Friday, December 30, 2022

Khotbah Jum’at: Refleksi Untuk Menggapai Rida Ilahi


 

·      ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ، وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ.

·      فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Syukur alkhamdulillah tidak henti-hentinya kita haturkan kepada Allah SWT, yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama, dan cukuplah Allah sebagai saksi. Selawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah Agama Islam kepada umatnya. Semoga kita semuanya tergolong umat Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran Agama Islam di dalam  keseharian hidup kita. Mengerjakan ajaran-ajaran agama merupakan bagian amanat sila pertama Pancasila, dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2.

Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada jamaah salat Jum’at agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa, memahami dan mentaati kalamullah. Iman dengan mengimani rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, utusan-utusan Allah, takdir Allah, dan akhirat. Selain itu juga takwa dengan mentaati segala perintah Allah dan Rasulullah, serta menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sementara itu, memahami dan mentaati kalamullah dengan mentadaburi dan mengamalkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Seiring dengan perjalanan waktu, jatah hidup kita di dunia semakin berkurang. Secara sadar atau tidak, kita semuanya sedang dalam perjalanan menuju Allah. Orang yang cerdas tentu akan mempersiapkan bekal yang cukup untuk menghadap Allah. Harapannya, bekal yang cukup tersebut mampu menyelamatkannya dari siksa api neraka. Segala sesuatu perbuatan manusia yang dilakukan di dunia telah tercatat. Allah berfirman,

وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوْهُ فِى الزُّبُرِ. القمر: 52

Artinya: Segala sesuatu yang telah mereka perbuat (tertulis) dalam buku-buku catatan (amal). (QS. Al Qamar: 52).

Adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, dia akan dihisab dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya yang sama-sama beriman dengan gembira. Adapun orang yang catatannya diberikan dari belakang punggungnya, dia akan berteriak, “Celakalah aku!” Dia akan memasuki neraka Sa‘ir yang menyala-nyala. Hal tersebut sebagaimana yang dikabarkan Allah dalam Surat Al Insyiqaq ayat 6 sampai 12. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang beiman tentu menghendaki diri kita selamat dari siksa api neraka. Kita berupaya memperoleh rida Allah dengan amal salih. Suatu hadis meriwayatkan,

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمٰنِ بْنِ اَبِيْ بَكْرَةَ عَنْ اَبِيْهِ، اَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ. قَالَ: فَاَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ. الترمذى 3: 387، رقم: 2432، هذا حديث حسن صحيح.

Artinya: Dari 'Abdur Rahman bin Abu Bakrah, dari ayahnya, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana orang yang paling baik itu?" Beliau bersabda, "Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya." Lalu orang tersebut bertanya lagi, "Lalu bagaimana orang yang paling buruk itu?" Beliau bersabda, "Orang yang panjang umurnya, tetapi jelek amalnya." (HR. Tirmidzi juz 3, hal. 387, no. 2432, ia berkata: Ini hadis hasan shahih).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Marilah kita gunakan kesempatan hidup di dunia ini dengan beramal salih. Banyak diantara amal salih yang bisa kita kerjakan. Diantara amal salih yang bisa kita kerjakan diantaranya melalui ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah. Ibadah mahdlah sebagaimana salat dan puasa, baik wajib maupun sunah yang kita kerjakan. Ibadah ghairu mahdlah banyak ragamnya, diantaranya adalah membelanjakan harta di jalan Allah dengan berinfak. Adapun infak ada yang bersifat wajib maupun sunah. Infak wajib diantaranya zakat, dan infak sunah sebagaimana sedekah yang kita lakukan. Ketika ada kesempatan beramal salih, hendaknya kita kerjakan semaksimalnya. Kesempatan tersebut misalnya infak untuk pembangunan masjid, musala, madrasah, pondok pesantren, dan lain sebagainya yang pada intinya sebagai maslahat umat Islam. Orang yang berinfak di jalan Allah tidak akan rugi. Allah berfirman,

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ. البقرة: 245

Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah? Dia akan melipatgandakan (pembayaran atas pinjaman itu) baginya berkali-kali lipat. Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki). Kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. Al Baqarah: 245).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Maksud memberi pinjaman kepada Allah adalah menginfakkan harta di jalan Allah. Ketika kita menginfakkan harta di jalan Allah, maka Allah akan menggantinya dengan berlipat ganda kebaikan. Tentu sebagai orang beriman yang cerdas, kita akan memenuhi kesempatan berinfak di jalan Allah semampu kita. Hal tersebut salah satu jalan pintas supaya sukses memperbanyak amal salih. Segi taat beribadah mahdlah, tentu banyak kaum muslimin di luar sana yang lebih taat beribadah. Hal tersebut rasa-rasanya apabila dibandingkan dengan ibadah mahdlah kita itu tidak ada apa-apanya. Oleh karena itu, cara lain yang diupayakan memperoleh amal kebaikan itu banyak cara sebagaimana ibadah ghairu mahdlah. Salah satu diantaranya adalah infak di jalan Allah. Marilah kita gunakan kesempatan tersebut sebaik-baiknya ditengah-tengah umur kita yang mungkin sudah tidak muda lagi.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Ketika ada kesempatan beramal salih, hendaknya kita kerjakan semaksimalnya. Hal tersebut, harapannya mampu menambah berat timbangan amal baik kita. Diriwayatkan bahwa 'Umar bin Khaththab pernah berpidato, dan diantara isi pidatonya itu beliau menganjurkan agar refleksi diri atau bermuhaasabah.

عَنْ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابِ اَنَّهُ قَالَ فِى خُطْبَتِهِ: حَاسِبُوْا اَنْفُسَكُمْ قَبْلَ اَنْ تُحَاسَبُوْا، وَزِنُوْا اَنْفُسَكُمْ قَبْلَ اَنْ تُوْزَنُوْا، وَتَزَيَّنُوْا لِلْعَرَضِ اْلاَكْبَرِ يَوْمَ تُعْرَضُوْنَ لَا يَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ. ابن ابى شيبة 7: 115، رقم: 34448

Artinya: Dari 'Umar bin Khaththab, bahwasanya ia berkata di dalam pidatonya, "Hitung-hitunglah diri kalian sebelum (amal) kalian dihitung (oleh Allah), timbang-timbanglah (amal) kalian sebelum (amal) kalian ditimbang (oleh Allah). Dan berhiaslah kalian untuk menyambut pertemuan agung pada hari kamu sekalian dihadapkan (kepada Allah) dan tidak ada sesuatupun dari kalian yang tersembunyi." (HR. Ibnu Abi Syaibah juz 7, hal. 115, no. 34448).

Marilah kita semua menghitung-hitung diri kita sendiri, apakah diri kita ini sudah layak mendapat rida Allah dan pada akhirnya ditempatkan di syurganya Allah? Kita hidup di dunia ini hanyalah sementara. Akan ada batas waktu kita hidup di dunia. Allah berfirman,

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ. الأعراف: 34

Artinya: Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan. (QS. Al A’raf: 34).

Oleh sebab itu, marilah ketika kita masih hidup memperbanyak amal salih. Kita hidup di dunia ini hanya sementara. Ketika datang ajal, kita tidak bisa memajukan ataupun mengundurkannya. Oleh karena itu, sudah semestinya semakin berkurang jatah umur kita, maka kita akan menjadi pribadi yang lebih baik. Kita semuanya mesti bersiap-siap memperbanyak amal salih sebagai bekal menghadap Allah. Hal itu supaya kita mendapat rida Allah. Bila Allah sudah rida, tidak akan mungkin menyengsarakan hamba-Nya, tidak akan mungkin memasukkan hamba-Nya yang taat ke dalam neraka. Marilah kita semuanya berusaha menanam kebaikan, sebab sapa nandur bakal ngunduh. Harapannya, kebaikan yang kita tanam akan kita panen di hari akhir nanti.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Semoga yang sedikit ini bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan umumnya bermanfaat bagi jamaah semuanya. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

***

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.  اَمَّا بَعْدُ.

فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ، يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:

                   اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

                   اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

                   رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

                   رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

                   رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

                   سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

                   وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., S.Pd., M.Pd.

 

No comments:

Post a Comment