Sunday, January 28, 2018

Kultum: Semangat Beramal





Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Momen pergantian tahun yang lalu masih teringat dalam benak kita. Momen tersebut kita gunakan untuk bermuhasabah dengan menghitung-hitung amal kebaikan dan keburukan masing-masing dari diri kita pada setahun terakhir. Bagaimana hasil evaluasi yang kita lakukan tentunya sebagai bahan motivasi untuk memacu semangat kita dalam beribadah dan beramal sholih. Hal tersebut diupayakan agar timbangan kebaikan kita akan lebih berat. Dalam hadist disebutkan:
عَنْ اَبِي ذَرٍّ قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَاَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. الترمذى
Dari Abu Dzarr, ia berkata: Rasulullah SAW berabda kepadaku, “Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan yang baik, niscaya perbuatan yang baik itu akan menghapusnya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik”. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 239, no. 2053. Ini hadits hasan shahih]

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Islam merupakan agama yang memotivasi agar umatnya memiliki semangat beramal yang tinggi serta menyibukkan diri dalam kebaikan. Islam juga menyeru agar kita menjauhkan diri dari permasalahan-permasalahan yang tidak bermanfaat. Salah satu motivasi yang tertulis di dalam Al Quran adalah termaktub pada Surat Ali Imran ayat 133:
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.
133. Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Motivasi dalam upaya menggapai cita-cita tentunya perlu perjuangan. Berbagai perjuangan yang bisa kita lakukan adalah dengan berusaha mengerjakan perbuatan baik secara maksimal dan senantiasa berdoa. Kita sebaiknya bersegera dalam melakukan perbuatan amal sholih. Oleh karena itu sebagai renungkan kita pada firman Allah Ta’ala dalam Surat Al Anbiya ayat 90:
فَاسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَوَهَبْنَا لَهُۥ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسٰرِعُونَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خٰشِعِينَ.
90. Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebajikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Allah telah memberi petunjuk kepada kita bahwa apabila kita beramal sholih dijalan-Nya, maka Allah akan memberi ganjaran yang berlipat ganda. Satu kebaikan akan diganjar oleh Allah sebanyak 700 kali lipat. Sepertihalnya bila kita berinfak sebanyak Rp. 2000,00 secara ikhlas semata-mata mencari rida Allah, maka Allah akan melipatgandakan pahalanya sebanyak 700 kali lipat, dan belum lagi amal sholih lain yang kita lakukan. Allah telah berfirman yang terabadikan didalam Surat Al Baqarah ayat 261 sampai 263, yaitu:
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللهُ يُضٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَاللهُ وٰسِعٌ عَلِيمٌ  {٢٦١} الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَآ أَنفَقُوا۟ مَنًّا وَلَآ أَذًى ۙ لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ {٢٦٢} قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَآ أَذًى ۗ وَاللهُ غَنِىٌّ حَلِيمٌ {٢٦٣}
261. Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha mengetahui.
262. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang di infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf1 lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun.
Note:
1) Perkataan yang baik, menolak dengan cara yang baik, dan pemberian maaf ialah memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari peminta.

Oleh sebab itu, amal sholih yang kita lakukan dijalan Allah adalah agar kita bisa memetiknya dikemudian hari. Seperti pepatah jawa yaitu, sopo nandur bakal ngunduh. Begitu pula dengan apa yang kita lakukan didunia ini. Dunia merupakan penjara sekaligus ladang amal bagi insan beriman sebagai bekal menghadap-Nya di hari perhitungan kelak. Jangan sampai mengira membawa begitu banyak amal yang dibawa kehadapan Allah, tetapi setelah ditimbang ternyata amalan yang dilakukan adalah sia-sia. Kita seharusnya beramal sholih dengan hanya mengharap rida Allah. Hal itu seperti yang dijelaskan dalam Al Quran Surat Al Baqoroh ayat 264 sampai 265:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبْطِلُوا۟ صَدَقٰتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِى يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۗ وَاللهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِينَ {٢٦٤} وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوٰلَهُمُ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللهِ وَتَثْبِيتًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۭ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَـَٔاتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ{٢٦٥}
264. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya’ (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaan (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu licin itu tadi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
265. Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya karena mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.

Perlu kita memperhatikan apa yang kita perbuat agar kita tidak termasuk orang yang pailit atau rugi di hari perhitungan nanti. Usahakan apa yang dilakukan adalah semata-mata untuk mengharap rida Allah dan tidak mencaci orang lain, mengambil hak orang lain. Sebab bila larangan tersebut dilakukan, pahala yang diupayakan seseorang didunia lalu dibawa di hari perhitungan akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Beberapa hal yang diperhatikan tersebut sebagaimana yang disebutkan dalam hadist berikut:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَ لَا مَتَاعَ. فَقَالَ: اِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ اُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَ صِيَامٍ وَ زَكَاةٍ وَ يَأْتِى قَدْ شَتَمَ هٰذَا، وَ قَذَفَ هٰذَا، وَ اَكَلَ مَالَ هٰذَا وَ سَفَكَ دَمَ هٰذَا، وَ ضَرَبَ هٰذَا، فَيُعْطَى هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَ هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَاِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ اَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ. مسلم 4: 1997
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tahukah kalian siapakah orang yang disebut pailit itu?" Jawab para shahabat, "Orang yang pailit diantara kami ialah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya barang-barang". Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang yang pailit dari ummatku ialah orang yang datang pada hari qiyamat lengkap dengan membawa (pahala) shalatnya, puasanya dan zakatnya. Tetapi di samping itu ia telah mencaci ini, dan menuduh ini, memakan hartanya ini, dan menumpahkan darahnya ini, dan memukul ini, maka diberikan kepada orang yang dianiaya itu dari (pahala) kebaikan amalnya, dan kepada orang yang lainnya lagi (dari pahala) kebaikan amalnya. Maka apabila telah habis (pahala) kebaikannya itu dan belum terbayar semua tuntutan orang-orang yang pernah dianiaya tersebut, maka diambilkan dari dosa-dosa orang yang telah dianiaya itu dan ditanggungkan kepadanya, lalu ia dilemparkan ke neraka". [HR. Muslim juz 4, hal 1997]

Penyakit dengki dan benci juga bisa membuat amal seorang insan beriman itu sia-sia. Hal tersebut dijelaskan dalam hadist berikut:
عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ اْلعَوَّامِ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: دَبَّ اِلَيْكُمْ دَاءُ اْلاُمَمِ قَبْلَكُمْ. اْلحَسَدُ وَاْلبَغْضَاءُ. وَاْلبَغْضَاءُ هِيَ اْلحَالِقَةُ. حِالِقَةُ الدِّيْنِ، لَا حَالِقَةُ الشَّعْرِ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا، اَفَلَا اُنَبِّئُكُمْ بِشَيْءٍ اِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ اَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ. احمد 1: 348، رقم: 1412
Dari Zubair bin 'Awwaam RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Akan menjalar kepada kalian penyakit ummat-ummat sebelum kalian, yaitu dengki dan kebencian yang sangat. Dan kebencian yang sangat itu adalah pencukur. Pencukur agama, bukan pencukur rambut. Demi Tuhan yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, kalian tidaklah beriman sehingga kalian berkasih sayang. Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian melakukannya niscaya kalian saling berkasih sayang? Tebarkanlah salam diantara kalian”. [HR. Ahmad juz 1, hal. 348, no. 1412]

Selain itu ada hal fatal yang mampu merusak amal bila dilakukan seorang muslim, yaitu syirik. Mempersekutukan Allah merupakan dosa yang besar. Hal tersebut dijelaskan didalam Surat Al Anam ayat 88:
   ذٰلِكَ هُدَى اللَّـهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَلَوْ أَشْرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ.
88. Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
.
Semangat dalam beramal jangan sampai membuat kita menerjang ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Didalam Agama Islam, kita perlu memperhatikan rambu-rambu dari Allah dan Rasulullah dalam beramal sholih. Hal tersebut perlu kita perhatikan karena kita sebagai hamba tidak lebih pandai dari Allah dan Rasulullah. Dalam urusan agama Islam memang kita diperintahkan untuk ber-hujjah atau berlandaskan firman Allah dan sabda Rasulullah. Hal tersebut kita ingat-ingat benar agar tidak terjebak dalam amalan-amalan yang tidak diperintahkan Allah dan amalan-amalan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah. Sebagaimana tertuang dalam Surat Al Hujurat ayat 1 sampai 3, yaitu:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىِ اللَّـهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَاتَّقُوا۟ اللَّـهَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ {١} يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَرْفَعُوٓا۟ أَصْوٰتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِىِّ وَلَا تَجْهَرُوا۟ لَهُۥ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمٰلُكُمْ وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ  {٢} إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوٰتَهُمْ عِندَ رَسُولِ اللَّـهِ أُو۟لٰٓئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّـهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَىٰ ۚ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ {٣}
1. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya2 dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha mengetahui.
2. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalanmu bisa terhapus, sedangkan kamu tidak menyadari.
3. Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa. Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
Note:
2) Maksudnya, orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan Rasul-Nya.

Oleh sebab itu marilah berpegang teguh kepada tali agama Allah agar selamat di dunia dan di akhirat. Marilah taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta senantiasa meningkatkan amal sholih kita agar timbangan kebaikan kita lebih berat. Upayakan semaksimal mungkin untuk menjahui hal-hal yang dapat merusak dan bahkan menghapus amalan kita dari catatan kebaikan. Pada akhirnya amalan yang kita perbuat tergantung pada niat. Sebagaimana dalam hadist berikut:
عَنْ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلىَ دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلىَ مَا هَاجَرَ اِلَيْهِ. البخارى 1: 2
Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan didapatnya atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka hijrahnya itu akan mendapatkan sesuai apa yang ia berniat hijrah padanya". [HR. Bukhari juz 1, hal. 2]

No comments:

Post a Comment