Umat Islam yang berusaha menjalankan syariat Islam dalam hidupnya tentu mengimpikan melaksanakan ibadah haji dan umrah. Ibadah haji merupakan salah satu di antaranya rukun Islam. Namun demikian, dalam praktiknya ibadah haji di tanah haram tidak terlepas dari ibadah umrah. Bagi kita yang masih awam tentunya akan banyak bertanya-tanya bagaimana pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Supaya mampu menjawab pertanyaan kita bersama tersebut, pada kesempatan kali ini akan membahas mengenai rukun haji ihram (niat).
A. Pengertian Ihram (Niat)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan arti ihram adalah suci; dalam keadaan bersuci diri (pada waktu melakukan ibadah haji dan umrah di Makkah). Ihram dalam KBBI juga diartikan meniatkan dan melakukan pekerjaan ihram untuk tujuan ibadah haji dan/ atau umrah. Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2023 menerangkan ihram adalah niat masuk (mengerjakan) dalam ibadah haji dan umrah dengan menghindari hal-hal yang dilarang selama berihram. Buku Bimbingan Praktis Manasik Haji KBIH MTA tahun 2016 menyebutkan ihram adalah niat memulai mengerjakan haji/ umrah. Adapun dalil mengenai niat mengerjakan ibadah haji adalah sebagai berikut.
Hadis Ke-1
صحيح البخاري ١٤١٨: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ سَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَخْبَرَهُ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْكَبُ رَاحِلَتَهُ بِذِي الْحُلَيْفَةِ ثُمَّ يُهِلُّ حَتَّى تَسْتَوِيَ بِهِ قَائِمَةً.
Artinya: Shahih Bukhari nomor 1418: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin 'Isa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab bahwa Salim bin 'Abdullah bin 'Umar mengabarkannya bahwa Ibnu 'Umar RA berkata: "Aku melihat Rasulullah SAW menunggang hewan tunggangannya di Dzul Hulaifah kemudian Beliau bertalbiyyah (memulai niat haji) ketika tunggangannya itu berdiri tegak."
B. Bacaan Niat Ihram
Bacaan niat ihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah terdapat pada bebagai hadis. Adapun berbagai hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Ke-2
صحيح مسلم ٢١٦٨: و حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ عَنْ بَكْرٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُلَبِّي بِالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ جَمِيعًا.قَالَ بَكْرٌ فَحَدَّثْتُ بِذَلِكَ ابْنَ عُمَرَ فَقَالَ لَبَّى بِالْحَجِّ وَحْدَهُ فَلَقِيتُ أَنَسًا فَحَدَّثْتُهُ بِقَوْلِ ابْنِ عُمَرَ فَقَالَ أَنَسٌ مَا تَعُدُّونَنَا إِلَّا صِبْيَانًا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَبَّيْكَ عُمْرَةً وَحَجًّا.
Artinya: Shahih Muslim nomor 2168: Dan telah meceritakan kepada kami Suraij bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Husyaim, telah menceritakan kepada kami Humaid dari Bakr dari Anas RA, ia berkata: "Aku mendengar Nabi SAW membaca talbiyah (memulai ihram) untuk haji dan umrah sekaligus." Bakr berkata: Lalu saya menceritakan hal itu kepada Ibnu Umar, maka ia pun berkata: "Beliau membaca talbiyah (memulai ihram) hanya untuk haji saja." Kemudian aku menemui Anas dan menceritakan ungkapan Ibnu Umar, maka Anas pun berkata: "Kalian tidaklah menganggap kami, kecuali masih kecil (saat itu). Aku telah mendengar Rasulullah SAW membaca: "Labbaika ‘umratan wa hajjan (Aku penuhi panggilan-Mu untuk umrah dan haji)."
Hadis Ke-3
صحيح مسلم ٢١٩٤: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي إِسْحَقَ وَعَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ وَحُمَيْدٍ أَنَّهُمْ سَمِعُوا أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهَلَّ بِهِمَا جَمِيعًا لَبَّيْكَ عُمْرَةً وَحَجًّا لَبَّيْكَ عُمْرَةً وَحَجًّا.
Artinya: Shahih Muslim nomor 2194: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari Yahya bin Abu Ishaq dan Abdul Aziz bin Shuhaib dan Humaid bahwa mereka mendengar Anas RA berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW berihram dengan niat umrah dan haji. “Labbaika ‘umratan wa hajjan, labbaika ‘umratan wa hajjan” (Aku penuhi panggilan-Mu untuk umrah dan haji, aku penuhi panggilan-Mu untuk umrah dan haji).”
Hadis Ke-4
سنن أبي داوود ١٥٣٠: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ قَالَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي إِسْحَقَ وَعَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ وَحُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُمْ سَمِعُوهُ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُلَبِّي بِالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ جَمِيعًا يَقُولُ لَبَّيْكَ عُمْرَةً وَحَجًّا لَبَّيْكَ عُمْرَةً وَحَجًّا.
Artinya: Sunan Abu Daud nomor 1530: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Husyaim, telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Abu Ishaq dan Abdul Aziz bin Shuhaib serta Humaid Ath Thawil dari Anas bin Malik bahwa mereka mendengarnya berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW ihram untuk haji dan umrah bersama. Beliau membaca, “Labbaika ‘umrotan wa hajjan, labbaika ‘umrotan wa hajjan” (Aku penuhi panggilan-Mu untuk umrah dan haji. Aku penuhi panggilan-Mu untuk umrah dan haji).
Hadis Ke-5
صحيح مسلم ٢١٩٥: و حَدَّثَنِيهِ عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي إِسْحَقَ وَحُمَيْدٍ الطَّوِيلِ قَالَ يَحْيَى سَمِعْتُ أَنَسًا يَقُولُا: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَبَّيْكَ عُمْرَةً وَحَجًّا. و قَالَ حُمَيْدٌ قَالَ أَنَسٌ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَبَّيْكَ بِعُمْرَةٍ وَحَجٍّ.
Artinya: Shahih Muslim nomor 2195: Dan telah menceritakannya padaku Ali bin Hujr, telah mengabarkan kepada kami Isma'il bin Ibrahim dari Yahya bin Abu Ishaq dan Humaid Ath Thawil. Yahya berkata: Aku mendengar Anas berkata: Aku mendengar Nabi SAW membaca, “Labbaika ‘umratan wa hajjan (Aku penuhi panggilan-Mu untuk umrah dan haji).” Dan dalam riwayat Humaid, ia berkata : Anas berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW membaca, “Labbaika bi’umratin wa hajjin (Aku memenuhi panggilan-Mu untuk umrah dan haji).”
Hadis Ke-6
سنن الترمذي ٧٥١: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَبَّيْكَ بِعُمْرَةٍ وَحَجَّةٍ. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عُمَرَ وَعِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَنَسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ ذَهَبَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ إِلَى هَذَا وَاخْتَارُوهُ مِنْ أَهْلِ الْكُوفَةِ وَغَيْرِهِمْ.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 751: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Humaid dari Anas berkata: Aku telah mendengar Nabi mengucapkan: “Labbaika bi’umratin wa hajjatin (Aku penuhi panggilan-Mu dengan umrah dan haji)." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata: "Hadis semakna diriwayatkan dari Umar dan Imran bin Husain." Abu 'Isa berkata: "Hadis Anas merupakan hadis hasan shahih serta diamalkan oleh sebagian ulama. Penduduk Kufah atau yang lainnya memilih pendapat tersebut."
Melalui berbagai dalil yang ada dapat dipahami bahwa terdapat lafal niat untuk ibadah haji dan umrah. Apabila niatnya untuk umrah mengucap: Labbaika ‘umratan. Apabila untuk haji mengucap: Labbaika hajjan. Apabila niat untuk haji dan umrah mengucap: Labbaika ‘umratan wa hajjan.
C. Pengertian Talbiah
Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2023 menerangkan mengenai talbiah menurut bahasa artinya pemenuhan, jawaban, pengabulan terhadap sebuah panggilan dengan niat dan ikhlas. Menurut istilah, talbiah berarti ungkapan kalimat yang diucapkan untuk memenuhi panggilan Allah SWT dalam keadaan ihram haji atau umrah.
D. Hukum Membaca Talbiah
Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2023 menerangkan hukum membaca talbiah. Menurut Imam Abu Hanifah, hukum membaca talbiah adalah syarat sah ihram. Menurut Imam Maliki, hukum membaca talbiah wajib. Sedangkan menurut Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hanbal, hukum membaca talbiah adalah sunat.
E. Waktu Membaca Talbiah
Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2023 menerangkan waktu membaca talbiah mulai dibaca setelah niat ihram dari mikat, baik ihram haji maupun ihram umrah. Waktu berakhirnya bacaan talbiah adalah:
1. Ketika orang yang berumrah hendak memulai tawaf bagi jemaah yang melakukan umrah;
2. Ketika orang yang berhaji telah selesai melontar Jamrah Aqabah tanggal 10 Zulhijah bagi jemaah yang melaksanakan haji, lalu mengganti talbiyah dengan bacaan takbir.
F. Bacaan Talbiah
Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2023 menerangkan bahwa jemaah lakl-Iakl membaca talbiah dengan suara keras, sedangkan perempuan membaca talbiah dengan suara pelan. Bacaan talbiah sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut.
Hadis Ke-7
صحيح البخاري ١٤٤٨: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ تَلْبِيَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Artinya: Shahih Bukhari nomor1448: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar RA bahwa cara talbiah Rasulullah SAW adalah: "Labbaikallahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk. Laa syariika laka" (Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, aku sambut panggilan-Mu. Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku sambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan ni’mat adalah kepunyaan-Mu begitu pula kerajaan, tidak ada sekutu bagi-Mu.).
Hadis Ke-8
صحيح مسلم ٢٠٢٩: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ تَلْبِيَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ، قَالَ: وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَزِيدُ فِيهَا: لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ بِيَدَيْكَ لَبَّيْكَ وَالرَّغْبَاءُ إِلَيْكَ وَالْعَمَلُ.
Artinya: Shahih Muslim nomor 2029: Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi, ia berkata: saya telah membacakan kepada Malik dari Nafi' dari Abdullah bin Umar RA, bahwa talbiah Rasulullah SAW adalah: "LABBAIKA ALLAHUMMA LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIKA INNAL HAMDA WAN NI'MATA LAKA WAL MULKA LAA SYARIIKA LAKA (Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, aku sambut panggilan-Mu. Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku sambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan ni’mat adalah kepunyaan-Mu begitu pula kerajaan, tidak ada sekutu bagi-Mu.)." Nafi' berkata: Abdullah bin Umar RA menambahkan talibiah tersebut dengan bacaan: "LABBAIKA LABBAIKA WA SA'DAIKA WAL KHAIRU BIYADIKA LABBAIKA WARRAGHBAA`U ILAIKA WAL'AMAL (Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah untuk mencari rida-Mu. Kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, sebagai amal ibadah untuk mencari rida-Mu)."
G. Hikmah Membaca Talbiah
Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2023 menerangkan bahwa talbiah adalah jawaban atas panggilan Allah SWT untuk melaksanakan haji, yang diucapkan seseorang ketika memasuki ihram haji atau umrah. Seseorang yang mengucapkan talbiah harus didahului dengan sikap yang tulus/ ikhlas, ongkos atau biaya haji/ umrahnya diperoleh dari harta yang halal, hatinya bersih dari sifat riya, sombong, dan ingin dipuji. Dia menunjukkan perasaan khusyuk (merendahkan diri) kepada Allah SWT untuk menyaksikan keagungan dan kebesaran-Nya.
Hadis Ke-9
المعجم الأوسط للطبراني ٥٣٧٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ السَّقَطِيُّ، قَالَ: نَا سَعِيدُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُدَ الْيَمَامِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ حَاجًّا بِنَفَقَةٍ طَيِّبَةٍ، وَوَضَعَ رِجْلَهُ فِي الْغَرْزِ، فَنَادَى: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، زَادُكَ حَلالٌ، وَرَاحِلَتُكَ حَلالٌ، وَحَجُّكُ مَبْرُورٌ غَيْرُ مَأْزُورٍ، وَإِذَا خَرَجَ بِالنَّفَقَةِ الْخَبِيثَةِ، فَوَضَعَ رِجْلَهُ فِي الْغَرْزِ، فَنَادَى: لَبَّيْكَ، نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: لا لَبَّيْكَ وَلا سَعْدَيْكَ ، زَادُكَ حَرَامٌ وَنَفَقَتُكَ حَرَامٌ، وَحَجُّكَ غَيْرُ مَبْرُورٍ.
Artinya: Al Mu’jam Al Awsath lil Thabrani nomor 5373: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Fadl Assaqathiy, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Sulaiman, dari Sulaiman bin Dawud Al Yamaniy, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ketika seseorang yang akan berhaji keluar dari rumah dengan nafakah (ongkos haji) yang baik (halal), kemudian dia meletakkan kakinya di atas kendaraan lalu mengucapkan "Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, aku sambut panggilan-Mu”, akan ada suara yang memanggil dan langit, "Aku sambut panggilanmu dan kebahagiaan yang tiada tara untukmu, bekalmu dari yang halal dan kendaraanmu halal, hajimu mabrur tidak tercampur dengan dosa." Apabila seseorang yang akan berhaji keluar dari rumah dengan bekal yang haram, maka ketika dia naik kendaraan lalu mengucapkan "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah", tiba-tiba terdengar suara dari langit "Tidak, Aku tidak menyambut panggilanmu dan engkau tidak mendapatkan kebahagiaan, bekalmu dari harta yang haram dan nafkahmu haram, hajimu tidak mabrur."
Keterangan: Rawi yang bernama Sulaiman bin Dawud Al Yamaniy dikomentari beberapa ulama seperti Abu Faraj bin Al Jauzi dan Abu Bakr Al Baihaqi mengatakan dlaif, Adz-Dzahabi mengomentari lemah, kelemahannya lebih dari satu, Al Bukhari mengatakan: munkarul hadith, Yahya bin Main mengatakan: laisa bisyai.
Demikian di antaranya yang berkaitan dengan haji dan umrah. Semoga yang informasi yang didapat membuat kita punya gambaran mengenai ibadah haji dan umrah. Melalui gambaran yang ada, kita paham tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Dalil yang kita gunakan untuk beribadah adalah dalil dari Al-Qur’an yang sudah pasti benar dan/ atau hadis shahih atau setidaknya hasan lidzatihi. Adapun selain dalil yang ada, tidak menutup kemungkinan terdapat dalil yang shahih maupun sharih lainnya yang bisa kita gunakan sebagai landasan hukum ibadah.
Penulis menyadari bahwa sampai tulisan ini diterbitkan belum pernah melaksanakan ibadah haji dan umrah. Tulisan ini bukan bermaksud menggurui. Namun sebagai sarana penambah wawasan dan pengingat kembali mengenai manasik haji dan umrah. Adapun saran yang membangun untuk menambah wawasan bersama dari pembaca yang sudah berhaji dan berumrah maupun yang belum adalah sangat diharapkan demi ulasan yang lebih baik sesuai Al-Qur’an dan As-Sunah. Bagi yang belum, semoga Allah meridai kita semuanya untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Semoga kita mampu melaksanakan ibadah haji dan umrah dengan baik dan maksimal sehingga kesempurnaan amal salih tercapai dan akhirnya memperoleh surga sebagaimana janjinya Allah. Aamiin.
No comments:
Post a Comment