Al-Qur’an adalah kitab suci Agama Islam. Orang Islam pun mengimani Al-Qur’an karena termasuk salah satu diantaranya rukun iman. Seseorang ketika membaca Al-Qur’an tidak sembarang membaca karena terdapat berbagai aturan yang menjadi ketentuan dalam membaca Al-Qur’an. Diantara aturan yang ada adalah hukum bacaan madd. Melalui pengetahuan tentang hukum bacaan madd, kita semuanya mampu mengetahui lafal mana yang mesti dibaca panjang ataukah pendek. Pengetahuan yang memadai akan hukum bacaan madd harapannya mampu meminimalisir seorang pembaca Al-Qur’an terjatuh pada kesalahan baca ketika tilawah Al-Qur’an. Hukum bacaan madd terbagi menjadi dua bagian yaitu, madd ashli dan madd far’i.
A. Madd Ashli
Madd ashli disebut juga madd thabi’i. Madd ashli dibaca panjangnya dua harakat. Madd ashli adalah hukum madd yang tidak dikenai sebab yang berupa hamzah atau sukun. Adapun huruf madd ashli ada tiga, yaitu alif, wawu, dan ya’. Huruf-huruf tersebut dikatakan huruf-huruf madd bila tidak berharakat pada tiga kondisi, yaitu:
1. Huruf madd alif (ا) dengan huruf yang sebelumnya berharakat fathah.
2. Huruf madd wawu (و) dengan huruf yang sebelumnya berharakat dlammah.
3. Huruf madd ya’ (ي) dengan huruf yang sebelumnya berharakat kasrah.
B. Madd Far’i
Madd far’i adalah madd yang panjangnya melebihi madd ashli karena adanya hamzah atau sukun. Adapun ditinjau dari madd ashli yang disebabkan hamzah ada empat hukum madd far’i, yaitu: (1) madd wajib muttashil; (2) madd jaiz munfashil; (3) madd badal; dan (4) madd silah (madd silah qasirah dan madd silah thawilah). Sementara ditinjau dari madd ashli yang disebabkan sukun ada tiga hukum madd far’i, yaitu: (1) madd lazim harfi musba’; (2) madd lazim harfi musba’ mutsaqqal; dan (3) madd lazim harfi musyba’mukhaffaf. Adapun selain itu ada pula diantaranya adalah: (1) madd lazim harfi mukhaffaf; (2) madd lazim mutsaqqal; (3) madd lazim kalimi mukhaffaf; (4) madd ‘aridl lissukun; (5) madd lin; (6) madd iwadl; (7) madd tamkin; dan (8) madd farqi. Adapun ulasan singkatnya adalah sebagai berikut.
1. Madd Wajib Muttashil
Madd wajib muttashil adalah ketika madd ashli dan hamzah bertemu dalam satu kata. Syarat madd wajib muttashil harus ada huruf hamzah yang berada setelah madd ashli dalam satu kata. Cara membacanya dengan dipanjangkan 4 atau 5 harakat ketika washal. Namun panjangnya 6 harakat ketika waqaf.
Contoh:
أُو۟لَـٰۤئِكَ عَلَىٰ هُدًۭى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَـٰۤئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ. البقرة: ٥
2. Madd Jaiz Munfashil
Madd jaiz munfashil adalah ketika madd ashli dan hamzah tidak bertemu dalam satu kata. Adapun cara membaca madd jaiz munfashil adalah dengan dipanjangkan 4 atau 5 harakat. Adapun kadar panjang tersebut adalah dari jalur Syathibiyyah yang merupakan jalur yang umumnya digunakan umat Islam di negeri ini. Adapun madd jaiz munfashil yang kadar panjangnya 2 harakat berasal dari jalur Thayyibatun Nasyr.
Contoh:
مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ. المسد: ٢
3. Madd Badal
Madd badal adalah berkumpulnya huruf madd dengan hamzahdalam satu kata dengan posisi hamzah lebih dahulu daripada huruf madd. Madd badal hanya terjadi ketika huruf madd didahului huruf hamzah. Adapun huruf madd yang didahului selain huruf hamzah, hukumnya adalah madd ashli. Cara membacanya adalah dengan dipanjangkan dua harakat atau kadar panjangnya seperti madd thabi’i.
Contoh:
يَـٰۤأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. البقرة: ١٨٣
4. Madd Silah
Madd silah adalah huruf madd tambahan dari madd ashli yang diperkirakan berada setelah ha’ dlamir (kata ganti benda/ orang ketiga tunggal). Madd silah ada dua, yakni madd silah qasirah dan madd silah thawilah.
4.1. Madd Silah Qashirah
Madd silah qashirah adalah apabila huruf sebelum ha’ dlamir itu huruf yang berharakat dan diisyaratkan tidak disambung dengan huruf berikutnya atau huruf setelahnya huruf hidup berharakat, bukan huruf mati/ bersukun, dan huruf setelahnya bukan hamzah yang berharakat (hamzah qatha’). Ha’ dlamir yang dibaca madd tidak berhadapan dengan hamzah. Cara membacanya adalah dipanjangkan dua harakat atau satu alif. Madd silah qashirah ada tiga syarat, yaitu:
a. Huruf sebelum ha’ dlamir adalah huruf hidup atau huruf berharakat dan bukan huruf bersukun/ mati.
b. Ha’ dlamir tidak dibaca bersambung dengan kalimat di depannya atau tidak berupa kalimat isim (kata ganti benda) yang dimasuki alif lam ma’rifat. Huruf ha’ dlamir adalah huruf hidup/ berharakat tidak bersukun.
c. Ha’ dlamir tidak bertemu dengan huruf hamzah berharakat (hamzah qatha’). Bila bertemu huruf hamzah qatha’ hukumnya menjadi madd silah thawilah.
Contoh:
وَإِنَّهُۥ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌۭ. العاديات: ٧
4.2. Madd Silah Thawilah
Madd silah thawilah adalah apabila setelah ha’ dlamir terdapat hamzah qatha’. Ha’ dlamir yang dibaca madd berhadapan dengan hamzah. Cara membacanya dengan dipanjangkan 4 atau 5 harakat.
Contoh:
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ . الهمزة: ٣
5. Madd Lazim
Madd lazim adalah apabila setelah huruf madd atau huruf lin terdapat huruf bersukun lazim (sukun ashli) atau huruf bertasydid, baik dalam keadaan washal atau waqaf, dalam kata atau ejaan huruf. Madd lazim ini terbagi menjadi empat, yaitu: (1) madd lazim harfi musyba’; (2) madd lazim harfi mukhaffaf; (3) madd lazim kalimi mutsaqqal; dan (4) madd kalimi mukhaffaf.
5.1. Madd Lazim Harfi Musyba’
Madd lazim harfi musyba’ adalah madd yang terjadi pada huruf fawatihus-suwar (pembuka surat), yang mempunyai tiga ejaan huruf, huruf yang tengah berupa huruf madd dan huruf yang ketiga bersukun ashli. Cara membacanya adalah wajib dibaca panjang dengan durasi panjangnya enam harakat. Madd lazim harfi musyba’ ditinjau dari proses idgham dapat terbagi menjadi dua, yaitu madd lazim harfi musyba’ mutsaqqal dan madd lazim harfi musyba’ mukhaffaf. Huruf-huruf fawatihus-suwar yang termasuk madd lazim harfi musyba’ adalah sebagai berikut.
نَقَصَ عَسَلُكُمْ
5.1.1. Madd Lazim Harfi Musyba’ Mutsaqqal
Madd lazim harfi musyba’ mutsaqqal adalah apabila huruf setelah huruf madd dalam ejaan huruf fawatihus-suwar diidghamkan. Madd pada ejaan huruf fawatihus-suwar yang terdiri dari tiga ejaan huruf dan terjadi idgham. Cara membacanya adalah dengan dipanjangkan enam harokat.
Contoh:
الۤمۤصۤ. الأعراف: ١
Ejaan fawatihus-suwar Al A’raf ini apabila dieja sebagai berikut
ا : أَلِفْ
ل : لَامْ
م : مِيمْ
ص : صَادْ
Keterangan:
Pada ejaan lam dan mim pada fawatihus-suwar Al A’raf ini bertemu antara mim sukun dan mim (fathah) pertama pada huruf mim setelah lam. Hal tersebut terjadi hukum madd lazim harfi musyba’ mutsaqqal karena adanya proses idgham mimi. Sehingga dalam hal ini dibaca panjang enam harakat.
5.1.2. Madd Lazim Harfi Musyba’ Mukhaffaf
Madd lazim harfi musyba’ mukhaffaf adalah apabila huruf setelah madd dalam ejaan huruf fawatihus-suwar tidak diidghamkan. Madd pada ejaan huruf fawatihus-suwar yang terdiri dari tiga ejaan huruf dan tidak terjadi idgham. Adapun cara bacanya dengan dipanjangkan enam harakat.
Contoh:
عۤسۤقۤ. الشّورى: ٢
Ejaan fawatihus-suwar Asy Syura ini apabila dieja sebagai berikut.
ع : عَينْ
س : سِينْ
ق : قَافْ
5.2. Madd Lazim Harfi Mukhaffaf
Madd lazim harfi mukhaffaf adalah apabila huruf-huruf fawatihus-suwar terdiri dari dua ejaan huruf. Madd yang terjadi pada huruf fawatihus-suwar yang terdiri dari dua ejaan huruf. Cara membacanya dipanjangkan dua harakat. Adapun huruf-huruf dari madd lazim harfi mukhafaf ada lima huruf, yaitu:
حَيٌّ طَهُرَ
Contoh:
طه. طه: ١
Ejaan fawatihus-suwar Taha ini apabila dieja sebagai berikut.
ط :طَا
ه : هَا
5.3. Madd Lazim Kalimi Mutsaqqal
Madd lazim kalimi mutsaqqal adalah apabila setelah huruf madd ashli terdapat huruf yang bertasydid dalam satu kata. Bertemunya madd ashli dengan huruf yang bertasydid dalam satu kata. Cara bacanya adalah dengan dipanjangkan enam harakat.
Contoh:
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ. الفاتحة: ٧
5.4. Madd Lazim Kalimi Mukhaffaf
Madd lazim kalimi mukhaffaf adalah apabila huruf madd terdapat huruf bersukun dan tidak ada idgham. Bertemunya madd badal dengan huruf bersukun. Cara bacanya dipanjangkan enam harakat.
Contoh:
أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ ءَامَنتُم بِهِۦٓ ۚ ءَآلْـَٔـٰنَ وَقَدْ كُنتُم بِهِۦ تَسْتَعْجِلُونَ. يونس: ٥١
6. Madd Aridl Lissukun
Madd aridl lissukun adalah waqaf pada akhir kata, sedangkan sebelum huruf yang diwaqafkan itu terdapat salah satu dari huruf –huruf madd thabi’i. Cara membacanya ada tiga wajah, yaitu: (1) boleh dibaca panjang 3 alif atau 6 harakat; (2) boleh dibaca panjang 2 alif atau 4 harokat; (3) boleh dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat.
Contoh:
وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ. التّين: ١
7. Madd Lin
Madd lin adalah huruf wawu dan ya’ yang bersukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah. Madd ini terjadi karena waqaf pada huruf setelah wawu atau ya’ yang bersukun diawali huruf yang berharakat fathah. Madd lin terjadi apabila dibaca waqaf, tetapi tidak terjadi hukum madd lin secara mutlak apabila dibaca washal. Cara membacanya ada tiga wajah, yaitu: (1) boleh dibaca panjang 3 alif atau 6 harakat; (2) boleh dibaca panjang 2 alif atau 4 harokat; (3) boleh dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat.
Contoh:
لِإِيلَـٰفِ قُرَيْشٍ. قريش: ١
8. Madd Iwadl
Madd iwadl adalah memberhentikan bacaan pada tanwin fathah di akhir kalimat. Tanwin fathah dibaca waqaf karena bacaan diwaqafkan. Fathah tanwin pada ta’ marbuthah tidak termasuk madd iwadl, karena termasuk kaidah waqaf ibdal. Cara baca madd iwadl dengan dipanjangkan 2 harakat.
Contoh:
وَٱلْعَـٰدِيَـٰتِ ضَبْحًا. العاديات: ١
9. Madd Tamkin
Madd tamkin adalah wawu sukun yang huruf sebelumnya berharakat dlammah berkumpul/ bertemu dengan wawu, atau ya’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah bertemu dengan ya’, atau adanya ya’ bertasydid bertemu dengan ya’ sukun madd. Cara bacanya adalah ketika wawu sukun dan ya’ sukun dibaca dua harakat. Sedangkan bertemunya dua ya’ (ya’ pertama bertasydid dan berharakat kasrah, sementara ya’ kedua bersukun/ mati), untuk bunyi tasydid pada huruf ya’ pertama dibaca sebagaimana bunyi huruf bertasydid, dan pada bacaan kasrah dipanjangkan dua harakat.
Contoh:
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍۭ. الانشقاق: ٢٥
10. Madd Farqi
Madd farqi adalah bacaan panjang yang berfungsi untuk membedakan kalimat istifham (pertanyaan) dan khabar (keterangan). Hal tersebut karena jika tidak dibedakan dengan madd dikhawatirkan kalimat istifham akan disangka sebagai bagian dari kalimat khabar. Hamzah yang ada adalah hamzah untuk pertanyaan/ istifham. Madd farqi juga dapat dikatakan bertemunya madd badal dengan huruf yang bertasydid. Cara membacanya dengan dipanjangkan 6 harakat kemudian ditasydidkan pada huruf idgham syamsi atau kalimat berikutnya.
Contoh:
قُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَـٰمٌ عَلَىٰ عِبَادِهِ ٱلَّذِينَ ٱصْطَفَىٰۤ ۗ ءَآللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ. النّمل: ٥٩
Demikian sekilas tentang hukum bacaan madd. Harapannya dapat menjadi pengingat diri saya sendiri dan bermanfaat bagi khalayak umum. Semoga limpahan kebaikan akan senantiasa mengalir kepada guru-guru kami. Aamiin.
No comments:
Post a Comment