Monday, June 9, 2025

Serial Taharah: Tidak Perlu Mengulangi Salat dengan Tayamum Setelah Memperoleh Air

Orang yang memeluk agama Islam tidak terlepas dari syariat Islam. Di antara syariat Islam adalah mendirikan salat. Pembeda antara orang tidak beragama Islam dan orang beragama Islam adalah dikerjakannya salat. Adapun supaya salat dinilai sah, maka perlu adanya taharah. Lalu bagaimana pembahasannya? Kesempatan kali ini akan membahas mengenai tidak perlu mengulangi salat dengan tayamum setelah memperoleh air.

 

Setelah memahami bagaimana tata cara wudu, penting bagi kaum muslimin untuk tahu mengenai tayamum. Hal ini dikarenakan tidak semua kondisi mengharuskan seseorang untuk wudu atau bahkan mandi janabat ketika hendak salat. Adapun dalam memahaminya, perlu mengerti berbagai dalil yang terkait tidak perlu mengulangi salat dengan tayamum setelah memperoleh air. Adapun penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut.

 

A. Salat dengan Tayamum Tidak Perlu Diulangi Ketika Mendapati Air

Orang-orang yang termasuk dibolehkan bertayamum ketika hendak salat merupakan suatu keringanan. Orang-orang yang boleh tayamum di antaranya adalah: (1) orang sakit; (2) orang mukim tidak mendapati air; (3) orang dalam keadaan dingin; dan (4) orang berpergian/ safar. Musafir ketika masuk waktu salat kemudian tayamum dan mengerjakan salat, tidak perlu mengulangi salat ketika sudah pulang sementara waktu salat masih ada. Hal tersebut sebagaimana dalil berikut.

 

Hadis Ke-1

سنن أبي داوود ٢٨٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ الْمَسَيَّبِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ عَنْ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتْ الصَّلَاةُ وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا فَصَلَّيَا. ثُمَّ وَجَدَا الْمَاءَ فِي الْوَقْتِ فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ وَالْوُضُوءَ وَلَمْ يُعِدْ الْآخَرُ. ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَا ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ: أَصَبْتَ السُّنَّةَ وَأَجْزَأَتْكَ صَلَاتُكَ. وَقَالَ لِلَّذِي تَوَضَّأَ وَأَعَادَ لَكَ الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ. قَالَ أَبُو دَاوُد وَغَيْرُ ابْنِ نَافِعٍ يَرْوِيهِ عَنْ اللَّيْثِ عَنْ عُمَيْرَةَ بْنِ أَبِي نَاجِيَةَ عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو دَاوُد وَذِكْرُ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ فِي هَذَا الْحَدِيثِ لَيْسَ بِمَحْفُوظٍ وَهُوَ مُرْسَلٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ مَوْلَى إِسْمَاعِيلَ بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَعْنَاهُ.

Artinya: Sunan Abu Daud nomor 286: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq Al Masassayi, telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Nafi' dari Al Laits bin Sa'd dari Bakr bin Sawadah dari 'Atha` bin Yasar dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata: Dua orang laki-laki keluar dalam satu bepergian, lalu datang waktu salat (padahal keduanya tidak membawa air), kemudian kedua orang itu bertayamum dengan debu yang bersih, lantas keduanya salat. Kemudian (selesai salat) mereka mendapati air dalam waktu itu. Lalu salah seorang dari padanya mengulangi dengan wudu dan salat, sedang yang lain tidak mengulangi. Kemudian kedua orang itu menghadap Rasulullah SAW, lalu menceritakan hal itu kepada beliau, maka Nabi SAW bersabda kepada orang yang tidak mengulangi, “Kamu sesuai dengan sunah dan salatmu sudah memadai.” Dan terhadap orang yang wudu dan mengulangi, beliau bersabda, “Bagimu pahala dua kali.” Abu Dawud berkata: Selain Ibnu Nafi' yang meriwayatkan juga Al Laits dari Umairah bin Abi Najiah dari Bakr bin Sawadah dari 'Atha` bin Yasar dari Nabi SAW. Abu Dawud berkata: Penyebutan Abu Sa'id Al Khudri pada hadis ini tidak mahfuz, akan tetapi mursal. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Bakr bin Sawadah dari Abu Abdillah, mantan sahaya Isma'il bin Ubaid dari 'Atha` bin Yasar bahwasanya ada dua orang dari sahabat Rasulullah SAW, seperti di atas.

 

Hadis Ke-2

سنن الدارمي ٧٣٧:  حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ عَنْ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتْهُمَا الصَّلَاةُ وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا فَصَلَّيَا. ثُمَّ وَجَدَا الْمَاءَ بَعْدُ فِي الْوَقْتِ فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ بِوُضُوءٍ وَلَمْ يُعِدْ الْآخَرُ. ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَا ذَلِكَ، فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ: أَصَبْتَ السُّنَّةَ وَأَجْزَتْكَ صَلَاتُكَ، وَقَالَ لِلَّذِي تَوَضَّأَ وَأَعَادَ: لَكَ الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ.

Artinya: Sunan Darimi nomor 737: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishak, telah meneritakan kepadaku Abdullah bin Nafi' dari Al Laits bin Sa'ad dari Bakar bin Sawadah dari 'Atha` bin Yasar dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata: "Pernah ada dua orang bepergian dalam sebuah perjalanan jauh dan waktu salat telah tiba, sedang mereka tidak membawa air, lalu mereka berdua bertayamum dengan debu yang bersih dan melakukan salat, kemudian keduanya mendapati air (dan waktu salat masih ada), lalu salah seorang dari keduanya mengulangi salatnya dengan air wudu dan yang satunya tidak mengulangi. Mereka menemui Rasulullah SAW dan menceritakan hal itu. Maka beliau berkata kepada orang yang tidak mengulangi salatnya: 'Kamu sesuai dengan sunah dan salatmu sudah cukup'. Dan beliau juga berkata kepada yang berwudu dan mengulangi salatnya: 'Bagimu pahala dua kali' ".

 

Hadis Ke-3

سنن الدارقطني ٧١٧: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَبِيبٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَمْزَةَ الزُّبَيْرِيُّ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ، عَنِ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتْهُمَا الصَّلَاةُ وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا، ثُمَّ وَجَدَا الْمَاءَ بَعْدُ فِي الْوَقْتِ فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ بِوَضُوءٍ وَلَمْ يُعِدِ الْآخَرُ، ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَا ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ: أَصَبْتَ وَأَجْزَأَتْكَ صَلَاتُكَ. وَقَالَ لِلَّذِي تَوَضَّأَ وَأَعَادَ: لَكَ الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ. تَفَرَّدَ بِهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعِ، عَنِ اللَّيْثِ، بِهَذَا الْإِسْنَادِ مُتَّصِلًا وَخَالَفَهُ ابْنُ الْمُبَارَكِ وَغَيْرُهُ.

Artinya: Sunan Daruquthni nomor 717: Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Isma'il, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Syabib, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Hamzah Az-Zubairi, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Nafi', dari Al-Laits bin Sa'd, dari Bakar bin Sawadah, dari Atha' bin Yasar, dari Abu Sa'id, ia mengatakan, "Dua orang laki-laki keluar dalam suatu perjalanan, lalu tibalah waktu salat, sedangkan keduanya tidak membawa air, lalu keduanya pun bertayamum dengan debu yang baik, kemudian (setelah salat) mereka menemukan air ketika masih dalam waktu salat tersebut, lalu salah satunya mengulangi salat dengan berwudu, sedangkan yang seorang lagi tidak mengulang. Kemudian keduanya menemui Rasulullah SAW dan menceritakan hal itu kepada beliau, beliau pun bersabda kepada orang yang tidak mengulangi salatnya, 'Engkau benar, dan salatmu sah.' Lalu beliau mengatakan kepada orang yang berwudu dan mengulangi salatnya, 'Bagimu pahala dua kali'." Abdullah bin Nafi' meriwayatkan sendirian dari Al-Laits dengan isnad ini secara muttashil (bersambung), sementara Ibnu Al Mubarak dan yang lainnya menyelisihinya.

 

Hadis Ke-4

المستدرك ٦٣٢: حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ حَسَنِ بْنِ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدٍ الْأَسَدِيُّ، بِهَمْدَانَ، ثنا عُمَيْرُ بْنُ مِرْدَاسٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ، ثنا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا، فَصَلَّيَا، ثُمَّ وَجَدَا الْمَاءَ فِي الْوَقْتِ فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ وَالْوُضُوءَ وَلَمْ يُعِدِ الْآخَرُ، ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَا ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ: أَصَبْتَ السُّنَّةَ وَأَجْزَأَتْكَ صَلَاتُكَ. وَقَالَ لِلَّذِي تَوَضَّأَ وَعَادَ: لَكَ الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ. هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، فَإِنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ نَافِعٍ ثِقَةٌ، وَقَدْ وَصَلَ هَذَا الْإِسْنَادَ عَنِ اللَّيْثِ وَقَدْ أَرْسَلَهُ غَيْرُهُ.

Artinya: Al Mustadrak nomor 632: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Qasim Abdurrahman bin Hasan bin Ahmad bin Muhammad bin Ubaid Al Asadi di Hamadan, telah menceritakan kepada kami Umair bin Mirdas, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Nafi', telah menceritakan kepada kami Al-Laits bin Sa’ad, dari Bakar bin Sawadah, dari Atha' bin Yasar, dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, “Dua orang laki-laki melakukan peijalanan, lalu tibalah waktu salat, sedangkan keduanya tidak memiliki air. Keduanya kemudian bertayamum dengan debu yang suci, lalu melakukan salat. Keduanya lalu mendapatkan air pada waktu itu, lantas salah seorang dari mereka mengulangi salat dan wudunya, sedangkan yang lain lagi tidak. Keduanya lalu mendatangi Rasulullah dan memberitahukannya kepada beliau. Beliau lalu bersabda kepada orang yang tidak mengulang, "Kamu telah melakukan sunah, dan salatmu telah cukup." Sedangkan kepada orang yang mengulang dan berwudu, beliau bersabda, "Kamu mendapatkan pahala dua kali." Hadis ini sahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, karena Abdullah bin Nafi' adalah periwayat yang tsiqah. Sanad ini diriwayatkan secara maushul dari Al-Laits, sedangkan yang lainnya meriwayatkan secara mursal.

 

B. Salat dengan Tayamum Perlu Diulangi Ketika Mendapati Air

Pendapat yang menerangkan bahwa salat dengan tayamum, ketika mendapati air perlu mengulangi salat. Pendapat ini beralasan dengan menggunakan dalil berikut.

 

Hadis Ke-5

سنن الترمذي ١١٥: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ بُجْدَانَ عَنْ أَبِي ذَرٍّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصَّعِيدَ الطَّيِّبَ طَهُورُ الْمُسْلِمِ وَإِنْ لَمْ يَجِدْ الْمَاءَ عَشْرَ سِنِينَ فَإِذَا وَجَدَ الْمَاءَ فَلْيُمِسَّهُ بَشَرَتَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ خَيْرٌ. و قَالَ مَحْمُودٌ فِي حَدِيثِهِ إِنَّ الصَّعِيدَ الطَّيِّبَ وَضُوءُ الْمُسْلِمِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَعِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَكَذَا رَوَى غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ بُجْدَانَ عَنْ أَبِي ذَرٍّ وَقَدْ رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي عَامِرٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ وَلَمْ يُسَمِّهِ قَالَ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَهُوَ قَوْلُ عَامَّةِ الْفُقَهَاءِ أَنَّ الْجُنُبَ وَالْحَائِضَ إِذَا لَمْ يَجِدَا الْمَاءَ تَيَمَّمَا وَصَلَّيَا وَيُرْوَى عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ كَانَ لَا يَرَى التَّيَمُّمَ لِلْجُنُبِ وَإِنْ لَمْ يَجِدْ الْمَاءَ وَيُرْوَى عَنْهُ أَنَّهُ رَجَعَ عَنْ قَوْلِهِ فَقَالَ يَتَيَمَّمُ إِذَا لَمْ يَجِدْ الْمَاءَ وَبِهِ يَقُولُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَمَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَقُ.

Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 115: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Mahmud bin Ghailan, mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Khalid Al Hadzdza` dari Abu Qilabah dari 'Amru bin Bujdan dari Abu Dzar bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Debu yang baik itu alat bersucinya seorang muslim meskipun ia tidak mendapatkan air selama sepuluh tahun. Maka jika ia telah mendapatkan air, hendaklah ia mengusapkan pada kulitnya karena itu lebih baik." Mahmud menyebutkan dalam hadisnya, "Debu yang baik itu alat bersucinya seorang muslim." Ia berkata: "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Hurairah, Abdullah bin Amru dan Imran bin Hushain." Abu Isa berkata: "Seperti inilah, tidak hanya satu orang yang meriwayatkan dari Khalid Al Hadzdza` dari Abu Qilabah, dari 'Amru bin Bujdan dari Abu Dzar." Ayyub meriwayatkan hadis ini dari Abu Qilabah dari seorang laki-laki dari bani 'Amir dari Abu Dzar, tetapi ia tidak menyebut namanya. Ia berkata: "Hadis ini derajatnya hasan shahih. Ini adalah perkataan mayoritas fuqaha, bahwa orang yang junub dan haid jika tidak mendapatkan air hendaklah ia bertayamum lalu salat." Diriwayatkan pula dari Ibnu Mas'ud, bahwasanya seorang junub tidak boleh bertayamum meskipun tidak mendapatkan air. Namun diriwayatkan darinya, bahwa ia telah mencabut pendapatnya, lalu ia berkata: "Ia tidak boleh bertayamum jika tidak mendapatkan air." Pendapat ini diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, Malik, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq."

 

Hadis Ke-6

سنن أبي داوود ٢٨١: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ أَخْبَرَنَا خَالِدٌ الْوَاسِطِيُّ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ ح حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ أَخْبَرَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْوَاسِطِيَّ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ بُجْدَانَ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: اجْتَمَعَتْ غُنَيْمَةٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ ابْدُ فِيهَا فَبَدَوْتُ إِلَى الرَّبَذَةِ فَكَانَتْ تُصِيبُنِي الْجَنَابَةُ فَأَمْكُثُ الْخَمْسَ وَالسِّتَّ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو ذَرٍّ فَسَكَتُّ فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ أَبَا ذَرٍّ لِأُمِّكَ الْوَيْلُ فَدَعَا لِي بِجَارِيَةٍ سَوْدَاءَ فَجَاءَتْ بِعُسٍّ فِيهِ مَاءٌ فَسَتَرَتْنِي بِثَوْبٍ وَاسْتَتَرْتُ بِالرَّاحِلَةِ وَاغْتَسَلْتُ فَكَأَنِّي أَلْقَيْتُ عَنِّي جَبَلًا فَقَالَ الصَّعِيدُ الطَّيِّبُ وَضُوءُ الْمُسْلِمِ وَلَوْ إِلَى عَشْرِ سِنِينَ فَإِذَا وَجَدْتَ الْمَاءَ فَأَمِسَّهُ جِلْدَكَ فَإِنَّ ذَلِكَ خَيْرٌ وَقَالَ مُسَدَّدٌ غُنَيْمَةٌ مِنْ الصَّدَقَةِ. قَالَ أَبُو دَاوُد وَحَدِيثُ عَمْرٍو أَتَمُّ.

Artinya: Sunan Abu Daud nomor 281: Telah menceritakan kepada kami Amru bin Aun, telah mengabarkan kepada kami Khalid Al Wasithi dari Khalid Al Hadzdza` dari Abu Qilabah Al Hadits. Dan telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Abdullah Al Wasithi dari Khalid Al Hadzdza` dari Abu Qilabah dari Amru bin Bujdan dari Abu Dzarr dia berkata: Beberapa kambing sedekah dikumpulkan pada Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda: Wahai Abu Dzarr, kirimkan dia ke perkampungan badui. Lalu saya pun mengirimkannya ke Rabadzah. Lalu saya junub, sehingga saya tinggal lima atau enam hari salat tanpa bersuci. Lalu saya mendatangi Nabi SAW. Beliau memanggil: "Wahai Abu Dzarr!" Namun saya terdiam. Maka beliau bersabda: "Hus, wahai Abu Dzarr!" Lalu beliau memanggil seorang budak wanita hitam, dia datang dengan membawa wadah berisi air, lalu dia menutupiku dengan kain dan saya menutup diri dengan unta, lalu saya mandi, seakan-akan aku lempar tanah gunung dariku (karena tujuh hari tak bersuci dengan air). Beliau lantas bersabda: "Tanah yang suci adalah alat bersuci seorang muslim meskipun dia tidak menemukan air hingga sepuluh tahun. Apabila kamu dapati air, maka berwudu dan mandilah, karena itu lebih baik bagimu." Musaddad berkata: Beberapa kambing sedekah. Abu Dawud berkata: Hadis Amru lebih sempurna.

 

Hadis Ke-7

مسند أحمد ٢٠٣٤٢: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي عَامِرٍ قَالَ: كُنْتُ كَافِرًا فَهَدَانِي اللَّهُ لِلْإِسْلَامِ وَكُنْتُ أَعْزُبُ عَنْ الْمَاءِ وَمَعِي أَهْلِي فَتُصِيبُنِي الْجَنَابَةُ فَوَقَعَ ذَلِكَ فِي نَفْسِي وَقَدْ نُعِتَ لِي أَبُو ذَرٍّ فَحَجَجْتُ فَدَخَلْتُ مَسْجِدَ مِنًى فَعَرَفْتُهُ بِالنَّعْتِ فَإِذَا شَيْخٌ مَعْرُوفٌ آدَمُ عَلَيْهِ حُلَّةٌ قِطْرِيٌّ فَذَهَبْتُ حَتَّى قُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يُصَلِّي فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ ثُمَّ صَلَّى صَلَاةً أَتَمَّهَا وَأَحْسَنَهَا وَأَطْوَلَهَا فَلَمَّا فَرَغَ رَدَّ عَلَيَّ قُلْتُ أَنْتَ أَبُو ذَرٍّ قَالَ إِنَّ أَهْلِي لَيَزْعُمُونَ ذَلِكَ قَالَ كُنْتُ كَافِرًا فَهَدَانِي اللَّهُ لِلْإِسْلَامِ وَأَهَمَّنِي دِينِي وَكُنْتُ أَعْزُبُ عَنْ الْمَاءِ وَمَعِي أَهْلِي فَتُصِيبُنِي الْجَنَابَةُ فَوَقَعَ ذَلِكَ فِي نَفْسِي قَالَ هَلْ تَعْرِفُ أَبَا ذَرٍّ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَإِنِّي اجْتَوَيْتُ الْمَدِينَةَ قَالَ أَيُّوبُ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا فَأَمَرَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذَوْدٍ مِنْ إِبِلٍ وَغَنَمٍ فَكُنْتُ أَكُونُ فِيهَا فَكُنْتُ أَعْزُبُ مِنْ الْمَاءِ وَمَعِي أَهْلِي فَتُصِيبُنِي الْجَنَابَةُ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنِّي قَدْ هَلَكْتُ فَقَعَدْتُ عَلَى بَعِيرٍ مِنْهَا فَانْتَهَيْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِصْفَ النَّهَارِ وَهُوَ جَالِسٌ فِي ظِلِّ الْمَسْجِدِ فِي نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَنَزَلْتُ عَنْ الْبَعِيرِ وَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ قَالَ وَمَا أَهْلَكَكَ فَحَدَّثْتُهُ فَضَحِكَ فَدَعَا إِنْسَانًا مِنْ أَهْلِهِ فَجَاءَتْ جَارِيَةٌ سَوْدَاءُ بِعُسٍّ فِيهِ مَاءٌ مَا هُوَ بِمَلْآنَ إِنَّهُ لَيَتَخَضْخَضُ فَاسْتَتَرْتُ بِالْبَعِيرِ فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنْ الْقَوْمِ فَسَتَرَنِي فَاغْتَسَلْتُ ثُمَّ أَتَيْتُهُ فَقَالَ إِنَّ الصَّعِيدَ الطَّيِّبَ طَهُورٌ مَا لَمْ تَجِدْ الْمَاءَ وَلَوْ إِلَى عَشْرِ حِجَجٍ فَإِذَا وَجَدْتَ الْمَاءَ فَأَمِسَّ بَشَرَتَكَ.

Artinya: Musnad Ahmad nomor 20342: Telah menceritakan kepada kami Isma'il, telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abu Qilabah, dari seseorang bani Amir berkata: "Dulu aku masih dalam keadaan kafir kemudian Allah memberikan hidayah Islam kepadaku, suatu ketika aku berada di tempat yang jauh dari air dan aku bersama istriku, kemudian aku mengalami junub sehingga perasaan hatiku tidak enak. Dan aku pernah mendapatkan ciri-ciri Abu Dzar, maka aku berangkat haji dan masuk masjid Mina, lalu aku dapat engetahuinya lewat ciri-cirinya tersebut, ternyata dia adalah seorang syaikh yang terkenal dan memakai kain tebal dari katun. Aku pun mendekat kepadanya hingga aku berhasil berdiri di sisinya saat ia sedang melaksanakan salat, aku pun berucap salam kepadanya tetapi dia tidak menjawab salamku. Kemudian dia melaksanakan salat dengan sempurna, baik dan panjang sekali, setelah selesai salat dia menjawab salamku, maka aku pun bertanya kepadanya, 'Apakah anda Abu Dzar? ' Dia menjawab: 'Sesungguhnya keluargaku menyangka demikian.'" Laki laki itu lalu berkata: "Dulu aku seorang kafir kemudian Allah memberikan hidayah Islam, dan aku sangat semangat dengan agamaku. Suatu ketika aku berada di tempat yang jauh dari air dan bersama istriku lalu aku mengalami junub sehingga hal itu menjadikan tidak enak dalam hatiku." Abu Dzar berkata: "Apakah kamu kenal dengan Abu Dzar?" Aku menjawab, Ya." Abu Dzar berkata: "Sungguh aku pernah sakit karena tidak kerasan di Madinah. Ayyub berkata: atau dia mengatakan kalimat yang mirip dengannya. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkanku untuk mengurusi beberapa (jumlah antara tiga sampai sepuluh) ekor unta dan kambing, sementara aku berada di tempat pemeliharaan itu, suatu ketika aku dan istriku kesulitan mendapatkan air sementara aku mengalami junub sehingga aku berperasangka dalam hatiku bahwa aku telah binasa. Kemudian aku menaiki salah satu unta zakat tersebut dan menemui Rasulullah SAW, aku tiba di sana pada pertengahn hari, dan saat itu beliau sedang duduk di bawah naungan atap masjid bersama beberapa orang sahabatnya. Lalu aku turun dari untaku dan berkata: "Wahai Rasulullah, celaka aku! ' Beliau bertanya: "Apa yang membuatmu celaka?" Maka aku ceritakan kejadiannya kepada beliau dan beliau tertawa, kemudian memanggil seseorang dari keluarganya, maka datanglah seorang budak wanita hitam dengan tergesa-gesa sambil membawa tempat yang berisi air penuh, lalu aku menutupi diriku dengan unta sehingga kemudian Rasulullah SAW memerintahkan salah seorang lelaki untuk menutupiku. Kemudian aku mandi lalu datang kepada beliau, beliau bersabda: "Sesungguhnya debu yang baik itu dapat mensucikan selama kamu tidak mendapatkan air walaupun sampai sepuluh tahun, namun jika kamu telah mendapatkan air maka cucilah kulit tubuhmu."

 

C. Simpulan Mengenai Tidak Mengulangi Salat dengan Tayamum

Melihat berbagai pendapat, hendaknya saling menghargai di antara kaum muslimin. Terkait mengulangi salat melalui tayamum dengan salat yang menggunakan wudu dan tidak perlu mengulangi salat melalui tayamum meski masih ada waktu salat, masing-masing pendapat dibangun dengan argumennya masing-masing. Silahkan yang berpendapat bahwa mengulangi salat melalui tayamum dengan salat yang menggunakan wudu atau berpendapat tidak perlu mengulangi salat melalui tayamum meski masih ada waktu salat. Namun demikian, penulis memilih mengamalkan pendapat bahwa tidak perlu mengulangi salat melalui tayamum meski masih ada waktu salat.

 

Demikian beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari beberapa dalil mengenai pembahasan taharah. Hal tersebut sebagai upaya menggapai kesempurnaan dalam beribadah mengingat salat didirikan dengan syarat terhindar dari najis dan hadas. Semoga pelajaran mengenai taharah yang sudah diperoleh dapat dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.


 

 

No comments:

Post a Comment