Friday, March 12, 2021

Ta’min Setelah Al Fatihah dalam Salat


Ta’min setelah membaca Al Fatihah merupakan suatu ketetapan untuk setiap orang yang melakukan salat. Ta’min bermakna mengucapkan kata “amin”. Lafal amin sudah tidak asing lagi bagi umat Islam. Hal tersebut merupakan wujud permohonan agar dikabulkan oleh Allah SWT. Lafal amin (آمِيْنَ) artinya adalah, Ya Allah kabulkanlah permohonan kami. Sementara itu, membaca amin dilaksanakan setelah membaca surat Al Fatihah ketika salat. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَالَ الْإِمَامُ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }. فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. تَابَعَهُ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنُعَيْمٌ الْمُجْمِرُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Sumayya mantan budak Abu Bakar, dari Abu Shalih As Siman dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika imam membaca GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADL DLAALLIIN, maka ucapkanlah 'AAMIIN'. Karena siapa yang ucapan 'AAMIIN'-nya bersamaan dengan 'AAMIIN'-nya Malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." Hadis ini dikuatkan oleh Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, dan Nu'aim Al Mujmir dari Abu Hurairah." (HR. Bukhari, no. 704).

 

Menurut hadis pertama, ketika imam membaca GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADL DLAALLIIN saat salat berjamaah, siapa saja yang mengucapkan AAMIIN akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa siapa saja yang dimaksud meliputi semua orang yang melakukan salat berjamaah tersebut, baik imam maupun makmum. Selain hadis pertama, hal senada pun dijelaskan pada hadis berikut ini.

 

Hadis Kedua

أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنِي مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَالَ الْإِمَامُ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }. فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَقُولُ آمِينَ وَإِنَّ الْإِمَامَ يَقُولُ آمِينَ فَمَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. النسائى

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Isma'il bin Mas'ud dia berkata; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ma'mar dari Az Zuhri dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Bila imam mengucapkan, 'Ghairil maghdhuubi 'alaihim walaadh-dhalliin (Bukan orang-orang yang dimurkai dan bukan orang-orang yang sesat)' ucapkanlah, 'Aamiin', karena para malaikat juga mengucapkan, 'Aamiin', juga imam mengucapkan, 'Aamiin'. Maka barangsiapa ucapan amin-nya bersamaan dengan bacaan amin para malaikat, dosa yang lalu diampuni." (HR. Nasa’i, no. 918).

 

Hadis kedua menunjukkan bahwa imam mengucapkan Aamiin. Disebutkan dalam hadis kedua bahwa barangsiapa ucapan amin-nya bersamaan dengan bacaan amin malaikat, diampuni dosa-dosa yang telah lalu. Hal tersebut merupakan fadilah mengucapkan Aamiin setelah membaca atau mendengar Al Fatihah ketika salat. Hadis berikut juga menjelaskan tentang fadilah membaca Aamiin sebagaimana hadis pertama dan kedua.

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَالَ الْإِمَامُ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. ابو داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari Malik dari Sumayy bekas budak Abu Bakar dari Abu Shalih As Saman dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: "Apabila imam mengucapkan; “Ghairil maghdluubi 'alaihim waladl dlaallin” maka ucapkanlah “AAmiin” karena barangsiapa bacaan aminnya bersamaan dengan Malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan terampuni." (HR. Abu Dawud, no. 800).

 

Sebagaimana hadis pertama dan kedua, hadis ketiga menjelaskan tentang fadilah membaca AAmiin setelah membaca atau mendengar Al Fatihah ketika salat. Adapun cara membaca AAmiin disebutkan dalam hadis berikut.

 

Hadis Keempat

حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَان،ُ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ عَنْ حُجْرِ بْنِ عَنْبَسٍ عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }. فَقَالَ آمِينَ وَمَدَّ بِهَا صَوْتَهُ. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَلِيٍّ وَأَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَبِهِ يَقُولُ غَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالتَّابِعِينَ وَمَنْ بَعْدَهُمْ يَرَوْنَ أَنَّ الرَّجُلَ يَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالتَّأْمِينِ وَلَا يُخْفِيهَا وَبِهِ يَقُولُ الشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَقُ وَرَوَى شُعْبَةُ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ عَنْ حُجْرٍ أَبِي الْعَنْبَسِ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }. فَقَالَ آمِينَ وَخَفَضَ بِهَا صَوْتَهُ. قَالَ أَبُو عِيسَى و سَمِعْت مُحَمَّدًا يَقُولُ حَدِيثُ سُفْيَانَ أَصَحُّ مِنْ حَدِيثِ شُعْبَةَ فِي هَذَا وَأَخْطَأَ شُعْبَةُ فِي مَوَاضِعَ مِنْ هَذَا الْحَدِيثِ فَقَالَ عَنْ حُجْرٍ أَبِي الْعَنْبَسِ وَإِنَّمَا هُوَ حُجْرُ بْنُ عَنْبَسٍ وَيُكْنَى أَبَا السَّكَنِ وَزَادَ فِيهِ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ وَلَيْسَ فِيهِ عَنْ عَلْقَمَةَ وَإِنَّمَا هُوَ عَنْ حُجْرِ بْنِ عَنْبَسٍ عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ وَقَالَ وَخَفَضَ بِهَا صَوْتَهُ وَإِنَّمَا هُوَ وَمَدَّ بِهَا صَوْتَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَسَأَلْتُ أَبَا زُرْعَةَ عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ فَقَالَ حَدِيثُ سُفْيَانَ فِي هَذَا أَصَحُّ مِنْ حَدِيثِ شُعْبَةَ قَالَ وَرَوَى الْعَلَاءُ بْنُ صَالِحٍ الْأَسَدِيُّ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ نَحْوَ رِوَايَةِ سُفْيَانَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ بْنُ صَالِحٍ الْأَسَدِيُّ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ عَنْ حُجْرِ بْنِ عَنْبَسٍ عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ حَدِيثِ سُفْيَانَ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ. الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Bundar Muhammad bin Basysyar berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dan Abdurrahman bin Mahdi keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Salamah bin Kuhail dari Hujr bin Anbasah dari Wa`il bin Hujr ia berkata; "Aku mendengar Nabi SAW membaca: "GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WA LADLAALLIIN (bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat), beliau lalu mengucapkan: "AAMIIN (semoga Allah mengabulkan)," dengan memanjangkan suaranya." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ali dan Abu Hurairah." Abu Isa berkata; "Hadis Wa`il bin Hujr ini derajatnya hasan. Pendapat ini banyak diambil oleh ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi SAW, tabi'in dan orang-orang setelah mereka. Mereka berpendapat bahwa seseorang hendaknya mengeraskan suara AAMIIN dan tidak menyuarakannya dengan pelan. Pendapat ini juga diambil oleh Imam Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Syu'bah juga meriwayatkan hadis ini dari Salamah bin Kuhail dari Hujr Abu Al 'Anbasah dari Alqamah bin Wa`il dari ayahnya (Wa'il bin Hajar bin Sa'ad) bahwa Nabi SAW membaca: GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WA LADLAALLIIN (bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat), lalu beliau mengucapkan: "AAMIIN (semoga Allah mengabulkan), dan beliau menyuarakannya dengan pelan." Abu Isa berkata; "Aku mendengar Muhammad berkata; "Dalam hal ini hadis Sufyan lebih shahih daripada hadis Syu'bah. Syu'bah telah melakukan beberapa kesalahan kaitannya dengan hadis ini. Ia mengatakan, "Dari Hujr Abu Al 'Anbasah, padahal yang dimaksud adalah Hujr bin 'Anbas, julukannya Abu As Sakan. Di dalamnya ia menambahkan; dari Alqamah bin Wa`il, padahal di dalamnya tidak ada Alqamah. Hanya saja dari Hujr bin 'Anbasah, dari Wa`il bin Hujr. Dan ia mengatakan, "Lalu beliau menyuarakannya dengan pelan," padahal yang benar, "Beliau mengeraskan suaranya." Abu Isa berkata; "Aku pernah bertanya kepada Abu Zur'ah tentang hadis ini, ia lalu menjawab, "Hadis Sufyan dalam hal ini lebih shahih ketimbang hadis Syu'bah." Ia berkata; "Al 'Ala bin Shalih Al Asadi meriwayatkan dari Salamah bin Kuhail sebagaimana riwayat Sufyan." Abu Isa berkata; "Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Muhammad bin Aban berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair berkata; telah menceritakan kepada kami Al 'Ala bin Shalih Al Asadi dari Salamah bin Kuhail dari Hujr bin 'Anbas dari Wa`il bin Hujr dari Nabi SAW, sebagaimana hadis Sufyan dari Salamah bin Kuhail." (HR. Tirmidzi, no. 231).

 

Melalui hadis keempat dapat kita ketahui bahwa membaca AAmiin dengan memanjangkan suaranya. Pada hadis keempat juga dituliskan mengenai perbedaan pendapat tentang cara membaca AAmiin. Namun demikian pada dasarnya membaca AAmiin merupakan suatu ketetapan yang mesti dilakukan bagi orang yang salat. Sebagai penguat, terdapat beberapa faedah yang dapat dipetik dalam hadis berikut.

 

Hadis Kelima

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ أَخْبَرَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى عَنْ بِشْرِ بْنِ رَافِعٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ عَمِّ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلَا { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }، قَالَ آمِينَ حَتَّى يَسْمَعَ مَنْ يَلِيهِ مِنْ الصَّفِّ الْأَوَّلِ . ابو داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali telah mengabarkan kepada kami Shafwan bin Isa dari Bisyr bin Rafi' dari Abu Abdullah anak paman Abu Hurairah dari Abu Hurairah dia berkata; "Apabila Rasulullah SAW membaca "Ghairil maghdluubi 'alaihim waladl dlaallin", beliau mengucapkan; "AAmiIn" sehingga orang yang berada di belakang beliau di saf pertama mendengar beliau ucapan beliau." (HR. Abu Daud, no. 799).

 

Keterangan: Sanad hadis kelima tersebut dikatakan lemah karena terdapat rawi yang bernama Bisyir bin Rafi'. Ia dikatakan mungkarul hadits oleh Ad Daruquthni, dikomentari faqih dlaiful hadits oleh Ibnu Hajar, Al 'Uqaili mengomentari meriwayatkan hadis munkar. Namun Yahya bin Ma’in mengomentari tsiqah, Ahmad bin Hambal mengomentari laisa bi syai'.

 

Meskipun terdapat perbedaan penilaian akan sanad hadis kelima, hadis kelima memperkuat hadis keempat terkait dilafalkannya bacaan AAmiIn.

 

PENJELASAN SINGKAT

Sebagaimana yang dipaparkan tadi bahwa pada dasarnya membaca AAmiin merupakan suatu ketetapan yang mesti diakukan bagi orang yang salat. Ketetapan tersebut berlaku bagi siapa saja yang melaksanakan salat. Adapun cara membacanya adalah dipanjangkan. Sementara itu ketika salat munfarid dibaca pelan (sirr). Hal tersebut dilakukan karena biasanya ketika salat munfarid, bacaan Alquran dibaca pelan (sirr). Salat berjamaah yang imam dengan bacaan Alquran-nya pelan (sirr), orang-orang yang salat berjamaah tersebut membaca AAmiin dengan pelan (sirr). Sebaliknya, ketika salat berjamaah yang imam dengan bacaan Alquran-nya dinyaringkan (jahr), maka pengucapan AAmiin juga dibaca dengan nyaring (jahr).

 

Demikianlah diantaranya dalil tentang membaca amin setelah membaca/ mendengar surat Al Fatihah ketika salat. Semoga menambah wawasan, keimanan, dan kekhusyukan kita dalam beribadah salat. Aamiin.

No comments:

Post a Comment