Friday, March 3, 2023

Khotbah Jum’at: Menuai Kebaikan dengan Mengamalkan Ilmu


 

·      ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ، وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ.

·      فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Syukur alkhamdulillah tidak henti-hentinya kita haturkan kepada Allah SWT, yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama, dan cukuplah Allah sebagai saksi. Selawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah Agama Islam kepada umatnya. Semoga kita semuanya tergolong umat Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran Agama Islam di dalam  keseharian hidup kita. Mengerjakan ajaran-ajaran agama merupakan bagian amanat sila pertama Pancasila, dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2.

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada jamaah salat Jum’at agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa, memahami dan mentaati kalamullah. Iman dengan mengimani rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, utusan-utusan Allah, takdir Allah, dan akhirat. Selain itu juga takwa dengan mentaati segala perintah Allah dan Rasulullah, serta menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sementara itu, memahami dan mentaati kalamullah dengan mentadaburi dan mengamalkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Manusia mempunyai sifat apabila dirinya dimuliakan orang, ia berusaha menarik atau mencabut sifat-sifat yang merendahkan dirinya untuk mempertahankan kemuliaan itu. Demikian pula sebaliknya, jika dirinya terlihat dalam keadaan hina dan dihinakan atau rendah dan direndahkan, maka dia tidak peduli lagi dengan cara menantang mengerjakan segala apa yang disukainya, apakah itu pekerjaan hina atau tercela sekalipun. Ia melakukan yang demikian itu karena timbulnya perasaan bahwa dirinya tidak akan lagi dihormati orang, walaupun ia berbuat baik. Allah berfirman,

يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَنِّيْ فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ. وَاتَّقُوْا يَوْمًا لَّا تَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْـًٔا وَّلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَّلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ. البقرة: 47 - 48

Artinya: Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan sesungguhnya Aku telah melebihkan kamu daripada semua umat di alam ini (pada masa itu). Takutlah kamu pada suatu hari (kiamat) yang seseorang tidak dapat membela orang lain sedikit pun, syafaat dan tebusan apa pun darinya tidak diterima, dan mereka tidak akan ditolong. (QS. Al Baqarah: 47 – 48).

Khitab pada ayat tersebut ditujukan kepada Bani Israil. Setelah Allah mengingatkan kepada mereka tentang kemuliaan Bani Israil untuk kedua kalinya, maka disusul dengan peringatan-peringatan. Adapun peringatan yang dimaksud adalah Surat Al Baqarah ayat 48. Melalui Surat Al Baqarah ayat 48 dapat dipetik pelajaran bahwa pada hari kiamat nanti siapa pun tidak akan mendapat 4 perkara, yaitu: (1) diri menggantikan diri orang lain; (2) syafaat (pertolongan); (3) tebusan-tebusan; dan (4) orang yang akan menghalangi azab Allah.

Pada tafsir Al-Manar disebutkan bahwa: Orang-orang Yahudi yang diperintah Allah supaya menerangkan hakikat-hakikat kebenaran, keadaan mereka seperti umat-umat lain yang bodoh dan penganut agama penyembah berhala. Hal tersebut seperti orang-orang Mesir kuno dan orang-orang Yunani. Mereka itu mengqiyaskan keadaan akhirat dengan keadaan dunia. Oleh sebab itulah mereka menyangka bahwa orang-orang yang bersalah itu dapat terlepas dari siksaan dengan jalan ditebus dengan tebusan dan balasan. Hal itu sebagaimana sebagian dari hakim-hakim mereka telah menukar hukuman badan dengan membayar dendanya atau dengan meminta pertolongan (syafaat) dari orang-orang yang dekat hubungannya dengan hakim. Oleh sebab itu, orang tersebut akan dapat mempengaruhi dan merubah pikiran hakim-hakim dan membebaskan hukumannya.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Ketika agama Islam datang membawa kebenaran di dunia ini, keadaan orang Yahudi tidak berubah. Memperhatikan keadaan kaum Yahudi tersebut, dapatlah kita mengerti bahwa mereka adalah satu umat yang mengaku memperoleh kemuliaan dan kehormatan yang sudah ada pada moyang mereka di zaman dahulu. Namun, kewajiban-kewajiban yang dipikul bapak-bapak mereka itu tidak mereka pikirkan dan tidak mereka kerjakan. Itikat-itikat orang Yahudi yang salah itu ditolak oleh Allah dengan firman-Nya pada Surat Al Baqarah ayat 48. Sekalipun ayat tersebut garis besarnya membongkar persangkaan yang salah dari orang-orang Yahudi, tetapi ayat tersebut menjadi pelajaran bagi kita umat Islam. Melalui Surat Al Baqarah ayat 48 dapat dipetik informasi bahwa, Tuhan tidak akan menerima bayaran atau tebusan maupun syafaat, karena tidak diakui syafaat siapapun juga tanpa izin Allah.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Pokok syafaat itu adalah ilmu, pertengahannya adalah amalan, akhirnya ialah beroleh kemenangan dan pangkat tinggi di akhirat. Kerap kali sebagian dari buah amalan itu didapati di dunia ini juga, seperti mendapat jalan taufik, kemuliaan dan kemenangan. Apabila seseorang tidak mengerjakan apa-apa yang diturunkan oleh Allah dan menjauhkan diri dari kebenaran, sesungguhnya dia telah menyia-nyiakan benih syafaat yang sudah diberikan Allah kepadanya. Allah berfirman,

۞ فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ. مريم: 59

Artinya: Kemudian, datanglah setelah mereka (generasi) pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat. (QS. Maryam: 59).

Melalui penjelasan tadi, secara umum dapat kita petik pelajaran bahwa hendaknya mensyukuri segala yang dianugerahkan Allah kepada kita dan kita gunakan apa yang dianugerahkan Allah kepada kita untuk menggapai rida Allah. Wujud syukur tersebut dengan memahami ajaran agama Islam, lalu mengamalkannya semaksimal mungkin. Barulah ketika di akhirat, kita akan menuai hasilnya. Hendaknya kita tidak mengabaikan salat dan menuruti hawa nafsu. Hal tersebut supaya kita tetap berada di rel kebenaran agama Islam. Allah akan membalas semua kebaikan hamba-Nya. Entah kebaikan kecil maupun kebaikan besar, semua akan dibalas oleh Allah. Kita mendambakan balasan kebaikan, maka semaksimal mungkin kita mengerjakan banyak kebaikan. Tugas kita di dunia ini diantaranya berbuat baik kepada siapapun. Allah berfirman,

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ. وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ. الزلزلة: 7 - 8

Artinya: Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. (QS. Al Zalzalah: 7 – 8).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Semoga yang sedikit ini bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan umumnya bermanfaat bagi jamaah semuanya. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

***

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.  اَمَّا بَعْدُ.

فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ، يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:

                   اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

                   اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

                   رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

                   رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

                   رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

                   سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

                   وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., S.Pd., M.Pd.

 

 

No comments:

Post a Comment