Friday, January 4, 2019

Khotbah Jum'at: Memaknai Rukun Islam




بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


·     اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:

·     يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

·     يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

·     يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

·     أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهَ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ.
  
·     اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.


Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang menguasai langit dan bumi, dan Dia-lah yang Maha Kuasa. Kami memuji-Nya dan kami memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami, dan dari kejahatan amal perbuatan kami. 

Barangsiapa yang Allah berikan petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.

Dan aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Maha Esa Dia dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba utusan Allah.

Ya Allah ya Tuhan kami, limpahkanlah sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa mengikutinya hingga akhir zaman nanti.

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya pada jama’ah sekalian agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berupaya meningkatkan takwa. Sebab hanya dengan takwalah kita dapat selamat di hari pengadilan-Nya kelak.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Kesempatan khutbah ini saya akan menyampaikan tentang: Memaknai Rukun Islam. Melalui penghayatan dalam memaknai rukun Islam supaya kita mampu menjalankan berbagai perintah Allah dan Rasulullah serta menjahui apa yang dilarang Allah dan Rasulullah. Hal tersebut merupakan manifestasi kita taat kepada Allah dan Rasulullah.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Islam terdiri dari lima sendi yang membuat Islam itu berdiri kokoh didalam diri seseorang. Lima sendi tersebut antara lain, syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji. Rumusan lima sendi tersebut dijelaskan didalam hadis berikut:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بُنِيَ اْلاِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ اِقَامِ الصَّلاَةِ، وَ اِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ حَجّ اْلبَيْتِ وَ صَوْمِ رَمَضَانَ. احمد و البخارى و مسلم، فى نيل الاوطار 1: 333

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu terdiri atas lima rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadan. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 333]

Lima rukun Islam didesain untuk membentuk karakter setiap pribadi muslim agar ber akhlak karimah. Siapapun orangnya, apapun latar belakangnya, darimana pun asalnya, tidak pandang bulu serta tidak kenal diskriminasi, pastilah akan menjadi manusia yang berakhlak karimah bila benar-benar mengikuti yang dituntunkan rukun Islam.  Bila terdapat orang yang sudah seumur-umur memeluk agama Islam tetapi masih memiliki karakter yang tidak terpuji, sudah bisa dipastikan bahwa orang itu belum menjalankan rukun Islam dengan baik. Adapun perbuatannya yang tercela lantas menyalahkan Islam. Perbuatan tercela terjadi karena melanggar aturan Islam.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Berangkat dari syahadat, umat Islam telah dididik supaya mengarahkan hidupnya hanya untuk Allah SWT. Pada syahadat, umat Islam diarahkan untuk bersaksi, berjanji, dan bersumpah setia untuk menghambakan diri hanya kepada Allah SWT. Allah menuntunkan kita untuk mempersembahkan hidup dan mati kita hanya untuk Allah.
Allah SWT berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِينَ. الأنعام:١٦٢

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, [QS. Al An’am: 162].

Selain itu mempersembahkan hidup dan mati artinya kita berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Allah akan menukar diri dan harta kita dengan kehidupan abadi di surga yang penuh kenikmatan. Allah SWT berfirman:

يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُم بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوٰنٍ وَجَنّٰتٍ لَّهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُّقِيمٌ. التوبة:٢١

Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridaan dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya, [QS. At Taubah: 21].

Oleh sebab itu, manusia dituntunkan untuk senantiasa mengingat Allah. Melalui mengingat Allah bisa terus ingat akan komitmennya untuk taat hanya kepada Allah, dan agar terhibur dan berbahagia dengan janji Allah untuk mendapatkan surga abadi.

Berbagai motivasi yang Allah berikan membuat kita terus optimis untuk mendapatkan realisasi janji-Nya. Namun demikian, berbagai kesibukan sering membuat kita lalai. Untuk itu, rukun Islam yang kedua didesain menjadi sarana pengingat kita kepada Allah.
Allah SWT berfirman:

... . وَأَقِمِ الصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ. طه:١٤

... dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.[QS. Ta Ha: 14].

Dengan mengingat Allah, kita akan mengingat janji kita kepada Allah untuk senantiasa taat kepada-Nya. Dengan kita mengingat Allah membuat hati tentram. Allah SWT berfirman:

... . أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ. الرعد:٢٨

... . Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. [QS. Ar Raad: 28].

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Meskipun begitu, banyak sekali hambatan yang menyebabkan manusia lupa akan syahadatnya, lalai akan janjinya kepada Allah. Hal itu dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar dirinya (eksternal) dan faktor dalam yang berasal dari diri sendiri (internal). Hambatan internal dapat diatasi dengan rukun Islam yang ketiga, yaitu puasa Ramadan. Puasa ini didesain agar umat Islam pandai mengendalikan hawa nafsu. Allah SWT mengingatkan bahwa sesungguhnya hawa nafsu itu selalu mengajak kepada kejahatan kecuali nafsu yang dirahmati oleh Allah. Allah SWT berfirman:

وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِالسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ. يوسف:٥٣

Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. [QS. Yusuf: 53].

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Nafsu yang dirahmati adalah nafsu yang terkendali dengan menggunakan Al Qur’an dan As Sunnah. Pengendalian hawa nafsu supaya sesuai dengan tuntunan Islam menjadi kunci utama agar manusia menghormati perjanjiannya dengan Allah, dan agar senantiasa bertakwa kepada-Nya. Oleh sebab itu puasa Ramadan menjadi sangat relevan untuk dilaksanakan sebaik-baiknya bila ingin mencapai derajat paling tinggi, yaitu takwa. 

Di lain sisi, faktor eksternal yang dilambangkan dengan harta dunia diperangi denga rukun Islam yang keempat, yakni zakat. Melaksanakan zakat merupakan suatu mekanisme dalam Islam untuk mengendalikan kecintaan umat Islam  kepada harta duniawi. Harta dicari semestinya untuk ditukar dengan kebahagiaan akhirat. Pribadi yang mengejar kebahagiaan akhirat akan dengan mudah mengeluarkan harta di jalan Allah. Pribadi tersebut merupakan pribadi yang dermawan dan tidak kikir. Selain itu juga tidak akan rakus dalam mencari harta. Pribadi yang mengutamakan kebahagiaan akhirat tentunya mencari harta yang halal. Meski kaya, sifatnya yang tidak rakus membuatnya tetap qana’ah. Hartanya menjadi sarana pengingat Allah dan akan terus berusaha menukarkan hartanya dengan surga.

Rukun Islam yang terakhir adalah ibadah haji yang merupakan napak tilas amalan keluarga tauhid, yakni keluarga Nabi Ibrahim AS. Pengorbanan yang kita lakukan di dunia ini belumlah besar, belum sebanding dengan imbalan yang diberikan Allah atas amal kita. Jangan sampai kita telah merasa berjasa kepada Allah, bahkan sebaliknya Allah-lah yang banyak menolong kita. Hendaknya kita komparasikan amalan kita dengan amalan keluarga Nabi Ibrahim. Mari kita ingat istri Nabi Ibrahim, yakni Hajar yang rela mengorbankan anak satu-satunya yang dilahirkannya. Ketika anaknya sudah menginjak usia dewasa diperintahkan untuk disembelih karena Allah. Begitu juga Ismail yang rela menyerahkan lehernya untuk disembelih demi memenuhi perintah Allah SWT. Lalu bagaimana pengorbanan yang kita lakukan selama ini? Sudahkah sebanding pengorbanan kita dengan pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim? Insya Allah jawabannya adalah belum.

Sosok Nabi Ibrahim adalah nabi yang mendahulukan perintah Allah meskipun tidak masuk akal dan justru dia meninggalkan akalnya yang cerdas itu. Nabi Ibrahim merupakan contoh ideal bagi orang-orang di masa-masa sekarang ini yang lebih mengedepankan akal. Setiap orang yang melaksanakan haji dan mengadopsi tuntunan ini akan menjadi pribadi yang insan kamil.

Demikianlah bahasan Memaknai Rukun Islam. Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan hamba-hamba yang taat sehingga menjadi hamba yang berakhlak karimah, bertakwa, senantiasa qana’ah, serta menjadi pribadi yang insan kamil.

 أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّ حِمِيْنَ.

***


اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا وَ خَيْرًا مَجِيْدًا، هُوَ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَمَّا بَعْدُ:

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Berdasarkan uraian di khutbah pertama, jelaslah apabila setiap individu muslim bermujahadah/ bersungguh-sungguh dan istiqomah menjalankan rukun Islam secara kaffah, pasti akan menjadi pribadi yang berakhlak karimah. Semoga Allah SWT memberi kemudahan dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya. Aamiin.

Demikianlah khutbah yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi diri saya dan jama’ah semua. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan. Sebagai penutup, marilah kita berdo’a.

·     اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

·     رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

·     رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.
·     رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

·     وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.

·     سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

·     وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

No comments:

Post a Comment