Sunday, January 27, 2019

Kultum: Menjauhi Sifat Sombong




Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.


Akhir-akhir ini kita sering menjumpai berita di media elektronik maupun di media sosial tentang bencana. Bencana banjir telah menimpa Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Akibat banjir ini, 23 rumah rusak berat dari total 415 unit yang terdampak. Lalu terjadi gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan kekuatan 6,4 skala richter yang berpusat di utara pulau sehingga berdampak pada wilayah Lombok Utara dan Lombok Timur. Belum selesai upaya pengkondisian disana, lalu disusul dengan gempa dan tsunami di Palu. Gempa yang menimpa wilayah Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah berkekuatan magnitudo 7,7. BNPB mencatat jumlah korban meninggal akibat bencana gempa dan tsunami di Palu sebanyak 2.113 orang. Selain terjadi gempa dan tsunami, di Palu terjadi adanya likuifaksi yang membuat sejumlah desa ditelan lumpur. Terjadi juga kecelakaan pesawat di Karawang. Kemudian disusul bencana banjir yang menimpa Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Bencana banjir datang setelah hujan deras di Mandailing Natal. Aikbat banjir ini 11 orang siswa SD meninggal terseret arus. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Utara menyebutkan data saat itu sebanyak 22 orang meninggal dunia serta 15 orang hilang. 


Selanjutnya juga terjadi tsunami yang menerjang sejumlah kawasan di pesisir pantai Banten dan Lampung pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam. Tsunami Selat Sunda ini berbeda dengan yang pernah terjadi karena tidak didahului gempa bumi. Tercatat korban meninggal akibat Tsunami Selat Sunda mencapai 437 orang. Belum lagi bencana tanah longsor yang melanda Sukabumi dan bencana banjir yang melanda Kebumen.


Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.


Kejadian-kejadian telah kita dengar, kita lihat, dan kita ketahui. Semuanya itu semestinya membuat kita semakin tawadhu’ atau rendah hati dan tidak sombong. Sebab mudah bagi Allah untuk membunuh kita. Maha Kuasa Allah atas kita yang tidak mampu menembus bumi dan kita tidaklah setinggi gunung. Allah SWT berfirman:


وَلَا تَمْشِ فِي اْلاَرْضِ مَرَحًا، اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ اْلاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا. الاسراء: 37
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. [QS. Al-Israa': 37]


Kita sebagai kaum muslim dilarang sombong. Dengan sombong, kita tidak akan bisa menerima kebenaran yang membawa kita kepada jalan yang lurus, jalan yang keselamatan, jalan yang diridai Allah. Dengan sombong, kita tidak mampu menerima perintah dan larangan Allah dan Rasulullah. Allah telah berfirman:


سَاَصْرِفُ عَنْ اٰيٰتِيَ الَّذِيْنَ يَتَكَبَّرُوْنَ فِي اْلاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقّ، وَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا، وَاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًا، وَاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الْغَيّ يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًا، ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ. الاعراف: 146
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat-(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya. [QS. Al-A'raaf : 146]


Selain itu Rasulullah juga telah berpesan:


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ. قَالَ رَجُلٌ: اِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ اَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَ نَعْلُهُ حَسَنَةً؟ قَالَ: اِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ اْلجَمَالَ. اَلْكِبْرُ بَطَرُ اْلحَقّ وَ غَمْطُ النَّاسِ. مسلم 1: 93
Dari Abdullah bin Mas'ud, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari sombong".  Lalu ada seorang laki-laki bertanya: "Sesungguhnya ada orang senang bajunya itu bagus dan sandalnya bagus, (yang demikian itu bagaimana, ya Rasulullah?"). Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah itu indah dan suka pada keindahan. Sombong itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan manusia". [HR. Muslim juz 1, hal. 93]


Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.


Rasulullah telah menjelaskan hakikat sombong. Pengertian yang bisa kita petik adalah sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia. Kita dilarang untuk sombong. Sebab hanya Allah yang pantas sombong. Dalam hadis disebutkan bahwa:


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَقُوْلُ اللهُ سُبْحَانَهُ: اَلْكِبْرِيَاءُ رِدَاءِيْ وَ اْلعَظَمَةُ اِزَارِيْ. فَمَنْ نَازَعَنِيْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اَلْقَيْتُهُ فِى النَّارِ. ابن ماجه 2: 1397، رقم: 4175
Dari Ibnu Abbas ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Allah Yang Maha Suci berfirman: Sombong itu adalah selendang-Ku dan kebesaran itu adalah pakaian-Ku, maka barangsiapa mencabut salah satunya dari-Ku, Aku akan melemparkan orang itu ke neraka". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1397, no. 4175]


Oleh sebab itu kita tidak pantas menyandang sombong dan kita tentunya tidak mau sampai dimasukkan ke dalam neraka lantaran sombong. Sombong merupakan selendang Allah dan kita tidak pantas untuk memakainya. Sebab bila manusia dengan lancang memakai selendang kesombongan saja, maka Allah akan melemparkankannya kedalam neraka. Salah satunya diambil bisa masuk neraka. Apalagi orang sombong dan merasa besar, Allah pasti akan memasukkan dalam neraka. Selain itu dalam hadis yang lain dijelaskan:


عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَدْخُلُ النَّارَ اَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ اِيْمَانٍ. وَ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ اَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرِيَاءَ. مسلم 1: 93، رقم: 148
Dari 'Abdullah (bin Mas'ud), ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk neraka seseorang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari iman. Dan tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi dari sombong". [HR. Muslim juz 1, hal. 93, no. 148]


Melalui hadis tadi bisa kita pahami bahwa orang yang di dalam hatinya terdapat iman meskipun sebesar biji sawi, maka dia tidak akan masuk neraka. Sebaliknya apabila seseorang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi, maka ia layak masuk neraka. Berbeda dengan orang yang rendah hati. Orang yang rendah hati atau tidak sombong kelak akan masuk surga. Dalam hadis disebutkan:


عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  ص: مَنْ مَاتَ وَ هُوَ بَرِيْءٌ مِنَ اْلكِبْرِ وَ اْلغُلُوْلِ وَ الدَّيْنِ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. الترمذى 3: 67، رقم: 1620
Dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa meninggal dunia, sedangkan ia terbebas dari sombong, khianat dan hutang, maka ia masuk surga". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 67, no. 1620]


Oleh sebab itu marilah kita menjauhi sifat sombong. Melalui upaya menjauhi sifat sombong, kita akan mampu tunduk patuh menerima kebenaran dari Allah dan Rasulullah, terhindar dari siksa api neraka, dan senantiasa tumbuh sifat rendah hati. Melalui sifat rendah hati dan sadar akan kecilnya kita dihadapan Allah akan mempupuk keimanan dalam diri kita. Sebab Allah Maha Kuasa yang mampu menurunkan azab dari atas kita, yaitu langit, maupun dari bawah kita, yaitu dari apa yang kita pijak. Dimanapun manusia itu berada tidak akan lepas dari pengawasan Allah. Maka kita sebagai insan yang beriman hendaknya mengambil pelajaran dari berbagai kejadian yang ada. Allah telah berfirman:


قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ. الأنعام: 65
Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya). [QS. Al An’am (6): 65]  


Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.


Berbagai kejadian yang menimpa saudara seiman kita maupun saudara sebangsa kita adalah suatu peringatan kepada kita semua agar tidak sombong. Bila kesombongan terus dipelihara, maka azab bisa saja turun di dataran tinggi dengan tanah longsor ataupun gunung meletus, bisa saja di daerah pesisir dengan tsunaminya, bisa saja di dataran rendah dengan banjir atau puting beliung. Oleh sebab itu, marilah meninggalkan sifat sombong dan memupuk sifat rendah hati agar selamat di dunia dan di akhirat.

No comments:

Post a Comment