalanya sambil bertakbir. Apabila dia telah mengerjakan seperti demikian, maka salatnya menjadi sempurna." Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Abdul Malik dan Hajjaj bin Minhal keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Ali bin Yahya bin Khallad dari ayahnya dari pamannya yaitu Rifa'ah bin Rafi' dengan makna yang sama, dia berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Tidak sempurna salat salah seorang dari kalian sehingga dirinya menyempurnakan wudu sebagaimana yang di perintahkan Allah Azza wa Jalla, yaitu membasuh mukanya dan kedua tangannya sampai kedua sikunya, dan membasuh kepalanya dan kedua kakinya hingga kedua mata kakinya, kemudian mengucapkan takbir, memuji Allah dan membaca Alquran yang mudah baginya…" kemudian ia menyebutkan seperti hadisnya Hammad, katanya; "…Kemudian bertakbir, bersujud dengan meletakkan muka -Hammam mengatakan; sepertinya dia mengatakan- atau keningnya ke tanah, sehingga semua persendiannya tenang dan menjadi rileks, lalu bertakbir dan duduk pada tempat duduknya hingga lurus tulang punggungnya, maka beliau mempraktekkan cara salat tersebut hingga empat kali sampai selesai, tidak sempurna salat seseorang di antara kalian, sehingga ia mengerjakan cara salat yang seperti ini." Telah menceritakan kepada kami Wahb bin Baqiyah, dari Khalid, dari Muhammad yaitu Ibnu 'Amru, dari Ali bin Yahya bin Khallad dari ayahnya dari Rifa'ah bin Rafi' dengan kisah seperti ini, sabdanya: "Apabila kamu hendak mengerjakan salat, dan wajahmu telah menghadap ke arah kiblat, maka bertakbirlah lalu bacalah Ummul Quran dan surat sesuka hatimu, dan sesuai kehendak Allah untuk kamu baca, apabila kamu rukuk maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu dan hamparkanlah punggungmu." Setelah itu beliau bersabda: "Apabila kamu hendak sujud, maka kuatkanlah (kedua tangan) untuk menyangga sujudmu, dan apabila kamu mengangkat (kepala dari sujud) maka duduklah di atas pahamu yang kiri." Telah menceritakan kepada kami Mu'ammal bin Hisyam, telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Muhammad bin Ishaq, telah menceritakan kepadaku Ali bin Yahya bin Khallad bin Rafi' dari ayahnya dari pamannya yaitu Rifa'ah bin Rafi' dari Nabi SAW dengan kisah seperti ini, beliau bersabda: "Apabila kamu hendak mengerjakan salat, bertakbirlah kepada Allah Ta'ala, kemudian bacalah Alquran yang mudah bagimu." -dalam hadis tersebut beliau juga bersabda- Apabila kamu duduk di tengah mengerjakan salat, maka tenangkanlah dirimu dan duduklah di atas paha kirimu, kemudian bacalah tasyahud. Setelah itu, apabila kamu berdiri, kerjakanlah seperti itu pula, sehingga kamu selesai dari salat." Telah menceritakan kepada kami 'Abbad bin Musa Al Khuttali, telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far, telah mengabarkan kepadaku Yahya bin Ali bin Yahya bin Khallad bin Rafi' Az Zuraqi, dari ayahnya dari kakeknya dari Rifa'ah bin Rafi' bahwa Rasulullah SAW -lalu di ceritakannya hadis tersebut, di antaranya beliau bersabda: "Maka berwudulah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Jalla wa Azza kepadamu, kemudian bacalah Tasyahud (setelah wudu), dan dirikanlah (salat) kemudian bertakbirlah, jika kamu bisa membaca (hafal) dari surat Alquran, maka bacalah, jika tidak (bisa membaca), maka bertahmid (membaca Alhamdulillah), bertakbir (membaca Allahu Akbar) dan bertahlil (membaca Laa ilaaha illallah) lah kepada Allah." -dalam hadis itu pula beliau bersabda; "…Jika kamu mengurangi sedikit dari cara tersebut, berarti kamu mengurangi (kesempurnaan) salatmu." (HR. Abu Daud, no. 730).
Sebagaimana disebutkan tadi bahwa ketika rukuk, kedua tangan diletakkan pada lutut dan menghamparkan punggung. Hadis lain yang menerangkan tentang menghamparkan punggung adalah sebagai berikut.
Hadis Ketujuh
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ عَنْ بُدَيْلٍ عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَكَعَ لَمْ يَشْخَصْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُصَوِّبْهُ وَلَكِنْ بَيْنَ ذَلِكَ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Husain Al Mu'allim dari Budail dari Abu Al Jauza` dari Aisyah ia berkata, "Jika Rasulullah SAW rukuk, beliau tidak mengangkat kepala atau merendahkannya, akan tetapi antara keduanya." (HR. Ibnu Majah, no. 859).
Melalui hadis ketujuh riwayat Ibnu Majah dapat diperoleh informasi bahwa ketika Rasulullah rukuk, posisi kepala tidak terangkat ataupun rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa posisi kepala sejajar dengan punggung yang dihamparkan. Hadis yang menyatakan tidak mencukupi salat seseorang yang punggungnya tidak dihamparkan atau diluruskan adalah sebagai berikut.
Hadis Kedelapan
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ وَعَمْرُو بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عُمَارَةَ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُجْزِئُ صَلَاةٌ لَا يُقِيمُ الرَّجُلُ فِيهَا صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad dan Amru bin Abdullah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Waki' dari Al A'masy dari Umarah dari Abu Ma'mar dari Abu Mas'ud ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Tidak mencukupi salatnya seseorang yang tidak meluruskan punggungnya ketika rukuk dan sujud." (HR. Ibnu Majah, no. 860).
Melalui hadis kedelapan riwayat Ibnu Majah dapat dipetik informasi bahwa tidak mencukupi salatnya seseorang yang tidak meluruskan punggungnya ketika rukuk dan sujud. Sebagai penguat, terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa gambaran punggung yang lurus. Gambaran tersebut sebagaimana punggung yang dituangi air, tetapi air tidak tumpah dari padanya. Hadis yang meriwayatkan adalah sebagai berikut.
Hadis Kesembilan
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ الْفِرْيَابِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ عَطَاءٍ حَدَّثَنَا طَلْحَةُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ رَاشِدٍ قَالَ سَمِعْتُ وَابِصَةَ بْنَ مَعْبَدٍ يَقُولُ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَكَانَ إِذَا رَكَعَ سَوَّى ظَهْرَهُ حَتَّى لَوْ صُبَّ عَلَيْهِ الْمَاءُ لَاسْتَقَرَّ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Muhammad bin Yusuf Al Firyabi berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Utsman bin 'Atho` berkata, telah menceritakan kepada kami Thalhah bin Zaid dari Rasyid ia berkata; "Aku mendengar Wabishah bin Ma'bad berkata; "Aku melihat Rasulullah SAW menunaikan salat, jika rukuk beliau meluruskan punggungnya, sehingga jika dituangkan air di atasnya tidak akan tumpah." (HR. Ibnu Majah, no. 862).
Keterangan: Hadis tersebut dlaif karena pada sanadnya terdapat rawi yang bernama Thalhah bin Zaid. Ia dikomentari mungkarul hadits oleh Abu Hatim, Al Bukhari, An Nasa’i, dan Ibnu Hibban.
Selain hadis-hadis tadi, juga terdapat hadis-hadis yang menyebutkan bagaimana jari-jari tangan pada lutut. Adapun hadis-hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Kesepuluh
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ حَارِثَةَ بْنِ أَبِي الرِّجَالِ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْكَعُ فَيَضَعُ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَيُجَافِي بِعَضُدَيْهِ. ابن ماجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman dari Haritsah bin Abu Rijal dari 'Amrah dari Aisyah ia berkata; "Rasulullah SAW jika rukuk selalu meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya dan merenggangkannya." (HR. Ibnu Majah, no. 864).
Keterangan: Hadis tersebut dlaif karena ada rawi yang bernama Haritsah bin Abi Ar Rijal bin Muhammad bin 'Abdur Rahman. Ia dikomentari dlaif oleh Yahya bin Ma’in dan Abu Zur’ah.
Hadis Kesebelas
أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَكَعَ، فَرَّجَ أَصَابِعَهُ، وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ. ابن حبان
Artinya: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Al Harits bin Abdullah Al Hamdani menceritakan kepada kami, dia berkata: Husyaim menceritakan kepada kami dari Ashim bin Kulaib, dari Alqamah bin Wail, dari ayahnya, bahwa Nabi apabila rukuk, merenggangkan jari-jemarinya, dan bila sujud merapatkan jari-jemarinya. (HR. Ibnu Hibban, no. 1920).
Hadis Keduabelas
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ بْنِ عَامِرٍ حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عُقْبَةَ الْخَازِنُ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ : كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ أَصَابِعَهُ ، وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ. البيهقى
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Abu Abdillah Al Hafidz, telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih, telah menceritakan kepada kami Hasan bin Sufyan bin ‘Amir, telah menceritakan kepada kami Harits bin Abdillah bin Ismail bin ‘Uqbah Al Khazin, telah menceritakan kepada kami Husyaim, dari ‘Ashim bin Kulaib, dari ‘Alqamah bin Wail bin Hujr, dari ayahnya ia berkata, “Adalah Nabi SAW apabila rukuk, beliau merenggangkan jari-jari tangannya, dan apabila sujud, beliau merapatkan jari-jari tangannya”. (HR. Baihaqi, juz 2, hal. 112, no. 2802).
Keterangan: Hadis tersebut (kesebelas dan keduabelas) merupakan hadis mudallas. Hal tersebut karena terdapat rawi yang bernama Husyaim bin Basyir bin Al Qasim bin Dinar. Ia dikenal tsiqah oleh Abu Hatim, Al 'Ajli, Ibnu Hibban. Ibnu Sa'd dan Ibnu Hajar al 'Asqalani mengomentari tsiqah tsabat. Sementara Adz Dzahabi mengomentari tsiqah imam. Namun demikian An Nasa’i menyatakan bahwa Husyaim bin Basyir adalah seorang mudallis (penipu dalam hadis). An Nasa’i menyatakan demikian dalam hadisnya nomor 5591. Apabila dalam isnad dengan sighah tahdits (حَدَّثَنَا) yang artinya “telah menceritakan kepada kami” atau sighah tasmi’, maka hadis tersebut dapat diterima meskipun rawi dikenal berbuat tadlis. Namun demikian dalam sanadnya hadis kesebelas dan keduabelas menggunakan ungkapan ’an’anah (عَنْ), maka hadis tersebut tergolong hadis mudallas (kategori tadlis isnad) yang tidak diterima. Sebagaimana pada Syarah Manzhumah Al Baiquniyah, hukum hadis mudallas kategori tadlis isnad adalah dlaif, kecuali yang memakai sighah tahdits atau sighah tasmi’. Wallahu a’lam.
Melalui hadis kesebelas dan keduabelas diperoleh informasi bahwa ketika rukuk, posisi jari-jemari direnggangkan pada lutut. Sebaliknya ketika sujud, jari-jemari dirapatkan. Meskipun demikian hadis kesebelas dan duabelas dikatakan derajatnya adalah lemah bila berpegang pada pernyataan An Nasa’i. Selain pada hadis kesebelas dan duabelas, ada hadis lain yang serupa dari kitab Bulughul Maram sebagaimana berikut.
Hadis Ketigabelas
وَعَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ ( رَوَاهُ اَلْحَاكِمُ. بلوغ المرام
Artinya: Dan dari Wail Ibnu Hujr RA bahwa Nabi SAW bila rukuk merenggangkan jari-jarinya dan bila sujud merapatkan jari-jarinya. Diriwayatkan oleh Hakim. (Bulughul Maram, Hadis no. 321).
Demikianlah diantaranya dalil bagaimana ketika memulai rukuk dan posisi saat rukuk dalam salat. Adapun ketika rukuk terdapat berbagai macam bacaan doa/ tasbih yang dituntunkan. Tasbih ketika rukuk dipaparkan diantaranya terdapat dalam hadis-hadis berikut.
Hadis Keempatbelas
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ، كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي. البخارى
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin 'Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Manshur dari Abu Adl Dluha dari Masruq dari 'Aisyah ia berkata, "Nabi SAW membaca doa dalam rukuk dan sujudnya dengan bacaan: ‘SUBHAANAKALLAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII (Maha suci Engkau wahai Tuhan kami, segala pujian bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku)'." (HR. Bukhari, no. 752).
Melalui hadis riwayat Bukhari tadi, Nabi SAW membaca doa dalam rukuk dan sujudnya dengan lafal SUBHAANAKALLAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII.
Hadis Kelimabelas
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ قَالَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ قَال سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ يُحَدِّثُ عَنْ الْمُسْتَوْرِدِ عَنْ صِلَةَ بْنِ زُفَرَ عَنْ حُذَيْفَةَ، أَنَّهُ صَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَفِي سُجُودِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَمَا أَتَى عَلَى آيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ وَسَأَلَ وَمَا أَتَى عَلَى آيَةِ عَذَابٍ إِلَّا وَقَفَ وَتَعَوَّذَ. قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ نَحْوَهُ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ حُذَيْفَةَ هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ أَنَّهُ صَلَّى بِاللَّيْلِ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ. الترمذى
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Dawud berkata; telah memberitakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy berkata; aku mendengar Sa'd bin Ubaidah menceritakan dari Al Mustaurid dari Shillah bin Zufar dari Hudzaifah bahwasanya ia pernah salat bersama Nabi SAW, dan dalam rukuknya beliau membaca: "SUBHAANA RABBIAL AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung) dan dalam sujudnya beliau mengucapkan: "SUBHAANA RABBIAL A'LA (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi)." Dan tidaklah beliau melewati ayat yang berbicara tentang rahmat, beliau berhenti (berdo'a meminta rahmat), dan tidaklah beliau melewati ayat yang berbicara tentang siksa kecuali beliau berhenti dan berlindung." Abu Isa berkata; "Hadis ini derajatnya hasan shahih." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata; telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Syu'bah seperti hadis tersebut. Hadis ini juga telah diriwayatkan dari Hudzaifah dengan jalur lain, bahwa ia pernah salat bersama Nabi SAW, lalu ia menyebutkan hadis tersebut." (HR. Tirmidzi, no. 243).
Melalui hadis riwayat Tirmidzi nomor 243 tadi diperoleh informasi bahwa Nabi SAW ketika rukuk membaca "SUBHAANA RABBIAL AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung). Selain itu, terdapat hadis yang menjelaskan hal yang kurang lebih sama sebagai berikut.
Hadis Keenambelas
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ يَزِيدَ الْهُذَلِيِّ عَنْ عَوْنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَكَعَ أَحَدُكُمْ فَقَالَ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَدْ تَمَّ رُكُوعُهُ وَذَلِكَ أَدْنَاهُ وَإِذَا سَجَدَ فَقَالَ فِي سُجُودِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَدْ تَمَّ سُجُودُهُ وَذَلِكَ أَدْنَاهُ. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ حُذَيْفَةَ وَعُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ مَسْعُودٍ لَيْسَ إِسْنَادُهُ بِمُتَّصِلٍ عَوْنُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ لَمْ يَلْقَ ابْنَ مَسْعُودٍ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ يَسْتَحِبُّونَ أَنْ لَا يَنْقُصَ الرَّجُلُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ مِنْ ثَلَاثِ تَسْبِيحَاتٍ وَرُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ أَنَّهُ قَالَ أَسْتَحِبُّ لِلْإِمَامِ أَنْ يُسَبِّحَ خَمْسَ تَسْبِيحَاتٍ لِكَيْ يُدْرِكَ مَنْ خَلْفَهُ ثَلَاثَ تَسْبِيحَاتٍ وَهَكَذَا قَالَ إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ. الترمذى
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr berkata; telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus dari Ibnu Abu Dzi`b dari Ishaq bin Yazid Al Hudzali dari Aun bin Abdullah bin Utbah dari Ibnu Mas'ud bahwa Nabi SAW bersabda: "Jika salah seorang dari kalian rukuk lalu mengucapkan dalam rukuknya; SUBHAANA RABBIAL AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung) tiga kali maka rukuknya telah sempurna. Dan itu adalah yang minimal. Kemudian ketika sujud mengucapkan; SUBHAANA RABBIAL A'LA (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi) tiga kali maka rukuknya telah sempurna. Dan itu adalah yang minimal." Ia berkata; "Dalam bab ini ada juga hadis dari Hudzaifah dan Uqbah bin Amir." Abu Isa berkata; "Hadis Ibnu Mas'ud sanadnya tidak bersambung, karena Aun bin Abdullah bin Utbah tidak bertemu Ibnu Mas'ud. Hadis ini diamalkan oleh para ahli ilmu, bahwa mereka menyukai agar seseorang tidak mengurangi dalam membaca tasbih dalam rukuk dan sujudnya. Dan telah diriwayatkan dari Abdullah bin Al Mubarak, ia berkata; "Aku lebih suka bagi imam untuk bertasbih lima kali agar orang yang berada di belakangnya sempat membaca tasbih tiga kali. Ishaq bin Ibrahim juga berpendapat seperti ini." (HR. Tirmidzi, no. 242).
Keterangan: Hadis tersebut munqathi karena dalam sanadnya terputus. Aun bin Abdullah bin Utbah tidak bertemu Ibnu Mas'ud. Oleh karenanya, hadis tersebut merupakan hadis dlaif.
Hadis Ketujuhbelas
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ أَنَّ عَائِشَةَ نَبَّأَتْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي قَتَادَةُ قَالَ سَمِعْتُ مُطَرِّفَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ قَالَ أَبُو دَاوُدَ وَحَدَّثَنِي هِشَامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا الْحَدِيثِ. مسلم
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr al-'Abdi telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abi 'Arubah dari Qatadah dari Mutharrif bin Abdullah bin asy-Syikhkhir bahwa Aisyah RA memberitahukannya bahwa Rasulullah SAW dahulu berdoa dalam rukuk dan sujudnya, "Subbuuhun Qudduusun Robbul malaaikati war-ruuh (Mahasuci, Maha Qudus, Rabb malaikat dan ruh)." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Dawud telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah mengabarkan kepadaku Qatadah dia berkata, "Saya mendengar Mutharrif bin Abdullah bin asy-Syikhkhir, Abu Dawud berkata, dan telah menceritakan kepadaku Hisyam dari Qatadah dari Mutharrif dari Aisyah RA dari Nabi SAW dengan hadis ini.” (HR. Muslim, no. 752).
Melalui hadis riwayat Muslim nomor 752 tadi diperoleh informasi bahwa Rasulullah SAW berdoa dalam rukuk dansujudnya dengan lafal "Subbuuhun Qudduusun Robbul malaaikati war-ruuh (Mahasuci, Maha Qudus, Rabb malaikat dan ruh). Selain bacaan tadi, lafal tasbih rukuk juga ditemukan dalam hadis berikut.
Hadis Kedelapanbelas
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَاصِمِ بْنِ حُمَيْدٍ عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ قَالَ: قُمْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَقَامَ فَقَرَأَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ لَا يَمُرُّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ فَسَأَلَ وَلَا يَمُرُّ بِآيَةِ عَذَابٍ إِلَّا وَقَفَ فَتَعَوَّذَ قَالَ ثُمَّ رَكَعَ بِقَدْرِ قِيَامِهِ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ ثُمَّ سَجَدَ بِقَدْرِ قِيَامِهِ ثُمَّ قَالَ فِي سُجُودِهِ مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَامَ فَقَرَأَ بِآلِ عِمْرَانَ ثُمَّ قَرَأَ سُورَةً سُورَةً. ابو داود
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Shalih dari 'Amru bin Qais dari 'Ashim bin Humaid dari 'Auf bin Malik Al Asyja'i dia berkata; "Di suatu malam, aku mengerjakan salat bersama Rasulullah SAW, beliau kemudian berdiri dan membaca surat Al Baqarah, tidaklah beliau melewati ayat tentang rahmat, pasti beliau berhenti dan memohon kepada-Nya, dan tidaklah melewati ayat tentang azab, melainkan beliau berhenti dan meminta perlindungan dari-Nya." Katanya melanjutkan; "Kemudian beliau rukuk yang lamanya seperti beliau berdiri, dalam rukuknya beliau mengucapkan: "subahaana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaa`i wal 'azhamaH (Maha Suci Zat yang memiliki sifat kekuasaan, kerajaan, kebesaran dan keagungan)." Kemudian beliau sujud yang lamanya seperti beliau berdiri, dalam sujudnya beliau mengucapkan seperti itu juga, sesudah itu beliau berdiri, lalu membaca surat Ali Imran, kemudian membaca surat demi surat." (HR. Abu Daud, no. 739).
Melalui hadis riwayat Abu Daud nomor 739 tadi dapat dipahami bahwa Rasulullah ketika rukuk membaca "subahaana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaa`i wal 'azhamaH (Maha Suci Zat yang memiliki sifat kekuasaan, kerajaan, kebesaran dan keagungan). Adapun demikian terdapat ketentuan batas maksimal dalam mengucap tasbih ketika rukuk. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Kesembilanbelas
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ وَابْنُ رَافِعٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عُمَرَ بْنِ كَيْسَانَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ وَهْبِ بْنِ مَانُوسَ قَالَ سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: مَا صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَحَدٍ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْبَهَ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ هَذَا الْفَتَى يَعْنِي عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ فَحَزَرْنَا فِي رُكُوعِهِ عَشْرَ تَسْبِيحَاتٍ وَفِي سُجُودِهِ عَشْرَ تَسْبِيحَاتٍ. قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ قُلْتُ لَهُ مَانُوسُ أَوْ مَابُوسُ قَالَ أَمَّا عَبْدُ الرَّزَّاقِ فَيَقُولُ مَابُوسُ وَأَمَّا حِفْظِي فَمَانُوسُ وَهَذَا لَفْظُ ابْنِ رَافِعٍ قَالَ أَحْمَدُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ. ابو داود
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih dan Ibnu Rafi' keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ibrahim bin Umar bin Kaisan telah menceritakan kepadaku ayahku dari Wahb bin Manus dia berkata; saya mendengar Sa'id bin Jubair berkata; saya mendengar Anas bin Malik berkata; saya tidak pernah salat di belakang seorang pun setelah Rasulullah SAW yang salatnya menyerupai salat Rasulullah SAW selain pemuda ini, yaitu Umar bin Abdul Aziz. Anas mengatakan; 'Kami memperkirakan dalam rukuknya beliau mengucapkan sepuluh kali tasbih." Abu Daud mengatakan; Ahmad bin Shalih mengatakan; kataku kepada Manus atau Mabus -perawi berkata; Abdurrazaq mengatakan "Mabus" sedangkan yang aku hafal adalah Manus, ini adalah lafaznya Ibnu Rafi'. Ahmad mengatakan; dari Sa'id bin Jubair dari Anas bin Malik." (HR. Abu Daud, no. 754).
Isi hadis sebagaimana riwayat Abu Daud nomor 754 juga ditemukan pada hadis riwayat Ahmad nomor 12200 dan An Nasa’i nomor 1123. Melalui hadis tersebut dapat diketahui bahwa terdapat riwayat tasbih dalam rukuk sebanyak sepuluh kali.
PENJELASAN SINGKAT
Kita ketika hendak rukuk dituntunkan untuk mengangkat tangan seraya mengucap takbir. Hal tersebut sebagaimana hadis pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Posisi tangan ketika diangkat adalah sejajar dengan pundak sebagaimana hadis kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Kemudian setelah itu rukuk dengan posisi punggung yang lurus sebagaimana hadis keenam dan kedelapan. Selain itu dijelaskan bahwa ketika rukuk, posisi tangan diletakkan pada lutut. Hal tersebut sebagaimana hadis keenam dan kedelapan. Sebagai tambahan, ketika kedua tangan diletakkan pada lutut dengan posisi direnggangkan sebagaimana hadis ketigabelas. Ketika rukuk, tasbih yang dituntunkan diantaranya adalah sebagai berikut.
1. SUBHAANAKALLAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII (Maha suci Engkau wahai Tuhan kami, segala pujian bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku)
2. SUBHAANA RABBIAL AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung)
3. Subbuuhun Qudduusun Robbul malaaikati war-ruuh (Mahasuci, Maha Qudus, Rabb malaikat dan ruh)
4. subahaana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaa`i wal 'azhamaH (Maha Suci Zat yang memiliki sifat kekuasaan, kerajaan, kebesaran dan keagungan)
Adapun tasbih tidak dibatasi hanya tiga kali sebagaimana hadis keenambelas. Hal tersebut dikarenakan hadis keenambelas merupakan hadis munqathi. Dikatakan hadis munaqathi karena dalam sanadnya terputus. Rawi yang bernama Aun bin Abdullah bin Utbah tidak bertemu Ibnu Mas'ud. Oleh karenanya, hadis tersebut merupakan hadis dlaif. Tasbih sebagaimana hadis kesembilanbelas terbatas sampai sepuluh kali. Oleh karenanya, maksimal mengucap tasbih ketika rukuk sebanyak sepuluh kali. Adapun ketika rukuk membaca tasbih sebanyak satu kali, tiga kali, lima kali itu diperbolehkan. Hanya saja tidak diperkenankan melebihi sepuluh kali tasbih.
Demikianlah diantaranya dalil tentang rukuk dan bacaannya. Semoga menambah wawasan, keimanan, dan kekhusyukan kita dalam beribadah salat. Aamiin.
Wallahu a’lam bishshwab.
No comments:
Post a Comment