Monday, September 18, 2023

Puasa Wasal


 

Umat Islam diberi syariat untuk berpuasa. Ada puasa yang diperintahkan, ada juga puasa yang dianjurkan untuk umat Islam. Kita sebagai umat Islam hendaknya mengetahui kapan kita berpuasa sesuai ajaran Agama Islam dan kapan kita hendaknya tidak berpuasa. Salah satu yang menjadi perhatian kita adalah puasa wasal. Supaya lebih jelas lagi, maka akan diulas mengenai: (a) pengertian puasa wasal; (b) hukum puasa wasal; dan (c) penjelasan singkat.

 

A. Pengertian Puasa Wasal

Kata puasa disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah meniadakan makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan). Puasa juga berarti salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Sedangkan arti kata wasal menurut KBBI adalah perangkaian; penghubungan. Oleh sebab itu, pengertian puasa wasal ialah menghubungkan puasa di satu hari dengan puasa pada hari berikutnya tanpa berbuka atau tanpa makan dan minum. Puasa wasal ada yang menulisnya dengan istilah puasa wishal, puasa washal, ataupun waslah.

 

B. Hukum Puasa Wasal

Puasa ada yang hukumnya adalah puasa wajib maupun puasa sunah. Selain itu, ada juga berbagai puasa haram. Di antara puasa haram adalah puasa wasal. Hal tersebut sebagaimana diterangkan dalam hadis-hadis berikut.

 

Hadis Ke-1

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْوِصَالِ. قَالُوا: إِنَّكَ تُوَاصِلُ. قَالَ. إِنِّي لَسْتُ مِثْلَكُمْ إِنِّي أُطْعَمُ وَأُسْقَى. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar RA, ia berkata: Rasulullah SAW melarang (berpuasa) wasal. Mereka (para sahabat) berkata, “Sesungguhnya engkau berpuasa wasal.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Sesungguhnya aku diberi makan dan minum (oleh Allah)." (HR. Bukhari, no. 1826).

 

Hadis Ke-2

حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْوِصَالِ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ: فَإِنَّكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ تُوَاصِلُ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَأَيُّكُمْ مِثْلِي؟ إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي. فَلَمَّا أَبَوْا أَنْ يَنْتَهُوا عَنْ الْوِصَالِ وَاصَلَ بِهِمْ يَوْمًا ثُمَّ يَوْمًا ثُمَّ رَأَوُا الْهِلَالَ. فَقَالَ: لَوْ تَأَخَّرَ الْهِلَالُ لَزِدْتُكُمْ ،كَالْمُنَكِّلِ لَهُمْ حِينَ أَبَوْا أَنْ يَنْتَهُوا. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb, telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab telah menceritakan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW melarang dari berpuasa wasal. Lalu ada seorang laki-laki dari kaum muslimin berkata, “Sesungguhnya engkau berpuasa wasal, ya Rasulullah.” Rasulullah SAW bersabda, “Siapa diantara kalian yang seperti aku? Sesungguhnya aku bermalam sedang Tuhanku memberi makan dan minum kepadaku.” Setelah para sahabat enggan meninggalkan puasa wasal, lalu Rasulullah SAW berpuasa wasal bersama para sahabat satu hari, lalu satu hari lagi. Kemudian mereka melihat hilal. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya hilal itu belum muncul, tentu aku akan menambah lagi kepada kalian.” Seolah-olah beliau ingin memberikan pelajaran (agar jera) kepada para sahabat ketika mereka enggan meninggalkan puasa wasal. (HR. Muslim, no. 1846).

 

C. Penjelasan Singkat

Melalui hadis yang ada dapat dipahami bahwa puasa wasal adalah terlarang. Hal tersebut sebagaimana Rasulullah memberi pelajaran kepada sahabat agar jera tidak melaksanakan puasa wasal. Andai kata puasa wasal tidak terlarang, maka Rasulullah tidak akan memberi pelajaran kepada sahabat supaya jera berpuasa wasal. Pada dasarnya puasa wasal adalah puasa dengan menggabungkan dua atau lebih puasa tanpa berbuka. Ada yang menyebut puasa wasal dengan puasa wishal, washal, ataupun waslah. Ada pula yang menyebut puasa wasal dengan istilah puasa ngebleng. Puasa wasal merupakan ibadah yang khusus bagi Rasulullah. Puasa wasal disyariatkan hanya untuk Rasulullah. Umat Rasulullah itu tidak sama dengan Rasulullah, sehingga dalam hal puasa wasal adalah terlarang bagi umatnya. Hal itu dikarenakan sahabat yang merupakan umatnya waktu itu tidak diperintah ataupun tidak diperkenankan untuk puasa wasal. Sebaliknya, sahabat malah diberi pelajaran supaya jera dan meninggalkan puasa wasal. Larangan puasa wasal bagi umat Rasulullah SAW adalah dikuatkan oleh hadis berikut.

 

Hadis Ke-3

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنَا عَمِّي حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ ابْنِ إِسْحَقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ عَنْ ذَكْوَانَ مَوْلَى عَائِشَةَ أَنَّهَا حَدَّثَتْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي بَعْدَ الْعَصْرِ وَيَنْهَى عَنْهَا وَيُوَاصِلُ وَيَنْهَى عَنْ الْوِصَالِ. أبي داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Sa'ad, telah menceritakan kepada kami Pamanku (Yaqub bin Ibrahim), telah menceritakan kepada kami Bapakku (Ibrahim bin Sa’ad) dari Ibnu Ishaq dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` dari Dzakwan bekas budak Aisyah bahwa Aisyah pernah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah SAW pernah mengerjakan salat (sunah) setelah Asar, lalu beliau melarangnya, dan pernah puasa wasal, kemudian beliau melarangnya. (HR. Abu Daud, no. 1088).

 

Imam Tirmidzi menjelaskan dalam hadis Anas bahwa para ulama membenci puasa wasal. Adapun hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

Hadis Ke-4

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ وَخَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تُوَاصِلُوا. قَالُوا: فَإِنَّكَ تُوَاصِلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: إِنِّي لَسْتُ كَأَحَدِكُمْ إِنَّ رَبِّي يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِي. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَلِيٍّ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَعَائِشَةَ وَابْنِ عُمَرَ وَجَابِرٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَبَشِيرِ ابْنِ الْخَصَاصِيَةِ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَنَسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ كَرِهُوا الْوِصَالَ فِي الصِّيَامِ وَرُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ كَانَ يُوَاصِلُ الْأَيَّامَ وَلَا يُفْطِرُ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal dan Khalid bin Al Harits dari Sa'id dari Qatadah dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian berpuasa wasal." Mereka berkata: "Engkau juga berpuasa wasal wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Aku berbeda dengan kalian, karena Allah memberiku makan dan minum." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata: "Hadis yang semakna diriwayatkan dari 'Ali, Abu Hurairah, 'Aisyah, Ibnu Umar, Jabir, Abu Sa'id dan Basyir bin Al Khashashiyyah." Abu 'Isa berkata: "Hadis Anas merupakan hadis hasan shahih dan diamalkan oleh para ulama, mereka semuanya membenci berpuasa wasal. Diriwayatkan dari Abdullah bin Zubair bahwa beliau pernah berpuasa wasal beberapa hari dan tidak berbuka." (HR. Tirmidzi, no. 709).

 

Demikianlah berbagai dalil ataupun pelajaran yang bisa menjadi acuan kita dalam ibadah puasa. Dalil yang kita gunakan untuk beribadah adalah dalil dari Al-Qur’an yang sudah pasti benar dan/ atau hadis shahih atau setidaknya hasan lidzatihi. Adapun selain dalil yang ada, tidak menutup kemungkinan terdapat dalil yang shahih maupun sharih lainnya yang bisa kita gunakan sebagai landasan hukum ibadah. Semoga kita semuanya mampu melaksanakan puasa dengan baik dan istiqamah sebagai upaya kita meraih kesempurnaan amal salih. Aamiin.

 

No comments:

Post a Comment