Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah
Berbagai nikmat yang Allah berikan mesti kita syukuri. Allah akan menambah nikmat kepada hamba-Nya apabila bersyukur. Sebaliknya, Allah mengancam dengan azab yang berat bagi yang tidak mau bersyukur. Hal tersebut sebagaimana Alquran Surat Ibrahim ayat 7.
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azabku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7).
Melalui Alquran Surat Ibrahim ayat 7 yang sering kita dengarkan mestinya membuat kita tidak lupa untuk bersyukur. Apabila ingin Allah tambahkan nikmat kepada kita, mestinya kita bersyukur. Allah yang memberi nikmat kepada kita. Bahkan kita tidak mampu menghitung-hitung nikmat yang Allah berikan kepada kita. Lingkup kecil saja dalam sehari semalam kita memperoleh nikmat Allah tanpa henti. Sebagai contoh ketika kita bangun dari tidur membaca doa:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ اَحْيَانَا بَعْدَ مَا اَمَاتَنَا وَ اِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah kami kembali.
Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah
Doa tersebut dilantunkan ketika kita bangun tidur. Kita memahami bahwa yang menghidupkan dan mematikan adalah Allah. Doa tersebut kita ucapkan dalam rangka mensyukuri nikmat Allah yang telah memberi kesempatan kita untuk bangun setelah dimatikan atau setelah tidur. Bila Allah tidak memberi kesempatan seseorang untuk bangun, berarti orang itu mati. Oleh karena itu marilah mensyukuri nikmat Allah. Kita masih diberikan umur oleh Allah, mari kita gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Gunakan sisa umur kita untuk beramal salih dan memperdalam ilmu Agama. Kita gunakan umur kita untuk fii sabilillah. Hal tersebut merupakan wujud syukur kita akan nikmat Allah. Diantara nikmaat Allah yang diberikan, terdapat nikmat yang besar. Adapun nikmat yang dimaksud adalah nikmat iman dan Islam yang Allah berikan. Allah berfirman:
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Alquran) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata (QS. Ali Imran: 164).
Melalui Alquran Surat Ali Imran ayat 164, kita dapat memahami bahwa Allah memberi karunia nikmat berupa utusan Allah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Utusan yang dipilih Allah bukan dari golongan jin atau malaikat. Namun Rasulullah dipilih Allah dari kalangan manusia yang berbangsa Arab. Hal tersebut merupakan karunia yang besar. Sebelum diutusnya Rasulullah, manusia dalam keadaan sesat yang penuh dengan kesyirikan, kekafiran, dan kemunkaran. Barulah ketika Rasulullah diutus, umat manusia bisa keluar dari jalan kegelapan ke jalan yang terang, jalan yang lurus, jalan keselamatan. Hal tersebut karena Rasulullah mengemban misi sebagaimana Alquran Surat Ali Imran ayat 164 tadi. Misi yang dimaksud adalah: (1) membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah (يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ); (2) menyucikan (jiwa) mereka (وَيُزَكِّيْهِمْ); dan (3) mengajarkan Kitab (Alquran) dan Hikmah (Sunnah) (وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ).
Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah
1. Membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah (يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ)
Rasulullah mengemban misi membacakan kepada umat manusia ayat-ayat Allah, yaitu Alquran yang merupakan kitab suci Agama Islam. Alquran merupakan kitab Samawi terakhir yang dijaga kemurniannya, tidak ada keraguan di dalamnya, dan menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Tidak seperti Alquran, kitab Samawi sebelumnya seperti Zabur, Taurat, dan Injil justru tidak terjaga kemurniannya. Hal tersebut dikarenakan ahli kitab/ pemuka agama yang mendahulukan hawa nafsunya sehingga menjadi sesat. Ahli kitab juga merubah isi kitab suci agamanya sehingga menyesatkan. Pada Alquran berisi ilmu dan hikmah, nasihat, berbagai kisah, targhib (dorongan) dan tarhib (ancaman), menerangkan peristiwa-peristiwa di masa lalu dan berita-berita tentang hal yang akan terjadi. Hal tersebut meliputi kebangkitan manusia, surga, neraka, dan lain sebagainya yang tidak dikandung oleh kitab sebelumnya.
2. Menyucikan (jiwa) mereka (وَيُزَكِّيْهِمْ)
Menyucikan jiwa manusia yang sebelumnya dikotori oleh kemusyrikan, kefasikan, dan kesesatan, kemudian diganti dengan tauhid, ketaatan, dan petunjuk sehingga jiwa mereka pun bersih karenanya. Hal tersebut merupakan suatu keberuntungan yang besar bagi orang-orang yang beriman.
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ
Artinya: Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), (QS. Asy-Syams: 9).
3. Mengajarkan Kitab dan Hikmah (وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ)
Kitab yang dimaksud adalah Alquran. Sedangkan Al Hikmah adalah pemahaman terhadap makna-makna Alquran dan pengamalannya. Hal tersebut dapat dipahami bahwa tidak sekedar membaca lafalnya, tetapi juga mengetahui makna dan mengamalkannya. Ada pepatah bahwa ilmu yang tidak dipraktikkan seperti pohon lebat yang tidak berbuah. Sehingga ketika kita tahu ilmu agama, kita mesti mengamalkannya. Hal senada juga disampaikan oleh Ibnu Rajab Al Hanbali, ia berkata, “Hikmah adalah ilmu bermanfaat yang diiringi amal salih. Ia merupakan cahaya yang ditanamkan ke dalam hati, dimana dengannya ia dapat memahami makna ilmu yang diturunkan dari langit, mendorongnya untuk mengikutinya dan mengamalkannya.” Ada juga yang memahami bahwa Al Hikmah adalah As Sunnah Rasulullah SAW. Hal tersebut karena As Sunnah merupakan penafsir Alquran, penjelas maknanya, dan mendorong seseorang untuk mengikutinya.
Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah
Pada akhir Surat Ali Imran ayat 164 disebutkan bahwa: (وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ) meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Hal tersebut menandakan bahwa sebelum kedatangan Rasulullah SAW, umat manusia dalam keadaan benar-benar sesat. Mayoritas Ahli Kitab telah merubah kitab mereka dan memasukkan ke dalam agama mereka sesuatu yang bukan darinya. Perbuatan tersebut mengakibatkan mereka sesat dan menyesatkan. Adapun selain Ahli Kitab, seperti orang-orang musyrik yang menyembah patung dan berhala, orang Majusi penyembah api, yang lainnya menyembah bintang, matahari, dan bulan. Oleh karenanya, Allah mengutus Rasulullah Muhammad SAW dan memenangkannya di atas semua agama ketika itu. Hal tersebut menjadi sebab Agama Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia, dari timur sampai ke barat. Oleh karenanya tegaklah kalimat tauhid, dan keadilan pun menyebar setelah sebelumnya Bumi dipenuhi kesyirikan dan kezaliman.
Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah
Berbagai hal tadi menunjukkan bahwa kalau bukan karena Rasulullah Muhammad SAW, maka Bangsa Irak akan tetap beragama Majusi, Bangsa Syam (Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon), Mesir, dan Romawi akan tetap beragama Nasrani, dan jazirah Arab akan tetap musyrik. Namun dengan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya, Allah mengutus Rasulullah Muhammad SAW membebaskan mereka dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang, jalan yang lurus, jalan keselamatan, jalan yang menuntun ke syurga. Di syurga nantinya, hamba-hamba yang bertakwa akan merasakan kenikmatan yang mana mata belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga mendengarnya, belum pula terbesit dalam hati manusia. Seorang hamba dikatakan memperoleh kemenangan yang besar ketika berhasil masuk syurga, di sanalah sebaik-baik tempat untuk beristirahat. Kasih sayang Allah adalah dengan mengutus Rasulullah Muhammad SAW sebagai rahmat seluruh alam. Itulah nikmat besar yang Allah kepada hamba-hamba-Nya. Allah berfirman,
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (QS. Al Anbiya: 107).
Wallahu a’lam bishshawab
Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.
No comments:
Post a Comment