Monday, May 12, 2025

Serial Taharah: Tayamum dengan Sekali atau Dua Kali Tepukan

Orang yang memeluk agama Islam tidak terlepas dari syariat Islam. Di antara syariat Islam adalah mendirikan salat. Pembeda antara orang tidak beragama Islam dan orang beragama Islam adalah dikerjakannya salat. Adapun supaya salat dinilai sah, maka perlu adanya taharah. Lalu bagaimana pembahasannya? Kesempatan kali ini akan membahas mengenai tayamum.

 

Setelah memahami bagaimana tata cara wudu, penting bagi kaum muslimin untuk tahu mengenai tayamum. Hal ini dikarenakan tidak semua kondisi mengharuskan seseorang untuk wudu atau bahkan mandi janabat ketika hendak salat. Adapun dalam memahaminya, perlu mengerti berbagai dalil yang terkait tayamum sekali atau dua kali tepukan.

 

A. Tayamum Sekali Tepukan

Berbagai riwayat menerangkan tentang tata cara tayamum. Ketika praktik tayamum, terdapat dalil yang menerangkan bahwa tayamum hendaknya dilakukan dengan sekali tepukan ke tempat berdebu. Hal ini menjadi dasar pendapat bagi sebagian kaum muslimin untuk tayamum dengan sekali tepukan. Adapun dalil yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

Hadis Ke-1

صحيح مسلم ٥٥٢: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ جَمِيعًا عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ شَقِيقٍ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا مَعَ عَبْدِ اللَّهِ وَأَبِي مُوسَى، فَقَالَ أَبُو مُوسَى: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا أَجْنَبَ فَلَمْ يَجِدْ الْمَاءَ شَهْرًا كَيْفَ يَصْنَعُ بِالصَّلَاةِ؟ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: لَا يَتَيَمَّمُ وَإِنْ لَمْ يَجِدْ الْمَاءَ شَهْرًا فَقَالَ أَبُو مُوسَى فَكَيْفَ بِهَذِهِ الْآيَةِ فِي سُورَةِ الْمَائِدَةِ {فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا}. فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: لَوْ رُخِّصَ لَهُمْ فِي هَذِهِ الْآيَةِ لَأَوْشَكَ إِذَا بَرَدَ عَلَيْهِمْ الْمَاءُ أَنْ يَتَيَمَّمُوا بِالصَّعِيدِ. فَقَالَ أَبُو مُوسَى: لِعَبْدِ اللَّهِ أَلَمْ تَسْمَعْ قَوْلَ عَمَّارٍ: بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَةٍ فَأَجْنَبْتُ فَلَمْ أَجِدْ الْمَاءَ فَتَمَرَّغْتُ فِي الصَّعِيدِ كَمَا تَمَرَّغُ الدَّابَّةُ، ثُمَّ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ. فَقَالَ: إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَقُولَ بِيَدَيْكَ هَكَذَا. ثُمَّ ضَرَبَ بِيَدَيْهِ الْأَرْضَ ضَرْبَةً وَاحِدَةً، ثُمَّ مَسَحَ الشِّمَالَ عَلَى الْيَمِينِ وَظَاهِرَ كَفَّيْهِ وَوَجْهَهُ. فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: أَوَلَمْ تَرَ عُمَرَ لَمْ يَقْنَعْ بِقَوْلِ عَمَّارٍ. و حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ شَقِيقٍ قَالَ قَالَ أَبُو مُوسَى لِعَبْدِ اللَّهِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِقِصَّتِهِ نَحْوَ حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَقُولَ هَكَذَا وَضَرَبَ بِيَدَيْهِ إِلَى الْأَرْضِ فَنَفَضَ يَدَيْهِ فَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ.

Artinya: Shahih Muslim nomor 552: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ibnu Numair, semuanya meriwayatkan dari Abu Muawiyah Abu Bakar berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah dari Al-A'masy dari Syaqiq, dia berkata: "Aku duduk bersama Abdullah dan Abu Musa Al-Asy'ari. Kemudian Abu Musa berkata kepada Abdullah: 'Wahai ayah Abdurrahman, seandainya seorang lelaki berjunub lalu dia tidak mendapatkan air selama sebulan, bagaimanakah yang mesti dia lakukan dengan salatnya?' Maka Abdullah berkata: 'Dia tidak boleh bertayamum, sekalipun dia tidak mendapati air selama sebulan'. Abu Musa berkata: 'Bagaimana dengan ayat di dalam surah Al-Maidah, {Lalu kamu tidak mendapat air (untuk berwudu dan mandi) maka hendaklah kamu bertayamum dengan tanah yang suci} (QS. Al Maidah: 6), Abdullah berkata: 'Andai mereka diberi keringanan dengan ayat tersebut, niscaya apabila mereka merasakan air itu dingin maka mereka akan bertayamum dengan tanah.' Maka Abu Musa berkata kepada Abdullah, 'Tidakkah kamu telah mendengar kata-kata Ammar, 'Rasulullah SAW pernah mengutus saya untuk suatu keperluan. Kemudian dalam perjalanan itu saya berjunub, tetapi saya tidak memperoleh air, lalu saya berguling di tanah sebagaimana binatang berguling. (Setelah pulang) saya menghadap Nabi SAW, serta menceritakan pengalaman saya tersebut. Beliau bersabda, “Hanyasanya kamu cukup (bertayamum) dengan kedua tanganmu demikian.” Kemudian beliau menepukkan kedua tangannya ke bumi satu kali, lalu menyapu tangan kanannya dengan tangan kirinya serta punggung kedua telapak tangannya lalu mukanya. Abdullah berkata: "Apakah kamu tidak melihat bahwa Umar tidak puas dengan perkataan Ammar?" Dan telah menceritakan kepada kami Abu Kamil Al-Jahdari, telah menceritakan kepada kami Abdu Wahid, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy dari Syaqiq, dia berkata: Abu Musa berkata kepada Abdullah, dan ia menggiring hadis tersebut dengan kisahnya semisal hadis Abu Mu'awiyah, hanya saja dia berkata: "Maka Rasulullah SAW bersabda: 'Cukup memadai bagi kamu untuk mengatakan demikian, lalu beliau memukulkan kedua tangannya pada tanah, lalu mengibaskan kedua tangannya, lalu dia mengusap wajah dan kedua telapak tangannya'."

 

Hadis Ke-2

صحيح البخاري ٣٣٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْحَكَمِ عَنْ ذَرٍّ عَنْ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ عَمَّارٌ فَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ الْأَرْضَ فَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ.

Artinya: Shahih Bukhari nomor 330: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ghundar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Hakam dari Dzarr dari Ibnu 'Abdurrahman bin Abza dari Bapaknya ia berkata: 'Ammar berkata: "Nabi SAW memukulkan telapak tangannya ke bumi lalu mengusapkan pada muka dan kedua telapak tangannya."

 

Hadis Ke-3

صحيح البخاري ٣٢٦: حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا الْحَكَمُ عَنْ ذَرٍّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى عَنْ أَبِيهِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ أُصِبْ الْمَاءَ فَقَالَ عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَمَا تَذْكُرُ أَنَّا كُنَّا فِي سَفَرٍ أَنَا وَأَنْتَ فَأَمَّا أَنْتَ فَلَمْ تُصَلِّ وَأَمَّا أَنَا فَتَمَعَّكْتُ فَصَلَّيْتُ فَذَكَرْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ هَكَذَا فَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَفَّيْهِ الْأَرْضَ وَنَفَخَ فِيهِمَا ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ

Artinya: Shahih Bukhari nomor 326: Telah menceritakan kepada kami Adam ia berkata: telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata: telah menceritakan kepada kami Al Hakam dari Dzar dari Sa'id bin 'Abdurrahman bin Abza dari Bapaknya berkata: Seorang laki-laki datang kepada Umar bin Al Khaththab dan berkata: "Aku mengalami junub tapi tidak mendapatkan air?" Maka berkatalah 'Ammar bin Yasir kepada 'Umar bin Al Khaththab, "Tidak ingatkah ketika kita dalam suatu perjalanan? Saat itu engkau tidak mengerjakan salat sedangkan aku bergulingan di atas tanah lalu salat? Kemudian hal itu aku sampaikan kepada Nabi SAW, dan Nabi SAW bersabda: "Sebenarnya cukup kamu melakukan begini." Lalu Nabi SAW menepukkan kedua tangannya ke bumi, lalu meniup keduanya, kemudian menyapukannya ke muka dan dua tangannya (hingga pergelangan).”

 

Hadis Ke-4

سنن أبي داوود ٢٧٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمِنْهَالِ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَزْرَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ التَّيَمُّمِ فَأَمَرَنِي ضَرْبَةً وَاحِدَةً لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ.

Artinya: Sunan Abu Daud nomor 276: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Minhal, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai', dari Sa'id, dari Qatadah, dari 'Azrah, dari Sa'id bin Abdurrahman bin Abza, dari Bapaknya, dari Ammar bin Yasir, dia berkata: Saya pernah bertanya kepada Nabi SAW tentang tayamum, maka beliau memerintahkanku untuk menepukkan satu kali tepukan ke tanah dan diusapkan ke wajah dan kedua telapak tangan.

 

Hadis Ke-5

صحيح ابن خزيمة ٢٦٦: نا عَلِيُّ بْنُ مَعْبَدٍ، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي التَّيَمُّمِ: ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ.

Artinya: Shahih Ibnu Khuzaimah 266: Telah menceritkan kepada kami Ali bin Mabad, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, telah mengabarkan kepada kami Syubah, dari Al Hakam, dari Dzar, dari Said bin Abdurrahman, dari Bapaknya, dari Ammar bin Yasir bahwasannyanya Rasulullah SAW bersabda mengenai tayamum: "Satu usapan untuk wajah dan kedua telapak tangan."

 

B. Tayamum Dua Kali Tepukan

Berbagai riwayat menerangkan tentang tata cara tayamum. Ketika praktik tayamum, terdapat dalil yang menerangkan bahwa tayamum dilakukan dengan dua kali tepukan ke tempat berdebu. Hal ini menjadi dasar pendapat bagi sebagian kaum muslimin untuk tayamum dengan dua kali tepukan. Adapun dalil yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

Hadis Ke-6

سنن الترمذي ١٣٤: حَدَّثَنَا أَبُو حَفْصٍ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ الْفَلَّاسُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَزْرَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ بِالتَّيَمُّمِ لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عَمَّارٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ عَمَّارٍ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ وَهُوَ قَوْلُ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ عَلِيٌّ وَعَمَّارٌ وَابْنُ عَبَّاسٍ وَغَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ التَّابِعِينَ مِنْهُمْ الشَّعْبِيُّ وَعَطَاءٌ وَمَكْحُولٌ قَالُوا التَّيَمُّمُ ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ وَبِهِ يَقُولُ أَحْمَدُ وَإِسْحَقُ و قَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْهُمْ ابْنُ عُمَرَ وَجَابِرٌ وَإِبْرَاهِيمُ وَالْحَسَنُ قَالُوا التَّيَمُّمُ ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ وَضَرْبَةٌ لِلْيَدَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ وَبِهِ يَقُولُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَمَالِكٌ وَابْنُ الْمُبَارَكِ وَالشَّافِعِيُّ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ عَنْ عَمَّارٍ فِي التَّيَمُّمِ أَنَّهُ قَالَ لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ عَمَّارٍ أَنَّهُ قَالَ تَيَمَّمْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَنَاكِبِ وَالْآبَاطِ فَضَعَّفَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ حَدِيثَ عَمَّارٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّيَمُّمِ لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ لَمَّا رُوِيَ عَنْهُ حَدِيثُ الْمَنَاكِبِ وَالْآبَاطِ قَالَ إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مَخْلَدٍ الْحَنْظَلِيُّ حَدِيثُ عَمَّارٍ فِي التَّيَمُّمِ لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ هُوَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَحَدِيثُ عَمَّارٍ تَيَمَّمْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَنَاكِبِ وَالْآبَاطِ لَيْسَ هُوَ بِمُخَالِفٍ لِحَدِيثِ الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ لِأَنَّ عَمَّارًا لَمْ يَذْكُرْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُمْ بِذَلِكَ وَإِنَّمَا قَالَ فَعَلْنَا كَذَا وَكَذَا فَلَمَّا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ بِالْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ فَانْتَهَى إِلَى مَا عَلَّمَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ وَالدَّلِيلُ عَلَى ذَلِكَ مَا أَفْتَى بِهِ عَمَّارٌ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّيَمُّمِ أَنَّهُ قَالَ الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ فَفِي هَذَا دَلَالَةٌ أَنَّهُ انْتَهَى إِلَى مَا عَلَّمَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَّمَهُ إِلَى الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ قَالَ و سَمِعْت أَبَا زُرْعَةَ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ الْكَرِيمِ يَقُولُ لَمْ أَرَ بِالْبَصْرَةِ أَحْفَظَ مِنْ هَؤُلَاءِ الثَّلَاثَةِ عَلِيِّ بْنِ الْمَدِينِيِّ وَابْنِ الشَّاذَكُونِيِّ وَعَمْرِو بْنِ عَلِيٍّ الْفَلَّاسِ قَالَ أَبُو زُرْعَةَ وَرَوَى عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ عَلِيٍّ حَدِيثًا.

Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 134: Telah menceritakan kepada kami Abu Hafsh 'Amru bin Ali Al Falas berkata: telah menceritakan kepada kami Yazid Ibnu Zurai' berkata: telah menceritakan kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Azrah dari Sa'id bin Abdurrahman bin Abza dari Bapaknya dari 'Ammar bin Yasir berkata: "Nabi SAW memerintahkan kepadanya bertayamum pada muka dan kedua telapak tangan." Ia berkata: "Dalam bab ini juga ada riwayat dari 'Aisyah dan Ibnu Abbas." Abu Isa berkata: "Hadis Ammar ini derajatnya hasan shahih. Telah diriwayatkan pula dari 'Ammar dari banyak jalur. Ini adalah pendapat tidak hanya seorang saja dari kalangan sahabat Nabi SAW. Di antara mereka adalah Ali, 'Ammar, Ibnu Abbas dan banyak lagi dari kalangan tabi'in seperti Asy Sya'bi, 'Atha` dan Makhul. Mereka mengatakan, "Tayamum itu satu pukulan untuk muka dan kedua telapak tangan." Pendapat ini diambil oleh Ahmad dan Ishaq. Dan sebagian ahli ilmu seperti Ibnu Umar, Jabir, Ibrahim dan Al Hasan mengatakan, "Tayamum itu satu pukulan untuk wajah dan satu pukulan untuk kedua telapak tangan hingga siku." Pendapat ini diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, Malik, bin Al Mubarak dan Syafi'i. Hadis tentang tayamum ini, yaitu bahwa Nabi SAW mengatakan, "untuk muka dan kedua telapak tangan, " juga diriwayatkan dari Ammar dengan jalur lain. Hadis ini juga diriwayatkan dari 'Ammar, bahwa ia berkata: "Kami pernah bersama Nabi SAW bertayamum hingga pundak dan ketiak." Namun sebagian ulama melemahkan hadis 'Ammar dari Nabi SAW, tentang tayamum pada muka dan kedua telapak tangan, ketika diriwayatkan pula darinya hadis tayamum hingga pundak dan ketiak. Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad Al Hanzhali berkata: "Hadis 'Ammar tentang tayamum untuk muka dan kedua telapak tangan adalah hadis yang derajatnya hasan shahih. Sedangkan hadis Ammar yang menyebutkan, "Kami pernah bersama Nabi SAW bertayamum hingga pundak dan ketiak," tidak bertentangan dengan hadis untuk muka dan kedua telapak tangan. Sebab 'Ammar tidak menyebutkan bahwa Nabi SAW memerintahkan mereka untuk melakukan yang demikian itu. Namun ia hanya mengatakan, "Kami melakukan begini dan begini." Ketika ia bertanya Nabi SAW, beliau memerintahkan kepadanya untuk mengusap muka dan kedua telapak tangan, maka berakhirlah atas apa yang Rasulullah SAW ajarkan kepadanya, yaitu mengusap muka dan kedua telapak tangan. Dalil dari hal itu adalah apa yang 'Ammar fatwakan dari Nabi SAW tentang tayamum, bahwa beliau bersabda: "(mengusap) muka dan kedua telapak tangan." Maka dalam persoalan ini dalilnya adalah apa yang telah diajarkan oleh Nabi SAW, beliau mengajarkan untuk mengusap wajah dan kedua telapak tangan." Ia bersabda, "Aku mendengar Abu Zur'ah bin Abdul Karim berkata: "Aku belum pernah melihat di kota Bashrah orang yang lebih bagus hafalannya selain tiga orang: Ali bin Al Madini, Ibnu Asy Syadzakuni dan 'Amru bin Ali Al Fallas." Abu Zur'ah berkata: "Affan bin Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari 'Amru bin Ali."

Keterangan: Tayamum dengan dua kali tepukan, yaitu sekali untuk muka dan sekali untuk kedua tangan adalah pendapat sahabat dan tidak diterangkan berasal dari Nabi. Penjelasan hadis juga menerangkan bahwa "kami melakukan begini dan begini," tidak diterangkan secara spesifik. Terkait sampai siku atau ketiak dan bahkan bahu, terjadi perbedaan lafal hingga mana lafal hadis. Lafal hadis yang jelas dari Nabi adalah "Nabi SAW memerintahkan kepadanya bertayamum pada muka dan kedua telapak tangan."

 

Hadis Ke-7

سنن أبي داوود ٢٧٢: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ حَدَّثَهُ عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ، أَنَّهُمْ تَمَسَّحُوا وَهُمْ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالصَّعِيدِ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ فَضَرَبُوا بِأَكُفِّهِمْ الصَّعِيدَ ثُمَّ مَسَحُوا وُجُوهَهُمْ مَسْحَةً وَاحِدَةً ثُمَّ عَادُوا فَضَرَبُوا بِأَكُفِّهِمْ الصَّعِيدَ مَرَّةً أُخْرَى فَمَسَحُوا بِأَيْدِيهِمْ كُلِّهَا إِلَى الْمَنَاكِبِ وَالْآبَاطِ مِنْ بُطُونِ أَيْدِيهِمْ. حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْمَهْرِيُّ وَعَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ شُعَيْبٍ عَنْ ابْنِ وَهْبٍ نَحْوَ هَذَا الْحَدِيثِ قَالَ قَامَ الْمُسْلِمُونَ فَضَرَبُوا بِأَكُفِّهِمْ التُّرَابَ وَلَمْ يَقْبِضُوا مِنْ التُّرَابِ شَيْئًا فَذَكَرَ نَحْوَهُ وَلَمْ يَذْكُرْ الْمَنَاكِبَ وَالْآبَاطَ قَالَ ابْنُ اللَّيْثِ إِلَى مَا فَوْقَ الْمِرْفَقَيْنِ.

Artinya: Sunan Abu Daud nomor 272: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb, telah mengabarkan kepadaku Yunus, dari Ibnu Syihab, dari Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah, telah menceritakan kepadanya dari Ammar bin Yasir bahwa dia pernah menceritakan, bahwasanya mereka mengusap (anggota tayamum) dengan debu tanah untuk melaksanakan salat Subuh, sedangkan mereka itu bersama Rasulullah SAW. Mereka menepuk debu tanah dengan telapak tangan, kemudian mengusap muka mereka sekali, lalu mereka menepuk debu tanah dengan telapak tangan mereka sekali lagi, terus mereka usapkan pada tangan mereka semuanya sampai ke pundak dan ketiak dari bagian dalam tangan mereka. Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud Al Mahri dan Abdul Malik bin Syu'aib, dari Ibnu Wahb seperti hadis ini. Dia berkata: Kaum Muslimin menepukkan telapak tangan mereka ke tanah tanpa menggenggam tanah sedikit pun. Lalu dia menyebutkan hadis semisalnya tanpa menyebutkan perihal pundak dan ketiak. Ibnu Al Laits berkata: Sampai di atas siku.

Keterangan: Tayamum dengan dua kali tepukan, yaitu sekali untuk muka dan sekali untuk kedua tangan adalah apa yang dilakukan sahabat dan tidak diterangkan berasal dari perbuatan Nabi SAW. Terkait sampai siku atau ketiak dan bahkan bahu, terjadi perbedaan lafal hingga mana lafal hadis. Pokok informasi hadis yang jelas dari Nabi adalah Nabi SAW memerintahkan bertayamum pada muka dan kedua telapak tangan.

 

Hadis Ke-8

سنن أبي داوود ٢٧٩: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمَوْصِلِيُّ أَبُو عَلِيٍّ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ الْعَبْدِيُّ أَخْبَرَنَا نَافِعٌ قَالَ: انْطَلَقْتُ مَعَ ابْنِ عُمَرَ فِي حَاجَةٍ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَقَضَى ابْنُ عُمَرَ حَاجَتَهُ فَكَانَ مِنْ حَدِيثِهِ يَوْمَئِذٍ أَنْ قَالَ مَرَّ رَجُلٌ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سِكَّةٍ مِنْ السِّكَكِ وَقَدْ خَرَجَ مِنْ غَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى إِذَا كَادَ الرَّجُلُ أَنْ يَتَوَارَى فِي السِّكَّةِ ضَرَبَ بِيَدَيْهِ عَلَى الْحَائِطِ وَمَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ ثُمَّ ضَرَبَ ضَرْبَةً أُخْرَى فَمَسَحَ ذِرَاعَيْهِ ثُمَّ رَدَّ عَلَى الرَّجُلِ السَّلَامَ وَقَالَ إِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنِي أَنْ أَرُدَّ عَلَيْكَ السَّلَامَ إِلَّا أَنِّي لَمْ أَكُنْ عَلَى طُهْرٍ. قَالَ أَبُو دَاوُد سَمِعْت أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ يَقُولُ رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ حَدِيثًا مُنْكَرًا فِي التَّيَمُّمِ قَالَ ابْنُ دَاسَةَ قَالَ أَبُو دَاوُد لَمْ يُتَابَعْ مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ عَلَى ضَرْبَتَيْنِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَوَوْهُ فِعْلَ ابْنِ عُمَرَ.

Artinya: Sunan Abu Daud nomor 279: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ibrahim Al Maushili Abu Ali, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Tsabit Al 'Abdi, telah mengabarkan kepada kami Nafi' dia berkata: Saya pergi bersama Ibnu Umar dalam suatu urusan menemui Ibnu Abbas, maka Ibnu Umar mengatakan maksudnya yang di antara percakapannya tatkala itu adalah bahwa ada seseorang melewati Rasulullah SAW pada sebuah jalan sementara beliau baru saja selesai membuang air besar atau kecil, lalu orang tersebut mengucapkan salam kepada beliau tetapi beliau tidak menjawab salamnya hingga orang tersebut hampir tidak nampak karena sudah jauh dari jalan. Beliau menepukkan kedua tangannya ke tembok lalu beliau mangusap wajah dengan keduanya, kemudian beliau menepukkannya lagi dengan satu tepukan, lalu beliau mengusap kedua lengannya, kemudian baru beliau menjawab salam orang tersebut dan beliau bersabda: "Tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab salammu kecuali karena saya tidak dalam keadaan suci." Abu Dawud berkata: Saya mendengar Ahmad bin Hambal berkata: Muhammad bin Tsabit meriwayatkan satu hadis munkar dalam urusan tayamum. Ibnu Dasah berkata: Abu Dawud berkata: Muhammad bin Tsabit tidak dikuatkan dalam kisah ini pada lafal dua kali tepukan dari Nabi SAW. Dan mereka meriwayatkan apa yang diperbuat Ibnu Umar.

Keterangan: Sebagaimana penjelasan terkait lafal dua kali tepukan adalah riwayat lemah. Adapun Ahmad bin Hambal mengatakan bahwa Muhammad bin Tsabit meriwayatkan satu hadis munkar dalam urusan tayamum. Rawi Muhammad bin Tasbit merupakan tabi'in kalangan tua yang hidup di Bashrah. Komentar ulama tentangnya di antaranya Yahya bin Ma'in mengatakan: laisa bi syai'; An Nasa'i mengatakan: laisa bi qowi; Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengatakan: shaduuq layyinul hadits.

 

Hadis Ke-9

سنن ابن ماجه ٥٦٤: حَدَّثَنَا أَبُو الطَّاهِرِ أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ السَّرْحِ الْمِصْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ قَالَ أَنْبَأَنَا يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، حِينَ تَيَمَّمُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَ الْمُسْلِمِينَ فَضَرَبُوا بِأَكُفِّهِمْ التُّرَابَ وَلَمْ يَقْبِضُوا مِنْ التُّرَابِ شَيْئًا فَمَسَحُوا بِوُجُوهِهِمْ مَسْحَةً وَاحِدَةً ثُمَّ عَادُوا فَضَرَبُوا بِأَكُفِّهِمْ الصَّعِيدَ مَرَّةً أُخْرَى فَمَسَحُوا بِأَيْدِيهِمْ.

Artinya: Sunan Ibnu Majah nomor 564: Telah menceritakan kepada kami Abu Ath Thahir Ahmad bin 'Amru bin As Sarh Al Mishri berkata: telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb berkata: telah memberitakan kepada kami Yunus bin Yazid, dari Ibnu Syihab, dari Ubaidullah bin Abdullah, dari 'Ammar bin Yasir ketika ia bertayamum bersama Rasulullah SAW beliau memerintahkan kaum muslimin, lalu mereka pun memukulkan kedua tangannya ke tanah tanpa menggenggam tanah sedikitpun, lalu mereka mengusap muka satu kali. Setelah itu mereka mengulangi lagi, mereka memukulkan kedua telapak tangannya ke tanah sekali lagi dan mengusapkannya ke tangan."

Keterangan: Tayamum dengan dua kali tepukan, yaitu sekali untuk muka dan sekali untuk kedua tangan adalah pendapat sahabat dan tidak diterangkan berasal dari Nabi.

 

Hadis Ke-10

المستدرك ٦٣٤: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عِيسَى الْحِيرِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو الْحَرَشِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا عَلِيُّ بْنُ ظَبْيَانَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: التَّيَمُّمُ ضَرْبَتَانِ: ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ، وَضَرْبَةٌ لِلْيَدَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ. قَدِ اتَّفَقَ الشَّيْخَانِ عَلَى حَدِيثِ الْحَكَمِ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عُمَرَ فِي التَّيَمُّمِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ بِهَذَا اللَّفْظِ، وَلَا أَعْلَمُ أَحَدًا أَسْنَدَهُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، غَيْرَ عَلِيِّ بْنِ ظَبْيَانَ وَهُوَ صَدُوقٌ، وَقَدْ أَوْقَفَهُ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَهُشَيْمُ بْنُ بَشِيرٍ وَغَيْرُهُمَا، وَقَدْ أَوْقَفَهُ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنْ نَافِعٍ فِي الْمُوَطَّأِ بِغَيْرِ هَذَا اللَّفْظِ غَيْرَ أَنَّ شَرْطِي فِي سَنَدِ الصَّدُوقِ الْحَدِيثَ إِذَا وَقَفَهُ غَيْرُهُ.

Artinya: Al Mustadrak nomor 634: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Isa Al Hiri, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Amr Al Harasyi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya, telah menceritakan kepada kami Ali bin Zhabyan, dari Ubaidillah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tayamum dengan dua kali tepukan (terhadap debu), satu kali tepukan untuk wajah dan satu kali tepukan untuk kedua tangan sampai siku." Al Bukhari dan Muslim sepakat terhadap hadis Al Hakam dari Dzarr, dari Sa’id bin Abdurrahman bin Abza, dari Bapaknya, dari Umar, tentang tayamum, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkan dengan redaksi ini. Aku tidak mengetahui ada orang yang meriwayatkannya secara musnad dari Ubaidillah selain Ali bin Zhabyan, dan dia orang yang sangat jujur (shaduq). Yahya bin Sa’id dan Husyaim bin Basyir serta yang lain meriwayatkan secara maukuf sementara Malik bin Anas meriwayatkan secara maukuf dari Nafi' dalam Al Muwaththa' dengan selain redaksi ini. Syaratku tentang sanad yang diriwayatkan periwayat shaduq adalah jika dia diriwayatkan secara maukuf oleh yang lain.

Keterangan: Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkan dengan redaksi ini. Terkait rawi Ali bin Zhabyan bin Hilal merupakan tabi'ut tabi'in kalangan biasa dan wafat tahun 192H. Komentar ulama tentangnya di antaranya Yahya bin Ma'in mengatakan: laisa bi syai'; Abu Daud mengatakan: laisa bi syai'; Al Bukhari mengatakan: mungkarul hadits; An Nasa'i mengatakan: matrukul hadits; Abu Zur'ah mengatakan: wahiyulhadits; Al Azdi mengatakan: matruk; Abu Hatim mengatakan: matruk; Ad Daruquthni mengatakan: dla'if; Al Hakim mengatakan: Shaduuq; Ibnu Hajar mengatakan: dla'if; dan Adz Dzahabi mengatakan: mereka mendaifkannya.

 

Hadis Ke-11

المستدرك ٦٣٦: أَخْبَرَنَا حَمْزَةُ بْنُ الْعَبَّاسِ الْعَقَبِيُّ، بِبَغْدَادَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى الْمَدَايِنِيُّ، ثنا شَبَابَةُ بْنُ سَوَّارٍ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ صَالِحِ بْنِ هَانِئٍ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، ثنا شَبَابَةُ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ أَبِي دَاوُدَ الْحَرَّانِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، وَنَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فِي التَّيَمُّمِ: ضَرْبَتَانِ: ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ، وَضَرْبَةٌ لِلْيَدَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ. سُلَيْمَانُ بْنُ أَبِي دَاوُدَ أَيْضًا لَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَإِنَّمَا ذَكَرْنَاهُ فِي الشَّوَاهِدِ. وَقَدْ رَوِينَا مَعْنَى هَذَا الْحَدِيثِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ.

Artinya: Al Mustadrak nomor 636: Telah mengabarkan kepada kami Hamzah bin Al Abbas Al Aqabi di Baghdad, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa Al Madayini, telah menceritakan kepada kami Syababah bin Sawwar. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Shalih bin Hani', telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Ishaq, telah menceritakan kepada kami Harun bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Syababah, dari Sulaiman bin Abu Daud Al Harrani, dari Salim dan Nafi', dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tayamum dilakukan dengan dua kali tepukan, yaitu: satu tepukan untuk wajah dan satu tepukan untuk kedua tangan sampai kedua siku." Sulaiman bin Abu Daud juga tidak diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim. Kami menyebutkannya dalam hadis-hadis syahid. Kami telah meriwayatkan makna hadis ini dari Jabir bin Abdullah, dari Nabi SAW, dengan sanad yang shahih.

Keterangan: Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkan dengan redaksi ini. Rawi Sulaiman bin Abu Daud Al Harrani dikomentari ulama dalam Ad-Du’afa wal Matrukun karya Ibnu Jauzi di antaranya Abu Hatim mengatakan: dl’aif jiddan; Al Bukhari mengatakan: mungkarul hadits.

 

Hadis Ke-12

المستدرك ٦٣٨: وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذٍ، وَأَبُو بَكْرِ بْنُ بَالَوَيْهِ، قَالَا: ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْأَنْمَاطِيُّ، ثنا حَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ، عَنْ عَزْرَةَ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: التَّيَمُّمُ ضَرْبَتَانِ: ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ، وَضَرْبَةٌ لِلْيَدَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ.

Artinya: Al Mustadrak nomor 638: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hamsyad dan Abu Bakar bin Balawaih, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Ishaq, telah menceritakan kepada kami Utsman bin Muhammad Al Anmathi, telah menceritakan kepada kami Harami bin Umarah, dari Azrah bin Tsabit, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tayamum dilakukan dengan dua kali tepukan: satu tepukan untuk wajah dan satu tepukan untuk kedua tangan sampai siku."

Keterangan: Terkait rawi Harami bin 'Umarah bin Abi Hafshah merupakan tabi'ut tabi'in kalangan biasa dan wafat tahun 201H. Komentar ulama tentangnya di antaranya Yahya bin Ma'in mengatakan: Shaduuq; Al 'Uqaili mengatakan: disebutkan dalam adl dlu'afa; Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengatakan: shaduuq yuham; Adz Dzahabi mengatakan: tsiqah. Rawi Utsman bin Muhammad bin Sa'id merupakan tabi'ul atba' kalangan pertengahan. Komentar ulama tentangnya di antaranya Ibnu Hajar mengatakan: maqbul; Adz Dzahabi mengatakan: suwailih. Rawi Ibrahim bin Ishaq bin 'Isa merupakan tabi'ut tabi'in kalangan biasa, hidup di Himsh dan wafat tahun 215H. Komentar ulama tentangnya di antaranya Abu Hatim mengatakan: shaduuq; Yahya bin Ma'in mengatakan: tsiqah; Ibnu Ishaq mengatakan: disebutkan dalam 'ats tsiqaat; Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengatakan: shaduuq yughrab; Adz Dzahabi mengatakan: tsabat murji'ah. Hadis ini terdapat illat. Hal tersebut karena terdapat kejanggalan bahwa rawi tabaqat tabi'ut tabi'in kalangan biasa yang bernama Ibrahim bin Ishaq bin 'Isa itu berguru pada tabi’ul atba’ yang dalam hal ini adalah Utsman bin Muhammad bin Sa'id. Namun demikian, dalam daftar guru dan murid, mereka terdapat hubungan guru dan murid. Selain itu Ibrahim bin Ishaq bin 'Isa yang wafat tahun 215H masih hidup dalam masa yang sama dengan Harami bin 'Umarah bin Abi Hafshah yang wafat tahun 201H. Mereka sama-sama tabi'ut tabi'in kalangan biasa. Sementara tahun wafat Utsman bin Muhammad bin Sa'id yang merupakan tabi’ul atba’ belum diketahui.

 

C. Kesimpulan Mengenai Sekali Tepukan atau Dua Kali Tepukan

Meninjau berbagai hadis yang ada, terdapat dua pendapat mengenai jumlah tepukan dalam tayamum. Sebagian kaum muslimin berpendapat bahwa ketika tayamum cukup sekali tepukan untuk mengusap wajah dan kedua tangan atau kedua tangan dan wajah. Ada pula kaum muslimin yang berpendapat bahwa ketika tayamum perlu dua kali tepukan, yaitu menepuk tempat berdebu dengan kedua tangan ketika hendak mengusap wajah, dan menepuk lagi ke tempat berdebu kemudian diusapkan ke kedua tangan. Adapun penulis dalam hal ini lebih condong dalam praktik tayamum dengan sekali tepukan ke tempat berdebu. Hal ini dikarenakan dalil yang sudah pasti kuat adalah tayamum dengan sekali tepukan. Adapun dalil-dalil tayamum dengan dua kali tepukan, masih diperbincangkan oleh para cendekiawan/ ulama. Oleh sebab itu, mengamalkan tayamum hendaknya menggunakan yang sekali tepukan. Apabila dalam praktiknya kaum muslimin berbeda pendapat, hendaknya saling menghargai antara satu dengan yang lainnya.

 

Beberapa tata cara tayamum yang diketahui adalah sebagaimana yang sudah diulas. Tata cara tayamum lainnya tidak menutup kemungkinan kelak akan ditemukan dalilnya. Tata cara tayamum yang berdasarkan dalil sahih adalah yang bisa diamalkan atau dipraktikkan. Adapun tata cara tayamum yang berdasarkan dalil tidak sahih hendaknya tidak diamalkan. Hal tersebut dikarenakan salah satu syarat diterima amal salih adalah sesuai dengan syariat Agama Islam. Adapun sumber hukum Agama Islam adalah Al-Qur’an yang pasti benar dan hadis-hadis sahih.

 

Demikian beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari beberapa dalil mengenai pembahasan taharah. Hal tersebut sebagai upaya menggapai kesempurnaan dalam beribadah mengingat salat didirikan dengan syarat terhindar dari najis dan hadas. Semoga pelajaran mengenai taharah yang sudah diperoleh dapat dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.

 


 

 

No comments:

Post a Comment