Friday, August 2, 2024

Khotbah Jum'at: Mensyukuri Kemerdekaan dengan Moderasi Beragama


 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي. اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ {آل عمران: 102}. وَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَاَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَـمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ رَحِمَكُمُ اللهُ،

Syukur alkhamdulillah tidak henti-hentinya kita haturkan kepada Allah SWT yang memberikan nikmat kepada kita semua untuk beramal salih. Selawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa ajaran Agama Islam untuk diamalkan umatnya. Mengamalkan ajaran-ajaran agama merupakan bagian amanat sila pertama Pancasila, dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2. Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada jamaah salat Jum’at agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa. Pada kesempatan kali ini, nasihat ditujukan kepada diri saya sendiri dan apabila ada manfaatnya dihaturkan kepada jamaah semuanya.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Peringatan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus sebentar lagi. Perjuangan para pahlawan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia adalah tidak sedikit. Mari isi kemerdekaan dengan kegiatan positif. Kegiatan keagamaan merupakan kegiatan positif, damai, dan harmonis. Sebagai generasi penerus bangsa saat ini, kita menyadari bahwa latar belakang masyarakat Indonesia sangatlah beragam. Ujung Sabang sampai Merauke, dari Nias sampai Pulau Rote, semuanya memiliki keragaman dan bisa hidup berdampingan. The diversity is just our identity, but inside our hearts, we are one, a unity in diversity. Artinya adalah: Perbedaan hanyalah identitas kita, tapi di dalam benak kita, kita satu, Bhineka Tunggal Ika.

Keragaman bangsa Indonesia di antaranya adalah keragaman agama. Warga negara yang baik diwajibkan beragama. Janganlah ketika mengaku beragama, lalu ada sedikit perbedaan justru memicu perpecahan. Ketika terjadi seperti itu, dadi godong emoh nyuwek, dadi banyu emoh nyawuk. Artinya adalah menjadi daun tak mau menyobek jadi air tak mau menciduk dengan tangan. Itu adalah gambaran dari kebencian yang luar biasa. Hendaknya dengan berlatar belakang agama yang beragam tidak bersikap seperti itu.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, ketika memeluk agama hendakya secara moderat. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan arti moderat, yaitu selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem. Selain itu moderat juga berarti berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah. Sedangkan beragama dalam KBBI berarti menganut (memeluk) agama. Oleh sebab itu bila digabungkan antara beragama dan moderat dikenal dengan istilah moderasi beragama. Adapun moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan prilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang. Hal tersebut sebagaimana firman Allah pada Surat Al Baqarah ayat 143 yang berbunyi sebagai berikut.

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ ... . البقرة: ١٤٣

Artinya: Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan40) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. ... . (QS. Al-Baqarah/2:143).

Catatan: 40) Umat pertengahan berarti umat pilihan, terbaik, adil, dan seimbang, baik dalam keyakinan, pikiran, sikap, maupun perilaku.

Ayat ini mengingatkan kepada kita bahwa Allah SWT memberi petunjuk pada umat-Nya untuk senantiasa menjadi umat yang moderat, umat yang proporsional, berada di tengah dalam berbagai hal, khususnya moderat dalam beragama. Allah memerintahkan kepada kita untuk tidak beragama secara ekstrem, baik ekstrem kanan maupun berlarut pada ekstrem kiri. Allah juga memerintahkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam beragama.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Kita sebagai Umat Islam harus berusaha mewujudkan ajaran mulianya untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, menciptakan kesejahteraan bersama, serta mewujudkan kemaslahatan umat manusia tanpa membeda-bedakan perbedaan pendapat dalam beragama ataupun memang berbeda agama. Hal ini bisa dimungkinkan jika sikap toleran dan moderat menjadi prinsip utama dalam beragama di tengah bermasyarakat. Rasulullah SAW menyatakan bahwa agama yang paling dicintai oleh Allah ta’ala adalah agama yang lurus dan moderat. Suatu hadis meriwayatkan,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَيُّ الْأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ. أحمد ٢٠٠٣

Artinya: dari Ibnu 'Abbas, ia berkata: Ditanyakan kepada Rasulullah SAW: Agama apa yang paling dicintai oleh Allah?” Maka beliau bersabda: “Agama yang lurus dan moderat.” (HR. Ahmad, no. 2003)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Mari mensyukuri kemerdekaan dengan moderasi beragama. Melalui kegiatan-kegiatan keagamaan berarti mensyukuri kemerdekaan dengan kegiatan positif, damai, dan harmonis. Mari kita terus menebar perdamaian di masyarakat kita melalui moderasi beragama. Semoga kita bisa terus menebar kesejukan dalam kehidupan berbangsa dan beragama dengan nilai-nilai dan sikap moderat. Moderat dalam beragama, maslahat dalam berbangsa sehingga harapannya benjadi bangsa yang baldatun thayibatun warabbun ghafur, bangsa yang gemah ripah loh jinawi. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

Semoga yang sedikit ini bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan umumnya bermanfaat bagi jamaah semuanya. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

***

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.  اَمَّا بَعْدُ.

فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ، يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:

                   اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

                   اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

                   رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

                   رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

                   رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

                   سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

                   وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., S.Pd., M.Pd.

 

No comments:

Post a Comment