Friday, September 16, 2022

Khotbah Jum’at: Pentingnya Membangun Generasi yang Paham dan Mengamalkan Agama


 

·      اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. لَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

·      فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Syukur alkhamdulillah senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT yang menciptakan kematian dan kehidupan sebagai ujian, siapa diantara manusia yang beriman dan beramal saleh. Tak ada daya dan tak ada kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah. Kita hanya memohon pertolongan, perlindungan, dan keselamatan hanya kepada-Nya. Selawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah Agama Islam kepada umatnya. Semoga kita semuanya tergolong umat Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran Agama Islam di dalam kehidupan sehari-hari. Mengerjakan ajaran-ajaran agama merupakan bagian amanat sila pertama Pancasila, dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2.

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada jamaah salat Jum’at agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa. Iman dengan mengimani rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, utusan-utusan Allah, takdir Allah, dan akhirat. Selain itu juga takwa dengan mentaati segala perintah Allah dan Rasulullah, serta menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Marilah saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Setiap Masa Ada Orangnya Setiap Orang Ada Masanya. Itulah salah satu kalimat yang menggambarkan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan. Secara umum terdapat beberapa cara orang dalam menyikapi perubahan yaitu: mau berubah, tidak tahu cara berubah, tidak mau berubah, atau terpaksa berubah. Arah perubahan ada yang mengarah pada kemajuan atau malah mengarah pada kemunduran. Namun demikian sebagaimana kenyataan yang ada di media massa, di sejumlah tempat, atau bahkan di sekeliling kita bahwa degradasi akhlak atau moral kian terjadi. Apabila kita cermati, rasanya generasi yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa kita ini tidak semakin baik. Apa yang menjadi kekhawatiran kita seperti firman Allah dalam surat Maryam 59:

فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا. مريم: 59

Artinya: Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS. Maryam: 59)

Tidak sedikit generasi bangsa yang terjerumus ke lembah kehinaan, kesesatan, memperturutkan hawa nafsunya, terjerumus kepada perbuatan setan, seperti: mabuk-mabukan, teler, perjudian, perzinaan dan bentuk kejahatan-kejahatan yang lain. Hal itu terjadi karena mengabaikan salat. Apabila manusia sudah menyia-nyiakan salat, sudah tidak ada rasa takut lagi kepada Allah. Oleh karenanya, kejahatan dan kemungkaran tidak mungkin bisa dicegah. Salat yang bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ. العنكبوت:45

Artinya: Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. (QS. Al-’Ankabuut: 45)

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Sudah semestinya kita semuanya sebagai generasi sekarang tidak menghendaki datangnya generasi yang buruk. Generasi setelah kita ada karena ada generasi kita sekarang ini. Janganlah sampai kita sebagai generasi sekarang meninggalkan keburukan. Kita sebagai generasi sekarang adalah teladan bagi generasi berikutnya. Mau tidak mau, perubahan jaman seperti sekarang ini memaksa kita untuk menjadi teladan yang baik. Tak ada cara lain untuk mengarah kepada kebaikan kecuali dengan memahami ajaran agama dan mengamalkannya. Kita mesti mengubah kita yang sekarang ini menjadi pribadi yang paham ilmu agama Islam dan mengamalkannya. Hal tersebut karena mustahil akan ada kemajuan tanpa perubahan. Orang-orang yang tidak mau mengubah pikiran dan tindakan mereka tidak akan mengubah apapun. Allah berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ. الرّعد: 11

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’d: 11).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Menjadi kewajiban kita untuk meninggalkan berbagai hal yang baik di dunia ini sebagai bukti amal kebaikan kita kelak di hadapan Allah. Janganlah karena kita tidak menjadi teladan baik bagi generasi mendatang malah justru melahirkan monster-monster pembawa bencana kehancuran, sebagaimana firman Allah pada Surat Maryam ayat 59. Tidak menutup kemungkinan juga karena kita yang tidak menjadi teladan baik bagi generasi mendatang malah meninggalkan generasi yang lemah. Allah berfirman,

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا. النساء: 9

Artinya: Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya). (QS. An-Nisa’: 9).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Harapannya, kita sebagai orang-orang yang hidup di jaman sekarang mampu meninggalkan kebaikan. Berbagai kebaikan yang kita upayakan adalah menjadi teladan kebaikan bagi generasi mendatang. Tak ada cara lain yang mengarah kepada kebaikan, kecuali paham ilmu agama Islam dan mengamalkannya. Marilah kita mulai dari diri sendiri, keluarga, dan pada masyarakat pada umumnya. Semoga yang sedikit ini bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan umumnya bermanfaat bagi jamaah semuanya. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

***

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.  اَمَّا بَعْدُ.

فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ، يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:

·      اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

·      اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

·      رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

·      رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

·      رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

·      سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

·      وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.

 

No comments:

Post a Comment