Friday, August 9, 2019

Khotbah Jum'at: Berjuang dan Berkorban di Jalan Allah




بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
·      اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:
·      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
·      يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
·      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
·         أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهَ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ.
·         اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Syukur alkhamdulillah pada siang kali ini kita diberi kesempatan untuk melaksanakan rangkaian ibadah salat Jum’at. Kesempatan ini merupakan sebagian dari nikmat-Nya yang dianugerahkan kepada kita.  Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa risalah Islam ke hadapan umatnya.
Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya pada jama’ah sekalian agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berupaya meningkatkan iman dan takwa. Sebab dengan berbekal iman dan takwa, kita dapat selamat kelak di hari perhitungan.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Kesempatan khutbah ini saya akan menyampaikan tentang: Berjuang dan Berkorban di Jalan Allah.  Melalui penghayatan dalam memaknai Berjuang dan Berkorban di Jalan Allah, kita mampu memupuk iman serta ketakwaan, mampu memperbaiki dan membentuk diri pribadi yang tangguh dalam berjihad fii sabilillah. Berbagai hal tersebut merupakan perwujudan ketaatan kita kepada Allah dan Rasulullah.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Harta dan jiwa yang kita punya adalah milik Allah SWT. Harta dan jiwa telah Allah berikan kepada manusia sebagai modal di dalam mengarungi romantika bahtera kehidupan. Bagi yang rela mengorbankan harta dan jiwa mereka demi kepentingan fii sabilillah dan mengharap rida Allah, maka Allah memberi kasih sayang yang besar dan penghargaan-Nya kepada hamba-Nya itu. Baginya akan memperoleh keuntungan yang tidak tertandingi, yaitu syurga. Kabar ini sudah tertuang dalam Alquran Surat At Taubah ayat 111. Melalui pengorbanan harta dan jiwa yang diikuti keyakinan yang mantap merupakan predikat keimanan yang paripurna. Sebagaimana sudah tertulis dalam Alquran Surat Al Hujjurat ayat 15 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya)” (QS. Al Hujjurat: 15).
Perjuangan dan pengorbanan di jalan Allah telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. dan Nabi Ismail AS. Kisah tersebut telah tertuang dalam Alquran Surat As Saffat ayat 102 sampai dengan 107. Peristiwa kala itu Nabi Ibrahim mengabarkan tentang mimpinya kepada anaknya, yaitu Ismail. Nabi Ibrahim berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”. Mendengar pertanyaan sang ayah, Ismail pun menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”. Hingga tiba waktunya, mereka pun melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Padahal Ismail merupakan anak yang dicintai Nabi Ibrahim, anak yang selama ini menjadi salah satu kesenangan hidup Nabi Ibrahim di dunia, seorang anak yang kehadirannya dinanti untuk melanjutkan risalah dakwahnya. Saat keduanya siap melaksanakan mimpi itu dan berserah diri, Allah pun melarang Nabi Ibrahim menyembelih Ismail. Untuk meneruskan qurban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan yang besar. Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilaksanakan pada Hari Raya Haji. Peristiwa tersebut senantiasa menjadi pelajaran bagi umat di akhir zaman untuk senantiasa berjuang dan berkorban di jalan Allah. Berjuang untuk beramal salih sesuai perintah Allah. Berkorban dengan apa yang dicintainya di dunia ini demi fii sabilillah. Oleh sebab itu marilah senantiasa kita pegang secara kuat-kuat sehingga kita mampu menggapai rida-Nya dan termasuk orang yang bertakwa serta sabar.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Demi menggapai rida Allah dan menggapai predikat takwa dan sabar, salah satu upaya yang kita lakukan adalah menunaikan Ibadah Qurban di Bulan Dzulhijjah. Ibadah Qurban adalah usaha pendekatan diri dari seorang hamba kepada Penciptanya dengan jalan menyembelih binatang ternak dan dilaksanakan dengan tuntunan, dalam rangka mencari rida-Nya. Dalil pelaksanaan Ibadah Qurban diantaranya dijelaskan dalam Alquran Surat Al Hajj ayat 37 yang artinya: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk (hidayah) yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al Hajj: 37). Hukum pelaksanaan ibadah Qurban adalah sunnah muakkadah/ sunnah yang ditekankan dan penyembelihan hewan Qurban dilaksanakan pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Adapun keutamaan ibadah Qurban salah satunya tertuang dalam hadis berikut:
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: مَا عَمِلَ ابْنُ ادَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً اَحَبَّ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ، وَ اِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِقُرُوْنِهَا وَ اَظْلاَفِهَا وَ اَشْعَارِهَا، وَ اِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ اَنْ يَقَعَ عَلَى اْلاَرْضِ، فَطِيْبُوْا بِهَا نَفْسًا. ابن ماجه 2: 1045، رقم: 3126، ضعيف، لانه فى اسناده ابو المثنى و اسمه سليمان بن يزيد

Dari ‘Aisyah bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Tidak ada amal anak Adam pada hari Nahr ('Iedul Adlha) yang paling disukai Allah ‘Azza wa Jalla selain daripada menyembelih qurban, qurban itu akan datang kepada orang-orang yang melakukannya pada hari kiamat seperti semula, yaitu lengkap dengan anggotanya, tanduk, kuku dan bulunya. Darah qurban itu lebih dahulu jatuh ke suatu tempat yang disediakan Allah ‘Azza wa Jalla sebelum jatuh ke atas tanah. Oleh sebab itu, berkurbanlah kalian dengan senang hati. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1045, no. 3126, dlaif, karena dalam sanadnya ada perawi bernama Abul Mutsanna, yang nama aslinya Sulaiman bin Yazid]
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah tadi dikatakan dlaif atau lemah karena terdapat perawi bernama Abul Mutsanna, yang nama aslinya Sulaiman bin Yazid. Namun demikian, meskipun hadis dlaif, masih bisa digunakan sebagai penguat dalil yang kuat, yakni dalil dari Alquran. Memang secara sanad terdapat cacat, tetapi secara isi masih sejalan dengan dalil dalam Alquran. Bila kita memahami leterlek hadis tersebut, sembelihan Qurban akan kembali secara lengkap baik tanduk, kuku, dan bulunya kepada orang-orang yang menunaikan ibadah Qurban pada hari kiamat. Sedang ibadah Qurban dilaksanakan setiap tahun oleh umat muslim. Sepintas dalam pikiran kita bahwa nanti di akhirat akan dipenuhi oleh kambing, sapi, ataupun onta. Namun demikian, hal tersebut bisa kita pahami sebagai permisalan atau gambaran. Secara umum, maksud dari ”... qurban itu akan datang kepada orang-orang yang melakukannya pada hari kiamat seperti semula, yaitu lengkap dengan anggotanya, tanduk, kuku dan bulunya” adalah kebaikan-kebaikan dari semua anggota tubuh hewan Qurban akan kembali secara utuh kepada orang-orang yang melaksanakan Qurban saat hari akhir nanti.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Demikianlah salah satu upaya yang kita perjuangkan dan korbankan di jalan Allah untuk menggapai rida Allah SWT. Semoga limpahan taufik dan hidayah Allah tetap dicurahkan kepada kita, sehingga mampu meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan, dan kesabaran. Semoga yang sedikit ini mampu memotivasi kita semua sebagai umat muslim untuk berupaya melaksanakan ibadah Qurban dengan ikhas. Sehingga kita mampu menggapai rida Allah dan tergolong hamba-Nya yang bertakwa dan sabar.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّ حِمِيْنَ.

اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا وَ خَيْرًا مَجِيْدًا، هُوَ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَمَّا بَعْدُ.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Pada khotbah kedua ini saya mengajak pada diri pribadi saya dan jama’ah semuanya untuk bermujahadah dan istiqomah dalam berjuang dan berkorban di jalan Allah. Banyak cara kita dalam mengambil peran perniagaan dengan Allah. Salah satu diantranya adalah melaksanakan ibadah Qurban. Mari kita niatkan hanya untuk mengharap rida Allah.
اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِى ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Sebagai penutup khotbah kedua, marilah kita berdo’a.
·      يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ،
·      اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
·      اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
·      رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
·      رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.
·      رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
·      سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
·      وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.
 
Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.
Tanggal: 9 Agustus 2019

No comments:

Post a Comment