Sumber hukum agama Islam adalah Alquran dan
Sunnah. Adapun isi Alquran sudah pasti benar dan kita wajib mengimaninya.
Apabila tidak mengimani sebagian Alquran, maka sama saja mengingkari
keseluruhan isi Alquran. Kemudian sumber hukum dalam Islam berikutnya adalah dari sunnah Nabi. Ketentuan
hukum yang
berasal dari Nabi adalah sunnah yang tertuang dalam suatu hadis.
Hadis adalah segala perkataan (sabda),
perbuatan dan ketetapan dan persetujuan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW dan dijadikan
ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Oleh karenanya ketika kita beragama
mesti memegang teguh Alquran dan Sunnah. Apabila kita beribadah harus ada
tuntunan perintah dari dua sumber hukum agama, yaitu Alquran dan Sunnah.
Sebaliknya, apabila kita bermuamalah atau urusan duniawi harus melihat apakah ada
larangan dari Allah maupun Rasulullah.
Perintah dan larangan dari Allah maupun
Rasulullah mesti kita pahami. Coba banyangkan kalau kita tidak paham Alquran,
maka kita tidak akan tahu apa perintah Allah maupun larangan Allah. Coba
bayangkan apabila kita tidak paham sunnah Rasulullah yang terekam dalam hadis,
kita tidak akan tahu berbagai perintah maupun larangan Rasulullah. Memakai
landasan hukum dari hadis dalam beribadah maupun bermuamalah pun kita mesti paham. Sebab hadis itu
tidak semuanya dapat dipakai sebagai landasan hukum.
Kita mesti mencari tahu kebenaran hadis. Ada
bidang ilmu yang mempelajari hadis agar tahu tentang kebenaran dari suatu
hadis. Jangan sampai kita beribadah dengan landasan dari hadis yang bukan
merupakan perkataan Rasulullah atau memiliki derajat lemah, karena itu akan
tertolak. Jangan sampai kita memahami larangan suatu hal berdasarkan suatu
hadis, tetapi hadis itu memiliki derajat yang lemah atau bahkan palsu, dan bila
dikembalikan kepada Alquran malah bertentangan. Oleh karenanya kita mesti
belajar supaya paham dan tidak salah dalam mengambil landasan atau hujjah.
Bidang ilmu yang mempelajari hadis adalah
Ulum Hadis (علوم الحديث). Hadis menurut banyak sedikitnya perawi
dikategorikan menjadi dua, yaitu hadis mutawatir dan hadis ahad. Adapun hadis
ahad dikategorikan menjadi tiga, yaitu hadis masyhur, hadis 'aziz, dan hadis gharib. Kita sebagai pemula dalam belajar agama bisa mempelajari Syarah Manzhumah Al Baiquniyah. Kitab tersebut disusun dengan sangat sederhana untuk
menjelaskan tentang ilmu hadis. Kitab Mandzumah Al Baiquniyah disusun oleh
Thaha atau ‘Amr bin Muhammad bin Futuh Al Dimasyqi Al Syafi’i Al Baiquni.
Kecanggihan teknologi mempermudah kita dalam
belajar ilmu agama, salah satunya bisa mempermudah dalam mempelajari Syarah
Manzhumah Al Baiquniyah. Kita bisa menginstal Syarah Manzhumah Al Baiquniyah di
smartphone kita. Caranya adalah dengan membuka Play Store di ponsel Android
kita atau klik disini. Kemudian kita cari aplikasi dengan kata kunci
Syarah Ringkas Manzhumah Al Baiquniyah. Setelah ketemu, kita bisa menginstal
aplikasi tersebut kedalam smartphone kita. Adapun tampilan Aplikasi Syarah
Manzhumah Al Baiquniyah adalah sebagai berikut.
Ketika ingin mengetahui daftar isi dari
Syarah Manzhumah Al Baiquniyah dengan klik tombol biru di pojok kanan bawah.
Setelah kita mengetahui macam-macam hadis,
kita yang masih awam tentang ilmu hadis bisa mencari derajat hadis dengan
menginstal aplikasi di smartphone kita. Adapun aplikasi yang dimaksud adalah
aplikasi Al Mausu’atul Haditsiah (الموسوعة
الحديثية) dari dorar.net. Seperti aplikasi Syarah
Ringkas Manzhumah Al Baiquniyah di atas. Caranya kita buka Play Store, kemudian
kita cari dorar.net, cari yang Al Mausu'atul Hadisiah. Aplikasi dari dorar.net
atau Ad
Durarus Saniyyah, adalah aplikasi islami yang diasuh oleh Asy
Syaikh Alwi bin Abdul Qadir Assegaf Hafizhahullah. Aplikasi
bisa juga klik disini.
Setelah kita ketemu kita instal. Tampilan di smartphone sebagai berikut.
Melalui aplikasi ini kita tidak hanya bisa
melihat derajat hadis, tetapi juga bisa mencari hadis yang terkait dengan apa
yang kita cari. Cara mengecek hadis bisa kita masukkan lafal hadis atau teks
asli yang asli di kolom pencarian.
Sebagai contoh hadis berikut:
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَـيْهِ وَ سَلَّمَ: خَيْرُكُمْ مَنْ
تَعَلَّمَ اْلـقُرْآنَ وَ عَلَّمَهُ. البخارى
Dari Utsman bin Affan RA, ia berkata:
Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sebaik-baik kamu adalah orang yang
belajar Alquran dan mengajarkannya". [HR. Bukhari]
Melalui hadis di atas, kita mencoba memasukkan
teks hadis (خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
اْلـقُرْآنَ وَ عَلَّمَهُ). Setelah kita mengisikan teks asli atau
potongan teks hadis, kita klik simbol lup yang ada di pojok kiri kolom
pencarian. Setelah diklik, maka kita akan disajikan berbagai hadis dalam pencarian.
Lalu kita cari teks hadis yang sesuai dengan hadis yang kita temukan. Setelah
ditemukan, coba cermati keterangan yang ada di bawahnya.
Ada beberapa keterangan di bawah hadis.
Diantaranya ada rawi (الراوي) untuk perawi hadis, muhadits (المحدث) adalah
orang yang bergelut dalam ilmu hadis, baik dari sisi riwayat, maupun dirayah,
mengetahui banyak riwayat dan kondisi para perawinya, mashdar (المصدر) adalah kitab yang menjadi sumber hadis, halaman atau nomor hadis (الصفحة أو الرقم), dan ringkasan komentar atau keterangan ulama terhadap
hadis (خلاصة حكم المحدث). Melalui contoh pencarian diatas, maka dapat diambil
pengertian bahwa derajat hadis adalah shahih (صحيح). Derajat
tersebut berdasarkan ringkasan komentar muhadits.
Demikian
tutorial singkat mencari derajat hadis dengan smartphone. Semoga menambah khasanah
keilmuan kita di bidang agama. Adapun kita sebagai kaum muslim yang masih perlu
belajar banyak, selain berusaha mencari kebenaran suatu hadis dengan sarana
yang kita miliki, kita juga berusaha untuk konfirmasi dengan apa yang kita
dapat kepada alim ulama yang lebih paham, sehingga kita tidak tersesat ataupun
kebingungan.
Wallahu A’lam
Jazakumullahu
khairan katsiran
Oleh:
Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.
No comments:
Post a Comment