Thursday, February 2, 2023

Salat Istisqa


 

Kemarau panjang mengurangi persediaan air minum atau air untuk sawah. Kemarau panjang juga membawa serta debu pada angin di jalan-jalan dan di rumah. Pada saat kemarau panjang dan air memang sulit didapat, umat Islam dianjurkan untuk berdoa kepada Allah dan melakukan salat untuk turunnya hujan. Salat tersebut tidak lain adalah salat istisqa. Adapun pada pembahasan kali ini akan sedikit mengulas: (a) pengertian salat istisqa; (b) hukum salat istisqa; (c) waktu pelaksanaan salat istisqa; dan (d) tata cara pelaksanaan salat istisqa.

 

A. Pengertian Salat Istisqa

Istisqa artinya meminta hujan. Istisqa secara bahasa adalah meminta siraman berupa air minum, air hujan, air masak, dan lainnya. Sedangkan secara istilah syariat adalah permintaan hujan oleh seorang hamba kepada Allah SWT saat membutuhkannya. Istisqa disyariatkan ketika putusnya air hujan atau minimnya sumber air, semisal karena kemarau panjang. Salat istisqa ialah salat yang dikerjakan untuk memohon hujan dikala lama tidak turun hujan. Kedudukan salat istisqa menjadi sangat penting karena menjadi salah satunya solusi supaya keluar dari krisis air yang berkepanjangan. Salat istisqa ini dilaksanakan karena alasan tertentu, seperti kemarau berkepanjangan yang menyebabkan krisis air ataupun kekeringan. Salat istisqa sering di laksanakan masyarakat sekitar lahan pertanian yang mana kemarau panjang menyebabkan mereka mengalami kerugian akibat hilangnya penghasilan karena tidak adanya air untuk mengairi lahan pertanian.

 

B. Hukum Salat Istisqa

Hukum salat istisqa adalah sunah muakkadah (sangat ditekankan) ketika dikala lama tidak turun hujan sehingga terjadi kekeringan tidak ada air. Adapun dalil tentang salat istisqa sehagaimana hadis berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ نِزَارٍ، حَدَّثَنِي الْقَاسِمُ بْنُ مَبْرُورٍ، عَنْ يُونُسَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: شَكَا النَّاسُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُحُوطَ الْمَطَرِ، فَأَمَرَ بِمِنْبَرٍ فَوُضِعَ لَهُ فِي الْمُصَلَّى، وَوَعَدَ النَّاسَ يَوْمًا يَخْرُجُونَ فِيهِ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ بَدَا حَاجِبُ الشَّمْسِ، فَقَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَكَبَّرَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَحَمِدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّكُمْ شَكَوْتُمْ جَدْبَ دِيَارِكُمْ وَاسْتِئْخَارَ الْمَطَرِ عَنْ إِبَّانِ زَمَانِهِ عَنْكُمْ، وَقَدْ أَمَرَكُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ تَدْعُوهُ وَوَعَدَكُمْ أَنْ يَسْتَجِيبَ لَكُمْ، ثُمَّ قَالَ: { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ } لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ، وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ، ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَلَمْ يَزَلْ فِي الرَّفْعِ حَتَّى بَدَا بَيَاضُ إِبِطَيْهِ، ثُمَّ حَوَّلَ إِلَى النَّاسِ ظَهْرَهُ وَقَلَبَ، أَوْ حَوَّلَ رِدَاءَهُ، وَهُوَ رَافِعٌ يَدَيْهِ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ، وَنَزَلَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، فَأَنْشَأَ اللَّهُ سَحَابَةً فَرَعَدَتْ وَبَرَقَتْ، ثُمَّ أَمْطَرَتْ بِإِذْنِ اللَّهِ، فَلَمْ يَأْتِ مَسْجِدَهُ حَتَّى سَالَتِ السُّيُولُ، فَلَمَّا رَأَى سُرْعَتَهُمْ إِلَى الْكِنِّ ضَحِكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَنِّي عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ. قَالَ أَبُو دَاوُد: وَهَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ إِسْنَادُهُ جَيِّدٌ، أَهْلُ الْمَدِينَةِ يَقْرَءُونَ { مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ } وَإِنَّ هَذَا الْحَدِيثَ حُجَّةٌ لَهُمْ. أبي داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Sa'id Al Aili, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Nizar, telah menceritakan kepadaku Al Qasim bin Mabrur dari Yunus dari Hisyam bin 'Urwah dari Bapaknya dari Aisyah dia berkata: “Orang-orang telah datang mengadu pada Rasulullah SAW tentang tidak adanya hujan. Maka Rasulullah SAW memerintahkan agar diadakan mimbar, lalu mereka menyediakannya di tanah lapang tempat salat. Dan Rasulullah SAW menentukan satu hari supaya orang-orang berkumpul di tempat itu. ‘Aisyah melanjutkan ceritanya: Maka pada hari yang telah ditentukan, Rasulullah SAW keluar pada waktu matahari terbit; kemudian beliau berdiri di mimbar, lalu bertakbir dan memuji Allah 'Azza wa Jalla. Setelah itu beliau bersabda, "Sesungguhnya kalian mengadu kekeringan dan keterlambatan hujan daripada waktu yang biasa, sedang Allah 'Azza wa Jalla telah memerintahkan agar kalian memohon kepada-Nya dan Dia menjanjikan akan memperkenankan permohonan kalian". Kemudian beliau berdoa, "Al-hamdu lillaahi Robbil 'aalamiin, arrohmanirahiim, maalikiyaumidiin (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Raja di hari pembalasan) (QS. Al Fatihah: 2-4). Laa ilaha illalloohu yaf’alu maa yuriid. Alloohumma antallahu laa ilaha illa antal ghaniyyu wa nahnul fuqara`. Anzil alainal ghaitsa waj’al maa anzalta lanaa quwwatan wa balaghan ilaa hiin (Tidak ada Tuhan yang layak disembah melainkan Allah. Dia berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Ya Allah, Engkaulah Allah yang tidak ada Tuhan melainkan Engkau, Yang Maha Kaya dan kamilah yang sangat membutuhkan(Mu), turunkanlah atas kami hujan dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan untuk kami kekuatan dan bekal hingga satu masa). Dan beliau mengangkat kedua tangannya dan tetap demikian itu sehingga kelihatan putih kedua ketiaknya. Setelah itu beliau berpaling membelakangi orang ramai dan membalikkan atau memindahkan ridaknya (selendangnya), lalu beliau tetap mengangkat kedua tangannya, kemudian beliau menghadap kepada khalayak ramai, lalu beliau turun dari mimbar dan salat dua rakaat.” Seketika itu Allah mendatangkan awan yang di sertai dengan gemuruh dan kilat, Maka turunlah hujan dengan izin Allah, beliau tidak kembali menuju masjid sampai air bah mengalir (di sekitarnya), ketika beliau melihat orang-orang berdesak-desakan mencari tempat berteduh, beliau tersenyum hingga terlihat gigi gerahamnya, lalu bersabda: "Aku bersaksi bahwa Allah adalah Maha kuasa atas segala sesuatu dan aku adalah hamba dan rasul-Nya." Abu Daud berkata: "Ini adalah hadits gharib, tapi sanadnya bagus, penduduk Madinah mambaca "Malikiyaumid-din" dan hadis ini juga menjadi argumentasi mereka." (HR. Abu Dawud, no. 992).

 

C. Waktu Pelaksanaan Salat Istisqa

Sebagaimana hadis riwayat Abu Dawud nomor 992 disebutkan bahwa Rasulullah SAW keluar pada waktu matahari terbit, kemudian beliau berdiri di mimbar, lalu bertakbir dan memuji Allah 'Azza wa Jalla. Oleh sebab itu bisa dipahami bahwa salat istisqa dilaksanakan pada saat pagi ketika matahari sudah terbit.

 

D. Tata Cara Pelaksanaan Salat Istisqa

Tata cara pelaksanaan meminta hujan setidaknya ada dua macam. Cara yang pertama adalah melaksanakan salat istisqa itu sendiri dan cara yang kedua adalah berdoa ketika khotbah Jum’at di hari Jum’at.

 

1. Melaksanakan Salat Istisqa

Melaksanakan salat istisqa dengan cara bersama-sama ke tanah lapang, berpakaian sederhana dan dengan merendahkan diri serta penuh rasa harap kepada Allah SWT. Adapun terkait khotbah, ada dua riwayat yang menjelaskan urutan khotbah terhadap salat.

 

a. Khotbah dilaksanakan sebelum salat istisqa

Terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa khotbah dilaksanakan sebelum ditegakkannya salat istisqa’. Hal tersebut sebagaimana hadis riwayat Abu Dawud nomor 992 yang bersandar pada Aisyah. Khotbah dan berdoa dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi. Lalu berpaling menghadap kiblat dengan tetap berdoa. Kemudian salat dua rakaat dengan suara nyaring (jahr). Adapun dalil pelaksanaan sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَمِّهِ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَرَجَ يَسْتَسْقِي قَالَ فَحَوَّلَ إِلَى النَّاسِ ظَهْرَهُ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ يَدْعُو ثُمَّ حَوَّلَ رِدَاءَهُ ثُمَّ صَلَّى لَنَا رَكْعَتَيْنِ جَهَرَ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam (bin Abu Ilyas), ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi'b dari Az Zuhri dari 'Abbad bin Tamim dari Pamannya (Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim bin Ka’ab) berkata: "Saya pernah melihat Nabi SAW di hari ketika beliau keluar minta turunnya hujan. Kemudian beliau menghadap ke arah kiblat dengan menghadapkan punggungnya ke arah manusia, lalu beliau berdoa sambil membalikkan kain ridaknya (selendangnya). Setelah itu beliau mengimami kami salat dua rakaat dengan mengeraskan bacaan (jahr)." (HR. Bukhari, no. 969).

 

b. Khotbah dilaksanakan setelah salat istisqa

Terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa khotbah dilaksanakan setelah ditegakkannya salat istisqa’. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْأَزْهَرِ وَالْحَسَنُ بْنُ أَبِي الرَّبِيعِ قَالَا حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ يُحَدِّثُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا يَسْتَسْقِي فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ بِلَا أَذَانٍ وَلَا إِقَامَةٍ ثُمَّ خَطَبَنَا وَدَعَا اللَّهَ وَحَوَّلَ وَجْهَهُ نَحْوَ الْقِبْلَةِ رَافِعًا يَدَيْهِ ثُمَّ قَلَبَ رِدَاءَهُ فَجَعَلَ الْأَيْمَنَ عَلَى الْأَيْسَرِ وَالْأَيْسَرَ عَلَى الْأَيْمَنِ. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad Ibnul Azhar dan Al Hasan bin Abu Rabi', keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Bapakku (Jarir bin Hazim bin Zaid), ia berkata: Aku mendengar An Nu'man (bin Rasyid) menceritakan dari Az Zuhri dari Humaid bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah, ia berkata: "Pada suatu hari Rasulullah SAW keluar salat istisqa`, beliau salat dua rakaat bersama kami tanpa azan dan ikamah, kemudian beliau berkhotbah di hadapan kami dan berdo`a kepada Allah, beliau mengarahkan wajahnya ke arah kiblat seraya mengangkat kedua tangannya. Setelah itu beliau membalik selendangnya, menjadikan bagian kanan pada bagian kiri dan bagian kiri pada bagian kanan." (HR. Ibnu Majah, no. 1258).

Keterangan: Terkait rawi An Nu'man bin Rasyid, ia adalah seorang tabi'in yang tidak jumpa Sahabat. Komentar ulama tentangnya diantaranya adalah Yahya bin Ma'in mengatakan dla'if, An Nasa'i mengatakan dla’if, An Nasa'i mengomentari shaduq terkadang meriwayatkan hadis gharib, Al 'Uqaili mengatakan laisa bi qowi, Ibnu Hajar mengomentari shaduq hafalannya buruk, dan Adz Dzahabi mengatakan dla'if.

 

c. Salat istisqa lalu berdoa tanpa khotbah

Pendapat ini menggunakan hadis riwayat berikut.

 

Hadis Keempat

حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ نَحْوَهُ قَالَا حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ إِسْحَقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كِنَانَةَ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي قَالَ: أَرْسَلَنِي الْوَلِيدُ بْنُ عُتْبَةَ قَالَ عُثْمَانُ ابْنُ عُقْبَةَ وَكَانَ أَمِيرَ الْمَدِينَةِ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَسْأَلُهُ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الِاسْتِسْقَاءِ فَقَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَبَذِّلًا مُتَوَاضِعًا مُتَضَرِّعًا حَتَّى أَتَى الْمُصَلَّى زَادَ عُثْمَانُ فَرَقَى عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ اتَّفَقَا وَلَمْ يَخْطُبْ خُطَبَكُمْ هَذِهِ وَلَكِنْ لَمْ يَزَلْ فِي الدُّعَاءِ وَالتَّضَرُّعِ وَالتَّكْبِيرِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَمَا يُصَلِّي فِي الْعِيدِ. قَالَ أَبُو دَاوُد وَالْإِخْبَارُ لِلنُّفَيْلِيِّ وَالصَّوَابُ ابْنُ عُقْبَةَ. أبي داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami An Nufaili dan Utsman bin Abu Syaibah semisalnya, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Hatim bin Ismail, telah berkata kepada kami Hisyam bin Ishak bin Abdullah bin Kinanah dia berkata: telah mengabarkan kepadau Bapakku (Ishaq bin Abdullah bin Al Harits bin Kinanah) dia berkata: Al Walid bin Utbah, atau Utsman bin Uqbah, gubernur Madinah mengutus aku untuk menemui Ibnu Abbas untuk menanyakan kepadanya tentang salat istisqa yang dilakukan Rasulullah SAW, maka Ibnu Abbas menjawab bahwa Rasulullah SAW keluar untuk melaksanakan salat istisqa dalam keadaan lusuh, tawaduk dan khusyuk hingga beliau sampai di tempat salat. Utsman menambahkan: Kemudian beliau naik mimbar. Dan keduanya sepakat bahwa, beliau tidak khotbah, akan tetapi beliau berdo'a dan betul-betul khusyuk dalam berdo'a dan beliau bertakbir kemudian beliau salat dua rakaat sebagaimana salat Id. Abu Daud berkata ikhbar bagi Nufaili dan yang benar adalah Ibnu Uqbah. (HR. Abu Dawud, no. 984).

 

Mengenai berapa kali khotbah istisqa’ satu atau dua kali, belum ditemukannya dalil sharih yang menjelaksan berapa jumlahnya. Hanya saja, apabila kita perhatikan hadis-hadis mengenai khotbah istisqa’ itu tidak ada satupun yang menyebutkan khotbah istisqa’ dua kali sepertihalnya khotbah Jum’at. Terkait tata cara dan pembahasan khotbah Jum’at bisa disimak di sini. Melalui hadis-hadis tentang khotbah istisqa’ itu tidak ada satupun yang menyebutkan khotbah istisqa’ dua kali berarti khotbah istisqa’ hanya dilaksanakan satu kali seperti khotbah hari raya. Bahkan bila kita amati hadis Abu Dawud dari ‘Aisyah, tidak ada penyebutan duduk antara dua khotbah. Oleh karena itu,dapat dipahami bahwa khotbah istisqa’ itu adalah satu kali. Bahkan beberapa fuqaha memahami hadis Abu Dawud menunjukkan bahwa khutbah istisqa’ adalah satu kali. Adapun penulis dalam hal ini lebih condong pada apabila pelaksanaan salat istisqa secara berjamaah maka dilaksanakan khotbah dan berdoa terlebih dahulu dan barulah kemudian diadakan salat istisqa. Hal tersebut didukung pada hadis-hadis yang telah disebutkan.

 

2. Berdoa Ketika Khotbah Jum’at di Hari Jum’at

Memohon hujan apabila dilakukan pada hari Jum'at, maka cukup dengan berdoa ketika khotbah Jum'at. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Kelima

و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَيَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرُونَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ شَرِيكِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ يَوْمَ جُمُعَةٍ مِنْ بَابٍ كَانَ نَحْوَ دَارِ الْقَضَاءِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِثْنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا قَالَ أَنَسٌ وَلَا وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلَا قَزَعَةٍ وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلَا دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ قَالَ فَلَا وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سَبْتًا قَالَ ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا عَنَّا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَوْلَنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ فَانْقَلَعَتْ وَخَرَجْنَا نَمْشِي فِي الشَّمْسِ. قَالَ شَرِيكٌ فَسَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ أَهُوَ الرَّجُلُ الْأَوَّلُ قَالَ لَا أَدْرِي و حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ أَصَابَتْ النَّاسَ سَنَةٌ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ النَّاسَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِذْ قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَ الْمَالُ وَجَاعَ الْعِيَالُ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمَعْنَاهُ وَفِيهِ قَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا قَالَ فَمَا يُشِيرُ بِيَدِهِ إِلَى نَاحِيَةٍ إِلَّا تَفَرَّجَتْ حَتَّى رَأَيْتُ الْمَدِينَةَ فِي مِثْلِ الْجَوْبَةِ وَسَالَ وَادِي قَنَاةَ شَهْرًا وَلَمْ يَجِئْ أَحَدٌ مِنْ نَاحِيَةٍ إِلَّا أَخْبَرَ بِجَوْدٍ و حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَامَ إِلَيْهِ النَّاسُ فَصَاحُوا وَقَالُوا يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَحَطَ الْمَطَرُ وَاحْمَرَّ الشَّجَرُ وَهَلَكَتْ الْبَهَائِمُ وَسَاقَ الْحَدِيثَ وَفِيهِ مِنْ رِوَايَةِ عَبْدِ الْأَعْلَى فَتَقَشَّعَتْ عَنْ الْمَدِينَةِ فَجَعَلَتْ تُمْطِرُ حَوَالَيْهَا وَمَا تُمْطِرُ بِالْمَدِينَةِ قَطْرَةً فَنَظَرْتُ إِلَى الْمَدِينَةِ وَإِنَّهَا لَفِي مِثْلِ الْإِكْلِيلِ و حَدَّثَنَاه أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ بِنَحْوِهِ وَزَادَ فَأَلَّفَ اللَّهُ بَيْنَ السَّحَابِ وَمَكَثْنَا حَتَّى رَأَيْتُ الرَّجُلَ الشَّدِيدَ تَهُمُّهُ نَفْسُهُ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ و حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي أُسَامَةُ أَنَّ حَفْصَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُا جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَاقْتَصَّ الْحَدِيثَ وَزَادَ فَرَأَيْتُ السَّحَابَ يَتَمَزَّقُ كَأَنَّهُ الْمُلَاءُ حِينَ تُطْوَى. مسلم

Artinya: Dan telah meceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr. Yahya berkata: telah mengabarkan kepada kami, sementara yang lain berkata: Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Syarik bin Abu Namir dari Anas bin Malik bahwasanya ada seorang laki-laki masuk ke masjid pada hari Jum'at dari pintu arah Darul Qadla’, ketika itu Rasulullah SAW sedang berkhotbah. Lalu ia menghadap Rasulullah SAW sambil berdiri dan berkata, "Ya Rasulullah, telah binasa hewan-hewan dan terputus perjalanan. Mohonkanlah agar Allah memberi hujan kepada kami." Anas berkata: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dan berdoa, "Alloohumma aghitsnaa, Alloohumma aghitsnaa, Aloohumma aghitsnaa (Ya Allah, berilah kami hujan. Ya Allah, berilah kami hujan. Ya Allah, berilah kami hujan).” Anas berkata: Demi Allah, (sebelumnya) kami tidak melihat sedikitpun awan di langit maupun gumpalan mendung, tidak ada dari (balik) sebuah rumahpun antara kami dan bukit Sala’. Anas berkata: Tetapi tiba-tiba kami melihat awan naik dari belakang bukit seperti perisai, setelah berada di tengah langit, awan itu terus menyebar dan kemudian hujan pun turun. Anas berkata : Demi Allah, kami tidak dapat melihat matahari selama enam hari. Kemudian pada hari Jum’at berikutnya pada waktu Rasulullah SAW sedang berdiri berkhotbah ada seorang laki-laki datang dari pintu itu juga menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, telah binasa harta benda dan telah terputus jalan-jalan, karena itu berdoalah kepada Allah agar Dia menghentikan hujan.” Anas berkata: Rasulullah SAW lalu mengangkat kedua tangan beliau, kemudian berdoa, “Alloohumma Hawaalainaa Walaa 'Alainaa, Alloohumma ‘alaa alaakaami walzharaabii wabuthuuni al audiyati wa manaabiti asy-syajari (Ya Allah, turunkanlah (hujan ini) di sekitar kami dan janganlah di atas kami. Ya Allah, turunkanlah di bukit-bukit, di gunung-gunung, di belukar-belukar, di lembah-lembah dan tempat-tempat pepohonan.” (Anas berkata): Kemudian hujan pun berhenti, dan kami dapat keluar berjalan di bawah sinar matahari. Syarik berkata: Aku bertanya kepada Anas, “Apakah laki-laki itu orang yang dulu juga?” Jawab Anas, “Aku tidak tahu.” Dan telah meceritakan kepada kami Dawud bin Rusyaidin, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim dari Al Auza'i, telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bin Malik ia berkata: Orang-orang tertimpa musim paceklik pada masa Rasulullah SAW. Maka ketika Rasulullah SAW sedang menyampaikan khotbah kepada orang banyak di atas mimbar pada hari Jum'at, tiba-tiba berdirilah seorang Arab pegunungan dan berkata: "Wahai Rasulullah, harta telah binasa dan sanak keluarga kami pun kelaparan." Ia pun menuturkan hadis yang semakna dengan hadis di atas. Dan di dalamnya ia menyebutkan do'a: "Alloohumma Hawaalainaa Walaa 'Alainaa (Ya Allah, hujanilah sekitar kami dan jangan kepada kami)." Dan tidaklah beliau memberi isyarat dengan tangannya, kecuali terlihat (gumpalan awan), hingga aku melihat kota Madinah bagaikan lobang. Dan lembah Qanath mengalirkan airnya selama satu bulan, dan tidaklah seseorang datang dari seberang, kecuali dengan membawa berita terjadinya hujan yang lebat. Dan telah menceritakan kepadaku Abdul A'la bin Hammad dan Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Mu'tamir, telah menceritakan kepada kami Ubaidullah dari Tsabit Al Bunani dari Anas bin Malik ia berkata: Nabi SAW menyampaikan khotbah pada hari Jum'at, kemudian orang-orang datang kepada beliau dengan berteriak seraya berkata: "Wahai Nabi Allah, hujan tak lagi turun, pepohonan telah memerah dan hewan ternak pun telah binasa." Ia pun menuturkan hadis. Dan di dalamnya, dari riwayatnya Abdul A'la tercantum: "Kemudian (awan itu pun) menyebar dari Madinah, hingga hujan pun turun membasahi sekelilingnya, sementara di kota Madinah tak turun hujan setetes pun. Sesudah itu, aku melihat Madinah, ternyata kota Madinah saat itu benar-benar seperti mahkota (lantaran hujan telah merata membasahinya)." Dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Sulaiman bin Al Mughirah dari Tsabit dari Anas semisalnya. Dan ia menambahkan: "Maka Allah menyatukan gumpalan-gumpalan awan itu, lalu kami tinggal di situ sejenak hingga aku melihat laki-laki itu tak sanggup lagi menahan keinginannya untuk segera mendatangi keluarganya." Dan telah menceritakan kepada kami Harun bin Sa'id Al Aili, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab, telah menceritakan kepadaku Usamah bahwa Hafsh bin Ubaidullah bin Anas bin Malik telah menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar Anas bin Malik berkata: "Ada seorang A'rabi (Arab pegunungan) datang kepada Rasulullah SAW pada hari Jum'at saat beliau berada di atas mimbar." Ia pun menuturkan hadis itu, dan ia menambahkan: "Maka aku pun melihat awan yang saling memisah bagaikan air saat dituangkan." (HR. Muslim, no. 1493).

 

Hadis Keenam

حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو ضَمْرَةَ أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ قَالَ حَدَّثَنَا شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَذْكُرُ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ وِجَاهَ الْمِنْبَرِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا قَالَ أَنَسُ وَلَا وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلَا قَزَعَةً وَلَا شَيْئًا وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلَا دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ قَالَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سِتًّا ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ قَالَ فَانْقَطَعَتْ وَخَرَجْنَا نَمْشِي فِي الشَّمْسِ. قَالَ شَرِيكٌ فَسَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ أَهُوَ الرَّجُلُ الْأَوَّلُ قَالَ لَا أَدْرِي. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad, ia berkata: telah mengabarkan kepada saya Abu Dlamrah Anas bin 'Iyadl, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namir bahwa dia mendengar Anas bin Malik menceritakan, bahwa ada seorang laki-laki masuk ke dalam Masjid pada hari Jum'at dari pintu yang berhadapan dengan mimbar, sedangkan saat itu Rasulullah SAW sedang menyampaikan khotbah. Orang itu kemudian menghadap ke arah Rasulullah SAW seraya berkata: "Wahai Rasulullah, harta benda telah habis dan jalan-jalan terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami." Anas berkata: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya seraya berdoa: "Alloohummasqinaa, Alloohummasqinaa, Alloohummasqinaa (Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan)." Anas melanjutkan kisahnya: "Demi Allah, sebelum itu kami tidak melihat sedikitpun awan baik yang tebal maupun yang tipis. Juga tidak ada antara tempat kami dan bukit itu rumah atau bangunan satupun. Tiba-tiba dari bukit itu tampaklah awan bagaikan perisai. Ketika sudah membumbung sampai ke tengah langit, awan itupun menyebar dan hujan pun turun." Anas melanjutkan: "Demi Allah, sungguh kami tidak melihat matahari selama enam hari. Kemudian pada Jum'at berikutnya, orang itu masuk kembali dari pintu yang sama dan Rasulullah SAW sedang berdiri menyampaikan khotbahnya. Kemudian orang itu menghadap beliau seraya berkata: "Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalan-jalan pun terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menahan hujan" Anas berkata: Rasulullah SAW lantas mengangkat kedua tangannya seraya berdoa: "Alloohumma hawalainaa walaa ‘alainaa, Alloohumma ‘alaakaami waljabaali wal aajaami wazharaabi wal audiyati wamanaabiti asy-syajari (Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan membahayakan kami. Ya Allah turunkanlah di atas bukit-bukit, gunung-gunung, bendungan air (danau), dataran tinggi, jurang-jurang yang dalam serta pada tempat-tempat tumbuhnya pepohonan)." Anas berkata: Maka hujan berhenti. Lalu kami keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari. Syarik berkata: "Aku bertanya kepada Anas bin Malik: Apakah laki-laki itu adalah laki-laki yang pertama? Anas menjawab: Aku tak tahu. (HR. Bukhari, no. 957).

 

Melalui hadis riwayat Muslim nomor 1493 dan hadis riwayat Bukhari nomor 957 dapat diketahui tata cara pelaksanaan memohon/ meminta hujan ketika hari Jum’at saat khotbah Jum’at. Adapun pelaksanaannya sebagaimana hadis dengan cara imam/ khatib melafalkan doa berikut ketika khotbah.

 

اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

Transliterasi: Alloohumma aghitsnaa, Alloohumma aghitsnaa, Aloohumma aghitsnaa

Artinya: Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan.

 

Selain itu juga dapat dilakukan dengan lafal berikut.

 

اللَّهُمَّ اسْقِنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا.

Transliterasi: Alloohummasqinaa, Alloohummasqinaa, Alloohummasqinaa

Artinya: Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan.

 

Adapun ketika berdoa dengan mengangkat/ menadahkan kedua tangan ke langit. Hal tersebut sebagaiamana hadis berikut.

 

Hadis Ketujuh

و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَسْقَى فَأَشَارَ بِظَهْرِ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Abdu bin Humaid, telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Musa, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas bin Malik bahwasanya Nabi SAW minta hujan seraya menadahkan kedua telapak tangannya ke langit. (HR. Muslim, no. 1492).

 

Demikianlah berbagai dalil ataupun pelajaran yang bisa menjadi acuan kita dalam ibadah salat istisqa. Dalil yang kita gunakan untuk beribadah adalah dalil dari Al-Qur’an yang sudah pasti benar dan/ atau hadis shahih atau setidaknya hasan lidzatihi. Adapun selain dalil yang ada, tidak menutup kemungkinan terdapat dalil yang shahih maupun sharih lainnya yang bisa kita gunakan sebagai landasan hukum ibadah. Semoga kita semuanya mampu melaksanakan salat dengan baik dan istiqamah sebagai upaya kita meraih kesempurnaan amal salih. Aamiin.

 

No comments:

Post a Comment