Friday, August 21, 2015

[Review Novel] 69: Berkubang Liang (Kitab Liang)




(Source: goodreads.com)

Pengarang: Henny Purnama Sari
Kisah diawali dari lamunan Langi ketika masih duduk di bangku SMP, tepatnya saat berlangsungnya upacara bendera. Ia mengeluhkan, mengapa monoton dan tidak ada kehebohan. Misalnya bugil. Namun tetap saja ia takut. Ketakutan yang juga dianggapnya kepengecutan. 

Langi merupakan produser variety show yang akan dilaksanakan live di Amphitheatre Candra Loka, Nusa Dua, Bali. Setibanya di Bali, Langi menginap di Grand Hyatt Hotel, tepatnya kamar 188 dengan kasur yang mengingatkannya akan ibunya, Tantra bahkan La Iga. Kasur yang memeluk nyaman, tak sebanding dengan riuh rombongannya di kabin pesawat Boeing 747. Selepas meeting, Tantra (Pria yang ia kenal melalui Irgi. Pria yang kemudian menjadi dunianya Langi, setiap detail Tantra menjadi lautan yang siap dijelajahi Langi. Tak ada was-was bagi mereka ketika saling menjelajahi), membuat dua kejutan untuknya, yang pertama Tantra mengambil cuti lebih awal dan yang kedua, La Iga akan turut serta. La Iga dan Langi tak lagi bersama karena istri La Iga masih berkeberatan bila suaminya berpoligami. Kemarahan istri La Iga memuncak saat dirinya mengacungkan parang ke hadapan Langi hingga membuatnya lari kabur. Tak hanya itu, umpatan pun terlantun dari mulut istri La Iga. Keberadaan Langi dianggap mengganggu. 

 ***

Bulan mengembangkan penelitian di Pusat Kajian Gender, di almamaternya. Sesaat kelar kuliah, ia bekerja sebagai staff peneliti Pusat Kajian Gender (PKG) di bawah laboratorium Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Ia menelaah berbagai kasus yang menimpa perempuan, seperti KDRT, pelecehan seksual, hingga terberat: pemerkosaan dari berbagai sumber yang menghantarkannya pada suatu hipotesis baru tentang relasi tubuh dan gender.

Ketertarikannya dengan bidang itu karena sepenggal pengalamannya sewaktu kecil. Pengalaman Bulan kecil bersama Om Imran yang membuat tak nyaman, bahkan dianggap siksaan. Bersama teman-temannya, Bulan menelaah kasus yang melulu perempuan. Hal itu ditekankan pula oleh Mbak Ratni (mantan dosen Bulan yang juga menjabat sebagai pimpinan PKG). Berbagai kasus yang ada menempatkan perempuan sebagai korban, dan tak diketemukan perempuan sebagai pelaku.

Perkosa adalah paksa. Dan paksa berkait dengan ketidakinginan, ketidaknyamanan, ketidaknikmatan sang objek yang dipaksa. Dan paksa menyodorkan apa yang tidak diinginkan, tidak dinyamani, tidak dinikmati. Dan paksa adalah pengharusan bagi orang lain yang tidak ingin diharuskan. Paksa, sebuah agresi. Mengapa selalu oleh laki-laki?
(Halaman: 66-67).

Dorongan Bulan untuk mengembangkan penelitiannya kandas, pihak fakultas tidak menyetujuinya lantaran dianggapnya pesimistis terhadapnya kesetaraan gender secara total. Dan akhirnya pun Bulan berhenti sebagai staff peneliti di PKG. Berhenti, sebab ia merasa ruang geraknya mulai dibatasi. Selepas berhenti di PKG, Bulan bekerja di televisi swasta. Pekerjaannya di televisi swasta menghantarkannya pada pertemuan dengan seorang pria.

Pria yang menjadi direktur kreatif Future Production, atasan Bulan dan kemudian diketahui sakit jiwa. Dialah L. Panca Utama, pria berkeluarga yang beberapa kali melamar Bulan untuk menjadi kekasih gelapnya. Awalnya Bulan yang sebagai staff peneliti khusus di program reality show menganggap atasannya itu memiliki selera humor yang tinggi. Beberapa kali Panca mengirimkan SMS yang pada intinya, a kind of teasing. Hingga akirnya Bulan menanyakan, sejak kapan Panca memiliki perasaan seperti itu. Panca memiliki perasaan seperti itu sejak pertama kali bertemu Bulan, awalnya Panca sudah merasakan daya magis, ada magnet. Daya yang menggagalkan Panca untuk hengkang dari Future dan tak menerima tawaran  World Channel. Sejak kali pertama bertemu, Panca heran, apakah itu love at the first sight? Sayangnya, jabaran Panca masuk akal bagi Bulan. Panca bilang bahwa Bulan harus memisahkan soal status seseorang dengan hubungan kasih perempuan dan laki-laki. 

Di rumah, Bulan membedah pikirannya, mengapa tidak berhubungan dengan seorang lelaki yang sudah berkeluarga. Kesenangannya akan bereksperimen membuatnya semakin yakin dengan tawaran Panca. Ia penasaran bagaimana rasanya berpacaran dengan suami orang.

Bulan menyetujui tawaran Panca dengan perjanjian yang mereka sepakati. Hari-hari mereka lalui dengan lancar, Panca mampu membagi waktunya untuk Bulan dan istrinya, dan Bulan semakin bersemangat ke kantor, semacam ada nyaman dan tenang jika Bulan berada di sisi Panca. Hingga akhirnya hubungan mereka diketahui istri Panca. Dan anehnya, istri Panca menjodoh-jodohkan Bulan dengan Panca. Sejak awal dalam perjanjian Bulan dan Panca hanya sebatas kekasih gelap dan tak lebih. Kekasih gelap yang sudah sampai kerelaan melakukan seks oral. Masih bersikeras, Bulan menolak permintaan istri Panca untuk berbagi Panca. Perang SMS pun dimulai, antara Bulan dengan istri Panca dan atara Bulan dan Panca sendiri.

***

Overall, cerita dalam novel menyajikan dua perempuan dengan orientasi hubungan pribadi berbeda. Multipartner vs. Singlepartner Relationship. Langi mampu berhubungan dengan lebih dari satu lelaki sekali waktu, namun Bulan hanya bisa berhubungan dengan satu laki-laki. Pada bagian akhir, ada bagian yang sulit dimengerti, merangsang untuk berpikir berulang kali agar mampu menangkap maksudnya.



Deskripsi Novel:
Tahun terbit              : 2007
Penerbit                    : Gagas Media
Kota Terbit               : Jakarta
Halaman                  : xxvi + 272 halaman
Ukuran                     : 11,5 x 19 cm
Keterangan              : Novel Dewasa
ISBN 979-780-105-5

No comments:

Post a Comment