Friday, February 4, 2022

Khotbah Jum’at: Infak di Jalan Allah


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

·      اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:

·      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

·      يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

·      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

·      أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهَ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ.

·      فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Syukur alkhamdulillah senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT. Wujud syukur kita pada siang ini adalah memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah SWT untuk melaksanakan rangkaian ibadah salat Jum’at. Kesempatan beribadah merupakan sebagian dari nikmat sekaligus karunia Allah yang dianugerahkan kepada kita. Allah memberikan begitu banyak nikmat dan sudah seharusnya kita syukuri. Melalui karunia Allah, kita semuanya masih diberi kesempatan untuk beribadah kepada-Nya. Berikutnya, selawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa risalah Islam ke umatnya. Semoga kita semuanya tergolong umatnya yang senantiasa melaksanakan ajaran Islam di dalam sendi-sendi kehidupan kita, sehingga kita selamat dunia akhirat. Selain itu tentunya juga terbentuk warga negara yang religius sebagaimana amanat Pancasila, khususnya pada sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada jamaah salat Jum’at agar terus menjaga, mempertahankan, dan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa. Iman dengan mengimani rukun iman yang enam dan takwa dengan mentaati segala perintah Allah dan Rasulullah, serta menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Marilah saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Kesempatan kehidupan di dunia ini tidaklah bisa diulang kembali. Sebagai seorang muslim, hendaknya memanfaatkan kehidupan di dunia sebagai sarana menanam kebaikan. Adapun kebaikan yang kita usahakan itu meliputi hubungan langsung kepada Allah melalui ibadah mahdlah, maupun kebaikan yang diusahakan untuk kepentingan sosial melalui ibadah ghairu mahdlah. Ibadah mahdlah baik wajib maupun sunah, yang diantaranya adalah salat dan puasa, insya Allah kita laksanakan semaksimal mungkin. Adapun ibadah ghairu mahlah banyak ragamnya. Diantara ragam ibadah ghairu mahdlah adalah zakat yang merupakan kewajiban maupun sedekah yang merupakan amalan sunah. Zakat dan sedekah merupakan wujud infak di jalan Allah. Infak adalah menggunakan atau membelanjakan harta-benda untuk berbagai kebaikan di jalan Allah. Orang beriman diperintahkan untuk menginfakkan harta di jalan Allah. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ. البقرة: 267

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. (QS. Al Baqarah: 267).

Melalui Surat Al Baqarah ayat 267, Tafsir Kementerian Agama menyatakan bahwa orang yang benar-benar beriman niscaya akan menafkahkan sesuatu yang baik dengan maksud melalui infaknya untuk menyucikan diri dan meneguhkan jiwa. Sesuatu yang diinfakkan di jalan Allah diumpamakan dengan sebutir benih yang menghasilkan tujuh ratus butir. Hal tersebut sebagaimana firma Allah SWT,

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ. البقرة: 261

Artinya: Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 261).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Tafsir Kementerian Agama memaparkan terkait Al-Quran Surat Al Baqarah ayat 261 bahwa seseorang tidak akan mendapat pertolongan apa pun dan dari siapa pun pada hari akhirat, kecuali dari hasil amalnya sendiri selama hidup di dunia. Hal tersebut antara lain adalah amal berupa infak di jalan Allah. Betapa mujurnya orang yang suka menafkahkan hartanya di jalan Allah, orang tersebut seperti seorang yang menyemaikan sebutir benih di tanah yang subur. Benih itu menumbuhkan sebatang pohon, dan pohon itu bercabang menjadi tujuh tangkai, setiap tangkai menghasilkan buah, dan setiap tangkai berisi seratus biji, sehingga benih yang sebutir itu memberikan hasil sebanyak 700 butir. Hal tersebut menunjukkan kebaikan yang disemai akan memperoleh balasan banyak sekali. Oleh karena itu, melalui kabar yang disampaikan dalam ayat tadi bahwa kita sebagai seorang muslim hendaknya menyemai banyak kebaikan yang nantinya akan kita panen, akan kita tuai, akan kita nikmati hasilnya di akhirat. Kebaikan yang kita semaikan akan mendapatkan balasan yang banyak. Kita berupaya membayar zakat karena itu kewajiban. Zakat yang kita bayarkan akan diberikan kepada 8 golongan yang berhak memperoleh zakat. Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran yang tidak ada keraguan di dalamnya, yakni pada Surat At Taubah ayat 60. Selain amalan wajib tersebut, kita juga perbanyak amalan sunah berupa sedekah. Banyak ragam sedekah, diantaranya adalah membelanjakan harta, urun tenaga maupun pikiran untuk keperluan fii sabilillah, seperti pembangunan masjid, madrasah, pondok pesantren, dan lain sebagainya. Marilah kita manfaatkan kesempatan bersedekah dengan sebaik-baiknya menurut kemampuan kita masing-masing. Ketika ada kesempatan berinfak di jalan Allah hendaknya hindari sifat bakhil atau kikir.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Allah SWT berfirman,

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ. اٰل عمران: 180

Artinya: Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran: 180).

Melalui Alquran Surat Ali Imran ayat 180, Tafsir Kementerian Agama memaparkan bahwa, orang-orang yang telah diberi harta dan limpahan karunia oleh Allah kemudian mereka bakhil atau kikir, tidak mau mengeluarkan sebagian harta tersebut, seperti zakat, sedekah, dan lain-lain, adalah sangat tercela. Kebakhilan itu bukan kebaikan dan menguntungkan bagi mereka. Harta benda dan kekayaan akan tetap utuh dan tidak kurang bila diinfakkan di jalan Allah, bahkan akan bertambah dan diberkahi. Tetapi kebakhilan itu adalah suatu hal yang buruk dan merugikan mereka sendiri. Hal tersebut karena harta yang tidak dinafkahkan itu akan dikalungkan di leher kelak di hari kiamat sebagai azab dan siksaan yang amat berat.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Sebagaimana yang disampaikan tadi bahwa apabila kita menginfakan harta di jalan Allah akan dibalas dengan banyak kebaikan. Hal tersebut sebagaimana penggambaran sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Oleh karena itu marilah semaksimal mungkin berusaha menginfakkan harta di jalan Allah. Hal tersebut selain mengamalkan ajaran Agama Islam sebagaimana sila pertama Pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”, kita juga mengamalkan sila kelima Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan hari ini. Semoga bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan umumnya bermanfaat bagi jama'ah semuanya. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

***

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَـٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ، هُوَ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَمَّا بَعْدُ.

فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ، يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

 وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:

·      اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

·      اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

·      رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

·      رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

·      اللَّهُمَّ اِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ.

·      اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

·      رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

·      سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

·      وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.


No comments:

Post a Comment