السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
· اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:
· اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah
Syukur alkhamdulillah senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT yang memberikan nikmat hidup sebagai sarana beribadah kepada Allah. Diantaranya nikmat hidup untuk beribadah nampak pada kesempatan kali ini, yaitu salat Isya’ secara berjamaah dan dilanjutkan salat tarawih serta salat witir. Selain itu, kita juga dipertemukan dengan bulan Ramadan yang penuh barakah sehingga menambah semangat kita untuk beramal salih.
Selawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah Agama Islam kepada umatnya. Melalui ajaran Rasulullah Muhammad SAW, manusia dapat terbebas dari kegelapan menuju jalan yang terang. Semoga kita semuanya tergolong umat Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa melaksanakan ajaran-ajarannya di semua sendi-sendi kehidupan kita. Mengerjakan ajaran-ajaran agama merupakan bagian amanat sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2. Melalui ajaran-ajaran agama yang kita laksanakan semaksimalnya di dalam kehidupan kita, harapannya kita semua bisa selamat di dunia maupun di akhirat. Aamiin.
Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Kebanyakan masyarakat di Indonesia adalah beragama Islam. Portal Data Kementerian Agama menunjukkan sekitar 86,69% penuduk di Indonesia yang beragama Islam. Data tersebut bersifat realtime dan data tersebut diakses pada tanggal 9 April 2022. Hal tersebut menunjukkan besarnya persentarse penduduk Indonesia yang beragama Islam. Namun demikian, dewasa ini persentase penduduk Indonesia yang beragama Islam rawan akan berbagai isu. Berbagai isu mengakibatkan sebagian orang Islam terombang-ambing. Hal tersebut karena sebagian orang Islam mudah goyah dalam pendiriannya dalam menghadapi suatu isu. Terlebih-lebih isu intern umat beragama. Suatu hadis meriwayatkan Rasulullah yang menggabarkan umat Islam jumlahnya banyak tetapi seperti buih. Apabila diterpa angin, buih akan tercerai-berai. Oleh karena itu, perlunya umat Islam bersatu layaknya satu bangunan yang saling menguatkan. Suatu hadis menerangkan,
عَنْ اَبِى مُوْسَى قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَاْلبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مسلم
Artinya: Dari Abu Musa, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin dengan mukmin lainnya adalah seperti satu bangunan yang sebagiannya dengan bagian yang lain saling menguatkan" (HR. Muslim, no. 4684).
Demi terwujudnya visi bersatunya umat Islam sebagaimana satu bangunan yang saling menguatkan, kita perlu tahu bagaimana itu orang-orang mukmin yang sebenarnya? Supaya menjawab pertanyaan tersebut, Allah telah menerangkan ciri orang-orang mukmin yang sebenarnya. Allah SWT berfirman,
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al Hujurat: 15).
Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Tafsir Kementerian Agama menyebutkan bahwa dalam ayat tersebut, Allah menerangkan hakikat iman yang sebenarnya. Orang-orang yang diakui mempunyai iman yang sebenarnya hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasulullah, tanpa keragu-raguan sedikit pun dan tidak goyah pendiriannya apa pun yang dihadapi. Mereka menyerahkan harta dan jiwa dalam berjihad di jalan Allah semata-mata untuk mencapai keridaan-Nya. Suatu hadis meriwayatkan,
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الْمُؤْمِنُونَ فِي الدُّنْيَا عَلَى ثَلَاثَةِ أَجْزَاءٍ، الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ. وَالَّذِي يَأْمَنُهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ثُمَّ الَّذِي إِذَا أَشْرَفَ عَلَى طَمَعٍ تَرَكَهُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. أحمد
Artinya: dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Orang-orang yang beriman di dunia ini ada tiga golongan: (1) orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian tidak ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa-jiwa mereka di jalan Allah; (2) orang-orang yang tidak mengganggu harta dan diri orang lain; kemudian (3) orang yang mendapatkan kemuliaan ambisi, ia meninggalkannya karena Allah 'azza wajalla." (HR. Ahmad, no. 10628).
Keterangan: Hadis tersebut lemah karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Risydin bin Sa'ad Muflih. Ia dikatakan dla’iful hadits oleh Abu Hatim, An Nasa’i, Abu Daud, dan Ad Daruquthni. Hadis tersebut diriwayatkan dengan satu jalur.
Meskipun hadis tersebut derajatnya lemah, tetapi bisa kita jadikan nasihat untuk diri kita semua. Nasihat yang kita petik adalah supaya tidak ragu dalam menghadapi berbagai isu yang menerpa umat Islam. Hendaknya iman kepada Allah dan Rasulullah, kemudian yakin dan tidak mudah goyah dalam berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Tentu dijaman sekarang, jihad utamanya dalam memerangi hawa nafsu. Hendaknya umat Islam bersatu padu layaknya satu bangunan yang saling menguatkan satu dengan lainnya. Umat Islam semestinya saling tolong-menolong dalam kebaikan, baik dengan ilmunya, petunjuk, saran dan nasihatnya, dengan hartanya maupun tenaganya. Hal tersebut kita upayakan demi menggapai diantaranya ciri derajat iman yang sebenar-benarnya. Namun sebaliknya, tidak pantas bagi orang Islam yang mana lisan dan perbuatannya melukai orang Islam lainnya. Hal tersebut tentu mengakibatkan umat Islam tercerai-berai. Orang yang beriman itu adalah orang yang membuat orang lain merasa aman dari gangguannya. Kita mengupayakan diri dan saudara seiman kita merasa aman. Hal tersebut adalah perwujudan kerukunan intern umat beragama dan tentunya juga pegamalan sila ketiga Pancasila. Semoga melalui apa yang kita upayakan, kita semuanya tergolong orang-orang yang imannya diakui oleh Allah. Marilah kita semuanya bersatu padu berpegang teguh pada tali agama Allah, dan kita hendaknya selalu ingat bahwa sesama muslim adalah saudara.
Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan umumnya bermanfaat bagi jamaah semuanya. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan. Alkhamdulillahirabbil’alamin.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.
No comments:
Post a Comment