Saturday, May 1, 2021

Kultum: Meluruskan Niat


Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.

Supaya kita selamat di dunia dan di akhirat, kita sebagai seorang muslim mentaati segala perintah Allah dan menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah. Perintah dan larangan Allah telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Ketika mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala apa-apa yang menjadi larangan Allah, hendaknya kita lakukan dengan ikhlas mengharap rida Allah. Niat merupakan sesuatu yang penting bagi kita sebagai seorang muslim dalam rangka menggapai rida Allah SWT. Apabila salah niat, maka akibatnya akan fatal. Perkara niat ini, dalam hadis menerangkan.

عَنْ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلىَ دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلىَ مَا هَاجَرَ اِلَيْهِ. البخارى 1: 2

Artinya: Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan didapatnya atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka hijrahnya itu akan mendapatkan sesuai apa yang ia berniat hijrah padanya" (HR. Bukhari juz 1, hal. 2).

 

Pada hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW menerangkan bahwa, Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya (اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى). Oleh karenanya, perkara niat ini merupakan suatu keharusan bagi seorang muslim untuk meluruskan niat hanya mengharap rida Allah SWT. Menjadi sebuah kesalahan yang fatal apabila melakukan amal perbuatan dengan niat yang salah. Pada sebuah hadis yang lain menerangkan akibat niat yang salah.

Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.

Pada hadis yang dimaksud, disebutkan ada tiga orang yang memiliki kelebihan. Kemudian kelebihan-kelebihan yang ada pada tiga orang tersebut digunakan di jalan Allah. Namun berhubung dengan niat yang salah, justru membawa mereka pada petaka. Hadis yang dimaksud diriwayatkan oleh Muslim, Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya yang pertama akan diberi keputusan pada hari kiamat ialah seorang yang mati syahid, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)-nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “(فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟) Apakah yang kamu lakukan padanya?” Ia menjawab, “(قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اُسْتُشْهِدْتُ) Saya telah berjuang untuk-Mu hingga mati syahid”. Allah berfirman, “(كَذَبْتَ. وَ لٰكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِاَنْ يُقَالَ جَرِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ) Kamu berdusta, tetapi kamu berjuang supaya disebut sebagai pahlawan dan orang pemberani. Dan telah dikatakan orang yang demikian itu.” Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu ia diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka.

(Kedua) Seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca Alquran. Lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)-nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “(فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟) Apakah yang kamu lakukan padanya?” Ia menjawab, “(تَعَلَّمْتُ اْلعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْاٰنَ) Saya mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Alquran hanya untuk-Mu. Allah berfirman, “(كَذَبْتَ، وَ لٰكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ اْلعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْاٰنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ) Kamu berdusta, tetapi kamu mempelajari ilmu supaya disebut sebagai seorang yang alim, dan kamu membaca Alquran supaya disebut sebagai seorang yang pandai membaca Alquran, dan telah dikatakan orang yang demikian itu. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu ia diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka.

(Ketiga) Seorang hartawan yang diberi bermacam-macam kekayaan oleh Allah, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “(فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟) Apakah yang kamu lakukan padanya?” Ia menjawab, “(مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ اَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا اِلَّا اَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ) Tidak satu jalanpun yang Engkau sukai agar jalan itu diberi harta, melainkan sudah saya beri dengan harta itu semata-mata untuk-Mu. Allah berfirman, “(كَذَبْتَ، وَ لٰكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيْلَ) Kamu berdusta, tetapi kamu berbuat yang demikian itu agar disebut sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan orang yang demikian itu.” Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu ia diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka. (HR. Muslim juz 3, hal. 1514).

Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah. 

Hadis tadi dapat dipetik pelajaran. Diantaranya ketika Allah memberi kelebihan kepada hambanya-Nya, hamba yang berjuang di jalan Allah hendaknya lilahi ta’ala, ikhlas hanya mengharap rida Allah. Sungguh merugi bagi hamba yang hanya mengharap sanjungan dan pujian sesama manusia. Pada hadis tadi diterangkan bahwa bagi mereka yang beramal salih dengan niat supaya disanjung manusia, semuanya pada akhirnya diseret ke neraka.

Orang pertama berniat mati syahid agar dikenal sebagai syuhada, orang yang berjuang di jalan Allah, seorang pahlawan, seorang yang tangguh dan pemberani. Orang kedua berniat belajar ilmu, mengajarkannya, dan membaca Alquran supaya orang-orang menyebutnya sebagai orang alim, bacaan Alqurannya bagus, hafalannya banyak, orang yang punya banyak kitab, memiliki predikat cum laude dan memiliki gelar berderet mulai dari S1, S2 sampai S3 dan bahkan profesor, lulusan terbaik pondok pesantren terkemuka, orang yang punya wawasan luas. Orang ketiga berniat bersedekah supaya orang lain menilainya seorang dermawan, jiwa sosialnya tinggi, biar kelihatan kaya di hadapan manusia, biar kelihatan peduli dengan sesama, dan sebagainya. Hal itu semua sudah mereka dapat di dunia. Niat yang salah menyeret mereka ke neraka pada muka mereka.

Jerih payah dalam menggunakan kelebihan yang Allah berikan malah berakhir di neraka.  Hal tersebut terjadi karena salah niat. Na’udzubillah. Oleh karenanya, kita sebagai seorang muslim harus membenahi niat kita dalam beramal salih. Marilah kita semua meluruskan niat hanya untuk mencari rida Allah. Sudah semestinya kita beramal salih hanya mengharap rida Allah. Firman Allah SWT,

قُلْ إِنَّ صَلَاتِی وَنُسُكِی وَمَحْیَایَ وَمَمَاتِی لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِینَ. الانعام: 162

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, (QS. Al An’am: 162).
 
Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.

 

 

 

No comments:

Post a Comment