Monday, March 8, 2021

Membaca Surat Al Fatihah Ketika Salat

 

Membaca Surah Al Fatihah merupakan salah satu bagian penting dalam salat. Bacaan Surat Al Fatihah secara keseluruhan dalam salat apa pun hukumnya wajib baik bagi siapa saja yang melaksanakan salat. Jika seseorang tidak membacanya, maka salatnya menjadi tidak sah. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Adullah berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah menceritakan kepada kami Az Zuhri dari Mahmud bin Ar Rabi' dari 'Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada salat bagi yang tidak membaca Faatihatul Kitab (Al Fatihah)." (HR. Bukhari, no. 714).

 

Melalui hadis pertama tadi bisa kita petik informasi bahwa salat seseorang yang di dalamnya seseorang tersebut tidak membaca Al Fatihah dikatakan salatnya tidak sah. Pada hadis pertama, yang dimaksud Faatihatul Kitab adalah surat Al Fatihah. Hal yang serupa juga dikuatkan dengan hadis berikut.

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ ح و حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي مَحْمُودُ بْنُ الرَّبِيعِ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْتَرِئْ بِأُمِّ الْقُرْآنِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu ath-Thahir telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus, (lewat jalur periwayatan lain) dan telah menceritakan kepada kami Harmalah bin Yahya telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku Mahmud bin ar-Rabi' dari Ubadah bin ash-Shamit dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca Ummul Qur'an (Al Fatihah)." (HR. Muslim, no. 596).

 

Melalui hadis kedua didapat informasi bahwa tidaklah sah salat seseorang yang dalam salat seseorang tidak membaca surat Al Fatihah. Hal tersebut sebagaimana makna hadis pertama tadi. Oleh karenanya, sudah menjadi keharusan bahwa surat Al Fatihah dibaca pada tiap-tiap rakaat salat. Adapun bunyi surat Al Fatihah adalah sebagai berikut.

 

Surat Al Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ. الفاتحة

(Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. māliki yaumid-dīn. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn)

Artinya: (1) Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih. Maha Penyayang. (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, (3) Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, (4) Pemilik hari pembalasan. (5) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (6) Tunjukilah kami jalan yang lurus. (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al Fatihah: 1-7).

 

Adapun cara membaca surat Al Fatihah bisa secara washal maupun waqaf tiap-tiap ayat. Cara membaca secara washal dengan cara menggabungkan dua ayat atau beberapa ayat kemudian dilafalkan dengan satu tarikan nafas. Sedangkan cara membaca secara waqaf tiap-tiap ayat adalah dengan cara berhenti pada tiap-tiap akhir ayat sehingga memungkinkan untuk mengambil nafas. Namun demikian, pada dasarnya mesti paham kaidah waqaf (berhenti) dan ibtida’ (memulai). Melalui pemahaman akan pengetahuan tentang waqaf dan ibtida’, seorang qari/ pembaca Alquran tidak terjerumus ke dalam kesalahan baca sehingga berubahnya makna Alquran. Waqaf dan ibtida’ adalah tempat yang diperhatikan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Hal tersebut karena pengaruh atau akibat yang ditimbulkan adalah demi jelasnya makna-makna Alquran bagi orang yang mendengarkan atau memperhatikannya. Namun demikian, kebiasaan Rasulullah ketika membaca Al Fatihah diterangkan dalam hadis berikut.

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ يَقُولُ {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }، ثُمَّ يَقِفُ { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ }، ثُمَّ يَقِفُ وَكَانَ يَقْرَؤُهَا { مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ }. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَبِهِ يَقْرَأُ أَبُو عُبَيْدٍ وَيَخْتَارُهُ وَهَكَذَا رَوَى يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ وَغَيْرُهُ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ وَلَيْسَ إِسْنَادُهُ بِمُتَّصِلٍ لِأَنَّ اللَّيْثَ بْنَ سَعْدٍ رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍ عَنْ أُمِّ سَلمَةَ أَنَّهَا وَصَفَتْ قِرَاءَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَرْفًا حَرْفًا وَحَدِيثُ اللَّيْثِ أَصَحُّ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ اللَّيْثِ وَكَانَ يَقْرَأُ { مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ }. الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al 'Umawi dari Ibnu Juraij dari Ibnu Abu Mulaikah dari Ummu Salamah ia berkata; Rasulullah SAW biasa memotong bacaan beliau, beliau membaca; AL HAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN, kemudian beliau berhenti, ARRAHMAANIRRAHIIM, kemudian beliau berhenti, lalu beliau membaca MAALIKI YAUMIDDIIN." Abu Isa berkata; Hadis ini gharib. Bacaan ini kemudian yang dibaca oleh Abu 'Ubaidah dan dipilihnya. Demikianlah Yahya bin Sa'id Al Umawi dan yang lainnya meriwayatkan dari Ibnu Juraij dari Ibnu Abu Mulaikah dari Ummu Salamah, namun sanadya tidak bersambung, karena Al Laits bin Sa'd meriwayatkan hadis ini dari Ibnu Abu Mulaikah dari Ya'la bin Mamlak dari Ummu Salamah bahwa Ummu Salamah menyebut bacaan Nabi SAW kalimat per kalimat, hadis Al Laits lebih shahih, namun dalam hadis Al Laits tidak disebutkan: "Beliau membaca MALIKI YAUMID DIIN." (HR. Tirmidzi, no. 2851).

 

Melalui hadis ketiga tadi terdapat informasi bahwa Rasulullah biasa memotong bacaan (me-waqaf-kan) Al Fatihah beliau. Selain hadis ketiga, hadis yang menjelaskan hal yang serupa adalah sebagai berikut.

 

Hadis Keempat

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّهَا، سُئِلَتْ عَنْ قِرَاءَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كَانَ يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ آيَةً آيَةً { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } { مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}. احمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Umawi berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dari Abdullah bin Abi Mulaikah dari Ummu Salamah bahwasanya dia pernah ditanya mengenai bacaannya Rasulullah SAW. Ia menjawab: "Beliau memutus-mutus bacaannya ayat demi ayat, BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ALHAMDULILLAHIRABBIL 'ALAMIN, ARRAHMANIRRAHIM, MALIKIYAU MIDDIN." (HR. Ahmad, no. 25371).

 

Melalui hadis keempat jelaslah bahwa menurut keterangan Ummu Salamah bahwa Rasululah memutus-mutus bacaan Al Fatihah ayat demi ayat/ waqaf ayat demi ayat. Membaca Al Fatihah dalam salat sudah menjadi keharusan dalam setiap rakaatnya. Selain hal tersebut juga terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa Allah menjawab bacaan Al Fatihah hamba-Nya. Hadis yang menerangkan adalah sebagai berikut.

 

Hadis Kelima

و حَدَّثَنَاه إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ. ثَلَاثًا، غَيْرُ تَمَامٍ. فَقِيلَ لِأَبِي هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الْإِمَامِ. فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِي نَفْسِكَ. فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ. وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي. وَإِذَا قَالَ: { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ }، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي. وَإِذَا قَالَ: { مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ }، قَالَ مَجَّدَنِي عَبْدِي. وَقَالَ مَرَّةً: فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي. فَإِذَا قَالَ: { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ }، قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ: { اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }، قَالَ هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ. قَالَ سُفْيَانُ حَدَّثَنِي بِهِ الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ دَخَلْتُ عَلَيْهِ وَهُوَ مَرِيضٌ فِي بَيْتِهِ فَسَأَلْتُهُ أَنَا عَنْهُ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا السَّائِبِ مَوْلَى هِشَامِ بْنِ زُهْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ أَنَّ أَبَا السَّائِبِ مَوْلَى بَنِي عَبْدِ اللَّهِ بْنِ هِشَامِ بْنِ زُهْرَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى صَلَاةً فَلَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ بِمِثْلِ حَدِيثِ سُفْيَانَ وَفِي حَدِيثِهِمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ فَنِصْفُهَا لِي وَنِصْفُهَا لِعَبْدِي حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْمَعْقِرِيُّ حَدَّثَنَا النَّضْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُوَيْسٍ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ قَالَ سَمِعْتُ مِنْ أَبِي وَمِنْ أَبِي السَّائِبِ وَكَانَا جَلِيسَيْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَهِيَ خِدَاجٌ يَقُولُهَا ثَلَاثًا بِمِثْلِ حَدِيثِهِمْ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim al-Hanzhali telah mengabarkan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari al-Ala' dari bapaknya (Abdur Rahman bin Ya'qub) dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang mengerjakan salat tanpa membaca Ummul Qur'an (Al Fatihah) di dalamnya, maka salatnya masih mempunyai hutang, tidak sempurna" (Beliau bersabda demikian tiga kali). Ditanyakan kepada Abu Hurairah, "Kami berada di belakang imam?" Maka dia menjawab, "Bacalah Ummul Qur'an dalam dirimu, karena aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Allah berfirman, 'Aku membagi salat antara Aku dengan hamba-Ku, dan hambaku mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila seorang hamba berkata, 'Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin (Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam).' Maka Allah berkata, 'Hamba-Ku memuji-Ku.' Apabila hamba tersebut mengucapkan, 'Ar-Rohmaanir Rohiim (Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang).' Allah berkata, 'Hamba-Ku memuji-Ku.' Apabila hamba tersebut mengucapkan, 'Maaliki yaumid diin (Pemilik hari kiamat).' Allah berkata, 'Hamba-Ku telah mengagungkan Aku.' Selanjutnya Dia berkata, 'Hamba-Ku berserah diri kepada-Ku.' Apabila hamba tersebut mengucapkan, 'Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin (Hanya kepada-Mu-lah aku menyembah dan hanya kepada-Mu-lah aku memohon pertolongan).' Allah berkata, 'Ini adalah antara Aku dengan hamba-Ku. Dan hamba-Ku mendapatkan sesuatu yang dia minta'. Apabila hamba tersebut mengucapkan, 'Ihdinash-shiroothol mustaqiim shirootholladziina an'amta 'alaihim ghoiril maghdluubi 'alaihim waladldloolliin (Berilah kami petunjuk jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula orang-orang yang sesat).' Allah berkata, 'Ini untuk hamba-Ku, dan hamba-Ku mendapatkan sesuatu yang dia minta'." Berkata Sufyan telah menceritakan kepada kami al-Ala' bin Abdurrahman bin Ya'kub aku mengunjunginya, sedangkan dia dalam keadaan sakit di rumahnya, lalu aku bertanya kepadanya tentang hadis tersebut, telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dari Malik bin Anas dari al-Ala' bin Abdurrahman bahwa dia mendengar Abu as-Saib, maula Hisyam bin Zuhrah berkata, saya mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, (lewat jalur periwayatan lain) dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepada kami al-Ala' bin Abdurrahman bin Ya'kub bahwa Abu as-Saib, maula bani Abdullah bin Hisyam bin Zuhrah telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa melakukan salat, dan belum membaca Ummul Qur'an", sebagaimana hadis Sufyan. Dan dalam hadis keduanya Allah berfirman, 'Aku membagi salat antara Aku dengan hamba-Ku dua bagian, setengah untuk-Ku dan setelah lainnya untuk hamba-Ku." Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ja'far al-Ma'qiri telah menceritakan kepada kami an-Nadhr bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abu Uwais telah mengabarkan kepadaku al-Ala' dia berkata, saya mendengar dari bapakku (Abdur Rahman bin Ya'qub) dan dari Abu as-Saib, keduanya adalah teman duduk Abu Hurairah. Keduanya berkata, Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melakukan salat yang padanya dia tidak membaca Al Fatihah, maka dia masih mempunyai hutang (kurang)." Dia mengucapkannya tiga kali seperti hadis mereka. (HR. Muslim, no. 598).

 

PENJELASAN SINGKAT

Membaca Al Fatihah sudah menjadi keharusan dibaca pada tiap-tiap rakaat salat. Orang yang salat itu wajib membaca Al Fatihah. Hal tersebut berlaku ketika salat munfarid (sendirian) maupun berjamaah (bersama-sama) dengan imam yang bacaan Alqurannya tidak dinyaringkan (sirr). Adapun ketika salat berjamaah dengan imam yang bacaan Alquran dinyaringkan (jahr), makmum cukup mendengarkan bacaan imam. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT pada Alquran Surat Al A’raf ayat 204 berikut.  

 

وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. الأعراف: 204

Artinya: Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al A’raf: 204).

 

Demikianlah diantaranya dalil tentang membaca surat Al Fatihah ketika salat. Semoga menambah wawasan, keimanan, dan kekhusyukan kita dalam beribadah salat. Aamiin.

No comments:

Post a Comment