Tuesday, April 5, 2022

Kultum: Memulai Kebaikan Dari Diri Sendiri


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

·      اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:

·      اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Syukur alkhamdulillah senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT yang menjadikan mati dan hidup. Hanya Allah yang mampu menciptakan kematian dan kehidupan. Allah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji manusia, siapa diantara mereka yang beriman dan beramal saleh. Selawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah Agama Islam kepada umatnya. Melalui ajaran Rasulullah Muhammad SAW, manusia dapat terbebas dari kegelapan menuju jalan yang terang. Semoga kita semuanya tergolong umat Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa melaksanakan anaran-ajarannya di semua sendi-sendi kehidupan kita. Mengerjakan ajaran-ajaran agama merupakan bagian amanat sila pertama Pancasila, dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2. Melalui ajaran-ajaran agama yang kita laksanakan semaksimalnya di dalam kehidupan kita, harapannya kita semua bisa selamat di dunia maupun di akhirat. Aamiin.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Berbagai kebaikan kita upayakan, baik bagi diri kita sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Kebaikan yang kita peroleh melalui pengalaman sendiri maupun orang lain kemudian kita tularkan kepada orang lain. Kebaikan yang kita tularkan bisa berupa semangat, petuah, ilmu, teladan, maupun nasihat. Kita tahu bahwa, barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya, atau orang yang melakukannya. Hal tersebut tentu menjadi motivasi kaum muslimin untuk senantiasa menebarkan kebaikan. Namun demikian, ketika hendak menebar kebaikan hendaklah dimulai dari diri kita sendiri. Allah SWT berfirman,

اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ. البقرة: 44

Artinya: Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti? (QS. Al Baqarah: 44).

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Tafsir Kementerian Agama menjelaskan bahwa latar belakang ayat tersebut menurut Ibnu ‘Abbas adalah di antara orang-orang Yahudi di Madinah, ada yang memberi nasihat kepada keluarga dan kerabat dekatnya yang sudah masuk Islam supaya tetap memeluk agama Islam. Orang yang memerintah tersebut adalah benar, yaitu menyuruh orang lain untuk berbuat benar, tetapi orang Yahudi tersebut tidak mengamalkannya. Pada ayat ini, Allah mencela tingkah laku dan perbuatan mereka yang tidak baik dan membawa kepada kesesatan. Diantara kesesatan-kesesatan yang telah dilakukan bangsa Yahudi ialah mereka menyatakan beriman kepada kitab suci mereka, yaitu Taurat. Namun ternyata mereka tidak membacanya dengan baik.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 44 menyebutkan bahwa mereka “melupakan” diri mereka. Maksudnya ialah “membiarkan” diri mereka rugi. Hal itu karena biasanya manusia tidak pernah melupakan dirinya untuk memperoleh keuntungan, dan dia tak rela apabila orang lain mendahuluinya mendapat kebahagiaan. Sudah menjadi fitrah manusia berusaha supaya senantiasa beruntung. Ungkapan “melupakan” itu menunjukkan betapa mereka melalaikan dan tidak mempedulikan apa yang sepatutnya mereka lakukan, seakan-akan Allah berfirman, “Jika benar-benar kamu yakin kepada Allah bahwa Dia akan memberikan pahala atas perbuatan yang baik, dan mengancam akan mengazab orang-orang yang meninggalkan perbuatan-perbuatan yang baik itu, mengapakah kamu melupakan kepentingan dirimu sendiri?”

Cukup jelas bahwa susunan kalimat tersebut mengandung celaan yang tak ada taranya. Hal tersebut karena barang siapa menyuruh orang lain untuk melakukan perbuatan kebajikan, tetapi dia sendiri tidak melakukannya, berarti dia telah menyalahi ucapannya sendiri. Para pendeta yang selalu membacakan kitab suci kepada orang-orang lain, tentu lebih mengetahui isi kitab itu daripada orang-orang yang mereka suruh untuk mengikutinya. Besar sekali perbedaan antara orang yang melakukan suatu perbuatan karena tidak tahu, dengan orang yang tahu tetapi meninggalkan perbuatan baik. Oleh sebab itu, Allah memandang bahwa mereka seolah-olah tidak berakal, sebab orang yang berakal, betapapun lemahnya, tentu akan mengamalkan ilmu pengetahuannya.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Pada Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 44, walaupun ditujukan kepada Bani Israil, tetapi menjadi pelajaran pula bagi yang lain. Setiap bangsa, baik perseorangan maupun keseluruhannya, hendaklah memperhatikan keadaan dirinya, dan berusaha untuk menjauhkan diri dari keadaan dan sifat-sifat seperti yang terdapat pada bangsa Yahudi. Sebagaimana yang terdapat pada Surat Al Baqarah ayat 44, menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak menemui akibat seperti yang mereka alami.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Tidak ada manusia yang ingin rugi selama dia berakal. Tak heran apabila manusia selalu berusaha mengumpukan banyak kebaikan, banyak keuntungan. Sebagaimana kita tahu bahwa barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya, atau orang yang melakukannya. Tidaklah bijak bila seseorang mudah menilai orang lain, mudah mengkoreksi orang lain, pandai menunjukkan sedekah yang dilakukannya, pandai memberi saran orang lain, pandai menunjukkan kebaikan, tetapi seseorang tersebut tidak melakukan kebaikan menurut Allah dan Rasulullah. Oleh karena itu, marilah kita semuanya menebar kebaikan dengan memulainya dari diri sendiri. Upayakan kita perbaiki diri kita masing-masing sebagaimana ajaran Agama Islam, barulah kemudian menyampaikan kebaikan tersebut kepada orang lain. Mulailah kebaikan pada diri sendiri, lalu keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan umumnya bermanfaat bagi jamaah semuanya. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan. Alkhamdulillahirabbil’alamin.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.


No comments:

Post a Comment