Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang bersifat mendasar yang dipersyaratkan bagi penguasaan keterampilan berikutnya. Untuk dapat menguasai keterampilan memberi penguatan, seorang guru dituntut untuk menguasai keterampilan bertanya sehingga seorang guru menguasai keterampilan memberikan penguatan melalui keterampilan bertanya. Secara khusus, seorang guru diharapkan mampu: (1) menjelaskan pentingnya keterampilan bertanya bagi guru; (2) memberikan contoh komponen-komponen keterampilan bertanya; (3) menerapkan keterampilan bertanya dalam kegiatan pembelajaran.
Supaya menguasai keterampilan bertanya, seorang guru dituntut untuk berlatih menerapkan keterampilan bertanya dengan bantuan teman sejawat atau orang lain. Konsep-konsep yang perlu dikuasai agar seorang guru mampu menerapkan keterampilan bertanya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
A. RASIONAL
Kegiatan bertanya dilakukan oleh semua orang tanpa memandang batas umur. Anak kecil sering mempertanyakan hal-hal yang ingin diketahuinya bahkan pada masa perkembangan anak ada masa yang disebut "masa apa itu", yaitu masa anak kecil mempertanyakan segala sesuatu yang dilihatnya. Kegiatan bertanya cukup mendominasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Serentetan hasil penelitian yang dilakukan sejak awal abad ke-20 tentang kegiatan bertanya melaporkan hasil yang serupa, yaitu bahwa guru menggunakan 30% dari waktunya untuk bertanya (G. A. Brown dan R. Edmondson, 1984). Data tersebut menunjukkan betapa pentingnya kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran dengan memenuhi tujuan bertanya.
Tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi. Namun, kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru, tidak hanya bertujuan untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Dengan demikian, pertanyaan yang diajukan guru tidak semata-mata bertujuan mendapatkan informasi tentang pengetahuan siswanya, tetapi yang jauh lebih penting adalah untuk mendorong para siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat 4 alasan seorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya sebagaimana berikut:
1. Penguasaan keterampilan bertanya oleh guru membuat siswa dapat menjadi lebih aktif, kegiatan belajar menjadi lebih bervariasi, dan siswa dapat berfungsi sebagai sumber informasi.
2. Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam. Situasi seperti itu menular ke dalam kelas. Kesempatan bertanya yang diberikan guru tidak banyak dimanfaatkan oleh siswa. Oleh karenanya kebiasaan tersebut perlu diubah.
3. Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental-intelektual. Satu ciri dari pendekatan ini adalah keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang memang perlu dipertanyakan Hal ini hanya mengkin terjadi jika guru sendiri menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah keinginan siswa untuk bertanya.
4. Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
B. DEFINISI DAN FUNGSI PERTANYAAN
G. A. Brown dan R. Edmondson (1984) mendefinisikan pertanyaan sebagai "segala peryataan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan)". Melalui definisi tersebut, pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, tetapi dapat juga dalam bentuk kalimat perintah atau kalimat pernyataan. Fungsi pertanyaan sangat bervariasi. Fungsi pertanyaan menurut Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan yaitu:
1. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik;
2. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu;
3. Menggalakkan penerapan belajar aktif;
4. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri;
5. Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal;
6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa;
7. Mengomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran;
8. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang informasi yang diberikan;
9. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berpikir;
10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan guru;
11. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi;
12. Membantu siswa menyatakan perasaan dan pikiran yang murni.
C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA
Keterampilan bertanya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Setiap jenis keterampilan bertanya akan diuraikan sebagaimana berikut.
1. Keterampilan Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut.
a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Pertanyaan yang demikian dapat dibuat dengan menggunakan struktur kalimat yang sederhana serta kata-kata yang sudah dikenal oleh para siswa.
b. Pemberian acuan
Sebuah pertanyaan hanya dapat dijawab apabila yang ditanya mengetahui informasi berkaitan dengan suatu pertanyaan. Oleh karena itu, sebelum bertanya, guru perlu memberikan acuan berupa informasi yang perlu diketahui siswa sehingga siswa akan mengolah informasi yang diberikan sehingga dapat menjawab pertanyaan guru. Acuan dapat diberikan pada awal pertanyaan atau sewaktu-waktu ketika guru akan mengajukan pertanyaan.
c. Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus/ spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal khusus dan yang perlu didalami. Oleh karena itu, pertanyaan luas hendaknya selalu diikuti oleh pemusatan, yaitu yang memfokuskan perhatian siswa pada inti masalah tertentu.
d. Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Oleh karenanya guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut. Kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya. Cara seperti ini dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban yang diberikan temannya serta meningkatkan interaksi antarsiswa.
e. Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Mungkin semua siswa di dalam kelas mendapat giliran yang merata untuk menjawab pertanyaan. Tujuan penyebaran pertanyaan adalah untuk meningkatkan perhatian dan partisipasi siswa. Agar tujuan penyebaran dapat tercapai secara efektif, guru hendaknya menunjukkan pertanyaan kepada seluruh siswa. Kemudian menyebarkan pertanyaan secara acak schingga semua siswa siap untuk mendapat giliran.
f. Pemberian waktu berpikir
Seseorang ketika menjawab satu pertanyaan memerlukan waktu untuk berpikir. Oleh karena itu, setelah guru mengajukan pertanyaan hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya.
g. Pemberian tuntunan
Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siwa ataupun jika ada yang menjawab, jawabannya tidak seperti yang diharapkan. Oleh karenanya guru mesti memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan dengan berbagai cara antara lain.
1) Memparafrase yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan dengan cara lain yang lebih mudah dan sederhana sehingga dapat dipahami oleh siswa.
2) Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya.
3) Mengulangi penjelasan/informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.
2. Keterampilan Bertanya Lanjut
Penguasaan atas keterampilan bertanya lanjut dibentuk berdasarkan penguasaan keterampilan bertanya dasar. Komponen keterampilan bertanya lanjut terdiri atas:
a. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan.
Guru diharakan bertanya tidak seputar pertanyaan yang bersifat ingatan, tetapi guru mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir tingkat tinggi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Pertanyaan yang dibuat hendaknya diurutkan mulai tingkat tertentu hinggan beralih ke tingkat pertanyaan yang lebih tinggi.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak.
Menngajukan pertanyaan pelacak yang dapat membimbing siswa untuk mengembangkan jawaban yang diberikan. Teknik pertanyaan pelacak antara lain: (1) meminta klarifikasi; (2) meminta siswa memberi alasan; (3) meminta kesepakatan pandangan siswa; (4) meminta ketepatan jawaban; (5) meminta jawaban yang lebih relevan; (6) meminta contoh; (7) meminta jawaban yang lebih kompleks.
d. Peningkatan terjadinya interaksi.
Meningkatkan interaksi merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa secara maksimal. Peningkatan terjadinya interaksi ini dapat dilakukan dengan cara-cara: (1) menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab oleh seorang siswa; (2) mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan; (3) apabila siswa mengajukan pertanyaan, berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut.
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Penerapkan keterampilan bertanya hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan sebagai berikut.
1. Kehangatan dan Keantusiasan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh keantusiasan dan kehangatan karena hal ini akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Menghindari Kebiasaan-kebiasaan: (a) mengulangi pertanyaan sendiri; (b) mengulangi jawaban siswa; (c) menjawab pertanyaan sendiri; (d) mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak; (e) mengajukan pertanyaan ganda; (f) menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
3. Memberikan Waktu Berpikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berpikir yang diberikan hendaknya lebih lama dari waktu berpikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan bertanya dasar. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena siswa memerlukan waktu yang cukup untuk berpikir dan menyusun jawabannya.
4. Mempersiapkan Pertanyaan Pokok yang akan Diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya disiapkan secara cermat sehingga urutan tingkat kesukaran pertanyaan dapat disusun lebih dahulu dan materi pelajaran dapat dicakup secara tuntas.
5. Menilai Pertanyaan yang telah Diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru setelah pelajaran berlangsung sehingga ketepatan jumlah pertanyaan, tingkat kesukaran, kualitas pertanyaan dalam mengembangkan kemampuan berpikir, dan cakupan materinya dapat diketahui dengan jelas.