Thursday, October 8, 2020

Doa Bercermin

 

Bercermin adalah aktivitas yang sering kita lakukan. Melalui bercermin, kita dapat mengetahui kenampakan wajah kita. Selain itu ketika bercermin, kita bisa merapikan penampilan kita. Sebagian kaum muslim mengamalkan doa bercermin ketika sedang bercermin. Amalan tersebut diantaranya sebagaimana hadis berikut:

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا أَسْوَدُ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ عَاصِمِ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي. أحمد

Artinya:  Telah menceritakan kepada kami Aswad, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Ashim bin Sulaiman, dari Abdullah bin Al-Harits, dari Aisyah binti Thalhah, dari Aisyah berkata; Rasulullah SAW bersabda: ALLOHUMMA AHSANTA KHOLQII FA AHSIN KHULUQII (ya Allah Engkau telah membaguskan penciptaanku maka baguskanlah akhlakku) (HR. Ahmad, no. 23256).

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا مُحَاضِرٌ أَبُو الْمُوَرِّعِ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ عَنْ عَوْسَجَةَ بْنِ الرَّمَّاحِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي الْهُذَيْلِ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي. أحمد

Artinya: Telah meneritakan kepada kami Muhadlir Abu Al Muwari', telah menceritakan kepada kami 'Ashim dari 'Ausajah bin Ar Rammah, dari Abdullah bin Abu Al Hudzail, dari Ibnu Mas'ud, bahwa Rasulullah SAW pernah berdoa: Allohumma kamaa hassanta kholqii fa hassin khuluqii (Ya Allah, engkau telah memperbagus rupaku maka perbaguslah akhlakku) (HR. Ahmad, no. 3632).

Keterangan:

Hadis tersebut adalah hadis hasan karena terdapat rawi yang bernama Muhadlir Abu Al Muwari'. An Nasai mengomentarinya laisa bihi ba’s. Abu Zuhrah mengomentari shaduq.

 

Hadis Ketiga

من طريق الْحُسَيْن بْن أَبِي السَّرِيِّ ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَاقَ ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَعْدٍ ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا نَظَرَ وَجْهَهُ فِي الْمِرْآةِ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ ، اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي. ابن السنى

Artinya: Jalur Al Husain bin Abi Sari, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fadl, dari Abdurrahman bin Ishaq, dari An Nu’man bis Sa’d, dari ‘Ali bin Abu Thalib RA, bahwasanya Nabi SAW apabila beliau melihat wajahnya di cermin, beliau berdoa, “Al-hamdu lillaah, Aloohumma kamaa hassanta kholqii fa hassin khuluqii” (Segala puji bagi Allah, Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperbagus penciptaanku, maka baguskanlah akhlakku) (HR. Ibnus Sunni).

Keterangan:

Menurut riwayat di atas, hadis tersebut dlaif. Hal tersebut karena ada rawi bernama Abdurrahman bin Ishaq. An Nasai, Ibnu Hibban, Abu Daud mengomentari dlaif. Adz Dzahabi mengomentari mereka mendlaifkannya.

 

Penjelasan Singkat

Ketika menentukan suatu hukum hendaknya mengumpulkan semua dalil dari Alquran maupun hadis shahih atau setidaknya hasan. Setelah dikumpulkan, barulah dapat ditarik kesimpulan dari sumber hukum Agama Islam. Bahkan dalam perincian suatu kesimpulan ketetapan, kita mesti melihat keumuman dalil dan kekhususan dalil. Dalil umum mesti ditakhsis oleh dalil khusus apabila memuat makna yang sama. Melihat hadis pertama termasuk dalam hadis shahih dan hadis kedua adalah hadis hasan. Namun pada hadis yang pertama dan kedua tidak disebutkan ketika Rasulullah bercermin. Hal tersebut menunjukkan keumuman Rasulullah dalam berdoa. Ketika melihat hadis ketiga, menurut isnad terdapat rawi Abdurrahman bin Ishaq yang dikatakan dlaif oleh An Nasai, Ibnu Hibban, Abu Daud. Hadis ketiga sebenarnya sudah memerincikan bahwa doa yang dimaksud adalah ketika bercermin. Namun hadis tersebut adalah dlaif. Apabila dikemudian hari ditemukan hadis yang setidaknya hadis hasan dapat dipakai untuk mentakhsis keumuman dalil yang ada. Masing-masing hadis pun juga memiliki lafal doa yang berbeda meski maknanya kurang lebih sama. Oleh karenanya, dalam memahami dan mengamalkan doa bercermin, timbul beberapa pendapat:

Pendapat Pertama

Mengamalkan doa bercermin merupakan suatu amalan yang disunnahkan untuk dikerjakan. Hal tersebut sebagaimana keumuman dalil sehingga bisa diamalkan kapan saja, termasuk ketika bercermin.

Pendapat Kedua

Mengamalkan doa bercermin tidak bisa diamalkan karena dalil penjelasan tentang kekhususan doa ketika bercermin adalah lemah. Sehingga doa bercermin tidak bisa diamalkan.

 

Melalui berbagai penjelasan di atas bisa kita ambil pelajaran. Isi doa adalah perkara mulia, yakni permohonan supaya Allah memperbagus akhlak kita sebagaimana Allah memperbagus penciptaan kita. Janganlah sampai seorang muslim memiliki akhlak yang tidak terpuji. Setelah melihat kesempurnaan rupa fisik yang Allah berikan, kita refleksikan dengan seluruh perilaku hidup keseharian kita di kantor, pasar, rumah, madrasah dan di manapaun kita berada. Harapannya di manapun kita berada, kita senantiasa memiliki akhlak karimah.

 

Wallahu a’lam bishshwab

 

No comments:

Post a Comment