Khotbah Jum’at: Orang Mengaku Beriman Akan Diuji

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَاَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَـمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ رَحِمَكُمُ اللهُ،

Syukur alkhamdulillah senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT yang menjadikan mati dan hidup. Hanya Allah yang mampu menciptakan kematian dan kehidupan. Allah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji manusia, siapa diantara mereka yang beriman dan beramal saleh. Selawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah Agama Islam kepada umatnya. Semoga kita semuanya tergolong umat Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran Agama Islam di semua sendi-sendi kehidupan kita.

Melaksanakan ajaran-ajaran agama merupakan bagian amanat sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2, yang berbunyi Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Melalui ajaran-ajaran agama Islam yang kita laksanakan semaksimalnya di dalam kehidupan kita, harapannya kita semua bisa selamat di dunia maupun di akhirat. Aamiin.

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada jamaah salat Jum’at agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa. Iman dengan mengimani rukun iman yang enam dan takwa dengan mentaati segala perintah Allah dan Rasulullah, serta menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Marilah saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Agama Islam adalah agama yang hak di sisi Allah. Semenjak 14 Abad yang lalu, risalah Agama Islam sudah dibawa Rasulullah SAW untuk disebar luaskan kepada umatnya hingga akhir zaman nanti. Bagi orang Islam, tentu rukun Islam dan rukun imannya sama. Bagi orang yang sudah yakin dan mengikrarkan agama Islam adalah agama yang dianut itu tidak akan dibiarkan begitu saja. Orang yang mengaku beriman akan Allah uji. Allah SWT berfirman,

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ. وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

Artinya: (2) Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? (3) Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta. (QS. Al Ankabut: 2 – 3).

Orang beriman akan diuji oleh Allah. Orang beriman tidak akan tampak keimanannya dari hartanya, jabatannya, pangkatnya, ataupun kepandaiannya. Manusia beriman itu bukan untuk mencari harta, jabatan, pangkat, ataupun kepandaian. Orang beriman itu sadar bahwa di manapun ia berada senantiasa diawasi oleh Allah. Oleh sebab itu, lisan maupun perbuatannya tidak akan berbuat kerusakan. Lisan dan perbuatan orang beriman akan senantiasa menebarkan kebaikan dan menyeru kepada Allah. Namun, apabila menyimak berita di media masa, pelaku kerusakan kebanyakan adalah orang-orang yang mengaku sebagai muslim. Hal itu juga mengingat besarnya populasi muslim di negeri ini. Kerusakan terjadi akibat lalai dalam ujian, baik yang berbentuk kesenangan maupun kesedihan. Mereka hanya menuruti hawa nafsu. Mereka tidak lagi berpegang teguh pada ajaran-ajaran Agama Islam. Hal tersebut tentu menjadi pelajaran bagi kita semua supaya mampu lulus dalam ujian.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Allah memberi ujian kepada orang-orang yang mengaku beriman adalah untuk menguji sejauh mana keimanan mereka. Apakah mereka termasuk orang yang benar ataukah pendusta? Apabila belajar dari orang-orang terdahulu, mereka ada yang diuji dengan disisir dengan sisir besi lalu dagingnya terkupas dari tulangnya atau uratnya. Ada juga yang diuji dengan diletakkan gergaji di tengah kepalanya lalu kepalanya itu digergaji hingga terbelah menjadi dua bagian. Pelajaran ini dapat ditemui dalam hadis riwayat Bukhari nomor 3563. Mereka rela diuji seperti itu demi mempertahankan akidahnya, keimanannya, agamanya. Mereka adalah contoh orang-orang beriman yang patut kita teladani. Kita yang juga mengaku orang beriman hendaknya totalitas dalam mempertahankan keimanan, akidah, maupun agama. Kita totalitas dalam mempertahankan keimanan, akidah, maupun agama supaya termasuk orang-orang imannya sungguh-sungguh dan bukan termasuk orang munafik. Salah satu contoh mempertahankan keimanan, akidah, maupun agama dalam kehidupan sehari-hari adalah mengerjakan salat lima waktu di manapun kita berada.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Salat adalah pembeda orang Islam dan non Islam. Sementara itu, kita dalam mempertahankan keimanan, akidah, maupun agama adalah tetap melaksanakan salat wajib di manapun kita berada. Hendaknya jangan enggan maupun sungkan untuk salat ketika dalam perjalanan, ketika banyak kesibukan di rumah, tempat bekerja, maupun di masyarakat. Fenomena yang memprihatinkan apabila sengaja tidak salat di tengah-tengah kesibukan mengurusi perkara dunia. Kita hidup di Indonesia yang populasi umat Islam lebih banyak semestinya membuat kita lebih semangat dan bergairah untuk salat. Sudah tidak mau salat di daerah sendiri atau negeri sendiri, apalagi di daerah atau luar negeri yang lebih banyak populasi non Islam. Jangan-jangan malah hilang ke-Islam-annya. Naudzubillah min dzalik. Kita seharusnya tidak malu melaksanakan salat dan menunjukkan identitas kita sebagai orang Islam. Sering akalnya terbalik ketika malu melakukan kebaikan dan justru percaya diri melakukan kerusakan/ kemungkaran. Padahal orang beriman itu paling tinggi derajatnya. Allah berfirman,

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Artinya:  Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang beriman. (QS. Ali Imran: 139).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Semoga yang sedikit ini bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan umumnya bermanfaat bagi jamaah semuanya. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

***

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.  اَمَّا بَعْدُ.

فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ، يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:

•                   اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

•                   اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

•                   رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

•                   رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

•                   رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

•                   سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

•                     وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., S.Pd., M.Pd.