Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Kita tahu bahwa tidak ada derajat kemuliaan yang pantas disematkan kepada seseorang kecuali derajat ketakwaan. Merekalah yang menyandang derajat itu adalah orang yang paling mulia diantara kaum mukmin di sisi Allah. Hal tersebut sebagaimana yang tertuang di dalam Alquran.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ، إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti (QS. Al Hujurat: 13).
Melalui Alquran Surat Al Hujurat ayat 13 tadi kita diberi kabar bahwa orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Oleh karena itu, meskipun di masa yang sulit, kita hendaknya tidak berputus asa. Meskipun kondisi masih dalam masa pandemi yang membuat kita terbatas dalam aktivitas keseharian, sebagai seorang mukmin tidak pantas untuk berputus asa. Di dalam Alquran diterangkan.
... وَلَا تَاْيْىـَٔسُواْ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ، إِنَّهُۥ لَا يَاْيْىـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ
Artinya: dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir. (QS. Yusuf: 87).
Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Melalui ayat tadi jelaslah ciri orang beriman adalah tidak berputus asa. Namun berlaku sebaliknya bahwa yang berputus asa adalah orang-orang kafir. Oleh karena itu, semaksimal mungkin kita hindari rasa berputus asa. Hal tersebut karena berputus asa ciri-ciri bagi orang-orang kafir. Jangan sampai di keadaan sulit, keadaan terhimpit, dan berbagai keadaan tidak menyenangkan lainnya, malah berputus asa. Naudzubillah.
Sebisa mungkin, sebagai orang yang beriman tidaklah mudah berputus asa. Orang yang beriman yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya. Hal tersebut sebagaimana ketika Rasulullah bersama sahabatnya terhimpit oleh pasukan orang-orang kafir setelah diusir dari Mekah. Rasulullah dan sahabatnya waktu itu berada dalam gua, kemudian Rasulullah bersabda kepada sahabatnya,
لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا
Artinya: Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. (QS. At Taubah: 40).
Setelah itu Allah menurunkan ketenangan dan memberi pertolongan. Melalui kisah singkat tadi terdapat pelajaran bahwa sebagai orang yang beriman, ketika dalam kondisi terhimpit atau tidak menyenangkan supaya tidak berputus asa dan yakin bahwa Allah bersama orang-orang yang beriman. Allah akan memberi pertolongan bagi hamba-Nya. Allah tidak akan memikulkan beban di luar kemampuan atau kapasitas hamba-Nya. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT,
... لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَآ ءَاتَىٰهَا، سَيَجْعَلُ ٱللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا.
Artinya: ... Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan (QS. At Talaq: 7).
Melalui ayat tadi diterangkan bahwa Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. Oleh karena itu, kita bisa memetik pelajaran bahwa ada masa kesempitan dan ada masa kelapangan. Masa lapang dan masa sempit itu sementara silih berganti selama kita masih hidup. Begitu juga dengan senang dan sedih itu sementara di romantika kehidupan kita. Sebagaimana lirik lagunya Derry Sulaiman, yaitu bersabarlah atas segala musibah yang menghampiri, karena semuanya tak akan lama. Sedih sementara, bahagia sementara. Sakit sementara, sehat sementara. Miskin sementara, kayapun sementara. Dunia sementara, akhirat selama-lamanya.
Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.
No comments:
Post a Comment